Anda di halaman 1dari 38

BAB 2

PENGUMPULAN DATA

2.1 Visi, Misi dan Moto RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
2.1.1 Visi RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
“Menjadi rumah sakit sentra rujukan se-pulau madura tahun 2019 dengan
mengedepankan sisi pelayanan, pendidikan dan penelitian”.
2.1.2 Misi RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan
profesional pada seluruh lapisan masyarakat
b. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan pelayanan administrasi dan management rumah sakit
d. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, penelitian serta pengabdian
masyarakat yang terintegrasi
2.1.3 Motto RS Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
“Kesembuhan Anda Komitmen Kami”.
2.1.4 Slogan
“Bertasbih” (Bersih, Ramah, Tanggap, Siaga, Bekerja Ikhlas).
2.1.5 Janji Pelayanan
Mendahulukan Kepentingan Pasien dan Pendidikan.

2.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan tanggal 05-07 November 2019, meliputi
5M (Man, Material, Metode, Money, Market) data yang diperoleh dari
wawancara dan dokumentasi rumah sakit yang menggunakan analisis
SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih
sebagai prioritas masalah.

6
7

2.2.1 Sumber Daya Manusia (M1-MAN)


a. Struktur Organisasi

PLT Direktur

Wadir Pelayanan
Kepala Intalasi
rawat inap
Kabid Pelayanan Keperarawatan

Kepala Ruangan Irna B Atas

Administrasi rawat
Inap B Atas

PP1 PP2 PP3

PA PA PA

PA PA PA

PA PA PA

PA PA PA

PA PA PA

Pasien

Gambar 2.1 Struktur organisasi Ruang Irna B Atas


8

b. Tugas Kepala Ruangan


1) Perencanaan
a) Menunjuk perawat primer dan mendeskripsikan tugas masing-
masing
b) Mengikuti serah terima pasen di shift sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yg di bantu katim
d) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
e) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi,
tindakan medis yang dilakukan
f) Mengatur mengendalikan asuhan keperawatan
g) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
h) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat assosiate
secara jelas
d) Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahi dua
perawat primer
e) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
f) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
g) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak ada tempat kepada
perawat primer
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus adminitrasi
pasien
i) Identifikasi masalah dan cara penanganan
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
b) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik
c) Memberi motifasi dalam meningkatkan pengetahuan
9

d) Menginformasikan hal-hal yang di anggap penting berhubungan


dengan askep klien
e) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi
b) Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer
mengenai askep yang di berikan kepada klien
c) Melalui supervisi
d) Evaluasi
e) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah di susun bersama
5) Tugas perawat primer
a) Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c) Melaksanakan rencana yang telah di buat selama ia dinas
d) Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
e) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f) Menerima dan menyesuaika rencana
g) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
h) Melakukan rujukan kepeda pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial dimasyarakat
i) Membuat jadwal perjanjian klinis
j) Mengadakan kunjungan rumah
6) Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer
a) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
b) Orientasi dan merencakan karyawan baru
c) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat
asisten
d) Evaluasi kerja
e) Merencanakan/menyelenggrakan pengembangan staf
10

f) Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan


yang terjadi
7) Ketenagaan metode primer
a) Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada
dekat dengan pasien
b) Bebasn khusus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer
c) Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
d) Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun
nonprofesional sebagai perawat asisten
8) Tanggung jawab perawat associate
Dalam melakukan tugasnya perawat pelaksana dirawat bertanggung
jawab kepada kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai
berikut :
a) Kebenaran dan ketetapan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai setandar
b) Kebenaran dan ketetapan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
asuhan keperawatan atau kegiatan lain yang di lakukan
9) Wewenang perawat pelakasana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana diruang rawat
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a) Meminta informasi dan petunjuk pada atasan
b) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batas kewenangan
10) Tugas pokok perawat pelakasana
a) Memilihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
b) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
c) Memilihara peralatan keperawatan dan medis agar dalam keadaan
selalu siap pakai
d) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentuakan diagnosa
keperawatan
e) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
11

f) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien


g) Sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya antara lain
h) Melatih atau membantu pasien untuk latihan gerak
i) Melakukan tindakkan darurat pada pasien seperti panas tinggi,
perdarahan, keracunan sesuai dengan portab yang berlaku
j) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya
k) Mengobservasi kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai
kemampuannya
l) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu usaha keperawatan
m)Melaksanakan, tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergiliran
sesuai jadwal dinas
n) Mengikuti peraturan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan
rawat
o) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan
p) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tulisan pada saat pengantian dinas
c. Tenaga/SDM
1) Tenaga Perawat
Tabel 2.1 Komposisi tenaga perawat diruangan IRNA B Atas
RSUD Syamrabu Bangkalan Bulan November 2019
Jumlah Status Kepegawaian
No Kualifikasi Jumlah
PNS Kontrak THL
1 S2 - - - -
2 S1 Keperawatan Ners 5 6 - 11
3 D3 Keperawatan 2 - 1 3
4 D4 Kebidanan - 4 - 4
5 D3 Kebidanan - 1 - 1
Jumlah 6 12 1 19
Keterangan :
THL : Tenaga Harian Lepas
PNS : Pegawai Negeri Sipil
12

2) Tenaga Medis
Tabel 2.2 Komposisi tenaga Medis diruangan IRNA B Atas RSUD
Syamrabu Bangkalan Bulan November 2019
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter spesialis penyakit dalam 4
2 Dokter spesialis paru 2
3 Dokter spesialis jantung 2
4 Dokter syaraf 2
5 Dokter bedah ortopedi 2
6 Dokter spesialis THT 2
7 Dokter spesialis gigi 4
8 Dokter spesialis urologi 1
9 Dokter spesialis jiwa 1
10 Dokter spesialis obgyn 3
11 Dokter spesialis bedah umum 4
12 Dokter spesialis rehab medis 1
13 Dokter spesialis mata 2
14 Dokter spesialis anastesi 2
15 Dokter spesialis kulit 2
16 Dokter bedah syaraf 1
Jumlah 35

3) Pendidikan, Status Kepegawaian dan Pelatihatan Tenaga Perawat


Tabel 2.3 Komposisi tenaga perawat berdasarkan tingkat
pendidikan, kepegawaian dan pelatihan diruangan IRNA B Atas
RSUD Syamrabu Bangkalan Bulan November 2019
Masa
Status Pelatihan yang
No Nama Pend Kerja
Kepegawaian pernah diikuti
(tahun)
1 Siti Hamidah, PPGD,
S.Kep., Ns. Managemen
S1 PNS 30
Bangsal, MAKP,
Pelatihan CI
2 Utami PPPGD,
Ningsih, Managemen
S.Kep., Ns. S1 PNS 15 Bangsal, ACLS,
MAKP, Pelatihan
CI
3 Siti Nur -
Aisyah, S1 PNS 12
S.Kep., Ns.
4 Sri BCLS
Damaryanti, S1 Kontrak 5
S.Kep., Ns.
5 Fitria Irma, PPGD, Perawatan
D4 Kontrak 5
S.Tr., Keb Luka Bakar
6 Agung P, -
D3 THL 12
Amd.Kep
7 Siti Hotijah, -
D3 PNS 32
Amd.Kep
8 Luluk PPGD, Pelatihan
Mukaromah, S1 CPNS 11 CI
S.Kep., Ns.
13

