Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku-perilaku yang
dapat melukai fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsed Mc, 1998. Hal 62 )
Perilaku kekrasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai diri
sendiri, orang lain secara fisik maupun psikologis.
( Berkowlt, 1993 )
Berdasarkan definisi diatas maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku kekerasan
secara verbal dan secar fisik. ( Kahner Ebl, 1995 )
B. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Mal Adaptif

Pernyataan Frustasi Pasif Agresif Ngamuk


a. Respon marah yang adaptif meliputi :
1. Pernyataan (Assertion)
Respon marah dimana individu mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah, rasa tidak setuju,
tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Hal ini biasanya akan memberikan kelegaan.
2. Frustasi
Respons yang terjadi akibat individu gagal dalam mencapai tujuan, kepuasan, atau rasa aman yang tidak
biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak menemukan alternatif lain.
b. Respon marah yang maladaptif meliputi :
1. Pasif
Suatu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk mengungkapkan perasaan yang sedang di
alami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.
2. Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu untuk menuntut suatu yang
dianggapnya benar dalam bentuk destruktif tapi masih terkontrol.
3. Amuk dan kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilang kontrol, dimana individu dapat merusak diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan.

C. Faktor predisposisi
1. Faktor biologis
a. Teori Dorongan Naluri ( Instintural drive Theory )
Disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat lewat.
b. Teori Psikosomatik ( Psychomatic Theory )
Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal,
internal maupun lingkungan.
2. Faktor psikologis
a. Teori Agresi Frustasi ( Frustation Aggression theory )
Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal sehingga akan mendorong
perilaku agresif.
b. Teori Perilaku ( Behavorational Theory )
Kemarahan adalah respon belajar, hal ini dapat dicapai bila fasilitas atau suatu yang mendukung.
3. Faktor sosial kultural
a. Teori lingkungan sosial ( Social Environment )
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu untuk mengekspresikan marah.
b. Teori Belajar Sosial ( Soccial Learning Theory )
Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung imitasi dari proses sosialitas.

D. Faktor presipitasi
Stressor :
1. Stressor, dari luar ( serangan fisik, kehilangan, kematian )
2. Stressor dari dalam ( putus hubungan, kehilangan rasa cinta, menurunnya prestasi kerja, rasa
bersalah yang tidak dapat dikendalikan )
E. Tanda dan Gejala
1. Muka merah
2. Pandangan tajam
3. Otot tegang
4. Nada suara tinggi
5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak memukul jika tidak senang
F. Faktor perilaku
1. Menyerang atau menghindar
2. Menyatakan dengan jelas
3. Memberontak ( Acting out )
4. Kekerasan, amuk ( Violence )

G. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering digunakan Klien dengan gangguan ekspresi marah : perilaku kekerasan
adalah :
• Persaingan dibidang pekerjaan atau sekolah
• Olah raga dan permainan
• Musik
• Bacaan film dan drama
• Kegiatan
• Sublimasi, mengalihkan keinginan bawah sadar yang disadari kepada cita-cita yang lebih luhur.

H. Pohon masalah
Akibat Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Core problem Perilaku Kekerasan

Sebab Harga Diri Rendah

I. Diagnosa keperawatan
3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
4. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Perilaku kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami perilaku-perilaku yang
dapat melukai secara fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsend. MC . 1998 hal 62 )
b. Tanda dan gejala
• Sikap tampak kaku
• Tegang dan menunjukan usaha untuk merusak diri
• Agresif
• Agitasi
• Ketidakmampuan menggunakan perasaan
• Mengamuk
• Peningkatan aktivitas motorik
• Mengepal tangan
• Perilaku merusak
• Perusakan yang diarahkan pada benda-benda di lingkungannya
c. Penyebab terjadinya masalah
Penyebab perilaku kekerasan adalah harga diri rendah. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan
perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. Tanda dan gejala dari harga diri rendah adalah kurang kontak mata, menarik diri
atau isolasi diri sendiri dan orang lain, hiper sensitif terhadap kritik.
d. Akibat terjadinya masalah
Resaiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan.
Mekanisme : Keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik
pada diri sendiri dan orang lain.

C. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Harga diri rendah

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
DS :
o Klien mengatakan ingin memukul orang lain
o Klien mengatakan ingin membunuh
o Klien mengatakan benci semua orang
DO :
o Sikap tampak kaku dan tegang
o Agresif, agitasi
o Mengamuk
o Peningkatan aktivitas motorik
o Mengepalkan tinju
o Merusak benda disekitar
2. Perlaku kekerasan
DS :
o Klien mengatakan ingin memukul orang lain
o Klien mengatakan ingin membunuh
o Klien mengatakan benci semua orang
DO :
o Sikap tampak kaku dan tegang
o Agresif, agitasi
o Mengamuk
o Peningkatan aktivitas motorik
o Mengepalkan tinju
o Merusak benda disekitar
3. Harga diri rendah
DS :
o Klien mengatakan malu
o Klien mengatakan tidak mampu menghadapi berbagai peristiwa
o Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berharga
DO :
o Kontak mata kurang
o Takut gagal
o Ketidak mampuan mengenali prestasi diri dan orang lain
o Menarik diri atau isolasi diri
o Hipersensitif terhadap kritikan

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Pertemuan I
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Bingung sering marah, gelisah, bicara kacau, kadang sampai ngamuk
2. Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
4. Rencana tindakan keperawatan
• Beri salam atau panggil nama Klien
• Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
• Jelaskan maksud hubungan interaksi
• Jelaskan tentang kontrak singkat tapi sering
• Beri rasa aman dan sikap empati
• Lakukan kontrak singkat tapi sering
• Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
• Bantu Klien untuk mengungkapkan penyebab jengkel atau kesal

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak ? perkenalkan nama saya perawat Isqiyatul Amanah, saya biasa dipanggil Isqi.
Nama Bapak siapa ? senang, dipanggil apa ? baiklah. Disini saya yang akan merawat Bapak selama
saya berada di sini.
b. Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? apa ada masalah sampai Bapak begini ?

c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang perasaan marah Bapak ?
Tempat : Bapa mau dimana kita bercakap-cakapnya ? bagaimana kalau di tempat itu ?
Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau 10 menit saja.

2. Fase kerja
• Coba Bapak ceritakan lagi tentang perasaan marah yang Bapak alami ?
• Saat ini apakah Bapak juga lagi merasa jengkel ?
• Penyebabnya ada Bapak ?
• Apa yang membuat Bapak selalu ingin memukul orang ?
• Apa penyebabnya ?
• Apa sebelumnya Bapak suka memukul orang ?
• Apa penyebabnya ?
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang perasaan marah yang
Bapak alami ?
Obyektif : Coba sekarang Bapak sebutkan apa saja yang menyebabkan Bapak marah ? bagus
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah Bapak waktu kita sudah habis nanti Bapak cerita penyebab marah yang belum Bapak ceritakan
pada saya. Ya Pak.
c. Kontrak
Topik : Nah Bapak nanti kita akan berbicara tentang apa saja tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara
marah yang biasa Bapak lakukan.
Tempat : Mau bicara dimana Bapak ? baiklah.
Waktu : Lalu kira-kira jam berapa kita bisa bertemu ? baiklah, sampai nanti Bapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan II

A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan penyebab marah
2. Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Rencana tindakan keperawatan
Anjurkan Klien mengungkapkan yang dialami saat marah atau jengkel
Observasi tanda perilaku kekerasan pada sikap
Simpulkan bersama Klien tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami Klien
Anjurkan Klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bantu Klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bicarakan dengan Klien apakah dengan cara yang Klien lakukan masalahnya selesai ?
4.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan Klien
4.2 Bersama Klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh Klien

