“SINDROM DOWN”
Dosen Pembimbing:
Lilis Magfuroh S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh
1. Dwi Irma Lailatul Khasanah (1702012334)
2. Merysatul Madhona M (1702012351)
3. Mella Savira Febrianti (1702012349)
5A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK SINDROM DOWN”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah KEPERAWATAN ANAK II
Universitas Muhammadiyah Lamongan oleh Dosen Lilis Magfuroh S.Kep., Ns.,
M.Kep
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian maupun kelengkapan isi. Untuk
itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran dan kritik dari pembaca
guna memperbaiki makalah ini.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu
pengetahuan mahasiswa. Oleh karena itu, kami mengharapkan partisipasi dari
para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang
yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................................
KATAPENGANTAR ..........................................................................................
DAFTARISI .........................................................................................................
BAB1 PENDAHULUAN ....................................................................................
BAB 4 PENUTUP................................................................................................
1.3 Tujuan
1.3.1 mengetahui pengertian sindrom down
1.3.2 mengetahui etiologi dari sindrom down
1.3.3 menegtahui tanda dan gejala sindrom down
1.3.4 mengetahui patofisiologi sindrom down
1.3.5 mengetahui pathway sindom down
1.3.6 mengetahui pemeriksaan penunjang sindrom down
1.3.7 mengetahui penatalaksanaan sindrom down
1.3.8 mengetahui asuhan keperawatan sindrom down
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui dan memahami tentang Down Syndrome.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Menurut World health Organization (WHO) down sindrom adalah
sebuah tipe retardasi mental yang menyebabkan materi genetic kromosom 21.
Sindom ini bias terjadi akibat adanya proses yang disebut nondisjuniction atau
gagal berpisah, yang mana materi genetiknya gagal untuk memisahkan diri
selama proses penting dari pembentukan gamet, menghasilkan kromosom
ekstra yang disebut trisome 21. Penyebab gagal berpisah ini belum diketahui,
walaupun sebenarnya berkolerasi dengan umur ibu penyerta. (WHO.2016)
Kelainan kromosom yang umum terjadi dan mudah dikenali. Diawali
dari namadokter inggris, Langdon Down.adanya lipatan pada kelopak mata
penderita yaitu lipatan epikantur yang juga memberi kesan seperti ras
mongoloid.down sindrom bukan suatu penyakit, tetapi suatu kelainan genetic
yang dapat terjadi pada pria dan wanita berupa kelainan kromosom 21 yang
dinamakan trisome 21 (sudiono janti, 2007)
2.2 Etiologi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu
terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1. Non disjunction (pembentukan gametosit)
a. Genetik Bersifat menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian
epidemiologi pada keluarga yang memiliki riwayat sindrom down akan
terjadi peningkatan resiko pada keturunannya.
b. Radiasi Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku
tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa
sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adalah
ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat
terjadi mutasi gen.
c. InfeksiInfeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat
ini belum ada ahli yang mampu menemukan virus yang menyebabkan
sindrom down ini.
d. AutoimunPenelitian Fial kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku
tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) secara konsisten
mendapatkan adanya perbedaan antibodi ibu yang melahirkan anak
dengan sindrom down dengan anak yang normal.
e. Usia ibuUsia ibu diatas 35 tahun juga mengakibatkan sindrom down.
Hal ini disebabkan karena penurunan beberapa hormon yang berperan
dalam pembentukan janin, termasuk hormon LH dan FSH.
f. Ayah Penelitian sitogenetik mendapatkan bahwa 20 – 30% kasus
penambahan kromosom 21 bersumber dari ayah, tetapi korelasi tidak
setinggi dengan faktor dari ibu.
2. Gangguan intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi
Translokasi kromosom 21 dan 15.
3. Organisasi nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga
menyebabkan kesalahan DNA menuju ke RNA.
4. Bahan kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam
kandungan.
5. Frekwensi coitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat
berdampak pada janin.
Membentuk kromosom
Kromosom gangguan
proses
terdiri dari sentromer dan lengan genetic
membela sel / metaphase gangguan
pembentukan imunitas
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang
paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya
penderita syndrome down juga dapat mengalami kemunduran dari sistim
tubuhnya. Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau
fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik
maupun mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Penanganan Secara Medis
a. Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi
adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih
cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
b. Pemeriksaan Dini
1. Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal
kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal
kehidupannya.
2. Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
c. Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami
gangguan pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan
prasekolah ataupun kegemukan pada masa sekolah dan dewasa
sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
d. Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang
yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina
servikalis)
2. Pendidikan
a. Pendidikan khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah
membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan
untuk tempat pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada tiga jenis
rangsangan, yakni fisik, akademis dan sosial.Ketiga rangsangan itu
harus disediakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini
diharapkan anak akan mampu melihat dunia sebagai sesuatu yang
menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
b. Taman bermain atau taman kanak – kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan ruang
berkumpul dan bermain bersama (outdoor) seperti :
1) Cooperative Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan
penyendiri.
2) Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk
bermain bersama hewan dan tanaman
c. Intervensi dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang
dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan
lingkungan bagi anak dengan sindrom down.Akan mendapatkan
manfaat dari stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk motorik halus
dan kasar dan petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian
diharapkan anak akan mampu menolong diri sendiri, seperti belajar
makan, pola eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat membentuk
perkembangan fisik dan mental.
3. Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua singkat, karena kita
memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan kerena
kebanyakan orang tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal
ini perlu disadari bahwa orang tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah
orang tua merasa bahwa dirinya siap menerima keadaan anaknya, maka
penyuluhan yang diberikan selanjutnya adalah bahwa anak dengan
sindrom down itu juga memiliki hak yang sama dengan anak normal
lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan antra lain : Apa itu
sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah tumbuh kembang
anak. Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik,
perkembangan mental dan bahasa.Demikian juga penjelasan tentang
kromosom dengan istilah yang sederhana, informasi tentang resiko
kehamilan berikutnya.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM DOWN
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
Pada pengkajian biodata pasien perlu diperhatikan usia ibu
biasanya resiko tinggi anak mengalami down sindrom apabila saat hamil
ibu berusia diatas 35 tahun. Dan perlu juga diperhatikan usia ayah karena
kualitas sperma dapat mempengaruhi kromosom janin. Selain itu
lingkungan tempat tinggal pasien dapat mempengaruhi contoh apabila
tempat tinggal dekat dengan pabrik atau sungai yang tercemar zat-zat
kimia yang berbahaya.
b. Pemeriksaan Mata :
reflex mata : baik, sclera : adakah ikterus, konjungtiva : adakah
anemis, penurunan penglihatan (visus).
Pada anak perempuan derita sindrom down terdapat lesi pada iris mata
(bintik Brushfield), matanya sipit ke atas dan kelopak mata berlipat-
lipat (lipatan epikantus) serta jarak pupil yang lebar.
c. Pemeriksaan Hidung
Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik) lidahnya menonjol,
tebal dan kerap terjulur serta mulut yang selalu terbuka.
d. Pemeriksaan Telinga
Telinga : simetris, fungsi pendengaran baik. Telinganya kecil dan
terletak lebih rendah.
2. Pemeriksaan Integumen
Kulit meliputi : keadaan warna, turgor, edema, keringat, dan infeksi.
4. Pemeriksaan Abdomen
Adakah asites
5. Pemeriksaan Genetalia
Genitalia meliputi : pada laki-laki meliputi keadaan testis, jenis
kelamin. Pada wanita apakah labia mayor menutupi labia minor.
6. Pemeriksaan Ekstremitas
Meliputi : reflek fisiologis, reflek patologis, reflek memegang,
sensibilitas, tonus, dan motorik. Adanya Hiper fleksibilitas dan
kelemahan otot.
menelan
Gangguan interaksi Setelah di lakukan Modifikasi perilaku
social b.d fungsi tindakan 2X24 jam keterampilan social
potak menurun diharapkan interaksi (L.113484)
sosial meningkat dengan Observasi :
Tanda mayor kriteria hasil: - identifikasi penyebab
DS : (L.13115) kurangnya keterampilan
- merasa tidak 1. perasaan nyaman social
nyaman dengan dengan situasi sosial - identifikasi focus pelatihan
situasi social meningkat (5) keterampilan social
- merasa sulit 2. Perasaan mudah terapeutik :
menerima atau menerima atau - motivasi untuk berlatih
mengkomunikas mengkomunikasikan keterampilan social
ikan perasaan
perasaan meningkat - beri umpan balik positif
DO :
(5) (mis.pujian atau
- kurang
3. responsif pada orang penghargaan) terhadap
responsive atau
lain meningkat (5) kemampuan sosialisasi
tertarik pada
4. perasaan tertarik pada - libatkan keluarga selama
orang lain
orang lain meningkat latihan keterampilan
- tidak berminat
(5) social, jika perlu
melakukan
5. minat melakukan edukasi :
kontak emosi
kontak emosi - jelaskan tujuan melatih
dan fisik
meningkat (5) keterampilan social
tanda minor
6. kooperatif dalam - jelaskan respons dan
DS :
bermain dengan teman konsekuensi keterampilan
- sulit
mengungkapkan sebaya (5) social
4.1 Kesimpulan
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan kehadiran bahan
genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21 atau
sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu). Anak
dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya
kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).
Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan oleh ibu yang
berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena
diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non-
disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
4.2 Saran
Dalam melakukan perawatan pada anak dengan syndrome down,
seorang perawat harus mempu mengajak keluarga untuk aktif berpartisipasi
dalam setiap kegiatan keperawatan. Hal ini ditujukan untuk memberikan
pendidikan kepada keluarga karena setelah keluar dari rumah sakit maka
keluargalah yang dituntut untuk bisa melakukan perawatan home care.
DAFTAR PUSTAKA
Huda nurarif amin & kusuma hardhi, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Jilid 1. yogyakarta:
mediaction Hal 207-211.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI