TRANSPLANTASI/DONOR ORGAN
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Issu Global”
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
1. Candra Hari Subagio 6. Rini Dwi Astutik
2. Dwi Irma Lialatul K. 7. Riska Juli Hartanti
3. Eka Deviana 8. Roro Ayu Pramayasti
4. Lafiana Nur Indah 9. Silvi Dwi Anggraini
5. Merist Salsa Biela 10. Wulandini Furi G.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1Definisi Transplantasi Organ..................................................... 6
2.2 Klasifikasi Transplantasi Organ................................................ 7
2.3 Penyebab Transplantasi Organ.................................................. 9
BAB III Pembahasan Kasus Etik
3.1 Skenario Kasus........................................................................ 10
3.2 Analisa 7 Prinsip Etik.............................................................. 11
3.3 Dilihat Dari Sudut Pandang Agama......................................... 13
3.4 Dilihat Dari Sudut Pandang Budaya........................................ 17
3.5 Aspek Hukum Transplantasi Organ......................................... 17
3.6 Aspek Etik Transplantasi Kodeki............................................ 20
3.7 Aspek Etik Keperawatan......................................................... 21
BAB IV PENUTUP
1.1 Kesimpulan........................................................................ 24
1.2 Saran................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan saat ini telah
berkembang dengan pesat. Salah satu diantaranya adalah teknik
transplantasi organ manusia. Transplantasi organ manusia merupakan suatu
teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi
lagi dengan organ dari manusia lain yang masih berfungsi dengan baik.
Pada abad ini transplantasi organ telah menjadi salah satu jalan keluar
yang paling berarti dalam dunia kedokteran modern, banyak nyawa manusia
yang tertolong dengan cara transplantasi organ ini. Didukung dengan
semakin majunya ilmu dan teknologi maka tingkat keberhasilan dari
transplantasi yang dilakukan pun semakin tinggi. Tingkat kelangsungan
hidup dari pasien penerima donor pun semakin tinggi, sehingga permintaan
untuk melakukan transplantasi organ meningkat secara global diseluruh
dunia termasuk di Indonesia.
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih merasa tidak rela jika
organ tubuhnya diambil ketika dirinya atau kerabatnya meninggal dunia.
Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat banyak pasien yang mengidap
penyakit ginjal, jantung, mata yang sebenarnya masih memiliki peluang
untuk sembuh dan hidup normal terpaksa putus harapan karena donor organ
yang dibutuhkannya tak kunjung tiba. Adanya kontroversi seputar boleh
tidaknya mendonorkan organ dari sudut kepercayaan/agama tertentu juga
menyebabkan ketakutan seseorang untuk mendonorkan organ, akan
melanggar kaidah agamanya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan penjelasan mengenai donor organ
2. Mengetahui klasifikasi dari donor organ
3. Mengetahui penyebab terjadinya donor organ
4. Mengetahui tinjauan tentang donor organ menurut agama
5. Mengetahui hukum hukum apabila dilakukan donor organ
6. Mengetahui tinjauan tentang donor organ menurut etik keperawatan
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi transplantasi Organ
Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah
pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke
tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan organ dari donor
dan resipen.
Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih
memiliki daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak
sehat dan tidak berfungsi dengan baik apabila diobati dengan teknik dan
cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan hampir tidak ada lagi.
Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima jaringan atau organ
dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang
ditransplantasikan biasanya adalah organ vital seperti ginjal, jantung, dan
mata. Namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh lainnya pun dapat
ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat memerlukannya.
Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan,transplantasi organ
adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau
jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri
dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan
tubuh. Pengertian lain mengenai transplantasi organ adalah berdasarkan UU
No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi adalah tindakan medis
untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal
dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk
mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat
dikategorikan sebagai ‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan
dilakukannya transplantasi diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu
seseorang untuk bertahan dari penyakit yang dideritanya (Anonim,2012).
2.2. Klasifikasi Transplantasi Organ
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi: pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat
lain dalam tubuh orang itu sendiri.
2. Homotransplantasi : pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh orang lain.
3. Heterotransplantasi : pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies
ke spesies lain.
4. Autograft
Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini
dilakukan dengan jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui,
atau jaringan lebih sangat dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit
grafts , ekstraksi vena untuk CABG , dll) Kadang-kadang autograft
dilakukan untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya atau
orang sebelum mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel
dan penyimpanan darah sebelum operasi ).
