Unsur Input
1. Man
a. Pasien
1) Kajian teori
Tujuan dari program pengalokasian personil adalah untuk mengetahui
jumlahh perawat yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan tepat
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif ke klien (Gillies,
1998 dalam Nursalam, 2017)
2) Kajian data
Tabel 1 Distribusi Jumlah Pasien Rawat Inap Ruang A RS X
Periode Januari 2019 - Desember 2019
Bulan Jumlah %
Januari 2019 93 8,72
Februari 2019 93 8,72
Maret 2019 92 8,62
April 2019 91 8,53
Mei 2019 74 6,94
Juni 2019 79 7,40
Juli 2019 80 7,50
Agustus 2019 94 8,81
September 2019 100 9,37
Oktober 2019 102 9,56
November 2019 90 8,43
Desember 2019 79 7,40
1067 100,00
Sumber : Data Primer
Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas jumlah pasien di ruang A RS X dari Bulan Januari
2019-Desember 2019 menunjukkan jumlah kunjungan terbanyak pada bulan
Oktober 2019 yaitu 102 orang (9,56%) dan jumlah kunjungan terendah pada
bulan Mei 2019 yaitu sebanyak 74 orang (6,94%)
3) Distribusi pasien berdasarkan jumlah penyakit
Sepuluh kasus teratas atau kasus yang paling sering terjadi di ruang A RS X
selama tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Distribusi 10 Kasus Terbesar di Ruang A RS.X
Periode Bulan Januari – Desember 2019
Jenis Penyakit Jumlah Persentase
Single spontaneous delivery, unspecified 68 25,56%
Obstructed labour due to fetopelvic disproportion, 43 16,16%
Cerebral infarction, unspecified 27 10,15%
Gastroenteritis and colitis of unspecified origin 24 9,02%
Congestive Heart Failure (CHF) 22 8,3%
Pneumonia, unspecified 21 7,89%
Premature rupture of membranes, unspecified 17 6,39%
Partus dg Presentasi Bokong 16 6,01%
Delivery by RE elective caesarean section 14 5,26%
1
Jenis Penyakit Jumlah Persentase
Urinary tract infection, site not specified 14 5,26%
TOTAL 266 100
Sumber : Data Sekunder
Analisa Data
Berdasarkan hasil distribusi sepuluh penyakit terbanyak di Ruang rawat A
RS X pada tahun 2019 yaitu Single spontaneous delivery, unspecified dengan 68
kejadian (25,56%), Obstructed labour due to fetopelvic disproportion dengan 43
kejadian (16,16%), Cerebral infarction, unspecified dengan 27 kejadian
(10,15%), Gastroenteritis and colitis of unspecified origin dengan 24 kejadian
(9,02%) dan Congestive Heart Failure (CHF) dengan 22 kejadian (8,3%).
Berdasarkan data diatas, sepuluh penyakit terbanyak ruang rawat inap sudah
sesuai dengan kriteria ruangan yang merawat pasien dengan kasus penyakit
dalam. Dari 10 besar kasus penyakit diruangan dapat digunakan sebagai dasar
dalam membuat asuhan keperawatan..
b. Mahasiswa Praktikan
1) Kajian Teori
Sebagai profesi keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan
meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjut pada program
pendidikan Ners (Nursalam, 2007).
Program profesi merupakan suatu proses sosialisasi peserta didik dalam
mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan keterampilan
profesional yaitu intelektual, sikap dan teknik dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien. Berdasarkan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan,
maka program profesi memiliki tujuan mempersiapkan mahasiswa melalui
penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan
secara komprehensif dengan menggunakan tatanan pelayanan nyata di rumah
sakit, puskesmas, panti dan komunitas (Nursalam, 2007).
Program profesi merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi
seorang perawat profesional. Dengan kata lain, peserta didik akan memiliki
perilaku sebagai perawat profesional setelah program profesi. Dalam fase ini,
mahasiswa mendapat kesempatan pada perannya sebagai perawat profesional
dalam masyarakat keperawatan lingkungan pelayanan/asuhan keperawatan
(Nursalam, 2012). Dalam praktik keperawatan tidak hanya untuk S1-
Keperawatan atau Profesi Ners saja, namun ada pendidikan D-III Keperawatan
juga.
2
2) Kajian Data
Tabel 3 Rekapitulasi Data Mahasiswa Praktik Di Ruang A RS X Periode
Januari - Desember 2019
Program Presentase
No Nama Institusi Jumlah
Studi Praktik
1 Ahmad Yani Profesi Ners 8 57,15%
2 Universitas Respati Yogyakarta Profesi Ners 6 42,85%
Total 14 100%
Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas, presensi mahasiswa yang praktek di ruang A RS X
tahun 2019 berjumlah 14 mahasiswa. Jumlah terbanyak mahasiswa praktik di
ruang rawat inap semar pada tahun 2019 yaitu yang berasal dari institusi Ahmad
Yani yaitu sebesar mahasiswa (57,15%). Dari data tersebut menunjukan bahwa
ruang A RS X merupakan salah satu ruangan yang digunakan untuk praktik
mahasiswa.
Berdasarkan data dari lembaga Akreditasi Profesi LAM PTKes tahun 2012
mengatakan bahwa standar perbandingan antara CI (Pembimbing Klinik) dengan
mahasisiwa praktik adalah 1 : 5-8. Yang dimaksud dengan 1: 5-8 adalah 1 CI
(Pembimbing Klinik) membimbing 5-8 mahasiswa praktik.
c. Perawat
1) Kuantitas Tenaga Perawat
a) Perhitungan Ketenagaan Perawat
(1) Berdasarkan Formula Gilles
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitaif berdasarkan formula Gilles
dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:
𝐴 𝑋 𝐵 𝑥 365
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 =
𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
(365 − 𝐶) 𝑥 𝑗𝑎𝑚
ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan:
A : Jam efektif/24 jam
B : Sensus harian (jumlah pasien) BOR x TT
C : Jumlah hari libur
365 : Jumlah hari selama setahun
3
Self Care 3,25 jam / 24 jam 0 0 x 3,25 0
Intermediate 4,25 jam / hari 8 8 x 4,25 34
Total Care 5,25 jam / hari 1 1 x 5,25 5,25
39,25/9 pasien
Hari 2 4,36 jam/hari
3. 01 Mei 2019
Self Care 3,25 jam / 24 jam 1 1 x 3,25 3,25
Intermediate 4,25 jam / hari 6 6 x 4,25 25,2
Total Care 5,25 jam / hari 1 1 x 5,25 5,25
33,7/8 pasien
Hari 3 4,21 jam/hari
4. 02 April 2019
Self Care 3,25 jam / 24 jam 3 3 x 3,25 9,75
Intermediate 4,25 jam / hari 6 6 x 4,25 25,5
Total Care 5,25 jam / hari 2 2 x 5,25 10,5
45,75/11 pasien
Hari 4 4,15 jam/hari
5. 03 April 2019
Self Care 3,25 jam / 24 jam 2 2 x 3,25 6,5
Intermediate 4,25 jam / hari 9 9 x 4,25 38,25
Total Care 5,25 jam / hari 2 2 x 5,25 10,5
55,25/13 pasien
Hari 5 4,25 jam/hari
6. 04 April 2019
Self Care 3,25 jam / 24 jam 1 1 x 3,25 3,25
Intermediate 4,25 jam / hari 5 5 x 4,25 21,25
Total Care 5,25 jam / hari 2 2 x 5,25 10,5
35/8 pasien
Hari 6 4,37 jam/hari
Jam efektif perhari di ruang A RS X (A)
𝐻𝑎𝑟𝑖 1 𝑠𝑑 6
=
6
4,35 + 4,36 + 4,21 + 4,15 + 4,25 + 4,37
=
6
25,69
=
6
= 4,28 jam/hari
BOR ruang A RS X = 60,2%
Jumlah tempat tidur = 15 tempat tidur
Sensus harian (B) = 60,2% x 15 = 9,03 pasien 10
pasien
Jumlah hari libur pertahun (C) = 52 minggu + 4 cuti + 16 libur
= 72 hari libur
Kebutuhan ketenagaan perawat berdasarkan Gillies:
𝐴 𝑋 𝐵 𝑥 365
Tenaga Perawat = (365−𝐶) 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖
4
4,28 𝑋 10 𝑥 365
= (365−72) 𝑥 7
15.622
= 2.051
= 7,61 8 perawat
Analisa Data
Kebutuhan tenaga perawat ruang A RS X menurut formula Gillies
yaitu 8 perawat sedangkan jumlah total perawat di ruang A RS X yaitu 15
orang perawat. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kelebihan tenaga
perawat di ruang A RS X berdasarkan perhitungan formula Gillies.