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang Pak ? masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak saat ini ? Bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemarin ?
bagus. Kemaren kita sudah berbicara tentang penyebab marah bapak
b. Kontrak
Topik : Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan mempelajari tentang
tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa Bapak lakukan serta akibatnya.
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau berapa lama Pak ?
2. Fase kerja
• Apa Bapak sudah tahu tanda-tanda perilaku kekerasan ?
• Baiklah, saya akan jelaskan terlebih dahulu, tanda-tanda kekerasan adalah ………….
• Sudah jelas Pak ? bagus
• Lalu apa hari ini ada yang membuat Bapak marah ?
• Terus apa yang Bapak lakukan ?
• Bapak coba praktikkan cara marah pada saya. Anggap saja saya orang yang membuat Bapak marah,
wah bagus sekali.
• Apakah dengan cara seperti itu ( memukul ) Bapak bisa selesai ?
• Lalu apa Bapak tahu akibat dari perilaku yang Bapak lakukan ?
• Betul tangan jadi sakit, merugikan orang lain, masalah tidak selesai dan akhirnya Bapak dibawa ke
rumah sakit.
• Bagaimana Bapak belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat.
• Kalau begitu, besok kita belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat.

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang tanda-tanda perilaku
kekerasan, cara marah yang biasa Bapak lakukan dan akibat dari tindakan Bapak tersebut.
Obyektif : Nah Bapak, sekarang coba apa saja tanda-tanda dari perilaku kekerasan ? bagus. Lalu cara
apa saja yang biasa Bapak lakukan saat marah ? apa itu merupakan tindakan yang bagus ? lalu apa
akibatnya jika Bapak marah sampai memukul ?
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah, Bapak sudah banyak yang kita bicarakan, nanti coba diingat-ingat lagi tanda-tanda perilaku
kekerasan. Cara yang biasa Bapak lakukan dan akibat yang timbul dari tindakan yang biasa Bapak
lakukan Ya Bapak? bagus.
c. kontrak
Topik : Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan mempelajari tentang
tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa Bapak lakukan serta akibatnya.
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau berapa lama Bapak ? bagaimana kalau 10 menit.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Pertemuan III
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta akibat yang
terjadi.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengidentifikasi cara kontruktif dalam merespon terhadap kemarahan
2) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
4. Rencana tindakan keperawatan
4.1 Tanyakan pada Klien apa ia ingin mempelajari cara baru yang sehat.
4.2 Beri pujian jika Klien mengetahui cara lain yang sehat.
4.3 Diskusikan dengan Klien cara lain yang sehat.
a. Secara fisik
Tarik nafas dalam jika sedang kesal / memukul bantal, kasur atau olah raga atau pekerjaan yang
memerlukan tenaga
b. Secara verbal
Katakan anda sedang kesal / tersinggung / jengkel ( saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah
karena mama tidak memenuhi keinginan saya )
c. Secara sosial
Lakukan dalam kelompok cara – cara marah yang sehat, latihan asertif. Latihan manajemen perilaku
kekerasan.
d. Secara spiritual
Anjurkan Klien sembahyang, berdo’a / ibadah lain, meminta pada Tuhan untuk diberi kesabaran,
mengadu kepada Tuhan kekerasaan / kejengkelan.
5.1 Bantu Klien memilih cara yang paling tepat untuk Klien
5.2 Bantu Klien mengidentivikasi manfaat cara yang dipilih
5.3 Bantu Klien untuk menstimulasi cara tersebut ( Role play )
5.4 Beri reinforcement positif atau keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut
5.5 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel / marah