9 Siti Rohimah, PPGDON


D4 Kontrak 4
S.ST
10 Rita Desiyanti, -
S1 CPNS 2 Bulan
S.Kep., Ns
11 Yusuf Bahtiar, BCLS
S1 Kontrak 6
S.Kep., Ns
12 Kurnia MU
Nirmala Sari, D3 Kontrak 6
Amd.Keb
13 Nur Azizah, PPGDON
D4 Kontrak 4
S.Tr.Keb
14 Siti Isnaniyah, -
S1 Kontrak 8
S.Kep., Ns
15 Linda Ariyani, PPGDON
D4 Kontrak 8
S.Tr.Keb
16 Angga Dwi S, -
D3 CPNS 14
Amd.Kep
17 Arina PPGD
Nurhasanah, S1 Kontrak 2
S.Kep., Ns
18 Bairul Hakiki, PPGD
S1 Kontrak 5
Amd.Kep
19 Angelia PPGD
Dwiyanti, S1 Kontrak 4
S.Kep., Ns

4) Tenaga Non Keperawatan


Tabel 2.4 Komposisi tenaga non keperawatan diruangan IRNA B
Atas RSUD Syamrabu Bangkalan Bulan November 2019
No Kualifikasi Status Kepegawaian
PNS Kontrak THL
1 Administrasi - - 1
2 CARAKA - - 1
3 CS (Cleaning Service) - 4 -
Jumlah 4 2

5) Pasien
Tabel 2.5 Data 10 Penyakit terbanyak diruangan IRNA B Atas
RSUD Syamrabu Bangkalan Bulan Juli 2019
No Jenis Penyakit Jumlah
1 CVA 38
2 DM 23
3 CKD 20
4 Anemia 19
5 CHF 18
6 GEA 10
7 DC 8
8 Vertigo 8
9 HT 7
10 Pneumonia 6
Jumlah 157
14

Tabel 2.6 Data 10 Penyakit terbanyak diruangan IRNA B Atas


RSUD Syamrabu Bangkalan Bulan Agustus 2019
No Jenis Penyakit Jumlah
1 CVA 39
2 DM 35
3 Anemia 34
4 CKD 27
5 Pneumonia 9
6 Cardiomegali 7
7 HT 6
8 Angina Pectoris 5
9 Vertigo 4
10 ISK 4
Jumlah 174

Tabel 2.7 Data 10 Penyakit terbanyak diruangan IRNA B Atas


RSUD Syamrabu Bangkalan Bulan September 2019
No Jenis Penyakit Jumlah
1 Anemia 43
2 DM 42
3 CVA 29
4 CKD 23
5 HT 13
6 Kardiomegali 10
7 GEA 10
8 Vertigo 9
9 Pneumonia 8
10 Vomiting 7
Jumlah 247

d. Pengaturan Ketenagaan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam
penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan diruang rawat inap (Depkes
RI, 2005).
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja
yang ada dirumah sakit. Beberapa model pendekatan yang dapat
dipergunakan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di
rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien, cara penghitungan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus.
Bagi pasien rawat inap, standar waktu pelayanan pasien antara lain:
1. Perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam
2. Perawatan intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
3. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu : 5-6 jam/24
jam
15

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori


tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kategori I : perawatan mandiri atau minimal care. Kriteria
pasien pada klasifikasi ini adalah pasien masih dapat melakukan
sendiri kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan, minum,
penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional.
Pasien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan.
Pasien perlu dilakukan observasi setiap shift, pengobatan
minimal, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
2. Kategori II : perawatan intermediate atau partial care. Kriteria
pasien pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur posisi
waktu makan, memberi dorongan agar makan, bantuan dalam
eliminasi dan kebersihan diri, tindakan perawatan untuk
memonitor tanda-tanda vital, memeriksa produksi urine, fungsi
fisiologis, status emosional, kelancaran drainase (infus), bantuan
dalam pendidikan kesehatan serta persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
3. Kategori III : perawatan total atau total care. Kriteria pasien
pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri
kebutuhan sehari-harinya, semua kebutuhan dibantu oleh
perawat, penampilan pasien sakit berat. Pasien memerlukan
observasi tanda-tanda vital setiap dua jam, menggunakan selang
nasogastric (NGT), menggunakan terapi intravena, pemakaian
alat penghisap (suction) dan kadang pasien dalam kondisi
gelisah atau disorientasi.
16

e. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat


Metode Douglas
Tabel 2.8 Komposisi ketenagaan keperawatan diruang IRNA B Atas
RSUD Syamrabu Bangkalan Tanggal 5 November 2019
Tingkat Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
Ketergantungan pasien Pagi Sore Malam
Minimal 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07=0
Parsial 14 14x0,27=3,78 14x0,15=2,1 14x0,10=1,4
Total 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
Jumlah 14 3,78 2,1 1,4
Pembulatan 4 2 2
Perhitungan menurut Douglas :
Keterangan: angka 86
a. Pagi :4 menunjukkan jumlah hari
b. Sore :2 tidak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah
c. Malam :2 jumlah hari efektif dalam 1
Total :8 tahun

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :


86x8 = 2,4 = 2
279
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk perhari bertugas di ruang
IRNA B Atas adalah 8 orang + 1 kepala ruangan + 2 orang lepas dinas =
11 orang
Metode Gillies
Jam keperawatann yang dibutuhkan perhari
a. Keperawatan Langsung
Keperawatan Mandiri 0x2 jam : 0 Jam
Keperawatan Sebagiann 14x3 : 42 Jam
Keperawatan Total 0x6 : 0 Jam
Jumlah 42 Jam
b. Keperawatan tidak langsung 14 pasien x 1 jam = 14 Jam
c. Penyuluhan kesehatan 14 pasien x 0,25 jam = 3,5 jam
Total Keseluruhan = 59,5 Jam
Jumlah total jam keperawatan per pasien per hari
59,5 jam / 14 Pasien = 4,25 Jam

Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan diruangan


17

4 jam/pasien/harix 14 pasien/hari x 265 hari 15767


=
(365-76) x 7 2023
=8 Orang
20% x 20 = 4 Orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 8+4 = 12 Orang
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per hari
14 Orang x 4 Jam
= 8 Orang
7 Jam
Jumlah tenaga per sif
Pagi 47% = 4 Orang
Siang 36% = 3 Orang
Malam 17% = 1 Orang
Dengan jumlah tenaga kesehatan 19 orang di Ruang IRNA B Atas
dapat disimpulkan bahwa Irna B Atas memenuhi jumlah tenaga perawat
yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan pelayanan optimal.
Tabel 2.9 Komposisi ketenagaan keperawatan diruang IRNA B Atas
RSUD Syamrabu Bangkalan tanggal 6 November 2019
Tingkat Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
Ketergantungan pasien Pagi Sore Malam
Minimal 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07=0
Parsial 19 19x0,27=5,13 19x0,15=2,85 19x0,10=1,9
Total 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
Jumlah 19 5,13 2,85 1,9
Pembulatan 5 3 2
Perhitungan menurut Douglas :
Keterangan: angka 86
a. Pagi :5 menunjukkan jumlah hari
b. Sore :3 tidak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah
c. Malam :2 jumlah hari efektif dalam 1
Total : 10 tahun

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :


86x10 = 3,08 = 3
279
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk perhari bertugas di ruang
IRNA B Atas adalah 10 orang + 1 kepala ruangan + 3 orang lepas dinas
= 14 orang
Metode Gillies
Jam keperawatann yang dibutuhkan perhari
d. Keperawatan Langsung
18

Keperawatan Mandiri 0x2 jam : 0 Jam


Keperawatan Sebagiann 19x3 : 57 Jam
Keperawatan Total 0x6 : 0 Jam
Jumlah 57 Jam
e. Keperawatan tidak langsung 19 pasien x 1 jam = 19 Jam
f. Penyuluhan kesehatan 19 pasien x 0,25 jam = 4,75 jam
Total Keseluruhan = 80,75 Jam
Jumlah total jam keperawatan per pasien per hari
80,75 jam / 19 Pasien = 4,25 Jam
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan diruangan
4 jam/pasien/harix 19 pasien/hari x 265 hari 21398,75
=
(365-76) x 7 2023
=10,57 = 11 Orang
20% x 20 = 4 Orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 11+4 = 15 Orang
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per hari
19 Orang x 4 Jam
= 10,85=11 Orang
7 Jam
Jumlah tenaga per sif
Pagi 47% = 5 Orang
Siang 36% = 4 Orang
Malam 17% = 2 Orang
Dengan jumlah tenaga kesehatan 19 orang di Ruang IRNA B Atas
dapat disimpulkan bahwa Irna B Atas memenuhi jumlah tenaga perawat
yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan pelayanan optimal.

Tabel 2.10 Komposisi ketenagaan keperawatan diruang IRNA B Atas RSUD


Syamrabu Bangkalan tanggal 7 November 2019
Tingkat Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
Ketergantungan pasien Pagi Sore Malam
Minimal 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07=0
Parsial 21 21x0,27=5,67 21x0,15=3,15 21x0,10=2,1
Total 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
Jumlah 21 5,67 3,15 2,1
Pembulatan 6 3 2
19

Perhitungan menurut Douglas :


Keterangan: angka 86
a. Pagi :6 menunjukkan jumlah hari
b. Sore :3 tidak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 279 adalah
c. Malam :2 jumlah hari efektif dalam 1
Total : 11 tahun

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :


86x11 = 3,39=3
279
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk perhari bertugas di ruang
IRNA B Atas adalah 11 orang + 1 kepala ruangan + 3 orang lepas dinas
= 15 orang
Metode Gillies
Jam keperawatann yang dibutuhkan perhari
g. Keperawatan Langsung
Keperawatan Mandiri 0x2 jam : 0 Jam
Keperawatan Sebagiann 21x3 : 63 Jam
Keperawatan Total 0x6 : 0 Jam
Jumlah 63 Jam
h. Keperawatan tidak langsung 21 pasien x 1 jam = 21 Jam
i. Penyuluhan kesehatan 21 pasien x 0,25 jam = 5,25 jam
Total Keseluruhan = 89,25 Jam
Jumlah total jam keperawatan per pasien per hari
89,25 jam / 21 Pasien = 4,25 Jam
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan diruangan
4 jam/pasien/harix 21 pasien/hari x 265 hari 23651
=
(365-76) x 7 2023
=12 Orang
20% x 20 = 4 Orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 12+4 = 16 Orang
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per hari
21 Orang x 4 Jam
= 13 Orang
7 Jam
Jumlah tenaga per sif
Pagi 47% = 6 Orang
20

Siang 36% = 5 Orang


Malam 17% = 2 Orang
Dengan jumlah tenaga kesehatan 19 orang di Ruang IRNA B Atas
dapat disimpulkan bahwa Irna B Atas memenuhi jumlah tenaga perawat
yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan pelayanan optimal.
21

f. Alur pelayanan rawat inap Irna B Atas

Gambar 2.2 Alur Pelayanan rawat inap Irna B Atas

Ket :
: Garis Alur Pelayanan
22

2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)


Penerapan proses praktik profesi keperawatan mahasiswa program
studi ilmu keperawatan Ngudia Husada Madura, mengambil tempat ruang
IRNA B Atas RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Pengakjian
data awal dilakukan pada tanggal 05-07 November 2019, adapun data yang
didapat adalah sebagai berikut :
a. Gambaran Umum Ruangan
Ruang IRNA B atas yang dikelola berada di IRNA B atas. Didalamnya
terdapat beberapa ruangan antara lain ruang kepala ruangan, ruang
perawat (nurse station), ruang tindakan, ruang perawatan I, ruang
perawatan II, ruang perawatan III, ruang perawatan IV, ruang perawatan
V, ruang isolasi, kamar mandi perawat, kamar mandi pasien, gudang, dan
ruang panel listrik, lift.
b. Lokasi dan denah ruangan
1) Lokasi ruangan
Lokasi penerapan proses praktik yang diguanakan dalam kegiatan
profesi manajemen keperawatan mahasiswa program studi profesi
ners Ngudia Husada Madura di IRNA B Atas RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan yang terletak sebagai uraian sebagai
berikut :
a) Sebelah timur berbatasan dengan taman
b) Sebelah barat berbatasan dengan jalan
c) Sebelah utara berbataan dengan parkiran
d) Sebelah selatan berbatasan dengan ruang neonatus
23