(2) Berdasarkan Formula Douglas
Douglas (1984) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing masing
kategori mempunyai nilai standar per shift nya, jika diimplikasikan di
ruang A RS X dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5 Jumlah Tenaga Perawat yang Dibutuhkan Berdasarkan Ketergantungan
(Formula Douglas)
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Klasifikasi Rata-
Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien
Shift Rata Total
29/04/ 30/04/ 01/04/ 02/04/ 03/04/ 04/04/
Hari Jumlah
2019 2019 2019 2019 2019 2019
Minimal 0 x 0,17 0 x 0,17 1 x 0,17 3 x 0,17 2 x 0,17 1 x 0,17 1,15/6 2,53
=0 =0 = 0,17 = 0,3 = 0,51 = 0,17 = 0,19
Intermediate 6 x 0,27 8 x 0,27 6 x 0,27 6 x 0,27 9 x 0,27 5 x 0,27 10,8 /6
Pagi
= 1,62 = 2,16 = 1,62 = 1,62 = 2,43 = 1,35 = 1,8
Maksimal 1 x 0,36 1 x 0,36 1 x 0,36 2 x 0,36 2 x 0,36 2 x 0,36 3,24/6
= 0,36 = 0,36 = 0,36 = 0,72 = 0,72 = 0,72 = 0,54
Minimal 0 x 0,14 0 x 0,14 1 x 0,14 3 x 0,14 2 x 0,14 1 x 0,14 0,98/6 1,62
=0 =0 = 0,14 = 0,42 = 0,28 = 0,14 = 0,16
Intermediate 6 x 0,15 8 x 0,15 6 x 0,15 6 x 0,15 9 x 0,15 5 x 0,15 6/6 = 1
Sore
= 0,9 = 1,2 = 0,9 = 0,9 = 1,35 = 0,75
Maksimal 1 x 0,30 1 x 0,30 1 x 0,30 2 x 0,30 2 x 0,30 2 x 0,30 2,7/6 =
= 0,3 = 0,3 = 0,3 = 0,6 = 0,6 = 0,6 0,46
Minimal 0 x 0,07 0 x 0,07 1 x 0,07 3 x 0,07 2 x 0,07 1 x 0,07 0,49/6 1.04
=0 =0 = 0,07 = 0,21 = 0,14 = 0,07 = 0,08
Intermediate 6 x 0,10 8 x 0,10 6 x 0,10 6 x 0,10 9 x 0,10 5 x 0,10 4/60 =
Malam
= 0,6 = 0,8 = 0,6 = 0,6 = 0,9 = 0,5 0,66
Maksimal 1 x 0,20 1 x 0,20 1 x 0,20 2 x 0,20 2 x 0,20 2 x 0,20 1,8/6 =
= 0,2 = 0,2 = 0,2 = 0,4 = 0,4 = 0,4 0,3
5
= 2,33 3 perawat
Total kebutuhan perawat = A + B + karu
=7+3+1
= 11 perawat
Analisa Data
Kebutuhan tenaga perawat ruang A RS X menurut formula
Douglas yaitu 11 perawat sedangkan jumlah total perawat di ruang A RS
X yaitu 15 orang perawat. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kelebihan
tenaga perawat di ruang A RS X berdasarkan perhitungan formula
Douglas.
(3) Berdasarkan Formula Depkes
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitaif berdasarkan formula
Depkes dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 =
𝐽𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Keterangan:
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari adalah jam perawatan untuk
seluruh pasien dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
sebagai berikut:
Askep minimal : 2 jam/hari
Askep sedang : 3,08 jam/hari
Askep agak berat : 4,15 jam/hari
Askep maksimal : 6,16 jam/hari
Tabel 6 Jumlah Ketergantungan Asuhan Keperawatan Ruangan Persift
tanggal 29 April – 4 Mei 2019
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Klasifikasi
Shift Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien
Hari 29/04/2019 30/04/2019 01/04/2019 02/04/2019 03/04/2019 04/04/ 2019
Minimal 0 0 1 3 1 2
Sedang 6 8 5 6 9 5
Pagi
Agak Berat 0 0 1 1 1 0
Maksimal 1 1 1 1 2 1
Minimal 0 0 1 3 1 2
Sedang 6 8 5 6 9 5
Sore
Agak Berat 0 0 1 1 1 0
Maksimal 1 1 1 1 2 1
Minimal 0 0 1 3 1 2
Sedang 6 8 5 6 9 5
Malam
Agak Berat 0 0 1 1 1 0
Maksimal 1 1 1 1 2 1
6
Tabel 7 Jumlah Ketergantungan Asuhan Keperawatan Ruangan Perhari
Tanggal 29 April – 4 Mei 2019
Klasifikasi
Hari
Minimal Sedang Agak Berat Maksimal
29 Mei 2019 0 6 0 1
30 April 2019 0 8 0 1
01 Mei 2019 1 5 1 1
02 Mei 2019 3 6 1 1
03 Mei 2019 1 9 1 2
04 Mei 2019 2 5 0 1
7 39 3 7
Rata-Rata 1,16 6,5 0,5 1,16
1,16 x 2 = 6,5 x 3,08 = 0,5 x 4,15 = 1,16 x 6,16 =
Jam Perawatan
2,32 20,2 2.07 7,14
= 4,5
Untuk perhitungan jumlah tenaga perlu ditambah faktro koreksi:
- Menambah perawat libur (loss day)
- Tugas non keperawatan
Loss day (B)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢+𝑐𝑢𝑡𝑖+𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
72
= 293 𝑥4,5
= 1,1
Tugas non Keperawatan (C) = (A + B) x 25%
= (4,5 + 1,1) x 25%
= 1,4
Jadi jumlah kebutuhan tenaga seluruhnya =A+B+C
= 4,5 + 1,1 + 1,4
= 7 orang
Analisa Data
Kebutuhan tenaga perawat ruang A RS X menurut formula Depkes
yaitu 7 perawat sedangkan jumlah total perawat di ruang A RS X yaitu 15
orang perawat. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kelebihan tenaga
perawat di ruang A RS X berdasarkan perhitungan formula Depkes.
7
2) Kualitas Tenaga Perawat
Tabel 8 Distribusi Perawat Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan
No. Nama /NIP Pendidikan Jabatan Pelatihan/ Aktifitas Pendukung Tahun
1 Karu S.Kep.,Ns Kepala 1. Patient Safety 2015
Ruang 2. Pelatihan Asesor 2015
3. Kolaborasi TB-HIV di Fasyankes 2014
4. Seminar Peran PPNI dalam Advokasi 2019
Hukum dan Kebijhakan Registrasi Perawat
dengan Sistem Baru
5. Pelatihan Penyegar Konselor HIV 2016
6. Tim Respon PPNI Perwakilan DPW PPNI 2018
Provinsi DI Yogyakarta pada Bencana
Alam Gempa Bumi di Lombok, NTB.
7. Sosialisasi Kode Etik Keperawatan 2017
8. Peran Tenaga Kesehatan Dalam 2015
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Bidang Kesehatan di era Jaminan
Kesehatan (JKN)
9. Bakti Sosial 2016
10. Musyawarah Wilayah Ke-IX Dewan 2016
Pengurus Wilayah Persatuan Perawat
Nasional Indonesia Daerah Istimewa
Yogyakarta
11. PPGD 2016
12. PPNI Bergerak Menuju Perubahan dalam 2016
Sistem Kesehatan yang handal
13. Bakti Sosial keperawtan 2016
14. Pelatihan Perawatan Luka Dasar/Certified 2013
wound Care Clinician Associate Program
(CWCCAP)
15. Edukator dan Komunikasi Efektif 2015 2015
BHD (bantuan hidup dasar)
16. Managemen Kegawatdaruratan Psikiatri 2013
17. Penatalaksanaan Hipertensi & Dislipidemia 2013
Terkini
18. Strategi Verifikasi Re-Registrasi STR 2016
Menuju Perawat Yang Profisien
19. Jabatan Fungsional PKM 2001
20. Pelatihan Manajemen Keperawatan Bagi 2008
Kepala Ruang Keperawatan
2 PN1 DIII Kep. PN 1 1. BTCLS 2014
3 AN1 DIII Kep. AN 1. PPGD 2009
2. BHD 2015
3. Management Of Acute Coronary Syndrom 2007
4. Etika Profesi serta Implementasi Patient
Safety dalam Akselerasi MDG’S bidang 2011
Kesehatan
5. Indonesia Nurse Go International (Peluang
Kerja Perawat Indonesia di Luar Negri 2011
6. Management Of Leukimia for Children 2008
Update
4 AN 2 DIII Kep. AN 1. PPGD
2. CWCCA
5 AN 3 DIII Kep. AN 1. PPGD 2019
2. Early Warning System (EWS) bagi Tenaga
Kesehatan
8
No. Nama /NIP Pendidikan Jabatan Pelatihan/ Aktifitas Pendukung Tahun
6 AN 4 DIII Kep. AN 1. PPGD 2013
2. BHD 2015
3. Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan 2015
Kanker Servik
4. Pelatihan Pengalaman Kerja
7 AN 5 DIII Kep. AN 1. PPGD 2013
8 AN 6 DIII Kep. AN 1. PPGD
9 PN 2 DIV Kep. PN 2 1. PPGD 2015
2. Update penanggulangan kegawatdaruratan 2015
psikiatri
10
Menurut undang-undang RI. No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dalam penjelasan
pasal 53 ayat 2 mendefinisikan standart profesi sebagai “pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik” atau secara
singkat dapat dikatakan standar adalah pedoman agar pekerjaan dapat berhasil dan
bermutu.
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai dasar pedoman dan
instrumentasi penerapan standar Asuhan Keperawatan yang disusun oleh Depkes
(2012), di RSUD Wates menggunakan Pedoman Asuhan Keperawatan (PAK) yaitu :
1) Pedoman I, pengkajian keperawatan
2) Pedoman II, diagnosa keperawatan
3) Pedoman III, perencanaan keperawatan
4) Pedoman IV, intervensi keperawatan
5) Pedoman V, evaluasi keperawatan
6) Pedoman VI, dokumentasi
Sesuai Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pasal 27 :
Ayat 1 : Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Ayat 2 : Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.
Ayat 3 : Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksudkan pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dalam peraturan pemerintah.
Standar keperawatan menurut Depkes RI meliputi :
1) Standar pelayanan keperawatan (SPK)
2) Standar asuhan keperawatan (SAK)
Standar ashan keperawatan disusun dengan tujuan :
1) Mengadakan pengukuran yang minimal sama bagi asuhan keperawatan
dimanapun dilakukan,
2) Memberikan pedoman bagi perawat, dengan mnerapkan kriteria-kriteria bagi
setiap tindakan,
3) Memberi pedoman bagi pengelola keperawatan dalam mengevaluasi proses dan
tindakan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan ukuran yang baku,
bagi setiap peserta didik dan setiap pendidikan keperawatan (Standar Praktek
PPNI, 2001). Saat ini dikembangkan persamaan penggunaan bahasa standar
dalam penentuan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (North American
Nursing Diagnosis Assoiation), penetapan tujuan dengan NOC (Nursing
Outcome Clasification) dan rencana itervensi dengan NIC (Nursing Intervention
11
Clasification). NANDA, NIC, NOC merupakan standar bahasa keperawatan yang
dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.
NOC mempunyai 7 domain (fungsi kesehatan, fisiologi, psikososial,
pengetahuan, perilaku, persepsi, keluarga dan masyarakat). NOC menyediakan suatu
standar tentang hasil yang dapat diukur, dan digunakan untuk mengevaluasi
intervensi terhadap pasien.
Penggunaan standar bahasa dapat diterima untuk mempermudah administrasi dan
pengambilan keputusan (ANA, 2010). Sistem NANDA, NIC, dan NOC dapat
diterima dan mendukung semua bagian proses keperawatan, kecuali pengkajian.
Komponen pernyataan diagnosa keperawatan adalah :
1) Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa yang
diidentifikasi dari daftar NANDA.
2) Faktor Resiko / faktor yang berhubungan adalah penyebab atau alasan yang di
Wijaya Kusumarigai dari respon yang telah diidentifikasi dalam pengkajian.
3) Definisi karakteristik (tanda dan gejala) : manifestasi yang diidentifikasi dalam
pengkajian yang menyokong diagnosa keperawatan.
Pemberi sifat untuk label diagnosa :
1) Akut : Berat tapi durasi singkat
2) Perubahan : suatu perubahan dari dasar
3) Kronik : bertahan dalam waktu lama, berulang, konstan
4) Menurun : sedikit, kurang dalam ukuran jumlah,derajat
5) Defisien : tidak adekuat, jumlah, kurang sedikit, kurang dalam ukuran jumlah,
kurang derajat, tidak lengkap tidak cukup.
6) Deplesi : hilang sebagian ada keseluruhan atau habis
7) Disfungsional : abnormal, fungsi tidak sempurna
8) Gangguan : terganggu, terhenti, dipengaruhi oleh.
9) Kelebihan : ditandai dengan jumlah yang lebih besar dari yang diperlukan yang
diinginkan atau bermanfaat.
10) Meningkat: lebih besar dalam jumlah ukuran dan derajat
11) Kerusakan : membuat buruk, melemah, rusak, menurun, memburuk.
12) Tidak efektif : tidak menghasilkan efek yang diharapkan
13) Intermiten : berhenti dan mulai lagi pada interval tertentu, periodik siklik.