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak? Masih ingat dengan saya ? bagus.
b. Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? apakah ada yang membuat Bapak marah kemarin ? bagaimana
dengan perasaan cara marah dan akibat marahnya Bapak masih ada tambahan ? bagus.
c. Kontrak
Topik : Bapak masih ingat apa yang kita latih sekarang ? betul, hari ini kita akan latihan cara marah
yang sehat.
Tempat : mau kemana kita bercakap-cakap pak? betul, disini saja seperti kemarin ?
Waktu : Mau berapa lama Bapak ? 15 menit saja ya ?
2. Fase kerja
• Begini Bapak ada 4 cara marah yang sehat, hari ini kita pelajari ya Pak ?
• Cara yang pertama latihan nafas dalam, kedua dengan mengatakan bahwa anda sedang kesal,
yang ketiga dengan memukul bantal / kasur atau olahraga misalnya jogging, lari, push up, yang keempat
berdo’a.
• Diantara 4 cara tadi Bapak mau memilih cara yang mana ?
• Baiklah kita latihan nafas dalam, caranya seperti ini. Kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik
nafas dan hidung dan keluarkan dari mulut.
• Coba ikuti suster, tarik nafas dalam dari hidung, ya. Bagus tahan sebentar -/+ 10 detik lalu keluarkan
dari mulut, oke ulang sampai 6 kali.
• Jadi kalau Bapak lagi kesal dan perasaan sudah mulai tidak enak segera nafas dalam agar marah
yang lama tidak terjadi.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan tadi ? ada perasaan lega ?
Obyektif : sekarang coba Bapak ulangi apa yang sudah kita pelajari tadi ! bagus.
b. Rencana tindak lanjut
Nah berapa kali Bapak mau latihan cara marah yang sehat yang perawat ajarkan tadi ? bagaimana kalau
3 kali ? mau kapan saja ? juga lakukan kalau ada yang membuat Bapak marah atau kesal.
c. kontrak
Topik : Benarkah besok saya akan coba bertemu keluarga Bapak
Tempat : Mau dimana ? disini lagi.
Waktu : Dimulai jam berapa ? berapa lama ? baiklah sampai besok ya Bapak ?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Pertemuan IV

A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi klien.
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta akibat yang
terjadi.
2. Diagnosa keperawatan.
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. Tujuan khusus.
Klien dapat menggunakan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya (jenis, dosis dan efek).
4. Rencana tindakan keperawatan.
4.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien.
4.2 Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian minum obat tanpa seizin dokter.
4.3 Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama yang tertera pada botol ? obat, dosis obat, waktu dan
cara minum).
4.4 Ajarkan Klien minta obat dan minum tepat waktu.
4.5 Anjurkan klien melaporkan pada perawatan / dokter jika merasakan efek yang tidak menyenengkan.
4.6 Beri pujian jika Klien minum obat dengan benar.

B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan.


1. Orientasi.
a. Salam terapeutik.
Selamat pagi Bapak ? masih ingat dengan saya. bagus.
b. Evaluasi / validasi.
Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? bagus.

c. Kontrak.
Topik : Bapak ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ?
Sekarang suster akan menjelaskan pada Bapak obat-obatan yang diminum Bapak disini.
Tempat : Bapak ingin kita bicara dimana ? disini saja
Waktu : berapa lama kita akan mengobrol ? bagaimana kalau 10 menit
2. Kerja.
Ini lho Pak obat-obatan yang diminum oleh Bapak yang merah orange ini namanya CPZ, yang putih kecil
ini Haloperidol. Dua obat ini bergabung untuk mengendalikan emosi Bapak marah, obat ini diminum 3 x
sehari.
Masing-masing 1 tablet, jangan lebih jangan kurang. Dengan minum obat ini mungkin Bapak akan
mengalami perasaan ngantuk, lemas, pengin tidur terus, bibir jadi kering, itu semua adalah efek samping
obat ini, jangan panik perawat akan selalu memonitor tekanan darah Bapak merasa kaku. Kaku otot /
tremor, mata melihat keatas, sulit menggerakan anggota badan, banyak keluar air ludah, tolong Bapak
hubungi perawat untuk mendapatkan obat penangkalnya. Kalau dokter datang ceritakan yang Bapak
rasakan saat menggunakan obat-obatan ini. Obat ini harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, jangan khawatir obat ini jika diminum sesuai peraturan. Jangan berhenti minum obat
walaupun Bapak sudah sehat dan Bapak harus selalu konsultasi dengan kami. Kalau Bapak berhenti
minum obat gejala-gejala seperti yang Bapak alami sekarang akan muncul lagi, sudah jelas Bapak ?
Bapak ada lima hal yang harus diingat saat Bapak minum obat, benar bahwa obat ini untuk Bapak, benar
caranya, benar waktu dan benar frekuensinya, ingat ya Pak, bagus.
3. Terminasi
a. Evaluasi.
Subjektif : Bagaimana Bapak sekarang sudah paham tentang obat. Obat yang diminum Bapak
selama ini ? bagus
Obyektif : coba sekarang Bapak sebutkan jenis obat yang diminum Bapak bagus ! sekarang lima benar
kalau kita minum obat apa saja Pak ? ya bagus sekali.
b. Rencana tindakan lanjut.
Karena Bapak sudah paham tentang obat-obatan yang Bapak minum. Bapak dapat langsung minta obat
jika waktu pemberian obat sudah tiba.
c. Kontrak yang akan datang.
Berhubung disini perawat isqi cuma 2 minggu, jika nanti Bapak mengalami kesulitan Bapak bisa
menghubungi suster atau perawat yang ada disini.
Mari Bapak saya perkenalkan dengan suster atau perawat yang ada disini.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2013