2) Denah ruangan Irna B Atas

Gambar 2.3 Denah Ruang Irna B Atas


c. Data tempat tidur pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5-7 November 2019,
didapatkan gambaran tempat tidur ruang IRNA B Atas adalah 30 tempat
tidur dengan rincian sebagai berikut
1) Gambaran umum jumlah tempat tidur diruang Irna B Atas
a) Isolasi : 1 bed dalam 1 ruang
b) R Tindakan : 1 bed dalam 1 ruang
c) R I : 8 bed dalam 1 ruang
d) R II : 5 bed dalam 1 ruang
e) R III : 5 bed dalam 1 ruang
f) R IV : 5 bed dalam 1 ruang
g) R V : 5 bed dalam 1 ruang
Total jumlah bed diruang IRNA B Atas = 30 bed
2) Gambaran berdasarkan jumlah pasien pada tanggal 5 November 2019
a) Isolasi : 1 bed (kosong)
b) R Tindakan : 1 bed (kosong)
c) R I : 8 bed (2 kosong)
d) R II : 5 bed (2 kosong)
e) R III : 5 bed (2 kosong)
24

f) R IV : 5 bed (4 kosong)
g) R V : 5 bed (4 kosong)
Jumlah :
a) Bed keseluruhan = 30
b) Bed yang terpakai = 14
Rumus BOR =
jumlah bed terpakai x 100%
∑ bed total
Dengan BOR tanggal 5 November 2019 : 16/30x100% = 53,33%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 November 2019
didapatkan BOR keseluruhan di IRNA B Atas sebanyak 16 bed yang
terpakai dengan persentase BOR sebanyak 53,33% (BOR ideal : 75-
85%)
3) Gambaran berdasarkan jumlah pasien pada tanggal 6 November 2019
a) Isolasi : 1 bed (kosong)
b) R Tindakan : 1 bed (kosong)
c) R I : 8 bed (1 kosong)
d) R II : 5 bed (1 kosong)
e) R III : 5 bed (3 kosong)
f) R IV : 5 bed (1 kosong)
g) R V : 5 bed (3 kosong)
Jumlah :
c) Bed keseluruhan = 30
d) Bed yang terpakai = 19
Rumus BOR =
jumlah bed terpakai x 100%
∑ bed total
Dengan BOR tanggal 6 November 2019 : 19/30x100% = 63,33%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 6 November 2019
didapatkan BOR keseluruhan di IRNA B Atas sebanyak 19 bed yang
terpakai dengan persentase BOR sebanyak 63,33% (BOR ideal : 75-
85%).
4) Gambaran berdasarkan jumlah pasien pada tanggal 7 November 2019
a) Isolasi : 1 bed (kosong)
25

b) R Tindakan : 1 bed (kosong)


c) R I : 8 bed (3 kosong)
d) R II : 5 bed (1 kosong)
e) R III : 5 bed (0 kosong)
f) R IV : 5 bed (0 kosong)
g) R V : 5 bed (3 kosong)
Jumlah :
e) Bed keseluruhan = 30
f) Bed yang terpakai = 21
Rumus BOR =
jumlah bed terpakai x 100%
∑ bed total
Dengan BOR tanggal 6 November 2019 : 21/30x100% = 70 %
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7 November 2019
didapatkan BOR keseluruhan di IRNA B Atas sebanyak 21 bed yang
terpakai dengan persentase BOR sebanyak 70 % (BOR ideal : 75-
85%)
d. Fasilitas pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5-7 November 2019, pasien di
ruang IRNA B Atas dilengkapi fasilitas sebagai berikut :
1) Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang R1 (R. Non Infeksius), R2
(Kelas II), ruang tindakan, R3 (R. Persyarafan), R4 (HCU), R5 (R.
Infeksius).
2) Kamar mandi dan toilet semua ruangan untuk pasien (selain isolasi
dan ruang tindakan) berada dikiri ruangan (dari arah pintu masuk
ruangan) dan untuk perawat ada disebelah barat pintu masuk ruangan.
e. Fasilitas untuk petugas kesehatan
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 5-7 November 2019, petugas
kesehatan diruang IRNA B Atas dilengkapi fasilitas sebagai berikut :
1) Ruang kepala ruangan dan ruang konsultasi di depan R4 (HCU)
2) Kamar mandi perawat disebelah barat pintu masuk ruangan
3) Ruang perawat di belakang sebelah timur nurse station
4) Nurse station dibagian tengah ruangan
26

5) Gudang di sebelah timur R. Isolasi


6) Meja administrasi berada di samping kanan nurse station
f. Peralatan dan fasilitas
Tabel 2.11 Fasilitas di Irna B Atas RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Bangkalan
No Nama Barang Jumlah
1 Bed 30
2 Standar Infus 37
3 Kipas Angin 6
4 Kursi Panjang 4
5 Jam Dinding 1
6 Bangku Panjang 2
7 Wastafel 7
8 Lemari Pasien 23
9 Meja Ners Station 1
10 Meja Administrasi 2
11 Papan Informasi 1
12 Kereta O2 8
13 AC 12
14 Kulkas 1
15 TV 3
16 Kursi Besi 20
17 Lemari Kaca 3
18 Lemari Obat 1
19 Tempat Sampah Non Infeksius 8
20 Tempat Sampah Infeksius 4
21 Tempat Linen Kotor 2
22 Kulkas Darah 1
23 CCTV 2
24 APAR 1
25 Helm (Kuning, Merah, Hijau, Putih) 4
26 Speaker 1

Tabel 2.12 Peralatan Medis di Irna B Atas RSUD Syarifah Ambami Rato
Ebu Bangkalan
No Nama Barang Jumlah Barang Kondisi Barang
1 Airway Kit 1 Baik
2 Ambubag Dewasa 2 Baik
3 Gunting Biasa 1 Baik
4 Pinset Anatomi 4 Baik
5 Pinset Chirrurghi 4  Baik
6 Stetoskop 5 Baik
7 Troli Emergency 1 Baik
8 Tensimeter 4 Baik
9 Termometer 4 Baik
10 Troli Rawat Luka 2 Baik
11 Troli Injeksi 3 Baik
12 Suction 3 Baik
13 Bak Instrumen 6  Baik
27

14 Kereta O2 6  Baik
15 Nebulizer 1 Baik
16 Syring Pump 6 Baik
17 Infus Pump 2 Baik
18 Lampu Senter 1  Baik
19 Timbangan 1 Baik
20 ECG 1 Baik
21 Kasur Dekubitus 1  Baik
22 Troli Obat Emergency 1 Baik
23 Bed Transport 2 Baik
24 Saturasi O2 3  Baik
25 Oxycenter 29 Baik
26 Tabung O2 10 Baik
27 Rawat Luka Set 4 Baik
28 Spatel Lidah 3  Baik
29 Hamer 2  Baik
30 Monitor 4 Baik
31 Torniquet 1 Baik
32 Handscrub 32 Baik

g. Administrasi penunjang
1) Buku Injeksi
2) Buku Observasi
3) Buku laporan 24 jam
4) Buku Diet Pasien
5) Buku Visite Dokter
6) Buku Permintaan Radiologi
7) SOP dan SAK
8) Buku Laporan Hasil Laboratorium
9) Buku Permintaan atau Pengajuan Peralatan Kesehatan
10) Buku anggaran untuk sarana dan fasilitas yang sudah rusak
Berdasarkan informasi dari kepala ruangan, pengadaan alat-alat
kesehatan di IRNA B Atas dikoordinasi oleh kepala ruangan dan
belum adanya standar fasilitas dan sarana kesehatan yang ada di
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.

