Anda di halaman 1dari 6

ABSES HATI PADA INFEKSI HEPATITIS B

*Herman Bintang Parawira1, Rahma2, Muhammad Nasir3,4


1
Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University – Palu, INDONESIA, 94118
2
Departement of Paediatrics, Undata General Hospital – Palu, INDONESIA, 94118
3
Departement of Public and Environmental Healt Science, Tadulako University Medical School – Palu,
INDONESIA, 94118
4
Center For Research on Health Wellness and Sustainanility, Tadulako University Medical School – Palu,
INDONESIA, 94118
*Corespondent Author : hermanparawira@gmail.com

ABSTRACT
Liver abscess is a form of liver infection by microorganisms from gastrointestinal system. Patients
with immunosuppressant therapy, malignancy and diabetes mellitus have a risk of having a liver
abscess. A 57-year-old man patient with clinical symptoms leads to a liver abscess, which having
complaint of abdominal pain in the right upper quadrant, fever, malaise, anorexia, cough, and
shortness of breath accompanied by chest pain. Ultrasonography shows an impression of a heart
abscess of this patient. Laboratory tests shows an increase of SGOT and SGPT levels as well as
positive HBsAg which indicates that patients are infected by Hepatitis B virus. Hepatitis B is a
disease that can worsen the condition of the immune system. Immune deficiency is one of the
factors causing liver abscess.

Keywords: Liver Abscess, Hepatitis B, Immune System

ABSTRAK
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan mikroorganisme yang bersumber dari
sistem gastrointestinal. Pasien yang menerima terapi immunosupresi, dan mereka yang dengan
penyakit keganasan, diabetes mellitus memiliki resiko untuk memiliki abses hati. Pasien laki-laki
usia 57 tahun dengan gejala klinis mengarah pada suatu abses hati, dimana terdapat keluhan nyeri
perut regio kuadran kanan atas, demam, malaise, anoreksia, batuk, dan sesak napas disertai nyeri
dada. Pemeriksaan USG yang dilakukan pada pasien ini di dapatkan Kesan Abses Hati. Pemerik-
saan laboratorium didapatkan peningkatan kadar SGOT dan SGPT serta HbsAg positif yang me-
nandakan pasien terinfeksi Hepatitis B. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat memperburuk
kondisi sistem kekebalan tubuh. Pada keadaan defisiensi imun merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya Abses Hati.

Kata Kunci : Abses Hati, Hepatitis B, Sistem Imun

PENDAHULUAN

Abses hati adalah bentuk infeksi pada Abses hati terbagi 2, yaitu abses hati
hati yang disebabkan oleh suatu amuba (AHA) dan abses hati piogenik
mikroorganisme yang bersumber dari sistem (AHP). AHA merupakan salah satu
gastrointestinal yang ditandai dengan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang
adanya pembentukan pus hati sebagai proses paling sering dijumpai di daerah tropik
invasi dan multiplikasi yang masuk secara /subtropik, termasuk Indonesia. Abses hati
langsung dari cedera pembuluh darah atau amuba disebabkan oleh protozoa Entamoeba
sistem ductus biliaris. Abses hati yang paling hystolitica, yang mana endemik di negara-
banyak ditemukan yaitu piogenik, kemudian negara tropis atau yang sedang berkembang.
amoebic ataupun campuran infeksi dari Sedangkan AHP merupakan kasus yang
keduanya.1,2 relatif jarang.2,3