Tanggal Masuk : 20 Desember 2012
Ruang : Perkasa
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 29 Tahun
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : MI
Pekerjaan : Pedagang
No. CM : 03 74 38
B. Penganggung Jawab
Nama : Tn. J
Hubungan dengan Klien : Ayah Kandung
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sering marah karena tidak bisa hidup seperti orang lain yang normal, terkadang
mengamuk, mengancam hingga memukul orang.
III. ALASAN MASUK
±2 hari sebelum masuk rumah sakit klien bingung, labil, marah – marah, mengamuk mengancam,
gelisah, sulit tidur, hyperaktif, bicara kacau dan bicara sendiri, sulit dikendalikan, memukul orang lain.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


A. Klien mengalami gangguan jiwa ± 15 tahun yang lalu, pernah rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Solo >
20 x.
B. Kontrol tidak rutin, putus obat 6 bulan, pengobatan kurang berhasil.
C. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
D. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang menakutkan yaitu pernah di kroyok oleh teman –
temannya dan kepalanya berdarah.
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,2 0C
Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
Tinggai badan : 172 cm
Berat badan : 64 Kg
C. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, jika ada bagian tubuh yang terasa sakit langsung minta obat, tidak
ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Ket : : Laki – laki


: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
B. Konsep Diri
Citra tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah kaki, karena kuat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke 2 dari 7 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan dirumah atau di dalam keluarga sebagai anak.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, klien merasa bosan keluar masuk
rumah sakit jiwa.
Harga diri : Klien mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah ibu dan ayahnya, klien
mengatakan malu karena belum menikah dan sepertinya tidak ada harapan untuk menikah.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
C. Hubungan Sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ayah dan ibu.
Peran serta dalam masyarakat / kelompok : Klien sebelum sakit sering mengikuti ronda di desanya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : selama klien sering keluar masuk rumah sakit jiwa
temannya berkurang karena lebih suka berdiam diri di rumah.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat / tidak genap 5x sehari, sehabis sholat klien berdoa agar diberikan
kesembuhan.
VII. STATUS MENTAL
A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, berpakaian klien rapi, klien
menggunakan baju yang disediakan rumah sakit.
B. Pembicaraan : Klien bicara cepat, dapat dipahami.
C. Aktivitas Motorik : Klien beraktifitas sesuai, klien kooperatif.
D. Alam Perasaan : Klien mengatakan sedih dengan keadaannya dan terkadang marah jika
merenungi keadaan.
E. Afek : Klien labil dan mudah marah.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
F. Ingteraksi Selama Wawawncara : Klien aktif, selalu menjawab jika ditanya.
G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Pikir : Tidak ada waham, obsesi, delusi, dll.
I. Tingkat Kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari senin tanggal 14
Januari 2013 jam 14.30 WIB.
J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
K. Tingak Konsentrasi dan Berhitung : Klien sekolah sampai 6 MI, berhitung klien lancar, contoh 25 + 25
= 50.
L. Kemampuan Penilaian : Klien dapat menilai antara menolong orang atau melanjutkan perjalanan,
klien memilih menolong orang.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya di rumah sakit jiwa sedang sakit jiwa.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
A. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
B. BAB / BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK ± 5x sehari, mandiri.
C. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi, dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
D. Berpakaian / Berhias
Klien mengatakan baju dengan benar, mampu memakai sendiri.
E. Istirahat dan Tidur
Klien lebih banyak tiduran, tidur siang jarang, tidur malam jam 19.00 – 04.30 WIB.
