Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN PROGRAM KESEHATAN:

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS


DI PUSKESMAS CENDRAWASIH
PERIODE JANUARI 2019 – DESEMBER 2020

DISUSUN OLEH:
NANDA AKASEH C014182034
LISA ANGRAENI C014182236

SUPERVISOR:
Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, MKM, Bagian IKK & IKP
drg. St. Maisarah, MARS, Puskesmas Cendrawasih

BAGIAN KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI, 2021
GAMBARAN PROGRAM KESEHATAN: UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS CENDRAWASIH PERIODE
JANUARI 2019 – DESEMBER 2020
Nanda Akaseh1*, Lisa Angraeni1*, Andi Alfian Zainuddin1*, St. Maisarah2*
1) Bagian Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Pencegahan
2) Puskesmas Cendrawasih, Makassar, Sulawesi Selatan
*Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang: Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
menular masih relatif tinggi sehingga saat ini masih menjadi salah satu fokus
program kesehatan di Indonesia. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit
menular yang termasuk dalam 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia. Oleh
karena itu, langkah pencegahan dan penanganan TB dalam masyarakat harus
menjadi prioritas utama dalam program pengendalian penyakit ini.

Metode: Penilitian bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Data


diperoleh dari laporan Puskesmas Cendrawasih dari bulan Januari 2019 hingga
Desember 2020 dan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel.

Hasil: Jumlah kasus TB yang ditemukan dan diobati pada tahun 2019 sebanyak 96
kasus (84.1%) dan 2020 sebanyak 92 kasus (77%). Jumlah penemuan kasus
terduga TB pada tahun 2019 sebanyak 417 kasus (94%) dan tahun 2020 sebanyak
411 kasus (92,4%). Jumlah keberhasilan pengobatan kasus TB pada tahun 2019
sebanyak 85 kasus (89%) dan tahun 2020 sebanyak 84 (87,5%) kasus.

Kesimpulan: Pada tahun 2019 dan 2020, TB telah ditangani sesuai standar dan
mencapai keberhasilan 100% dari target sasaran Puskesmas Cendrawasih. Namun,
terdapat penurunan cakupan program kesehatan pencegahan dan penanganan TB,
kemungkinan berkaitan dengan pandemi COVID-19.

Kata Kunci: Program Kesehatan, Upaya Pencegahan dan Penanganan,


Tuberkulosis, Puskesmas Cendrawasih
DESCRIPTION OF HEALTH PROGRAM:
PREVENTION AND MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS
IN CENDRAWASIH PRIMARY HEALTH CENTER
FROM JANUARY 2019 TO DECEMBER 2020

AUTHORS:
NANDA AKASEH C014182034
LISA ANGRAENI C014182236

SUPERVISORS:
Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, MKM, Departement of Community and Preventive
Medicine
drg. St. Maisarah, MARS, Cendrawasih Health Care

DEPARTEMENT OF COMMUNITY AND PREVENTIVE MEDICINE


FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
FEBRUARY, 2021
DESCRIPTION OF HEALTH PROGRAM: PREVENTION AND MANAGEMENT
OF TUBERCULOSIS IN CENDRAWASIH PRIMARY HEALTH CENTER FROM
JANUARY 2019 TO DECEMBER 2020
Nanda Akaseh1*, Lisa Angraeni1*, Andi Alfian Zainuddin1*, St. Maisarah2*
1) Community and Preventive Medicine Department
2) Cendrawasih Primary Health CENTER, Makassar, South Sulawesi
*Hasanuddin University Faculty of Medicine, Makassar, Indonesia

ABSTRACT

Background: The morbidity and mortality rates caused by infectious diseases are
still relatively high so that they are currently one of the focuses of health programs in
Indonesia. Tuberculosis (TB) is infectious disease which is among the top 10 causes
of death worldwide. Therefore, prevention and management of disease in the
community must be a top priority in TB control programs.

Method: This research is descriptive with a cross-sectional approach. The data were
obtained from the Cendrawasih Health Center for the period January 2019 to
December 2020 and processed using Microsoft Excel.

