CA MAMAE
Dibimbing Oleh :
Isni Lailatul Maghfiroh, S.Kep., Ners., M.Ke
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
2019
1
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Ca Mammae
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara. (Medicastore, 2011)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Sofian,2012)
2.2.Etiologi
Factor resiko terjadi kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopous pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol
Tipe kanker payudara: (Smelzer, 2002)
1. Karsinoma duktal menginfiltrasi (75%)
karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju puting
susu.
2. Karsinoma lobular menginfiltrasi (5-10%)
2
karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah
menopause
3. Karsinoma medular (6%)
kanker ini berasal dari kelenjar susu
4. Kanker musinus (3%)
5. Karsinoma inflamatori (1-2%)
6. Penyakit paget payudara (jarang Terjadi)
2.3.Manifestasi klinis
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip
pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, Gejala
carsinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting
eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat
sebagai petunjuk adanya metastase. (Price dan Sylvia, 2006)
2.4 Patofisiologi
Menurut Corwin (2008), Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus, radiasi, atau sinar matahari. Tetapi, tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami insisi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap insisi tidak akan
terpengaruh oleh promosi.
Pada ca mammae terjadi proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus
atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan
sel-sel atipikal. Sel-sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi
stroma. Kanker membutuhkan waktu tujuh tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi
massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira berdiameter 1 cm) pada ukuran
itu, sekitar 25% ca mammae sudah mengalami metastasis.
Bagan terjadinya sel kanker :
3
Zat Karsinogen Promotor
SEL
SEL NORMAL SEL TERINISIASI KANKER
INISIASI
PROMOSI
4
2.5 Pathway
Karsinogen
Genetik kanker lingkungan
K. kimiawi : nitrosamine, dll
Hormone : estrogen
Epitel lobulus
Tempat lain
penyebaran
Langsung
Limfogen
Pertumbuhan lokal
hematogen
Nyeri akut
5
Necrosis jaringan
Bakteri patogen
Defisit nutrisi
Resiko Infeksi
Ukuran mammae
Mammae membengkak
abnormal
Gangguan citra
tubuh
Stress jangka panjang
Gangguan integritas
kulit/ jaringan Pola nafas tidak
efektis KEPUTUSASAAN
2.6 Komplikasi
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi jika
saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi
dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral
dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka diinstruksikan
dengan cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan melatih lengan yang
sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan membantu mencegah
perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya pembengkakan yang
menyulitkan.
1. Laboratorium meliputi:
6
a. Morfologi sel darah
e. Pemeriksaan sitologik
f. Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
2. Mammagrafi
3. Ultrasonografi
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
6. Biopsi
7
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa
dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
1. Pembedahan
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
e. Ouadranectomy.
8
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
4. Manipulasi hormonal.
2.9 Pencegahan
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada
ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting
susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah
dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
9
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari
kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.
Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau
lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk
payudara dan ketiak kanan
BAB III
KONSEP DASAR
3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan
nyeri.
10
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan
makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
a. Psiko
– Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
11
– Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
– Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
b. Social
– Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
– Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
c. Spiritual
– Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.
3.2 Diagnosa
1. Pola nafas tidak efektif b.d posisi tubuh yang mendesak ekspansi paru
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
3. Keputusasan berhubungan dengan penurunan kondisi fisiologis
12
DO : jaringan luar
– penggunaan efek bantu
pernafasan expansi paru menurun
– fase ekspirasi memanjang
– pola nafas abnormal ( mis. pola nafas tidak efektif
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi,
kusammaul, cheyne-
stokes)
Tanda minor
DS :
– ortopnea
DO :
– pernafasan purse-lip
– pernafasan cuping hidung
– diameter thoraks anterior-
posterior
– ventilasi semenit menurun
– tekanan ekspirasi menurun
– tekanan inspirasi menurun
– ekskursi dad berubah
13
Tanda minor
DS : -
DO :
– Tekanan darah meningkat
– Pola nafas berubah
– Nafsu makan berubah
– Proses berpikir terganggu
– Menarik diri
– Berfokus pda diri sendiri
– diaforesis
Data Mayor Ansietas Keputusasaan
Ds :
-Mengungkapkan
keputusasaan
Do :
Stress jangka panjang
-Berperilaku pasif
Data Minor
Ds :
-Sulit tidur
Penurunan kondisi fisiologis
-Selera makan menurun
Do :
-Afek datar
-Kurang inisiatif
Keputusasaan
-Meninggalkan lawan bicara
14
3.3 Intervensi
15
menurun 4. Identifikasi pengaruh
4. Kesulitan tidur nyeri pada kualitas
menurun hidup
5. Gelisah menurun
terapiutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(MIS : Terapi musik,
terapi pijat, aromatearpi,
kompres hangat/dingin)
Edukasi
1. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu)
-Fasilitasi mengungkapkan
16
perasaan cemas, marah,
atau sedih
Edukasi
-Jelaskan konsekuensi
tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
-Anjurkan
mengungkapkan perasaan
yang dialami
-Ajarkan penggunaan
mekanisme pertahanan
yang cepat
Kolaborasi
17
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika
Bylander, A., dkk. 2007. Journal of Children Microbiology
Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Revai, R, et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating Upper
Respiratory Tract Infection. Journal of The American Academy Pediatrics
Rahajoe, N. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
18