F. Penggunaan Obat
Klien minum obat 3x sehari, setelah makan, heloperidol 2×5 mg, trihexiperidine 2×2 mg, resperidone 2×2
mg.
G. Pemeliharaan Kesehatan
Klien baru di rawat di Rumah Sakit Jiwa Klaten, sebelumnya di rawat di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.
H. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien di rumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah.
IX. MEKANISME KOPING
A. Klien mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu.
B. Klien mampu menjelaskan masalah ringan, misalnya kebersihan diri klien dengan sendiri.
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
A. Masalah dengan dukungan kelompok (-)
B. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien menarik diri dari lingkungan.
C. Masalah dengan kesehatan (-)
D. Masalah dengan perumahan : klien tinggal dengan ibu dan ayahnya.
E. Masalah dengan ekonomi : kebutuhan klien di penuhi oleh ayahnya.
XI. ASPEK MEDIK
A. Inj. Lodomer 1 amp IM extra
B. Haloperidol 2×5 mg
C. Trihexiperidine 2×2 mg
D. Resperidone 2×2 mg
XII. MASALAH KEPERAWATAN
A. Perilaku Kekerasan
B. Harga Diri Rendah
C. Menarik Diri
D. Koping Individu Tidak Efektif
XIII. POHON MASALAH

Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan

Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Perilaku Kekerasan berhubungan dengan Harga Diri Rendah.
B. Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan berhubungan dengan Perilaku
Kekerasan.

XV. ANALISA DATA


No Data Etiologi Problem
1. Ds :
– Klien malu dengan teman.
– Klien mengatakan belum menikah dan sepertinya tidak ada harapan untuk menikah.
– Klien mengatakan tidak punya teman semenjak sakit.
Do :
– Klien tampak malu saat berbicara. Koping Individu Tidak Efektif Harga Diri Rendah
2. Ds :
– Klien Mengatakan marah jika memikirkan keadaannya.
Do :
– Klien tampak marah, nada bicara tinggi. Harga Diri Rendah Perilaku Kekerasan
3. Ds :
– Klien mengatakan mengamuk jika sudah terlalu kesal dan jengkel memikirkan keadaan.
Do : – Perilaku Kekerasan Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan.

XVI. RENCANA KEPERAWATAN


Tgl. Dx. Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
16-01-13 Perilaku Kekerasan berhubungan dengan Harga Diri Rendah TUM :
Klien tidak melakukan perilaku kekerasan.
TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. • Klien mau membalas salam.
• Klien mau menjabat tangan.
• Klien mau menyebutkan nama.
• Klien mau tersenyum.
• Klien mau kontak mata.
• Klien mau mengetahui nama perawat. • Beri salam/panggil nama
• Sebutkan nama perawat
• Jelaskan maksud hubungan interaksi
• Jelaskan akan kontrak yang akan dibuat
• Beri rasa aman dan sikap empati
• Lakukan kontak singkat tapi sering
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. • Klien dapat mengungkapkan
perasaannya.
• Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal (dari diri sendiri, lingkungan atau
orang lain). • Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan
• Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan. • Klien dapat mengungkapkan
perasaan saat marah/jengkel.
• Klien dapat menyimpulkan tanda dan gejala perilaku kekerasan. • Anjurkan klien mengungkapkan
apa yang dialami dan dirasakan saat masih jengkel
• Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
• Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel/kesal yang akan dialami
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. • Klien dapat
mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
• Klien dapat bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
• Klien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan masalah. • Anjurkan klien
untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien (verbal, pada orang lain, pada
lingkungan dan diri sendiri)
• Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan oleh klien
• Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan. • Klien dapat menyelesaikan akibat dari
cara yang digunakan klien :
– Akibat pada klien sendiri
– Akibat pada orang lain
– Akibat pada lingkungan • Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang dilakukan klien
• Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien
• Tanyakan kepada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat?”