Result: The number of TB cases found and treated in 2019 was 96 cases (84.1%)
and 2020 as many as 92 cases (77%). The number of TB suspect case findings in
2019 was 417 cases (94%) and in 2020 there were 411 cases (92.4%). The number
of successful treatment of TB cases in 2019 was 85 cases (89%) and in 2020 there
were 84 (87,5%).

Conclusion: In 2019 and 2020, TB has been handled according to standards and
achieved 100% success of the Cendrawasih Health Center. However, there has been
a decrease in the coverage of TB prevention and management health programs,
possibly related to the COVID-19 pandemic.

Keywords: Health Program, Prevention and Treatment, Tuberculosis, Cendrawasih


Health Center
LATAR BELAKANG

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh transmisi suatu agen
infeksius tertentu/produk toksiknya baik dari manusia ataupun hewan yang terinfeksi
terhadap host yang rentan (Direktorat P2P, 2018). Penyakit ini merupakan masalah
kesehatan hampir semua negara di dunia, terutama negara berkembang, dimana
umumnya terjadi secara akut dan menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat.
Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular masih relatif
tinggi dalam periode waktu yang singkat sehingga masih menjadi salah satu fokus
program kesehatan di Indonesia. (Direktorat P2P, 2015)

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk


dalam 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab utama kematian
dari satu agen infeksius (peringkat di atas HIV/AIDS) (Sulis G, 2014). Secara global,
diperkirakan 10 juta orang menderita TB di dunia. Terdapat 1,2 juta kematian akibat
TB diantara orang yang negatif HIV dan 208.000 kematian diantara orang yang
positif HIV (Glaziou, 2018). Pada kematian akibat TB, sebagian besar infeksi terjadi
pada usia 15-54 tahun dimana merupakan usia produktif, hal ini menyebabkan
peningkatan beban sosial dan keuangan bagi keluarga pasien. (Direktorat P2P,
2018)

Secara geografis, sebagian besar penderita TB pada 2019 berada di wilayah


Asia Tenggara (44%), Afrika (25%) dan Pasifik Barat (18%), dengan presentase
yang lebih kecil di Mediterania Timur (8,2%), Amerika (2,9%) dan Eropa (2,5%).
Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total global: India (26%), Indonesia
(8,5%), Cina (8,4%), Filipina (6,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,4%), Bangladesh (
3,6%) dan Afrika Selatan (3,6%). (WHO, 2020)

Pada tahun 2017 ditemukan sekitar 20.994 kasus baru TB di Indonesia


(Kemenkes RI, 2018). Sedangkan di Sulawesi Selatan sendiri, jumlah kasus TB
dilaporkan sekitar 7,914 kasus pada tahun 2017 dengan 3 kasus tertinggi terdapat di
kota Makassar (1951 kasus), Pinranh (508 kasus) dan Wajo (452 kasus) (Dinkes
Sulsel, 2017). Dari gambaran di atas terlihat bahwa langkah pencegahan dan
penanganan penyakit ini dalam masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam
program pengendalian TB.
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


deskriptif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Penelitian dilakukan
di Puskesmas Cendrawasih pada bulan Februari 2021. Data diperoleh dari laporan
Puskesmas Cendrawasih pada periode Januari 2019 hingga Desember 2020. Data
yang diperoleh diolah dengan program Microsoft Excel dan kemudian grafik
dianalisis menggunakan program Microsoft Word. Data yang diambil adalah data
capaian program kesehatan upaya pencegahan dan penanganan Tuberkulosis di
wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih pada Januari 2019 hingga Desember 2020.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Kasus TB yang Ditemukan dan Diobati di Puskesmas Cendrawasih Tahun