2.2.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)


a. Sistem penerapan MAKP
28

RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan memiliki misi, visi


dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan. Hasil
pengkajian pada tanggal 05-07 November 2019 Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang digunakan adalah model primer.
Kepala Ruangan adalah seorang S1 Keperawatan Ners yang
berpengalaman dan telah mengikuti pelatihan PPGD, Manajemen
Bangsal, MAKP dan Pelatihan CI, dan terdapat 3 perawat sebagai
perawat primer yang berpendidikan S1 Kepearawatan Ners dan setiap
perawat primer membawahi perawat assosiate, yaitu pada Perawat Primer
1 membawahi 5 Perawat Assosiate (yang terdiri dari D3 keperawatan, D4
kebidanan dan S1 keperawatan) dengan memegang ruang perawatan 1 (8
bed), perawat primer 2 membawahi 5 perawat associate (yang terdiri dari
D3 keperawatan, D4 kebidanan dan S1 keperawatan) dengan memegang
ruang perawatan 2 dan 3 (10 bed) dan perawat primer 3 membawahi 5
perawat associate (yang terdiri dari D3 keperawatan, D4 kebidanan dan
S1 keperawatan) dengan memegang ruang perawatan 4 (HCU) dan 5 (10
bed).
Pelaksanaan MAKP sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
pada pembagian tugas yang jelas oleh Karu. Dari 6 perawat yang
dijadikan sampel untuk diberikan kuisioner tingkat kepuasan perawat
tentang MAKP, didapatkan 6 orang perawat (100%) mengatakan puas
dengan kodisi lingkungannya.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 05-07 November 2019,
dengan menggunakan kuisioner, 6 perawat (100%) dari 6 perawat
mengatakan mengetahui dan mengerti dengan model MAKP yang
digunakan di ruangan, dari 5 (83,3%) perawat mengatakan tidak
terbebani dengan model MAKP yang digunakan di ruangan karena
perawat yang dijadikan sampel mengerti dengan model MAKP yang
digunakan dan 1 (16,7%) mengatakan bahwa MAKP yang digunakan
saat ini menyulitkan dan terbebani.
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme
pelaksanaan model asuhan keperawatan didapatkan bahwa komunikasi
29

antar profesi terlaksana cukup baik, sedangkan rencana asuhan


keperawatan antar shift berkelanjutan. Adanya komunikasi yang baik
antara anggota PA dengan PP.
Kesimpulan dari hasil pengkajian adalah di Ruang Irna B atas
menggunakan MAKP model Primariy survey. Secara keseluruhan
pelaksanaan model asuhan keperawatan di Irna B atas sudah terlaksana
dengan maksimal
1) Penerimaan Pasien baru
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, tanggal 5-7
November 2019. Proses penerimaan pasien baru yang datang di
ruangan ini penerapannya belum optimal, karena keterbatasan waktu
dan tenaga, seperti halnya perawat hanya menerima pasien baru dari
petugas IGD (serah terima). Penerimaan pasien baru diterima oleh
perawat associate maupun perawat primer dan terkadang didampingi
oleh karu pada shift pagi saja. Kemudian sebagian perawat irna B atas
ada yang tidak memperkenalkan diri dan perkenalan perawat yang
bertanggung jawab, tidak menerangkan waktu makan pasien serta
tidak melakukan orientasi ruangan.
Hasil pengkajian yang kami dapat proses penerimaan pasien
baru dilaksanakan mengkondisikan sesuai dengan keadaan di ruangan
pada saat penerimaan pasien baru karena terkadang terjadi overload
pasien yang tidak seimbang dengan jumlah tenaga medis di ruangan
sehingga penerimaan pasien baru kurang optimal. Hal ini yang juga
menyebabkan penerapan alur peneriman pasien baru belum
dilaksanakan keseluruhannya pada proses penerimaan pasien baru
yang sesuai dengan teori dan format penerimaan pasien baru yang
sudah ada.

2) Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil pengkajian tentang sentralisasi obat yang
dilakukan di ruang irna B atas pada tanggal 5-7 November 2019 yaitu
perawat menjelaskan kepada keluarga tentang sentralisasi obat serta
30

meminta persetujuan keluarga. Segala pemberian obat kepada pasien


sudah disiapkan oleh perawat dengan cara menempatkan obat pasien
di tempat obat yang sudah disediakan oleh ruangan dan sudah
diberikan nama sesuai nama pasien, semua perawat di Irna B atas ikut
serta melakukan sentralisasi obat. sentralisasi obat menggunakan
sistem one day dose serta terdapat buku injeksi dan obat oral sehingga
pemberian obat tepat waktu.
Sentralisasi obat di ruang IRNA B Atas sudah baik namun
belum optimal. Pendokumentasian pada sentralisasi obat terdapat
lembar serah terima obat dari perawat ke keluarga serta format
pemberian obat terdapat nama perawat pelaksana serta tanda tangan
atau persetujuan keluarga, namun lembar dokumentasi pemberian obat
masih belum terlaksana dan hanya dilakukan serah terima diawal
pasien masuk dan belum dilakukan secara rutin tiap kali injeksi atau
pemberian obat.
Pada pasien umum yang menggunakan biaya sendiri dilakukan
sentralisai obat, pasien datang ke IRNA B Atas dengan didampingi
perawat IGD lalu obat pasien di serahkan kepada perawat kemudian
seluruh obat yang dikonsumsi oleh pasien diserahkan atau disimpan
diloker obat.
Untuk pasien pulang beberapa pihak keluarga mengambil obat
ke pihak farmasi, hal ini terjadi karena untuk efisiensi waktu karena
pihak keluarga ingin cepat pulang serta petugas farmasi yang
terkadang tidak ada di ruangan atau terbatas.
3) Timbang Terima
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5-7 November 2019,
Timbang terima dilakukan tiga kali sehari atau setiap pergantian shift,
timbang terima di Irna B atas merupakan kegiatan rutin yang sudah
dilakukan, dimana pergantian shift pagi ke shift sore dilakukan pada
jam 14.00 dan shift sore ke shift malam dilakukan pada jam 21.00
WIB, shift malam ke pagi dilakukan pada jam 07.00 WIB. Timbang
terima dilakukan di nurse station dari perawat ke perawat. Timbang
31