14) Potensial terhadap peningkatan (untuk penggunaan diagnosa kesejahteraan) :
peningkatan didefinisikan sebagai membuat lebih besar meningkatkan kualitas
atau lebih dari yang diinginkan. Dalam rumah sakit, idealnya memiliki standart
operating prosedure (SPO)tetap tindakan yang berlaku secara resmi dipahami dan
diterapkan oleh seluruh staff di ruangan, ruang perawatan mempunyai prosedur
12
tetap semua tindakan perawatan dan PAK (Panduan asuhan keperawatan)
minimal 10 kasus terbanyak pada ruang perawatan tersebut.
b. Kajian Data
Bagan Struktur Organisasi Ruang A RS X
Direktur
Wakil Direktur
Pelayanan
Kepala Ruang
Rawat Inap
Staff Administrasi
CS
Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan di ruang A RS X menggunakan sistem
model MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) dengan tujuan untuk
meningatkan mutu asuhan keperawatan. Hasil analisa yang dilakukan di ruang rawat
A RS.X tergolong dalam MPKP jenis metode modifikasi tim primer, berdasarkan
hasil analisa yang dilakukan di ruang rawat A RS.X terdapat 2 tim perawat. Dalam 1
tim terdapat 6 orang perawat associate yang dimpin oleh 1 orang perawat primer.
13
Mayoritas perawat di ruang rawat A masih memiliki jenjang pendidikan D III
keperawatan, termasuk salah satu perawat primer. Hal ini yang menyebabkan
penerapan MPKP di ruangan menggunakan metode modifikasi tim primer.
Tabel Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Ruang A RS X
Tahun
No Standar Asuhan Keperawatan Keterangan
Terbit
1 Standar Asuhan Keperawatan Anak
a. SAK Diare Cair akut 2015 Ada
b. SAK Pneumonia 2015 Ada
c. SAK Kejang Demam 2015 Ada
d. SAK Demam Berdarah Dangue 2015 Ada
e. SAK Faringitis akut 2015 Ada
f. SAK Demam Typoid 2015 Ada
g. SAK Meningitis 2015 Ada
h. SAK Asma Bronkial 2015 Ada
i. SAK Anemia 2015 Ada
j. SAK Sindrom Nefrotik 2015 Ada
k. SAK Diabetes Melitus 2015 Ada
l. SAK Kolestasis 2015 Ada
m. SAK Serebral Palsy 2015 Ada
2 Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (Penyakit Bedah)
a. SAK Fraktur 2015 Ada
b. SAK Appendisitis 2015 Ada
c. SAK Ca Mamae 2015 Ada
d. SAK BPH 2015 Ada
e. SAK Hemoroid 2015 Ada
f. SAK Tonsilitis 2015 Ada
g. SAK Katarak 2015 Ada
h. SAK Hernia Inguinalis 2015 Ada
i. SAK Struma 2015 Ada
3 Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (Penyakit Dalam)
a. SAK Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2015 Ada
b. SAK Tetanus 2015 Ada
c. SAK Asma Bronkial 2015 Ada
n. SAK Diabetes Melitus 2015 Ada
o. SAK Leukimia 2015 Ada
p. SAK CHF 2015 Ada
d. SAK Efusi Pleura 2015 Ada
e. SAK PPOK 2015 Ada
f. SAK CKD 2015 Ada
g. SAK Hipertensi 2015 Ada
h. SAK SLE 2015 Ada
4 Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (Kebidanan)
a. SAK Abortus Iminen 2015 Ada
b. SAK abortus Incompletus 2015 Ada
c. SAK Abnormal Uterine Bleeding 2015 Ada
d. SAK Chepalopelvic Disproportion 2015 Ada
e. SAK Ketuban Pecah Dini 2015 Ada
f. SAK Nifas Fisiologi 2015 Ada
g. SAK Pre Eklamsi ringan dan Pre Eklamsi Berat 2015 Ada
h. SAK Persalinan normal 2015 Ada
i. SAK Partus Prematurus Imminen 2015 Ada
j. SAK Post Sectio Caesaria 2015 Ada
5 Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (Penyakit Saraf)
a. SAK Stroke 2015 Ada
b. SAK Cidera Kepala 2015 Ada
c. SAK Vertigo 2015 Ada
14
Tahun
No Standar Asuhan Keperawatan Keterangan
Terbit
d. SAK Low Back Pain 2015 Ada
e. SAK Trauma Medula Spinalis 2015 Ada
f. SAK Epilepsi 2015 Ada
g. SAK Cephalgia 2015 Ada
h. SAK Tumor Otak 2015 Ada
i. SAK Meningitis 2015 Ada
j. SAK Bells Palsy 2015 Ada
Rencana Keperawatan/intervensi (NOC/NIC) berdasarkan
diagnosis yang muncul :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Ada
2. Pola nafas tidak efektif Ada
3. Perfusi jaringan periferal/cerebral/kardiopulmonal tidak efektif Ada
4. Penurunan Curah Jantung Ada
5. Intoleransi aktifitas Ada
6. Gangguan mobilitas fisik Ada
7. Kelebihan volume cairan Ada
8. Defisit volume cairan Ada
9. Retensi urine Ada
10. Diare Ada
11. Konstipasi Ada
12. Nausea Ada
13. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ada
14. Kerusakan integritas jaringan Ada
15. Nyeri akut Ada
16. Hipertermia Ada
17. Hipotermia Ada
18. Cemas Ada
19. Kurang pengetahuan Ada
20. Menyusui tidak efektif Ada
21. Defisit self care Ada
22. Kelelahan Ada
23. Resiko infeksi Ada
24. Resiko jatuh Ada
25. Resiko aspirasi Ada
26. PK anemia Ada
27. PK perdarahan Ada
28. PK syok Ada
29. PK hipoglikemia Ada
30. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah Ada
Analisa Data
Berdsarkan tabel di atas didapatkan bahwa A RS X memiliki standar asuhan keperawatan
(SAK) yaitu SAK anak dan SAK medikal bedah (bedah, dalam, syaraf, dan kebidanan). Di
samping itu, ruangan juga memiliki rencana keperawatan untuk 30 diagnosa keperawatan
seperti pada tabel tersebut.
15
Nama SOP Tanggal Terbit Nomor Dokumen Keterangan
terhadap pasien
6. Bimbingan rohani terhadap pasien
15 Juli 2015 HPK/449.1/09/2015 Ada
akhir hayat
7. Bimbingan rohani terhadap pasien
15 Juli 2015 HPK/449.1/10/2015 Ada
infeksius
8. Pengamanan barang milik pasien 03 Agustus 2015 HPK/449.1/11/2015 Ada
9. Perlindungan anak, individu yang
HPK/449.1/12/2015
cacat, usia lanjut, gangguan jiwa dan 05 Agustus 2015 Ada
lainya yang beresiko
10. Penanganan bayi tertukar dan atau
05 Agustus 2015 HPK/449.1/13/2015 Ada
penculikan
11. Perlindungan pasien dari kekerasan 05 Agustus 2015 HPK/449.1/14/2015 Ada
12. Pemberian informasi dan edukasi
05 Agustus 2015 HPK/449.1/15/2015 Ada
diruang pedaftaran
13. Persetujuan umum (general concent) 05 Agustus 2015 HPK/449.1/17/2015 Ada
14. Penolakan resusitasi atau Do Not
05 Agustus 2015 HPK/449.1/18/2015 Ada
Reusitation (DNR)
15. Identifikasi nilai nilai dan kepercayaan 15 Juli 2015 HPK/449.1/05/2015 Ada
16. Edukasi pasien denan metoe speak up 05 Agustus 2015 HPK/449.1/20/2015 Ada
17. Pengamanan lokasi terpencil atau
05 Agustus 2015 HPK/449.1/21/2015 Ada
terisolasi di RSUD
18. Tindakan petugas setelah menerima
05 Agustus 2015 HPK/449.1/22/2015 Ada
laporan darurat
19. Pengamanan dan penertiban 05 Agustus 2015 HPK/449.1/23/2015 Ada
20. Pengamanan dan penertiban di IGD 05 Agustus 2015 HPK/449.1/24/2015 Ada
21. Pengaturan lalu lintas di RS 05 Agustus 2015 HPK/449.1/25/2015 Ada
22. Keselamatan dan keamanan
05 Agustus 2015 HPK/449.1/26/2015 Ada
lingkungan fisik
23. Penanganan ancaman bom 05 Agustus 2015 HPK/449.1/27/2015 Ada
24. Penanganan bahaya kebakaran 05 Agustus 2015 HPK/449.1/28/2015 Ada
25. Penanganan bencana alam, infeksi,
05 Agustus 2015 HPK/449.1/29/2015 Ada
dan radiasi.