5. Allograft
Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua
non-identik anggota genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan
manusia dan organ transplantasi yang allografts. Karena perbedaan genetik
antara organ dan penerima, penerima sistem kekebalan tubuh akan
mengidentifikasi organ sebagai benda asing dan berusaha untuk
menghancurkannya, menyebabkan penolakan transplantasi .
6. Isograft
Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang
ditransplantasikan dari donor ke penerima yang identik secara genetis
(seperti kembar identik ). Isografts dibedakan dari jenis lain transplantasi
karena sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts, mereka
tidak memicu respon kekebalan.
7. Xenograft dan Xenotransplantation
Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah
contoh adalah transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan
sukses. Contoh lain adalah mencoba primata (ikan primata non manusia)
transplantasi Piscine dari pulau kecil (yaitu pankreas pulau jaringan atau
jaringan).
8. Transplantasi Split
Kadang-kadang organ almarhum-donor biasanya hati, dapat dibagi
antara dua penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan
biasanya sebuah pilihan yang diinginkan karena transplantasi organ secara
keseluruhan lebih berhasil.
9. Transplantasi Domino
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik
karena kedua paru-paru perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah
secara teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang
sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke
orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung (Anonim,2012).
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan
tubuh, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi :
a. Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau
organ tubuh seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya
sendiri tanpa mengancam kesehatan. Donor hidup ini dilakukan pada
jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah dan
sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.
b. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan
organ atau jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih
hidup. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak
memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan
pankreas (Anonim,2012).
Belasan riset ditarik karena dicurigai menggunakan organ tubuh dari tahanan yang
dieksekusi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Sebanyak 15 riset ilmiah di China ditarik dari jurnal ilmiah bulan lalu.
Jurnal PLOS ONE dan Transplantation menarik riset tersebut karena curiga
penelitinya menggunakan organ tubuh tahanan yang dieksekusi.
Kelima belas riset, 7 di jurnal Transplantation dan 8 di PLOS ONE,
dipublikasikan antara 2008 dan 2014. Dua di antaranya melibatkan cangkok
ginjal dan sisanya cangkok hati.
Penarikan ini memunculkan kekhawatiran serupa pada dua jurnal ilmiah lainnya,
Clinical Journal of the American Society of Nephrology dan Kidney International.
Demikian dikutip dari Retractionwatch.com, Rabu (21/8/2019).
"Bahwa sebagian besar donor yang sudah meninggal berasal dari orang yang
dieksekusi," tulis Transplantation dalam editorialnya.
Keseluruhan riset yang ditarik merupakan riset yang dilakukan sebelum 2015,
ketika pemerintah China menghentikan penggunaan organ tubuh tahanan untuk
transplantasi. Sebelum masa tersebut, pemerintah meangakui memanen organ
tubuh tahanan untuk didonasikan.
3. Pasal 11.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
4. Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada
hakekatnya telah mencakup aspek etik, terutama mengenai dilarangnya
memperjual belikan alat dan jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi
ataupun meminta kompensasi material lainnya.
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten
dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-
hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Jika dikaitkan
dengan kasus transplantasi organ maka hal yang menjadi pertimbangan adalah
seseorang melakukan transplantasi tersebut tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun dan tentu saja pasien diyakinkan bahwa keputusan yang diambilnya
adalah keputusan yang telah dipertimbangkan secara matang (Anonim,1999).
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi(Anonim,1999).
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan(Anonim,1999).
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien
untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya(Anonim,1999).
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan
penderitaan(Anonim,1999).
Selain itu dalam praktek transplantasi organ juga tidak boleh melanggar
nilai-nilai dalam praktek perawat professional. Sebagai contoh nilai tersebut
adalah, keyakinan bahwa setiap individu adalah mulia dan berharga. Jika seorang
perawat menjunjung tinggi nilai tersebut dalam prakteknya, niscaya seorang
perawat tidak akan begitu mudah membantu melaksanakan praktek transplantasi
organ hanya dengan motivasi komersiil.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transplantasi adalah suatu
rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh
manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik atau mengalami suatu kerusakan.
Transplantasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa faktor, seperti ditinjau
dari sudut si penerima atau resipien organ dan penyumbang organ itu sendiri. Jika
dilihat dari si penerima organ meliputi autotransplantasi, homotransplantasi,
heterotransplantasi, autograft, allograft, isograft, xenograft dan
xenotransplantation, transplantasi split serta transplantasi domino. Sedangkan
dilihat dari sudut penyumbang meliputi transplantasi dengan donor hidup dan
donor mati (jenazah).