2019 – 2020

Bulan 2019 2020

Januari 8 8

Februari 10 8

Maret 13 11

April 9 9

Mei 8 9

Juni 8 7

Juli 9 8

Agustus 6 7

September 2 6

Oktober 7 4

November 7 7

Desember 9 8

Jumlah 98 92
15

13

11
10
10

9 9 9 9 9

8 8 8 8 8 8 8 2019
7 7 7 7 7 2020
6 6
5

0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

Gambar 1. Grafik Jumlah Kasus TB yang ditemukan dan diobati di Puskesmas


Cendrawasih pada tahun 2019 - 2020

Gambar 1 menunjukkan bahwa pada periode Januari 2019 – Desember 2020


terdapat total 188 kasus TB yang ditemukan dan diobati di wilayah kerja Puskesmas
Cendrawasih. Dari data yang terkumpul ditemukan bahwa jumlah kasus TB yang
ditemukan dan diobati pada Januari 2019 – Desember 2020 terbanyak pada Maret
2019 sebanyak 13 kasus (14%) dan terendah pada September 2019 sebanyak 2
kasus (2%).

Tabel 2. Capaian Kasus TB yang Ditemukan dan Diobati di Puskesmas


Cendrawasih Tahun 2019 – 2020

Tahun Target Capaian

2019 70% 84,1%

2020 70% 77%


100.0%

80.0% 84.1%
77%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
2019 2020

Gambar 2. Grafik Capaian Kasus TB yang ditemukan dan diobati di Puskesmas


Cendrawasih pada tahun 2019 – 2020

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa capaian kasus TB yang


ditemukan dan diobati di wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih pada tahun 2019
sebesar 84.1% dan 2020 sebesar 77% dimana ini telah memenuhi target capaian
(70%). Namun, terdapat penurunan hasil cakupan dari 2019 ke tahun 2020 sekitar
7.1%.

Tabel 3. Penemuan Terduga Kasus TB di Puskesmas Cendrawasih Tahun 2019 –


2020

Bulan 2019 2020

Januari 27 31
Februari 26 26
Maret 33 31
April 29 25
Mei 25 25
Juni 24 23
Juli 57 57
Agustus 50 51
September 38 38
Oktober 40 38
November 36 34
Desember 32 32
Jumlah 417 411

60

57 57

50
51
50

40
40
38 38 38
36
34
30 33
32 32 2019
31 31
29 2020
27
26 26
25 25 25
24
23
20

10

0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

Gambar 3. Grafik Penemuan Terduga Kasus TB yang ditemukan di Puskesmas


Cendrawasih pada tahun 2019 - 2020

Gambar 3 menunjukkan bahwa pada periode Januari 2019 – Desember 2020


terdapat total 828 kasus terduga TB yang ditemukan wilayah kerja Puskesmas
Cendrawasih. Dari data yang terkumpul ditemukan bahwa jumlah kasus terduga TB
yang ditemukan dan diobati pada Januari 2019 – Desember 2020 terbanyak pada
Juli 2019 dan 2020 masing-masing sebanyak 57 kasus dan terendah pada Juni 2020
sebanyak 23 kasus.

Tabel 4. Capaian Penemuan Terduga Kasus TB di Puskesmas Cendrawasih Tahun


2019 – 2020

Penemuan Terduga Kasus TB

Tahun Target Capaian

2019 70% 94%

2020 70% 92,4%


100% 94% 92%

80%

60%

40%

20%

0%
2019 2020

Gambar 4. Grafik Capaian Penemuan Terduga Kasus TB di Puskesmas


Cendrawasih Tahun 2019 – 2020

Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa capaian penemuan terduga kasus


TB di wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih pada tahun 2019 sebesar 94% dan
2020 sebesar 92,4% dimana ini telah memenuhi target capaian (70%). Namun,
terdapat penurunan hasil cakupan dari 2019 ke tahun 2020 sekitar 1,6%.