26. Penanganan darurat medic 05 Agustus 2015 HPK/449.1/30/2015 Ada
27. Penanganan kerusakan sarana 05 Agustus 2015 HPK/449.1/31/2015 Ada
28. Penanganan laporan kehilangan 05 Agustus 2015 HPK/449.1/32/2015 Ada
29. Penanganan pelaku criminal 05 Agustus 2015 HPK/449.1/33/2015 Ada
30. Pencegahan bayi dari resiko tertukar
05 Agustus 2015 HPK/449.1/34/2015 Ada
dan atau penculikan
31. Pemeriksaan orang tanpa identitas
05 Agustus 2015 HPK/449.1/35/2015 Ada
yang jelas
32. Penertiban pedagang dan penyedia
jasa yang tidak berizin di lingkungan 05 Agustus 2015 HPK/449.1/36/2015 Ada
RS
33. Pengamanan anak kunci di rumah
05 Agustus 2015 HPK/449.1/37/2015 Ada
sakit
34. Identifikasi penghuni rumah sakit 05 Agustus 2015 HPK/449.1/38/2015 Ada
35. Pengelolaan kartu pengunjung 05 Agustus 2015 HPK/449.1/39/2015 Ada
36. Pengelolaan kartu tunggu 05 Agustus 2015 HPK/449.1/40/2015 Ada
37. Pengelolaan kartu tamu/pengunjung
05 Agustus 2015 HPK/449.1/42/2015 Ada
khusus
38. Penertiban penunggu pasien 05 Agustus 2015 HPK/449.1/43/2015 Ada
39. Pengganti kartu pengunjung atau kartu
05 Agustus 2015 HPK/449.1/44/2015 Ada
tunggu yang hilang
40. Identifikasi pengunjung rumah sakit 05 Agustus 2015 HPK/449.1/45/2015 Ada
41. Pemantauan monitor CCTV 05 Agustus 2015 HPK/449.1/46/2015 Ada
42. Penolakan rawat inap 04 Desember 2015 HPK/449.1/47/2015 Ada
43. Pemulangan selama masih dalam
04 Desember 2015 HPK/449.1/48/2015 Ada
asuhan
44. Permintaan pendapat dokter lain
11 Desember 2015 HPK/449.1/49/2015 Ada
(second opinion)
45. Permintaan persetujun atau penolakan
tindakan kedokteran (informed 11 Desember 2015 HPK/449.1/50/2015 Ada
consent)
46. Perlindungan harta milik pasien 11 Desember 2015 HPK/449.1/51/2015 Ada
47. Permintaan Privasi 20 Januari 2019 HPK/449.1/54/2019 Ada
16
Nama SOP Tanggal Terbit Nomor Dokumen Keterangan
48. Pemberian informasi hak dan
20 Januari 2019 HPK/449.1/55/2019 Ada
kewajiban pasien
49. Pemberian penjelasan informasi
menggunakan bahasa daerah dan 5 Agustus 2015 HPK/449.1/16/2015 Ada
pasien difabel
50. Persetujuan umum (general concent) 22 Januari 2019 HPK/449.1/57/2019 Ada
17
Nama SPO PPI Tanggal Terbit Nomer Dokumen Keterangan
36. Pengambilan linen bersih 01 Juli 2015 PPI/449.1/34/2015 Ada
37. pos linen 01 Juli 2015 PPI/449.1/35/2015 Ada
38. Proses sterilisasi barang single
01 Juli 2015 PPI/449.1/36/2015 Ada
use
39. Pengoperasian mesin ATTEST
01 Juli 2015 PPI/449.1/37/2015 Ada
incubator
40. Pengoprasian mesin wahser
01 Juli 2015 PPI/449.1/39/2015 Ada
desinfektor
41. Pengoprasian steam sterilisasi 01 juli 2015 PPI/449.1/40/2015 Ada
42. Penyerahan jenazah kepada
01 juli 2015 PPI/449.1/41/2015 Ada
petugas ambulan
43. Penggunaan alat medis single use
01 juli 2015 PPI/449.1/42/2015 Ada
yang di reuse
44. Pengeringan linen 01 juli 2015 PPI/449.1/43/2015 Ada
45. Penyetrikaan linen 01 juli 2015 PPI/449.1/44/2015 Ada
46. Pemakaian mesin primus RS 22 01 juli 2015 PPI/449.1/45/2015 Ada
47. Pemakaian mesin cuci fagor 01 juli 2015 PPI/449.1/46/2015 Ada
48. Pemakaian mesin cuci maytag 01 juli 2015 PPI/449.1/47/2015 Ada
49. Pemakaian mesin pengering
01 juli 2015 PPI/449.1/49/2015 Ada
maytag
50. Desinfeksi trolly linen 01 juli 2015 PPI/449.1/50/2015 Ada
51. Penerapan kewaspadaan isolasi
01 juli 2015 PPI/449.1/51/2015 Ada
(isolation precaution)
18
Nama Sop Tanggal Terbit Nomor Dokumen Keterangan
pemberian produk darah
19. Pemasangan gelang pada ibu
09 Januari 2019 Skp/449.1/48/2019 Ada
melahirkan
20. Pemasangan gelang identitas pada
09 Januari 2019 Skp/449.1/49/2019 Ada
bayi baru lahir
21. Pemasangan gelang identitas pada
09 Januari 2019 Skp/449.1/50/2019 Ada
pasien anak
22. Pemasangan stiker risiko jatuh
09 Januari 2019 Skp/449.1/51/2019 Ada
pada gelang identitas pasien
23. Pemasangan stiker DNR pada
09 Januari 2019 Skp/449.1/52/2019 Ada
gelang identitas pasien
24. Pemasangan stiker riwayat alergi
09 Januari 2019 Skp/449.1/53/2019 Ada
pada gelang identitas pasien
25. Pemusnahan sisa label identitas
09 Januari 2019 Skp/449.1/54/2019 Ada
pasien
26. Pelepasan gelang identitas pasien 09 Januari 2019 Skp/449.1/82/2019 Ada
27. Sign in 14 Januari 2019 Skp/449.1/69/2019 Ada
28. Sign out 14 Januari 2019 Skp/449.1/70/2019 Ada
29. Time out 14 Januari 2019 Skp/449.1/71/2019 Ada
30. Penandaan lokasi operasi (sitem
14 Januari 2019 Skp/449.1/72/2019 Ada
marking)
31. Pemasangan dan pelepasan stiker
risiko jatuh pada gelang identitas 09 Januari 2019 Skp/449.1/78/2019 Ada
pasien
32. Asesmen ulang dan asesmen
09 Januari 2019 Skp/449.1/73/2019 Ada
lanjutan risiko jatuh
33. Penilaian risiko jatuh pada rawat
09 Januari 2019 Skp/449.1/74/2019 Ada
jalan dan instalasi gawat darurat
34. Intervensi pasien risiko jatuh
09 Januari 2019 Skp/449.1/75/2019 Ada
rendah
35. Intervensi pasien risiko jatuh
09 Januari 2019 Skp/449.1/76/2019 Ada
sedang
36. Intervensi pasien risiko jatuh
09 Januari 2019 Skp/449.1/77/2019 Ada
tinggi
37. Penanganan pasien jatuh 09 Januari 2019 Skp/449.1/79/2019 Ada
38. Pencegahan risiko jatuh pasien
09 Januari 2019 Skp/449.1/80/2019 Ada
rawat inap
39. Pemasangan dan pelepasan tanda
risiko jatuh di rawat jalan, IGD 09 Januari 2019 Skp/449.1/81/2019 Ada
dan hemodialisa
40. Prosedur pemasangan gelang
01 Agustus 2015 Skp/449.1/01/2015 Ada
identitas pasien
41. Pemasangan gelang identitas pada
16 Agustus 2015 Skp/449.1/25/2015 Ada
bayi baru lahir
42. Pemasangan gelang identitas pada
16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/22/2015 Ada
ibu melahirkan
43. Pemasangan gelang identifikasi
1 Agustus 2015 Skp/ 449.1/05/2015 Ada
pada anak