Banyak sekali faktor yang menyebabkan sesorang melakukan transplantasi
organ. Antara lain untuk kesembuhan dari suatu penyakit (misalnya kebutaan,
rusaknya jantung dan ginjal), Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau
sel yang telah rusak atau mengalami kelainan, tapi sama sekali tidak terjadi
kesakitan biologis (contoh: bibir sumbing).
Dalam agama Kristen, katolik, hindu, dan budha transplantasi boleh
dilakukan dengan alasan medis dan asalkan dengan niat tulus dan tujuannya untuk
kebaikan menolong nyawa seseorang tanpa membahayakan nyawa si pendonor
organ tersebut. Sedangkan dalam agama islam untuk melakukan transplantasi
organ harus dilihat terlebih dahulu dari mana organ yang akan ditransplantasikan
tersebut berasal atau dilihat dari sumber organ.
Dalam hukum, transplantasi tidak dilarang jika dalam keadaan darurat dan
ada alasan medis, tidak dilakukan secara ilegal, dilakukan oleh profesional dan
dilakukan secara sadar.
Dari segi etika keperawatan asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip etik
seperti otonomi (Autonomy), Tidak merugikan (Nonmaleficience), Berbuat baik
(Beneficience), Keadilan (Justice), Kejujuran (Veracity) dan Menepati janji
(Fidelity) transplantasi organ diperbolehkan.
Proses transplantasi organ ini harus melalui tahap-tahap tertentu dan tidak
bisa semua orang melakukannya. Dalam proses transplantasi diperlukan
kecocokan gen antara organ dari donor dengan resipien agar organ tubuh yang
baru tersebut bisa berfungsi dengan baik terhadap organ tubuh resipien yang lain.
Apabila tidak terjadi kecocokan, akan terjadi penolakan dan menyebabkan
kegagalan dalam transplantasi.Jika terjadi penolakan tubuh penderita terhadap
organ tersebut maka hal ini bisa berakibat fatal bagi penderita. Selanjutnya baik
pendonor maupun penderita harus melalui perawatan pra-operasi dan pasca
operasi agar semua berjalan sesuai yang diharapkan bagi pendonor maupun bagi
penderita.
Transplantasi paling aman jika jaringan atau organ yang ditransplantasikan
berasal dari tubuh sendiri.Untuk mengurangi ketidakcocokan antar organ dalam
transplantasi dapat dilakukan dengan mencari donor dari saudara dekat atau
saudara kembarnya. Namun, teknologi transplantasi telah berkembang pesat
dengan munculnya rekayasa genetika yang disebut dengan kloning. Dengan
teknik kloning itu dimungkinkan organ yang akan ditransplantasikan dapat
ditumbuhkan terlebih dahulu dari sel hingga menjadi organ. Teknik itu menjamin
tidak terjadinya penolakan organ transplantasi dan tingkat keberhasilan
transplantasi menjadi sangat tinggi.
4.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan
makalah ini.
Terkait masalah donor organ yang masih belum banyak diketahui secara
pasti hukumnya oleh masyarakat, baik tum medis maupun pasien sebaliknya lebih
menambah wawasannya lagi tentang khasanah islam.
Untuk pemerintah, seharusnya lebih menggalakkan gerakan anti penjualan
organ tubuh manusia. Karena, kini penjualan organ tubuh berarti tidak diketahui
oleh pemerintah, namun didalam praktik pelaksanaanya ada orang-orang dalam
yang terlibat. Mayoritas adalah orang-orang departemen kesehatan juga. Hal ini
menjadi tugas pemerintah yang alangkah baiknya bekerja sama dengan
departemen agama untuk mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2012.”http://detiksurabaya.com//Ketika-Organ-Tubuh-Mulai-
Diperdagangkan-Secara Ilegal”. Diunduh tanggal 12 April 2012.
Anonim,2012.”http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13/transplantasi-organ-
2/”.Diunduh tanggal12April2012.
Anonim,2012.”http://Republika.co.id-Kasus-Pengambilan-Organ-Tubuh-Anak-
Dilakukan-oleh-Profesional”. Diunduh tanggal 12 April 2012.
Anonim,2012.”http://www.percikaniman.org/tanya_jawab_aam.php?cID=11”.
Diunduh tanggal 12 April 2012.