Tabel 5. Angka Keberhasilan Pengobatan Kasus TB di Puskesmas Cendrawasih


Tahun 2019 – 2020

Bulan 2019 2020

Januari 7 7
Februari 10 11
Maret 10 9
April 8 8
Mei 6 6
Juni 7 8
Juli 9 7
Agustus 6 6
September 2 2
Oktober 7 7
November 5 5
Desember 8 8
Jumlah 85 84

20

15

10 11 2019
10 10
9 9
2020
8 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7
5 6 6 6 6
5 5

2 2
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

Gambar 5. Grafik Keberhasilan Pengobatan Kasus TB di Puskesmas Cendrawasih


pada tahun 2019 - 2020

Gambar 5 menunjukkan bahwa pada periode Januari 2019 – Desember 2020,


keberhasilan pengobatan kasus TB mencapai 169 kasus di wilayah kerja Puskesmas
Cendrawasih. Dari data yang terkumpul ditemukan bahwa keberhasilan pengobatan
kasus TB terbanyak pada Februari 2020 sebanyak 11 kasus dan terendah pada
September 2019 dan 2020 masing-masing 2 kasus.

Tabel 6. Capaian Keberhasilan Pengobatan Semua Kasus TB di Puskesmas


Cendrawasih Tahun 2019 – 2020

Tahun Target Capaian

2019 70% 89%

2020 70% 87,5%


100%

89% 87.5%
80%

60%

40%

20%

0%
2019 2020

Gambar 6. Grafik Capaian Keberhasilan Pengobatan Semua Kasus TB di


Puskesmas Cendrawasih Tahun 2019 – 2020

Berdasarkan gambar 6 menunjukkan bahwa capaian keberhasilan


pengobatan kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih pada tahun 2019
sebesar 89% dan 2020 sebesar 87,5% dimana ini telah memenuhi target capaian
(70%). Namun, terdapat penurunan hasil cakupan dari 2019 ke tahun 2020 sekitar
1,5%.

DISKUSI

Berdasaran hasil penelitian didapatkan bahwa kasus TB yang ditemukan dan


diobati di wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih sebanyak 96 kasus pada 2019 dan
92 kasus pada 2020. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan meskipun tidak
signifikan kasus TB ditemukan dan diobati pada 2019 ke 2020, yaitu sebesar 7.1%.
Hal ini sejalan dengan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes
RI) dimana capaian penemuan kasus TB antara tahun 2019 dan Januari-Oktober
2020 terjadi penurunan Treatment Coverage dari 67% menjadi 28% (Kemenkes RI,
2020). Kemungkinan besar hal ini berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang terjadi
saat ini. Pandemi COVID-19 memberikan dampak negatif terhadap pelayanan TB
termasuk realokasi sumber daya manusia, keuangan, dan sumber daya lainnya dari
TB ke penanganan COVID-19. Banyak negara telah melaporkan penggunaan mesin
GeneXpert untuk pengujian COVID-19 alih-alih diagnostik untuk TB (43 negara
termasuk 13 negara beban TB tinggi), penugasan ulang staf dalam program TB
nasional menjadi tugas terkait COVID-19 (85 negara termasuk 20 negara beban TB
tinggi) dan realokasi anggaran negara (52 negara termasuk 14 negara dengan
beban TB tinggi). (WHO, 2020)

Hasil penelitian terhadap penemuan kasus terduga TB di Puskesmas


Cendrawasih menunjukkan total 828 kasus dimana pada 2019 sebanyak 417 kasus
dan pada 2020 sebanyak 411 kasus. Dari hasil penelitian menunjukkan terjadi
penurunan jumlah temuan kasus terduga TB pada awal pandemi (Maret – Juni) dan
jumlah kasus terduga TB paling rendah ditemukan pada Juni 2020. Hal ini sejalan
dengan data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) per Juli 2020, dimana bulan
Januari – Juni 2020, jumlah kasus TB di Indonesia mengalami tren penurunan cukup
besar, di bulan Januari sejumlah 31.216 kasus sedangkan di bulan Juni 11.839
kasus dimana selisih jumlah kasus cukup besar yaitu 21.957 kasus (Direktorat P2P,
2020). Penjelasan yang masuk akal terhadap penurunan laporan kasus TB pada
masa pandemi ini, antara lain: pasien dengan kondisi kronis atau gejala ringan tidak
mencari perawatan guna mengurangi kepadatan di fasilitas kesehatan, pengurangan
jumlah fasilitas kesehatan yang menawarkan layanan diagnosis dan pengobatan TB,
staf TB dan alat diagnostik molekuler telah dialokasikan kembali ke penanganan
COVID-19, pengadaan dan transportasi obat dan bahan habis pakai laboratorium
telah terganggu, pembatasan pergerakan dan hilangnya upah telah mempersulit
masyarakat untuk ke fasilitas kesehatan, kekhawatiran tentang stigma, mengingat
kesamaan dalam beberapa gambaran klinis TB (misalnya demam dan batuk)
dengan gejala klinis COVID-19; dan keterlambatan pencatatan dan pelaporan data.
(WHO, 2020)