terima dibuka oleh perawat primer didampingi oleh karu. Karu hanya
mendampingi timbang terima pada shift pagi ke siang dan shift malam
ke shift pagi untuk shift siang ke shift malam hanya dilakukan oleh
perawat primer dan perawat assosiate. Pelaporan jaga setiap shift
sudah dilakukan dengan baik. Hal-hal yang disampaikan dalam
timbang terima adalah masalah keperawatan. Operan diikuti oleh
semua perawat, namun masih ada perawat lainnya yang tidak
memperhatikan saat timbang terima. Kadang-kadang perawat tidak
tepat waktu dalam melakukan timbang terima. Apabila ada klarifikasi,
langsung tanya jawab di nurse station dan di validasi langsung ke
pasien. Ada juga perawat yang hanya menulis di secarik kertas.
Timbang terima di ruang Irna B Atas sudah dilaksanakan
dengan baik tetapi belum optimal karena diruangan belum tersedia
format timbang terima secara khusus seperti mencakup nama dan
paraf perawat pada kedua shift.
4) Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5-7 November 2019,
kegiatan supervisi di ruang Irna B Atas Syamrabu Bangkalan
terlaksana. Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi di
Ruang IRNA B Atas dengan jadwal yang tidak terencana setiap kali
terjadi masalah dengan form khusus yang sudah tersedia. Pada saat
wawancara dengan perawat di ruang irna B atas ditemukan
pendokumentasian dan protab/SOP supervisi keperawatan, dan kepala
ruangan tetap melakukan supervisi jika terdapat tenaga perawat dan
adanya kinerja perawat yang mendapat laporan dalam melakukan
tindakan keperawatan yang kurang benar. Kepala ruangan memakai
lembar penilaian dan kepala ruangan memberi masukan langsung
kepada perawat yang bersangkutan secara lisan atau dengan teguran.
Sedangkan perawat yang mampu menjalankan SOP dengan baik
belum ada reward khusus yang diberikan baik berupa dalam bentuk
barang, naik pangkat ataupun naik gaji. Reward yang diberikan hanya
ucapan terimakasih atau sanjungan saja. Namun, belum ada program
32

pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi yang sesuai jadwal. Dari


pelaksanaan supervisi ini perawat diharapkan dapat meningkatkan
kinerja dalam melakukan asuhan keperawatan.
5) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping pasien
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh perawat primer dan atau perawat konselor, kepala
ruangan, yang melibatkan seluruh anggota tim.
Berdasarkan hasil pengkajian dengan wawancara yang
dilakukan pada tanggal 5-7 November 2019, didapatkan data berupa
informasi, bahwa di Ruang Irna B Atas ronde keperawatan pernah
dilakukan tapi masih belum optimal dan masih terbilang jarang,
karena tidak dilakukan secara teori seperti hanya dilakukan apabila
dokter visite, namun ronde keperawatan dilakukan pada saat
penerapan aplikasi MAKP ronde keperawatan oleh mahasiswa profesi
ners, dan ruang irna B atas masih belum merealisasikan dengan baik
ronde keperawatan karena adanya keterbatasan waktu untuk dilakukan
ronde keperawatan, setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak ada
perkembangan serta penyakit yang jarang ditemukan sehingga ronde
keperawatan di Ruang Irna B Atas belum maksimal. Di ruang irna B
atas pun sudah banyak perawat yang mempunyai banyak pengalaman
dalam bidang keperawatan KMB.
6) Discharge Planning
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan suatu
proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta
koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari
program keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk
rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan
usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang
33

penting bagi klien sehingga tercipta perawatan yang


berkesinambungan antara perawatan selama dirumah sakit dengan
perawatan setelah dirumah.
Discharge planning di Ruang Irna B Atas RSUD Syamrabu
Bangkalan sudah dilakukan hampir pada semua pasien yang akan
pulang dengan lisan yang dilakukan oleh perawat assosiate melalui
rekomendasi dokter DPJP dengan di lampirkan lembar discharge
planning. Proses pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse
station. Format discharge planning sudah ada dengan isi sesuai
dengan standar, meliputi identitas pasien, tanggal kontrol, aturan diet,
obat, perawatan di rumah, aktifitas dan istirahat, perawatan umum,
dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Dalam discharge
planning ada leaflet atau brosur yang berisi penjelasan terkait
penyakit yang di alami pasien.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat
Irna B Atas pada tanggal 5-7 November 2019, discharge planning
sudah dilakukan dengan cukup baik, yang terdiri dari pre yaitu, pada
saat awal pasien baru masuk keruangan, midle, yaitu pada saat
dilakukan tindakan (injeksi) perawat memberikan HE tentang
penyakit dan obat. Pada saat pulang, pasien juga diberikan
lembar/form discharge planning yang yang berisi nama pasien,
tanggal masuk, dokter yang merawat, catatan dokter/perawat, diet
khusus, aktivitas, obat-obatan yang diminum, perawatan dirumah,
fisiotherapi, hasil pemeriksaan (USG/EKG/CHCO/EEG/CT
Scanning/PA/Lap) hasil tersebut berupa fotocopy beserta surat
kontrol yang dilakukan oleh perawat assosiate atau perawat yang saat
itu berdinas. Perawat Irna B Atas terkadang menggunakan bahasa
madura saat menyampaikan isi discharge planning. Perawat di ruang
Irna B Atas memberikan pendidikan kesehatan secara informal kepada
pasien atau keluarganya selama di rawat atau pulang. Namun, karu
tidak selalu mendampingi atau membuka dalam proses discharge
planning.
34

Dengan adanya pemberian leaflet atau brosur untuk pasien


pulang terutama memberikan leaflet atau brosur tentang penyakit yang
diderita pasien, pasien atau keluarga pasien memiliki pengetahuan
tentang pemahaman penyakit yang dialami pasien sehingga pasien
dan keluarga pasien mengetahui tentang penyakit yang diderita pasien.
Di ruang irna B atas tersedianya leaflet tetapi tidak dimanfaatkan atau
tidak diberikan sehingga banyak keluarga yang tidak mengetahui.
Namun terkadang perawat tidak memberikan leaflet saat pasien
pulang karena keterbatasan waktu dan tenaga perawat.
7) Dokumentasi
Sampai saat ini pendokumentasian yang berlaku di ruang Irna B
Atas adalah sistem SOR (Source Oriented Record) yaitu suatu sistem
pendokumentasian yang berorientasi kepada 5 komponen (lembar
penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medik
atau penyakit, catatan perawat dan laporan). Selama ini catatan
keperawatan dituliskan jawaban dari advice dokter dan tindakan
mandiri perawat, dan semua tindakan sudah didokumentasikan. Di
ruang irna B atas sudah memiliki lembar dokumentasi asuhan
keperawatan yang mencakup pengkajian yang menggunakan
persistem. Hambatan dalam pelaksanaan pendokumentasian adalah
belum optimal dalam pendokumentasian karena perawat sibuk dengan
tindakan yang dilakukan sehingga pengkajian persistem tidak
dilakukan secara sempurna. Ruang Irna B Atas sudah menyediakan
format hand over.
Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan sudah
dilaksanakan tetapi belum optimal. Untuk catatan keperawatan sudah
di isi sesuai advice dokter dan berdasarkan rutinitas ruangan. Menurut
hasil wawancara, secara lisan dengan sebagian perawat didapatkan
bahwa yang mengisi status pasien adalah perawat primer sedangkan
yang mengisi dilembar catatan perkembangan perawat dalam rekam
medik adalah semua perawat yang piket pada waktu tersebut.