44. Pemasangan stiker riwayat alergi
16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/19/2015 Ada
pada gelang identitas pasien
45. Pemasangan dan pelepasan pita
kuning dirawat jalan, stiker fall 16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/31/2015 Ada
risk di haemodialisa,dan igd
46. Pemasangan stiker DNR pada
16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/21/2015 Ada
gelang identitas pasien
47. Identitas pasien sebelum
1 Agustus 2015 Skp/ 449.1/02/2015 Ada
pemberian obat
48. Identitas pasien sebelum
1 Agustus 2015 Skp/ 449.1/03/2015 Ada
pemberian obat
49. Identifikasi pasien sebelum
tindakanpemberian produk darah/ 16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/20/2015 Ada
spesimen lain
50. Pelepasan gelang identitas pasien 16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/23/2015 Ada
51. Pemusnahan sisa label identitas
16 Agustus 2015 Skp/ 449.1/24/2015 Ada
pasien
19
Standar Prosedur Operasional SKP 2 RS X
20
Nama Sop Tanggal Terbit Nomor Dokumen Keterangan
Tinggi
6. Assemen Ulang Resiko Jatuh 1 Agustus 2015 Skp/449.1/06/2015 Ada
7. Pemasangan Dan Pelepasan Pita
Kuning Di Rawat Jalan,Stiker Fall Risk di 16 Agustus 2015 Skp/449.1/31/2015 Ada
Haemodialisa dan IGD
8. Pemasangan Dan Pelepasan Stiker Resiko
1 Agustus 2015 Skp/449.1/08/2015 Ada
Jatuh Pada Gelang Pasien
9. Prosedur Penanganan Pasien Resiko Jatuh 1 Agustus 2015 Skp/449.1/09/2015 Ada
21
populasi pasien
17. Pelayanan rujukan keluar dari rumah
3 Januari 2016 Apk/449.1/05/2016 Ada
sakit
18. Rujukan sementara 3 Januari 2016 Apk/449.1/06/2016 Ada
19. Pengisian resume rawat jalan 8 Januari 2016 Apk/449.1/09/2016 Ada
20. Penolakan perawatan atau tindakan 5 Januari 2016 Apk/449.1/08/2016 Ada
21. Pemeliharaan transfortasi atau
4 Januari 2016 Apk/449.1/07/2016 Ada
ambulan
22
Standar Prosedur Operasional Manajemen Dan Penggunaan Obat (MPO):
C. Emergency Kit RS X
23
Nama Sop Tanggal Terbit Nomor Dokumen Ket.
23. Manual Ventilasi dengan Back 5 September 2017 PP/449.1/183/2017 Ada
Valve Mask (BVM)
24. Prosedur EKG 5 September 2017 PP/449.1/186/2017 Ada
25. Kompres Hangat Basah 5 September 2017 PP/449.1/189/2017 Ada
26. Kompres Hangat Kering 5 September 2017 PP/449.1/190/2017 Ada
27. Mencuci Rambut 5 September 2017 PP/449.1/192/2017 Ada
28. Pemasangan Selang Naso Gastrik 5 September 2017 PP/449.1/194/2017 Ada
(NGT)
29. Pemasangan Nutrisi Enteral 5 September 2017 PP/449.1/195/2017 Ada
30. Pemberian Obat Tropikal pada 5 September 2017 PP/449.1/196/2017 Ada
Kulit
31. Resusitasi Jantung Paru 5 September 2017 PP/449.1/197/2017 Ada
32. Mengatur posisi SIM 5 September 2017 PP/449.1/198/2017 Ada
33. Memberi obat tetes mata atau salep 5 September 2017 PP/449.1/199/2017 Ada
mata
34. Nebulizer 5 September 2017 PP/449.1/200/2017 Ada
35. Memindahkan pasien dari tempat 5 September 2017 PP/449.1/201/2017 Ada
tidur ke brangkar
36. Pemberian obat tetes telinga 5 September 2017 PP/449.1/202/2017 Ada
37. Pemberian obat supositoria 5 September 2017 PP/449.1/203/2017 Ada
38. Irigasi luka 5 September 2017 PP/449.1/204/2017 Ada
39. Menyisir rambut 5 September 2017 PP/449.1/206/2017 Ada
40. Pengelolaan sampah medik dan non 5 September 2017 PP/449.1/207/2017 Ada
medik
41. Pengelolaan sampah benda tajam 5 September 2017 PP/449.1/208/2017 Ada
42. Serah terima pasien pre operasi 5 September 2017 PP/449.1/209/2017 Ada
diruang penerimaan diruang
penerimaan instalasi bedah sentral
43. Serah terima pasien dari kamar 5 September 2017 PP/449.1/210/2017 Ada
operasi ke rawat inap
44. Persiapan oprasi elektif 5 September 2017 PP/449.1/211/2017 Ada
45. Persiapan kulit unutuk pembedahan 5 September 2017 PP/449.1/212/2017 Ada
(mencukur)
46. Cuci tangan prosedural 5 September 2017 PP/449.1/213/2017 Ada
47. Teknik memakasi masker 5 September 2017 PP/449.1/219/2017 Ada
48. Teknik melepas masker 5 September 2017 PP/449.1/220/2017 Ada
49. Penyerahan sampel jaringan dari 5 September 2017 PP/449.1/221/2017 Ada
petugas kamar bedah kepada
petugas bangsal, poli klinik dan
IGD
50. Pelayanan kebutuhan darah 5 September 2017 PP/449.1/231/2017 Ada
51. Pemberian tranfusi darah 7 Mei 2018 PP/449.1/233/2017 Ada
52. Memberikan injeksi sub cutan 7 Mei 2018 PP/449.1/234/2017 Ada
53. Memebrikan injeksi intravena 7 Mei 2018 PP/449.1/235/2017 Ada
54. Memberikan obat tetes hidung 7 Mei 2018 PP/449.1/236/2017 Ada
55. Menghitung nadi 7 Mei 2018 PP/449.1/237/2017 Ada
56. Pemasangan oroparingeal airway 7 Mei 2018 PP/449.1/238/2017 Ada
(OPA)
57. Menolong psien muntah 7 Mei 2018 PP/449.1/289/2017 Ada
58. Mengatur posisi lateral 7 Mei 2018 PP/449.1/240/2017 Ada
59. Tindakan suctioning 7 Mei 2018 PP/449.1/241/2017 Ada
60. Menjahit luka (hecting) 7 Mei 2018 PP/449.1/242/2017 Ada
61. Mengangkat jahitan 7 Mei 2018 PP/449.1/243/2017 Ada
62. Pemasangan kateter pria 5 Desember 2018 PP/449.1/251/2017 Ada
63. Pemasangan kateter wanita 5 Desember 2018 PP/449.1/253/2017 Ada
64. SPO Memberikan injeksi intravena 5 Desember 2018 PP/449.1/254/2017 Ada
65. Memasang infus 5 Desember 2018 PP/449.1/255/2017 Ada
66. Mengukur suhu 5 Desember 2018 PP/449.1/256/2017 Ada
67. Mengukur tekanan darah 5 Desember 2018 PP/449.1/257/2017 Ada
68. Menghitung frekuensi pernafasan 5 Desember 2018 PP/449.1/250/2017 Ada
69. Pemeriksaan Cito 1 Oktober 2015 MDGS AP/449.1/38/2015 Ada
70. Penatalaksanaan Hiperemesis 23 Februari 2016 MDGS.Ponek/444.1/113/2016 Ada
Gravidarum
71. Imunisasi Hepatitis B 23 Februari 2016 MDGS.Ponek/449.1/97/2016 Ada
72. Pelayanan Post Natal 6 Januari 2016 MDGS.Ponek/449.1/30/2015 Ada
24
Nama Sop Tanggal Terbit Nomor Dokumen Ket.