Capaian keberhasilan pengobatan kasus TB di wilayah kerja Puskesmas


Cendrawasih mencapai total 169 kasus, dimana pada 2019 sebanyak 85 kasus dan
pada 2020 sebanyak 84 kasus. Keberhasilan pengobatan kasus TB di Puskesmas
Cendrawasih sendiri telah mencapai target sasaran (70%) meskipun terdapat
penurunan sebesar 1,5% dari tahun 2019 ke 2020. Dalam survei yang dilakukan
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) ditemukan bahwa
92% puskesmas mengalami penurunan kunjungan pasien ke puskesmas. Hal ini
dikaitkan dengan terjadi pandemi COVID-19 dimana monitoring pasien menjadi lebih
sulit dan kebanyakan berbasis online, serta pasien masih enggan atau takut datang
ke puskesmas untuk mengambil obat akibat pandemi ini. (Kemenkes RI, 2020)

KESIMPULAN

Pada tahun 2019 dan 2020, TB sebagai salah satu penyakit menular telah
ditangani sesuai standar dan mencapai keberhasilan 100% dari target sasaran di
Puskesmas Cendrawasih. Namun, terdapat penurunan cakupan dari program
kesehatan pencegahan dan penanganan TB yang kemungkinan berkaitan dengan
pandemi COVID-19 di Puskesmas Cendrawasih. Melihat dari kondisi ini maka perlu
upaya khusus, seperti: evaluasi dan monitoring faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan program, mendiagnosis TB sedini mungkin dan
memastikan pasien tetap mengkonsumsi obat sampai dinyatakan sembuh,
melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungan sesuai
dengan standar rumah sehat, menjamin pelaksanaan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) untuk administrasi, lingkungan dan petugas,
meningkatkan kegiatan kunjungan ke rumah penderita TB Paru secara langsung,
meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan melalui pelatihan petugas TB dan
melakukan edukasi melalui virtual selama pandemi ini pada masyarakat mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat, serta etika batuk.
DAFTAR PUSTAKA

1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian RI Tahun 2018. Jakarta; Kemenkes RI.

2. Kementerian Kesehatan RI (2018). INFODATIN Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan RI Tuberkulosis. Jakarta; Kemenkes RI.

3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2017). Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan 2017. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi
Selatan; Dinkes Sulsel.

4. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2015). Rencana


Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2015-2019. Jakarta;
Kemenkes RI.

5. Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buletin Eliminasi Tuberkulosis Volume 1


Tahun 2020. Jakarta; Kemenkes RI.

6. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2018). Rencana


Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2015-2019 (Revisi 1-
2018). Jakarta; Kemenkes RI.

7. Glaziou, P et al. (2018). Global Epidemiology of Tuberculosis. New York; Thieme


Medical Publishers.

8. Sulis, G et al. (2014). Tuberculosis: Epidemiology and Control. Mediterr J


Hematol Infect Dis 2014;6; Open Journal System.

9. World Health Organization (WHO). (2020). Global Tuberculosis Report 2020.


Geneva; World Health Organization.

10. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2020, 10 15).


Situasi TBC di Indonesia. Retrieved from TB Indonesia:
https://tbindonesia.or.id/informasi/tentang-tbc/situasi-tbc-di-indonesia-2/

Anda mungkin juga menyukai