2.2.4 Pembiayaan (M4-Money)


35

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5-7


November 2019 biaya perawatan pasien di ruang IRNA B Atas RSUD
Syarifah Ambami Ratu Ebu Bangkalan berasal dari umum/biaya sendiri
(APBD dan APBN) dan BPJS. BPJS dibagi menjadi 2, yaitu PBI
(jamkesmas, KIS, SPM), non PBI (mandiri, askes PNS, jamsostek). Sumber
kesejahteraan karyawan/ruangan rumah sakit :
a. Umum/biaya sendiri
b. (APBD dan APBN)
c. Jasa Medik : BPJS
1) PBI (Jamkesmas, KIS)
2) Non PBI (Mandiri, Askes PNS)
Berdasarkan hasil wawancara dengan administrasi ruangan dijelaskan
bahwa tidak ada kegiatan yang menghasilkan tambahan keuangan di
ruangan. Belum ada kegiatan yang menghasilkan tambahan bagi ruangan.
Pembayaran melalui 1 pintu yaitu diloket depan. Tersedianya pelayanan
dokter spesialis penyakit dalam. Adanya kesempatan untuk mengikuti
pelatihan.
36

Daftar rincian pembiayaan perawatan ruang Irna B Atas


Tabel 2.13 Daftar rincian pembiayaan perawatan ruang irna B atas di RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu
No Jenis Tindakan Kelas III (Rp) Kelas II (Rp)
1 Akomodasi (biaya kamar) 87.000 126.500
2 Biaya Makan :
- Biasa 40.000 50.000
- Khusus 50.000 50.000
3 Tindakan medic (operatif/non
operatif
- Sederhana 1 - 18.000 - 19.500
- Sederhana 2 - 35.770 - 31.850
- Sederhana 3 - 93.440 - 83.200
- Kecil 1 - 124.800 - 135.200
- Kecil 2 - 294.000 - 318.500
- Kecil 3 - 480.000 - 520.000
- Kecil 4 - 636.000 - 689.000
- Kecil 5 - 780.000 - 845.000
- Sedang 1 - 1.118.000 - 1.287.000
- Sedang 2 - 1.398.000 - 1.514.500
- Sedang 3 - 1.608.000 - 1.742.000
- Sedang 4 - 1950.000 - 2.112.500
- Sedang 5 - 2.250.000 - 2.437.500
- Besar 1 - 2.952.000 - 3.198.000
- Besar 2 - 3.360.000 - 3.640.000
- Besar 3 - 3.756.000 - 4.069.000
- Besar 4 - 4. 125.000 - 4.468.750
- Besar 5 - 4.500.000 - 4.875.000
- Khusus 1 - 5.160.000 - 5.590.000
- Khusus 2 - 5.760.000 - 6.240.000
- Khusus 3 - 6.369.000 - 6.899.750
- Khusus 4 - 7.110.000 - 7.702.500
- Khusus 5 - 8.100.000 - 8.775.000
Keterangan :
No Klasifikasi Klasifikasi Tindakan Ket
1 Bedah Umum Sederhana 1 Ukur prod drain/membuang
Mengantar px
Mengganti infus set/tranfusi set
baru
Ukur prod dc/membuang
Memasang cabang infus/tree way
infus
Memperbaiki infus macet
Perawatan luka WSD
Memasang amsling
Sederhana 2
Memasang/aff tensocrape
Perawatan jenazah
Spoeling irigasi
Mengganti clowtomy bag dan
perawatan
Aspirasi benjolan
Kecil 1
Xtraksi kuku
Rectal toucher
37

Protoscopy
No Klasifikasi Klasifikasi Tindakan Ket
2 Obgyn Kecil 1 Digital
Oxytosin drip
Misoprostol per vagina
Kecil 2 Biopsi
Kecil 3 Explorasi covum uteri
Sedang 1 Marsupilasi/incici
3 Fisiotherapy Sederhana 1 x MWD/diathermy
1 x SWD/diathermy
1 x tens
1 x es
1 x ir
Pemeriksaan KFR
Komprehensif
Pemeriksaan neorologis
Evaluasi ortosis
Evaluasi prosthesis
MNT (pemeriksaan KFR
komprehensif)
Biofeedback, EMG
Other diagnostic prosedur
Kecil 2 x diathermy
1 x diathermy + 1x tens
1x diathermy + 1x es
1x diathermy + 1x IR
1x tens + 1x IR
1x es + 1x ER
2x IR
1x diathermy + exercise
1x diathermy + messege
1x IR + exercise
1x IR + messege
Exercise (pikalterpi manual)
Stati cycle
Mobilisasi sendi
Mobilisasi spine
Stretching pasif
Breathing exercise
Trkasi karvikal/lumbal
Gait training
Latihan dengan ortosis/prosthesis
Hidroterapi
Sedang 2x diathermy + exercise
2x diathermy + tens
2x diathermy + messege
2x diathermy + es
1x akupuntur
SWD, MWD, USD
Infrared
NMES
ST (speedtherapy)
OT
Nocational therapy
Nebulizer
Postural drainase
Icing
38