73. Penatalaksaan Infeksi Nifas 23 Februari 2016 MDGS.Ponek/449.1/104/2016 Ada
74. Penatalaksanaan Perdarahan Uterus 23 Februari 2016 MDGS.Ponek/449.1/112/2016 Ada
Disfunfsional
75. Perawatan Tali Pusat 6 Januari 2016 MDGS.Ponek/449.1/38/2015 Ada
76. Perawatan Luka Operasi (Ganti 6 Januari 2016 MDGS.Ponek/449.1/01/2016 Ada
balutr dan angkat jahit)
77. Penatalaksanaan Bartholinitis 23 Februari 2016 MDGS.Ponek/449.1/117/2016 Ada
Analisa Data
Berdasarkan data primer di ruang A RS X didapatkan bahwa ruangan memiliki 339
standar operasional prosedur (SOP) dalam mendukung pelayanan asuhan keperawatan
pada pasien.
4. Machine dan Material
a. Kajian Teori
Manajemen keperawatan mengatur atau mengelola semua aspek yang terkait
dengan ruangan dan pelayanan. Salah satu hal yang dapat menunjang suatu
pelayanan yaitu adanya fasilitas yang memadai. Rumah sakit memiliki kondisi yang
berbeda-beda dan komplek, kondisi ini mempengaruhi manajemen pelayanan
keperawatan termasuk penggunaan fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk
menunjang pemberian asuhan keperawatan dan kelancaran pelaksanaan sehingga
diperoleh tujuan pelayanan keperawatan efisien dan efektif.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat dipenuhi
dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan
memperhatikan jenis alat, bahan, warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah yang
dibutuhkan. Juga didasarkan atas pergroup bahan-bahan yang dipakai, di simpan
maupu maupun dicuci.
Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup (tidak sesuai)
dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu dari pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai salah satu sarana, sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki (Nursalam, 2010).
b. Kajian Data
1) Alat Kesehatan Medis
Alat medis adalah bagian dari peralatan kesehatan pada pedoman ini
adalah memerlukan kalibrasi, pemiliharaan, perbaikan, pelatihan pengguna, dan
dekomisioning (WHO,2011 dalam Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
dan Sarana Kesehatan, 2015 ).
25
Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan terapi,
rehabilitasi dan penelitian medik, baik secara langsung maupun tidak langsung
(UURI No 44 Tahun 2009 tentang RS).
Tabel Inventaris Alat Medik Ruang A RS X Tahun 2019
Kondisi Kondisi
No Fasilitas Jumlah Standar Keterangan
Baik Tidak Baik
1. Bag Valve Mask 4 3 1 2-3/ruangan Cukup
2. Bengkok 7 7 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
3. Box baby 1 3 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
4. Gelas ukur 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Bed Cukup
5. EKG 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
6. Syringe Pump 2 2 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
7. Infus Pump 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
8. Timbangan Dewasa 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
9. Timbangan Bayi 2 1 1 Sesuai Kebutuhan Cukup
10. Kursi Roda 1 1 0 2-3/ruangan Cukup
11. Korentang 3 3 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
12. Handwash 3 3 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
13. Handscrub 15 15 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
14. Set Perawatan 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
Perineum
15. Pinset anatomi 3 3 0 Sesuai Jumlah Bed Cukup
atau 2x jumlah bed
16. Stek pan/ Pispot 11 11 0 Sesuai jumlah bed Cukup
17. Termometer 6 3 3 Sesuai Cukup
18. Reflek Hamer 2 2 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
19. Stethotscope 5 1 4 Sesuai Kebutuhan Kurang
20. Suction Pump 1 1 0 Sesuai jumlah bed Cukup
21. Torniquet 1 1 0 Sesuai kebutuhan Cukup
22. Troly Instrumen 2 2 0 1-2/ruangan Cukup
23. Troly EKG 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
24. Troly Emergancy 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
25. Tiang Infus 12 11 1 Sesuai jumlah bed Kurang
26. Bak instrumen 3 3 0 2-3/ruangan Cukup
(besar, kecil,
sedang)
27. Baskom 16 16 0 Sesuai jumlah bed Cukup
28. Kasur dekubitus 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
29. Animex 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
30. Spygnomanometer 4 3 1 Sesuai Kebutuhan Cukup
31. Gunting verban 2 2 0 2-3/ruangan Cukup
32. Korentang dan 2 2 0 2-3/ruangan Cukup
tempatnya
33. Set medikasi 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
34. Nebulizer 2 1 1 Sesuai Kebutuhan Cukup
35. Etalase obat 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
36. Safety box 4 4 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
modifikasi
37. Cold bag 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
38. Emergency kit 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
39. Drasing kit 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
40. Rak troli kliling 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
41. Termos kassa streril 2 2 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
42. Box pengiriman 1 1 0 Sesuai Kebutuhan Cukup
sampel darah
Analisa Data
Dari tabel diatas didapatkan hasil sebagian besar jumlah alat medis yang
berfungsi dengan baik di ruang A RS X sudah sesuai dengan standar kebutuhan
alat medis di ruangan. Namun untuk jumlah tiang infus yang terdapat pada ruang
26
A RS X kurang memenuhi standar karena belum sesuai dengan jumlah bed.
Jumlah tiang infus di ruang A RS X berjumlah 12 dengan kondisi yang baik
berjumlah 11 dan kondisi tidak baik berjumlah 1. Begitu pula dengan alat
stethotscope, walaupun untuk standar alat ini yaitu disesuiakan dengan kebutuhan
tetapi stethotscope yang terdapat pada ruangan tersebut berjumlah 5 dengan
kondisi baik hanya 1 sedangkan dengan kondisi yang tidak baik berjumlah 4
stethotscope.
