Anda di halaman 1dari 7

RESIKO INFEKSI

Diagnosa Keprawatan SDKI (D. 0142)

1. Resiko infeksi

a. Definisi

Beresiko mengalami peningkatan organisme patogenik

b. Faktor resiko

1) Penyakit kronis (mis. DM)

2) Efek prosedur invasive

3) Malnutrsi

4) Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer

 Gangguan paristaltik

 Kerusakan integritas kulit

 Perubahan sekresi Ph

 Penurunan kerja siliaris

 Ketuban pecah lama

 Ketuban pecah sebelum waktunya

 Merokok

 Statis cairan tubuh

6) Ketidak adekuatan pertahanan tubuh skunder

 Penurunan hemoglobin

 Imununosupresi

 Leukopenia

 Supresi respon inflamsi

 Vaksinasi tidak adekuat

2. Kondisi klinis terkait

1.) AIDS

2.) Luka bakar

3.) Penyakit paru obsturktif kronis


4.) DM

5.) Tindakan invasive

6.) Kondisi penggunaan terapi steroid

7.) Penyalahgunaan obat

8.) Ketuban pecah sebelum waktunya

9.) Kanker

10.)Gagal ginjal

11.)Imunosupresi

12.)Lymphedema

13.)Leukositopenia

14.)Gangguan fungsi hati

SLKI (Tingkat infeksi L.14137)

a. Definisi

Derajat infeksi berdasarkan observasi atau sumber informasi

b. Ekspetasi : menurun

c. Kriteria hasil :

 Kebersihan tangan meningkat (5)

 Kebersihan badan meningkat (5)

 Nafsu makan meningkat (5)

 Demam menurun (5)

 Kemerahan menurun (5)

 Nyeri menurun (5)

 Bengkak menurun (5)

 Cairan berbau busuk menurun (5)

 Kultur area lukak membaik (5)

SIKI (Pencegahan infeksi)

a. Definisi

Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik


b. Tindakan

1) Observasi

 Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistematik

2) Terapeutik

 Batasi jumlah pengunjung

 Berikan perawatan kulit pada area edema

 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan


lingkungan

 Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi

3) Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka

 Anjurkan meningkatamn asupan nutrisi

 Anjurkan meningkatan asupan cairan

4) Kolaborasi

 Kolaborasi omunisasi, jika perlu

GANGGUAN INTEGRITAS KULIT

SDKI (gangguan integritas kulit D.0129)

a. Definisi

Kerusakan kulit (dermis / epidermis) atau jaringan (membrane mukosa, kornea,


fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi / ligmena)

b. Penyebab

1) Perubahan sirkulasi

2) Perubahan status nutrsi

3) Kekurangan / kelebihan volume cairan

4) Penurunan mobilitas
5) Bahan kimia iritatif

6) Suhu lingkungan yang ekstrem

7) Faktor mekanis (mis, penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau faktor
elektris ( elektrodiatermi, energy listrik bertegangan tinggi)

8) Efek samping terapi radiasi

9) Kelembaban

10) Proses penuaan

11) Neuropati perifer

12) Perubahan pigmentasi

13) Perubahan hormonal

14) Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan / melindungi


integritas jaringan

c. Gejala dan tanda mayor

DS:-

DO: keruskan jaringan atau kulit

d. Gejala dan tanda minor

DS: -

DO: nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma

e. Kondisi klinis terkait

 Imobilisasi

 Gagal jantung kongestif

 Gagal ginjal

 Diabetes mellitus

 Imunodefisiensi (mis. AIDS)

SLKI (Integritas kulit dan jaringan L.14125)

a. Definisi

Keutuhan kulit ( dermis / epidermis ) atau jaringan (membrane mukosa, kornea, fasia, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi atau ligmen)

b. Ekspetasi : meningkat

c. Kriteria hasil
 Elastisitas meningkat (5)

 Hidrasi meningkat (5)

 Perfusi jaringan (5)

 Keruskan jaringan kulit menurun (5)

 Keruskan lapisan kulit (5)

 Nyeri menurun (5)

 Perdarahan menurun (5)

 Kemerahan menurun (5)

 Hematoma menurun (5)

 Jaringan parut menurun (5)

 Nekrosis menurun (5)

 Suhu kulit membaik (5)

 Sensasi membaik (5)

 Tekstur membaik (5)

 Pertumbuhan rambut membaik (5)

SIKI (perawatan integritas kulit 1.11353)

a. Definisi

Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan , kelembaban dan


mencegah perkembangan mikroorgansme.

b. Tindakan

1) Observasi

 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan


sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan mobilitas)

2) Terapeutik

 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu

 Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering


3) Edukasi

 Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Letion / serum)

 Anjuran minum air yang cukup

 Anjurkan meningkatkan asupan utrisi

 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur

 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem

 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya


ANALISA DATA

NO TGL DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Do:

Anda mungkin juga menyukai