122 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


Prevalensi tertinggi di daerah tropis dengan penurunan sistem imun dibanding
dan Negara berkembang dengan keadaan dengan populasi umum yang dapat pulih
sanitasi yang buruk, status social ekonomi spontan pada kasus akut, serta dapat juga
yang rendah dan status gizi yang kurang baik menimbulkan peradangan dan nekrosis sel
serta dimana strain virulen E. hystolitica hati dengan memberikan gambaran kelainan
masih tinggi. Misalnya di Meksiko, India, klinik, biokimiawi, imunoserologik dan
Amerika Tengah dan Utara, Asia dan Afrika. morfologik.6–8
Prevalensi E. Hystoliisua di berbagai daerah
di Indonesia berkisar antara 10-18%.4 KASUS
Diperkirakan 10% dari seluruh penduduk
dunia terinfeksi oleh oleh E. Hystolitica dan Seorang Laki – laki 57 tahun
dari data didapatkan penderita yang mem- diantar keluarganya masuk rumah sakit
perlihatkan gejala hanya 10% penderita, dengan keluhan demam. Demam dirasakan
selebihnya tidak memperlihatkan gejala.4 sejak 3 minggu yang lalu, dirasakan ketika
malam hari dan mulai turun pada pagi
Pasien yang menerima terapi hari. Demam disertai juga dengan Sakit
immunosupresi, dan mereka yang dengan perut di sebelah kanan atas, sakit terasa
penyakit keganasan, diabetes melitus dan seperti ditekan, tembus sampai belakang dan
penyalahgunaan alkohol kronik secara kadang menjalar sampai perut sebelah kiri
terpisah memiliki resiko untuk terkena abses atas, sakit dirasakan sejak 1 minggu sebelum
hati.5 masuk rumah sakit. Bila sakit datang terasa
selama 10-15 menit, kemudian sakit mereda
Dua pertiga kejadian abses hati meru-
(sakit hilang timbul). Sebelumnya pasien
pakan penyakit yang berdiri sendiri. Pada
belum pernah mengalami hal serupa. Mual
60% kasus abses hati terlokalisir di lobus
(+), Muntah (-). Batuk (+), flu (-), pasien
kanan hati. Pada beberapa kasus sepsis
sering merasa sesak napas disertai nyeri
ditemukan bentuk lesi hepatik supuratif kecil
dada ketika sakitnya muncul. BAB baik dan
dan multiple yang mengindikasikan adanya
lancar, tanpa darah ataupun lendir. BAK
keterlibatan hati pada sedikitnya 1% kasus.5
berwarna seperti teh. Pasien juga
Saat ini, terdapat peningkatan mengeluhkan merasa cepat lelah apabila
insidensi AHP akibat komplikasi dari sistem beraktivitas dan nafsu makan berkurang.
hepatobiliaris, yaitu langsung dari kandung
Dari pemeriksaan fisik, pada mata
empedu atau melalui saluran-saluran
didapatkan sclera ikterik +/+. Nyeri tekan
empedu seperti hepatitis, kolangitis dan
(+) pada kuadran kanan atas dan bawah. Hati
kolesistitis. Peningkatan insidensi AHP
teraba ± 3 jari di bawah arcus costae dengan
akibat komplikasi dari sistem biliaris
permukaan rata, tepi tumpul dan konsistensi
disebabkan karena semakin tinggi umur
keras. Palpasi ginjal tidak teraba, nyeri tekan
harapan hidup dan semakin banyak orang
(-). Nyeri ketok ginjal -/-.
lanjut usia yang dikenai penyakit sistem
biliaris ini.2

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati


yang disebabkan oleh “Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus
yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun. Infeksi virus Hepatitis B
(HBV) lebih sering terjadi pada populasi

Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 123


Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboraturium

Gambar 1. USG Liver Pasien

Diagnosis yang ditegakkan pada


Pada pemeriksaan laboratorium pasien ini abses Hati piogenik dengan
didapatkan peningkatan kadar enzim hati hepatitis B. adapun tatalaksana awal pada
SGPT dan SGOT yang menandakan pasien ini adalah dengan pemberian
terjadinya suatu kelainan pada sistem Antibiotik berupa Ceftriaxon dan
hepatobiliar. Pemeriksaan ini juga Metronidazole, Lansoprazole, ambroxol
memperlihatkan pada pemeriksaan dan sistenol. Tindakan selanjutnya, pasien
serologis didapatkan adanya infeksi ini akan dilakukan CT scan untuk
hepatitis B yang dibuktikan dengan kadar menentukan seberapa luas abses yang
HbsAg positif. terjadi sehingga penatalaksanaan dari
asbses bisa lebih tepat. Namun,
Pada pemeriksaan USG yang berdasarkan hasil diskusi dengan keluarga
dilakukan ditemukan hasil pada Hati yaitu pasien ini menolak untuk dilakukan
hepatomegali, permukaan reguler tampak pemeriksaan CT scan dan memilih pulang
lesi hipoechoid batas tidak tegas pada paksa dari Rumah sakit, sehingga pasien
segmen posterolateral, tidak tampak hanya menerima antibiotik yang tidak
dilatasi vascular maupun duktus biliaris spesifik karna tidak dilakukannya kultur.
intra dan ekstrahepatik, lien (limpa) bentuk
ukuran dan echotekstur dalam batas CT Scan diperlukan untuk menen-
normal, tidak tampak echo massa, tukan luas abses sehingga dapat dipertim-
Pankreas: bentuk, ukuran, dan echo normal, bangkan dilakukannya drainase abses yang
Ginjal kanan ukuran dan echo korteks bertujuan untuk mengeluarkan abses dan
dalam batas normal tidak tampak echo Kultur bakteri untuk menentukan mikroor-
batu kecil (+) Ginjal kiri ukuran dan echo ganisme penyebab abses hati.
korteks dalam batas normal tidak tampak
echo batu kecil (+) Vesika urinaria DISKUSI
dinding tebal, iregular, batu (-) Prostat tidak Abses hati piogenik merupakan suatu
ada pembesaran prostat. Sehingga kesan kondisi yang berat dan mengancam
pada pemeriksaan USG di dapatkan : 1. kehidupan dengan angka mortalitas yang
Sugestif abscess Hati 2. Nephrolitiasis tinggi sehingga membutuhkan diagnostik
bilateral, sehingga di usulkan untuk dan terapi yang akurat.9
dilakukan CT Scan Abdomen dengan
menggunaan kontras.