No Klasifikasi Klasifikasi Tindakan Ket


4 Urologi Sederhana 2 Aff heacting
Aff kateter dengan hambatan
Sederhana 3 Pasang kateter
Ganti kateter
Keci 1 Sirkumsisi
Ekstasi batu uretra
Dilatasi/businasi
Meatonomi
Drainase skrotum
Ganti sistotami
Lepas sistotami
Neskrotomi
5 Jiwa Sederhana 1 Administration of psikologi test
MMPI
Sederhana 2 Psikiatri interview evaluasi
Sederhana 3 Family therapy
Psikiatrik somatotherapy
Other group therapy
Drug addiction conseling
Alkoholis konseling
Other konseling
6 Orthopedy Sederhana 3 Aspirasi injeksi articular
Kecil 1 Pasang ransel klarium
7 Icu Besar 2 Ventilator
Kecil 1 Setting ventilator
Sedang 1 NIV
CVP/CVC
Injeksi epidural
Infus vena aksila
Sederhana 1 Clepping vibration
Sederhana 3 Matras decubitus
Injeksi abdomen
8 Jnatung Sederhana P EICG/ECG
dalam
Kecil 1 Treadmil
Kecil 2 Echo cardiography
9 Paru Sederhana 3 Nebulizer
Faal paru
Kecil 1 Propuction
10 THT Sederhana 3 Rawat luka post op abses peri
tonsiler
Rawat luka post op abses
mastriditis
Kecil 1 Caustic hidung
Caustic tenggorok
Audiometri
39

2.2.5 Mutu (M5-Mutu)


a. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di Irna B Atas tanggal 5-
7 November 2019 didapatkan:
Tabel 2.14 Gambaran umum kapasitas tempat tidur di Irna B Atas RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu
No Ruang Jumlah
1 Isolasi 1
2 Ruang Tindakan 1
3 RI 8
4 R II 5
5 R III 5
6 R IV 5
7 RV 5

Tabel 2.15 Gambaran keadaan kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah


pasien di Irna B Atas Syarifah Ambami Rato Ebu tanggal 5-7 November
2019
Tanggal 5 November 2019
No Ruang Jumlah Bed Terpakai Kosong BOR (%)
1 Isolasi 1 0 1 0
2 Ruang Tindakan 1 0 1 0
3 RI 8 6 2 75
4 R II 5 3 2 60
5 R III 5 3 2 60
6 R IV 5 1 4 20
7 RV 5 1 4 20
Jumlah 30 14 16

Tanggal 6 November 2019


No Ruang Jumlah Bed Terpakai Kosong BOR (%)
1 Isolasi 1 0 1 0
2 Ruang Tindakan 1 0 1 0
3 RI 8 7 1 87,5
4 R II 5 4 1 80
5 R III 5 2 3 40
6 R IV 5 4 1 80
7 RV 5 2 3 40
Jumlah 30 19 11

Tanggal 7 November 2019


No Ruang Jumlah Bed Terpakai Kosong BOR (%)
1 Isolasi 1 0 1 0
2 Ruang Tindakan 1 0 1 0
3 RI 8 5 3 62,5
4 R II 5 4 1 80
5 R III 5 5 0 100
40

6 R IV 5 5 0 100
7 RV 5 2 3 40
Jumlah 30 21 9
Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 5-7 November 2019
dapat disimpulkan bahwa, BOR pada tanggal 5 November 2019 yang
tertinggi yaitu 75%, sedangkan BOR yang terendah 0%. Berdasarkan
hasil pengkajian pada tanggal 6 November 2019 didapatkan BOR yang
tertinggi 87,5% sedangkan BOR yang terendah yaitu 0%. Berdasarkan
hasil pengkajian pada tanggal 7 November 2019 didapatkan BOR yang
tertinggi 100% sedagkan BOR terendah 0%.
b. Mutu pelayanan keperawatan
1) Flebitis, pemakaian gelang dan decubitus
Tabel 2.16 Pengkajian flebitis pada tanggal 5-7 November 2019 di
Irna B Atas Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Bulan Oktober 2019
Tanggal Flebitis Tidak Memkai Decubitus
Gelang
5 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
6 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
7 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Total

Pasien Flebitis
X 100%
Pasien Beresiko Flebitis

Dari tabel diatas dapat kita temui bahwa keamanan pasien :


indikator pelayanan dapat dilihat dari jumlah penanggulangan KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan) dalam pengkajian selama 3 hari (5-7
November 2019), tidak didapatkan kejadian flebitis, tidak memakai
gelang, dan decubitus diruang IRNA B Atas Atas RSUD Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan.
2) Angka kejadian pasien jatuh
Pasien Jatuh
X 100%
Pasien Beresiko Jatuh

0/19x100=0%
Dari hasil pengkajian yang didapatkan bahwa 0% pasien tidak
mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan di
IRNA B Atas RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
41

3) ALOS (Average Legth of Stay)


Tabel 2.17 Lama Hari perawatan pasien di Irna B Atas Syarifah
Ambami Rato Ebu tanggal 5-7 November 2019
No Pasien Lama Perawatan (Hari)
Tanggal: 5 November 2019
1 Ny. R 4
2 Ny. S 3
3 Ny. Z 3
4 Ny. A 3
5 Ny. M 3
Tanggal: 6 November 2019
6 Ny. S 3
7 Ny. M 3
8 Ny. M 3
9 Ny. S 3
10 Ny. W 2
11 Ny. S 2
12 Ny. H 2
Tangga: 7 November 2019
13 Ny. S 4
14 Ny. H 3
15 Ny. S 3
16 Ny. H 3
17 Ny. S 3
18 Ny. M 2
19 Ny. T 2

Tabel 2.18 Gambaran ALOS (Average Legth of Stay) di Irna B


Atas Syarifah Ambami Rato Ebu tanggal 5-7 November 2019
No ALOS Jumlah pasien
1 1-6 hari 19
2 >6 hari 0
Total 19
Dari data pasien masuk-pulang 19 pasien, dengan total lama
pasien dirawat 50 hari. Maka ALOS pada tanggal 5-7 November 2019
di IRNA B Atas adalah:
Jumlah lama dirawat
ALOS =
Jumlah pasien keluar dan meninggal
ALOS = 50/19
ALOS = 2,6 = 3 Hari
42

4) Kepuasan pasien

Gambar: 2.4 Gambar Diagram Kepuasan Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 5-7 November 2019


dengan kuesioner dari 8 pasien menyatakan sangat puas sebanyak 2
(25%) pasien, menyatakan puas sebanyak 6 (75%) pasien, menyatakan
tidak puas sebanyak 0 (0%) pasien dan menyatakan sangat tidak puas
sebanyak 0 (0%) pasien dengan pelayanan di IRNA B Atas RSUD
Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.
5) Tingkat kepuasan kerja perawat
Berdasarkan tingkat kepuasan kerja perawat terhadap hasil
kinerja selama menjadi perawat di ruang IRNA B Atas didapatkan
dari 6 (100%) perawat mengatakan puas dengan kondisi lingkungan
kerjanya.
6) 10 penyakit terbanyak bulan Juli-September 2019 di Irna B Atas
43

Gambar: 2.5 Gambar Diagram Penyakit terbanyak bulan Juli-September


2019
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa kasus penyakit
tertinggi selama 3 bulan terakhir (Juli-September 2019) di ruang
IRNA B Atas RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan adalah
CVE yaitu sebesar 24%.

Anda mungkin juga menyukai