XVII. TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl Dx. Kep. SP Implementasi Evaluasi


16-01-13 1 SP 1 • Membina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik :
– Menyapa klien dengan ramah secara verbal dan non verbal
– Memperkenalkan diri dengan sopan
– Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
– Menjelaskan tujuan pertemuan
– Menunjukkan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
• Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
• Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
• Mengidentifikasikan perilaku kekerasan yang dilakukan
• Mengidentifikasikan akibat perilaku kekerasan
• Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan ( latihan nafas dalam)
• Menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan S :
• Klien mau menjawab salam dan mengatakan selamat pagi, dan nama lengkap, senang di panggil T
• Klien mengatakan marah jika terlalu memikirkan keadaannya
• Klien mengatakan mengamuk jika sedang marah
O:
• Klien mau berjabat tangan
• Klien menjawab pertanyaan dengan terarah
• Klien tenang dan ada kontak mata
A : SP 1 tercapai
Pp : Lanjutkan SP 2
Pk : Anjurkan klien untuk berlatih tarik nafasdalam
SP 2 • Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dan penenangan dengan cara sholat dan berdo’a
• Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan S :Klien mengatakan sholatnya masih
jarang tidak genap 5 waktu dan berdoa setiap setelah sholat
O:–
A : SP 2 tidak tercapai
Pp : Lanjutkan SP 1 keluarga
Pk : Anjurkan klien untuk sholat 5 waktu dan berdoa
SP 3 • Melatih klien minum obat dengan teratur
• Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian S :Klien mengatakan minum obat
secara teratur setelah makan (pagi, siang, sore)
O :Klien mau minum obat tanpa paksaan perawat
A :SP 3 tercapai
Pp : Lanjutkan SP 1 keluarga
Pk : Anjurkan klien minum obat secara teratur

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Pada kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn. T tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep
teori adalah membina hubungan saling percaya, membantu klien mengungkapkan penyebab perasaan
jengkel atau marah, membantu klien mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan, membantu
mengungkapkan akibat atau kerugian dari cara yang digunakan klien, membantu klien mengidentifikasi
cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahannya dan mengajarkan cara untuk menyalurkan
energy marah yang sehat agar tidak menciderai diri sendiri, oarng lain dan lingkungan.
(Budi Anna Keliat , S.Kp 1998)

Saran
Untuk pasien :
Usulan penulis pada klien dengan ekspresi marah untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan marah yaitu mengungkit masalah tentang keinginan yang
tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien jengkel.
2. Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa
menyakiti orang lain
3. Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik didalam ruangan maupun
diluar ruangan.
4. Anjurkan klien minum obat secara teratursesuai dengan ketentuan dokter.
5. Anjurkan klien kontrol dengan teratur setelah pulang dari rumah sakit

Untuk perawat :
1. Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji pengalaman marah masa lalu
dan bermain peran dalam mengungkapkan marah.
2. Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi klien yaitu menganjurkan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk dapat pemecehan
masalahya.
3. Perawat perlu mengembangkan dan menyalurkan nergi kemarahannya dengan cara yang
konstruktif.
4. Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan aktivitas lain yang membantu
relaksasi otot seperti olahraga.
5. Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.

Untuk di Rumah Sakit :


1. Dapat memperthankan keperawatan yang komprehensif yang telah dilakukan selama ini.
2. Pertahankan kerjasama dalam keperawatan kepada pasien, dapat meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan disetiap sub keperawatan.

Untuk mahasiswa :
1. Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus kelompok agar dapat
memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
2. Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek khususnya dalam bidang keperawatan
jiwa.

Anda mungkin juga menyukai