124 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


Gejala yang paling sering ditemukan adalah < 42 U/L dan 41 U/L. Pemeriksaan
adalah nyeri perut bagian atas, HbsAg pada pasien ini juga Positif
hepatomegali, demam tinggi, mual dan dimana HbsAg merupakan suatu protein
muntah. Gejala ini bervariasi sesuai ukuran yang merupakan selubung luar partikel
abses, keadaan umum pasien, adanya VHB. HBsAg yang positif menunjukkan
penyakit dasar dan komplikasi.10 bahwa pada saat itu yang bersangkutan
mengidap infeksi VHB. 2
Hati merupakan komponen sentral
sistem imun. Sel Kupffer yang merupakan Apabila seseorang terinfeksi virus
15% massa hati dan 80% dari total populasi hepatitis B akut maka tubuh akan
fagosit tubuh, merupakan sel yang sangat memberikan tanggapan kekebalan. Ada tiga
penting dalam menanggulangi antigen yang kemungkinan tanggapan kekebalan yang
berasal dari luar tubuh dan diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis
mempresentasikan antigen tersebut kepada B pasca periode akut.11 Kemungkinan
limfosit.10 pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh
ade kuat maka akan terjadi pembersihan
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan
pada pasien memegang peranan penting
kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut
untuk mengarahkan suatu diagnosis. Pasien
akan menjadi karierin aktif. Ketiga, jika
laki-laki dengan usia 57 tahun dengan gejala
tanggapan tubuh bersifat intermediate maka
klinis pada pasien sangatlah khas mengarah
penyakit terus berkembang menjadi hepatitis
pada suatu abses Hati, dimana terdapat
B kronis.11
keluhan nyeri perut regio kuadran kanan
atas, demam, malaise, anoreksia, batuk, dan Abses hati biasanya timbul pada
sesak napas disertai nyeri dada. Hampir keadaan defisiensi imun misalnya usia
semua keluhan pada abses Hati pyogenik lanjut, imunosupresi, atau kemoterapi
terdapat pada abses Hati amoebik, kecuali kanker disertai kegagalan sumsum tulang.
keluhan nyeri dada dan batuk.2 Faktor penurunan imunitas cell mediated
merupakan salah satu mekanisme
Pemeriksaan fisik pada pasien abses
investasi mikroorganisme untuk terjadinya
Hati baik pyogenik maupun amoebik
suatu abses Hati, walaupun belum dapat
didapatkan pembesaran hati, hal ini juga
diketahui pathogenesisnya secara pasti. 12,13
terdapat pada pasien ini. Tanda ikterik
kadang juga didapatkan, tetapi biasanya Pada hepatitis B kronik, HBsAg
pada fase lanjut, pada pasien ini didapatkan menetap selama lebih dari 6 bulan tanpa
tanda-tanda ikterik. Ikterik pada abses Hati pembentukan antibodi anti-HBs ialah karena
pyogenik terjadi jika terdapat kolangitis respon imun terutama sel T sitotoksik
supuratif, sedangkan pada abses Hati terhadap virus lemah sehingga produksi
amoebik jarang terjadi.2 HBsAg ke sirkulasi berlebihan dan anti-HBs
Pemeriksaan darah lengkap pada tidak terdeteksi. 2
pasien ini tidak didapatkan nilai yang USG dan CT scan abdomen
begitu bermakna. Pada pemeriksaan SGOT merupakan sarana diagnostik utama pada
dan SGPT terdapat penigkatan hal ini kasus ini, hasil pemeriksaan Ultra sonografi
memang terjadi pada hepatitis bahkan pada pasien ini didapatkan pembesaran hati
dapat terjadi peningkatan SGPT dan SGOT dan adanya suatu abses. Hasil tersebut
10-20 kali dari normal, dengan SGPT lebih menunjukkan terdapat kekurangan pada
tinggi dari SGOT. SGPT dan SGOT normal

Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 125


analisa, yaitu belum dicantumkannya letak, KESIMPULAN
luas, gambaran internal echo dan posterior
Abses hati dapat timbul pada keadaan
enhancement yang lebih spesifik,
defisiensi imun salah satunya pada kondisi
reverberation artefak, internal septa, dan
imunosupresi. Hepatitis B merupakan
halo hipoechoic sehingga di perlukan
penyakit yang dapat memperburuk kondisi
pemeriksaan lebih lanjut berupa CT scan.9
sistem kekebalan tubuh sehingga ada
Berdasarkan studi komparatif yang keterkaitan erat antara kedua penyakit ini.
dilakukan, usia terbanyak terjadi abses Hati
yaitu 35-45 tahun dengan gejala dominan PERSETUJUAN
yakni nyeri perut, demam, anorexia Penulis telah menerima persetujuan
kemudian mual dan muntah. Dimana dari pasien dalam bentuk informed consent.
predileksi lobus kanan dominan sekitar 83%,
lobus kiri 4,5% dan kedua lobus 12,5%. UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan etiologi paling sering yakni
Klebsiella pneumoniae, E. coli, Penulis mengucapkan terimakasih
Staphylococcus, Bacterioides, dan banyak kepada seluruh seluruh unit terkait
Citrobacter. Dimana modalitas pengobatan dalam proses penyusunan laporan kasus ini.
yang digunakan yakni :14
KONFLIK KEPENTINGAN
Tabel 2. Modalitas terapi abses hati
Penulis menyatakan bahwa tidak
Ukuran abses Modalitas Pengobatan terdapat konflik kepentingan yang terdapat
< 5 cm Hanya antibiotik pada tulisan ini.
Antibiotik +
5 – 10 cm Percutaneous Needle REFERENSI
Aspiration (PNA)
Antibiotik + 1. Italiya H, Shah P, Rajyaguru A, Bhatt
>10 cm Percutaneous Catheter J. A prospective study of USG guided
Drainage (PCD) pigtail catheter drainage in manage-
ment of liver abscess. Int J Res Med
Abses hati piogenik diterapi dengan
Sci. 2015;3(3):574.
aspirasi perkutaneus bersamaan dengan
2. Sudoyo AW, Setiati S, Alwi I, Si-
antibiotik. Jika gagal, drainase dengan
madibrata M, Setiyohadi B, Syam AF,
pembedahan dibutuhkan. Dengan adanya
editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Da-
terapi invasif yang minimal seperti aspirasi
lam. Interna Publishing; 2009.
jarum perkutaneus atau drainase kateter
3. Moore LJ, Turner KL, Todd SR.
yang dipandu secara radiologis serta
Common problems in acute care sur-
ketersediaan antibiotik berspektrum luas,
gery. 2015.
pasien jarang membutuhkan tindakan
4. Junita A, Widita H, Soemohardjo S.
pembedahan saat ini. 9
Beberapa Kasus Abses Hati Pada
Kesimpulan dari anamnesis, Amuba. 2006 Mei;7.
pemeriksaan fisik dan laboratorium darah, 5. Dancygier H. Clinical hepatology:
serta pemeriksaan ultrasonografi semuanya principles and practice of hepatobili-
mengarah pada gambaran abses hati ary diseases. Vol. 2: ... Heidelberg,
pyogenik. Neckar: Springer Berlin; 2010. 621 p.
6. Tortora GJ, Derrickson B. Principles
of anatomy and physiology. 12th ed.

126 Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


Hoboken, NJ: John Wiley & Sons; 11. Block TM, Guo H, Guo J-T. Molecu-
2010. 1 p. lar Virology of Hepatitis B Virus for
7. Pol S. Management of HBV in im- Clinicians. Clin Liver Dis. 2007
munocompromised patients. Liver Nov;11(4):685–706.
Int. 2013 Feb;33:182–7. 12. Kumar V, Abbas AK, Aster JC, Rob-
8. Kliegman R, Nelson WE, editors. bins SL, Cornain S, Nasar IM. Buku
Nelson textbook of pediatrics. 19th ajar patologi Robbins. 2015.
ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Saun- 13. Price, Sylvia A, Wilson LM. Patofisi-
ders; 2011. 2610 p. ologi Konsep Klinis Proses-Proses
9. Jurnalis YD, Delfican D, Sayoeti Y. Penyakit. 6th ed. Vol. 1. Jakarta: Pen-
ABSES HATI PIOGENIK. Maj erbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
Kedokt Andalas. 2012 Apr 14. Amin AB, Patel RD, Doshi C, Bhuva
30;36(1):106. AV. A comparative study different
10. Mescher AL, Junqueira LCU. Jun- modalities of treatment of liver ab-
queira’s basic histology: text and at- scess. Int Arch Integr Med.
las. 13. ed. New York, NY: McGraw- 2015;2(4):11.
Hill Medical; 2013. 544 p.

Vol.1 | No.2 | Juni 2019 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 127

Anda mungkin juga menyukai