Analisa Data
Berdasarkan tabel fasilitas mesin di rungan RS X ada beberapa alat yang
kurang seperti, animex hanya mempunyai 1, syiringe pump hanya mempunyai 2
dan infus pump hanya mempunyai 1. Ketiga alat tersebut kurang karena tidak
sesui dengan kebutuhan di ruangan A RS X.
2) Alat Kesehatan non Medis
a) Linen
` Linen rumah sakit adalah bahan atau kain yang digunakan di rumah sakit
untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantar, guling, dan alat instrument steril
kainnya (Legowati & Subagiyo, 2016).
Inventaris Alat Linen Di Ruang A RS X tahun 2019
No Nama Barang Data Standar Ket. Validasi Kondisi
1 Sprei 51 3/tempat tidur Cukup Baik
2 Stik Laken 52 3/tempat tidur Cukup Baik
3 Sarung Bantal 56 3/tempat tidur Cukup Baik
4 Selimut Pasien 24 3/tempat tidur Cukup Baik
5 Taplak Meja 30 2/kamar Cukup Baik
6 Bantal 14 1/tempat tidur Cukup Baik
7 Perlak Pasien 13 1/tempat tidur Cukup Baik
8 Handuk Pasien 7 1/pasien Cukup Baik
Baju Tindakan 19 1/petugas Cukup Baik
9
Pink
12 Sarung Guling 50 3/tempat tidur Cukup Baik
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil observasi tentang fasilitas
linen diruang A RS X diperoleh hasil bahwa fasilitas linen semua dalam
keadaan baik.
27
b) Alat Perkantoran dan Alat Rumah Tangga
Alat perkantoran adalah alat-alat atau perlengkapan-perlengkapan yang
dipakai dalam kantor guna kelancaran perusahaan dalam melakukan atau
melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasinya (Subekti, 2013).
Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur.
Makan dari satu dapat berarti pembiayaan keperluarn apabila pengurusan
kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama (BPS, 2013).
Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas keseluruhan blangko kebutuhan pelayanan di
ruang A RS X terpenuhi dengan cukup dan sudah mendapatkan validasi.
Tidak ada masalah dari inventaris blanko di ruangan.
28
Tabel Inventaris Buku Bantu Ruang A RS X Tahun 2019
No Nama Buku Data Keterangan Validasi Kondisi
1 Pindah Bangsal 1 Ada Baik
2 Bon Obat Bangsal 1 Ada Baik
3 Pulang Bangsal 1 Ada Baik
4 Diit 1 Ada Baik
5 Pengembalian RM 1 Ada Baik
6 Supervisi/Supervisor 1 Ada Baik
7 Terapi Obat Klien 1 Ada Baik
8 Bantu Penerimaan Barang 1 Ada Baik
9 Kartu Tunggu 1 Ada Baik
10 Kerusakan Barang 1 Ada Baik
11 Permintaan Barang (Sarana
dan alat) 1 Ada Baik
12 Rujukan 1 Ada Baik
13 Laporan Rapat 1 Ada Baik
14 Inventaris Obat 1 Ada Baik
15 Inventaris Barang 1 Ada Baik
16 Rekening (Keuangan) 1 Ada Baik
17 Data (rekapitulasi) 1 Ada Baik
18 Buku PPK CP 1 Ada Baik
19 Buku di Rawat 1 Ada Baik
20 Buku Pasien Imut 1 Ada Baik
Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas keseluruhan buku bantu dalam kebutuhan
pelayanan di ruang A RS X terpenuhi dengan cukup dan sudah
mendapatkan validasi kondisi yang baik. Tidak ada masalah dari
inventaris buku bantu di ruangan.
Inventaris Alat Rumah Tangga Di Ruang A RS X tahun 201
Keterangan
NO Nama Alat Inventaris Standart
Cukup Tidak
1 Tempat Linen Kotor 1 1
2 Serok Sampah 1 1
3 Sapu lantai 2 2
4 Stik Pel 2 2
5 Keset 28 30
6 Ember 4 4
7 Ember Mandi Tertutup 13 13
8 Gayung 15 15
9 Gelas Ukur Urine 1 2
10 Baskom Mandi Stenlise 15 12
11 Urinal 11 11
12 Pispot 11 11
13 Alat Dapur Rumah Tangga 1 set 1 set
14 Kompor 1 1
15 Tabung Gas 1 2
16 Lemari Es 2 2
17 Dispenser 2 2
18 Keranjang Obat 22 22
19 Rak Sepatu 1 1
20 Meja 6 6
21 Meja Nursing Stasioner
2 2
Center
22 Kursi 4 4
23 Bangku 6 6
24 Sterofom Pengumuman 1 1
25 Daftar nama perawat 1 1
26 Papan Jadwal tim code blue 1 1
27 Papan Jadwal tim code red 1 1
29
Keterangan
NO Nama Alat Inventaris Standart
Cukup Tidak
28 Helm Apar 4 4
29 Apar 1 2
30 Almari Besar 4 4
31 Kipas Angin 5 3
32 Televisi 14 12
33 Tempat Limbah Tajam 1 2
34 Tempat Sampah Medis 10 10
35 AC 12 12
36 Tabung O2 Transport 1 2
37 Jam Dinding 14 14
38 Telepon 1 1
39 Kalkulator 1 1
40 Komputer 1 unit 1 unit
41 Emergency Kit + Buku 1 set 1 set
Kontrol
42 Kasur Perawat 1 1
43 Lemari B3 1 1
44 Lemari BAHP 2 2
45 Pengatur Suhu Kulkas 1 1
46 Tempat Jemuran Handuk 13 13
47 Trolley Linen 1 1
48 Rak piring 1 1
49` Meja Makan Pasien 12 12
50 Washtafel 2 2
51 Alarm bad pasien 1 1
52 Termos air panas 2 12
53 Kulkas 2 2
54 Kamar Mandi 14 14
55 Rak dokumen 4 4
56 Rak lemari plastik 3 3
57 Rak lemari pasien 11 11
58 Kasur lipat 11 11
59 Jemuran baju pasien 11 11
60 Tangga kayu pasien 11 11
61 Etalase buku 1 1
62 Kursi panjang ruangan pasien 11 11
63 Sofa 2 set 2 set
64 Spidol 6 6
65 Tip-x 2 2
66 Penggaris 2 2
67 Blu Red 2 2
68 Streples 2 2
69 Pembolong Kertas 1 1
70 Gunting 1 1
71 Midline 1 1
72 Isi Streples 2 kotak 2 kotak
73 Humidifier 9 12
Sumber : Data Observasi 2019 dan Studi Dokumentasi 2018
Analisa Data
Berdasarkan tabel (material) inventaris alat non medis di ruang RS
X terdapat beberapa alat rumah tangga yang belum memenuhi standar atau
tidak cukup ketersediannya yaitu keset berjumlah 28 buah dari standart 30
buah, gelas ukur urine berjumlah 1 buah dari standart 2 buah, tabung gas
berjumlah 1 buah dari standart 2 buah, apar berjumlah 1 buah dari standart 2
buah, tempat limbah tajam berjumlah 1 buah dari standart 2 buah, tabung
oksigen transport berjumlah 1 buah dari standart 2 buah, termos air panas
30
berjumlah 2 buah dari standart 12 buah, dan humidifier berjumlah 12 buah
dari standart 9 buah.
31