Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………...
……………………………………………………......i
DAFTAR ISI…….…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………….
…………………………………………………………1
A. Latar Belakang ………………………..………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………….………………………………………………….1
C. Tujuan………………………………………………………………………………….1
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………2
A. Faktor-faktor penyebab kelaianan………………………….………………………….2
B. Dampak terjadinya kelaian…………………………………………………………….3
C. Hak-hak berkebutuhan khusus…………………………………...……………………4
KESIMPULAN……………………………………………………….………………………5
DAFTAR PUSTAKA……………………………….…………………….………………….6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak berkebutuhan khusu merupakan istilah terbaru yang di gunakan , dan
merupakan terjemaah dari child needs yang telah digunakan secara luas didunia
internasional ,ada beberpa istilah yang pernah digunakan diantranya anak cacat ,anak
tuna,anak kelainan,anak menyimpang,dan anak luar biasa . ada satu istilah yang yang
berkembang secara luas telah digunakan yaitu difabel,sebenarnya merupakan
kependekan dari deference ability.sejalan dengan perkembangan pengkuan terhadap
hak azazi manusia termasuk anak-anak ini ,maka dinamakan anak berkebtuhan khusus
.penggunaan istilah anak berkebutuhan khusus membawa konsekoensi cara pandang
yang berbeda dengan istilah anak luar biasa yang pernah di pergunakan dan mungkin
masih digunakan.jika pada istilah luar biasa lebih menitik beratkan pada kondisi
(fisik,mentalemosi,social)anak, maka dalam berkebutuhan khusus lebih pada
kebutuhan anak untuk mencapai prestasi sesuai dengan potensinya.
Anak-anak yang berkebutuhan khusus ,adalah anak-anak yang memiliki
keunikan tersendiri dalam jenis karakteristikannya ,yang membedakan mereka dari
anak-anak normalpada umumnya, keadaan inilah yang menuntuk pemahaman
terhadap hakikat anak berkebutuhan khusus terkadang anak anak berkebutuhan
khusus sering kali menyulitkan guru ,akan tertapi guru juga harus punya kempuan
yang dapat memahami si anak berkebutuhan khusus ini.selain mengetahui factor dan
pemahaman kita juga akan mengulas hak-hak yang dimiliki oleh anak-anak
berkebutuhan khusus . Sehingga dalam makalah ini akan mengulas hal –hal ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka kami dapat merumuskan beberapa
masalah yang akan menjadi topic kali ini yaitu:
1. Apa sajakah yang menyebabkan kelaian pada anak?
2. Bagaimanakah cara kita meminimalisir kelaian pada anak?
3. Bagaimanakah hak anak-anak yang menyandang kelaianan?
C. TUJUAN
Tujuan kami buat mengulas topic tersebut supaya:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor penyebab kelaian
iii
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hak-hak yang dimiliki anak berkebutuhan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor –faktor penyebab kelaianan
Ada berbagai factor yang menyumbang terjadinya anak bekelaianan khusus adapun
fakto-faktor tersebut meliputi.
1. Heriditer
Kelaiana yang terjadi karena dimungkinkan masih adanya jalaninan darah atau
saudaa dari pasangan suami istri .adanya kesamaan gen pada pasangan suami istri
memiliki resiko tinggi untuk melahirkan anak kelainan kromosome salah satunya
adalah down’s syndrome atau mongolism, bagi anak down’s syndrome sering
kelainan adalah down’s kelebihan kromosome pada pasangan kromosome ke 21
yang dikenal dengan trisomi 21. Dimana pada manusia terdapat 23 pasang
kromosome penyebab masalah keturunan atau serig dikenal dengan genetic.
2. Infeksi
Merupakan suatu penyebab dikarenakan adanya berbagai serangan penyekit
infeksi yang dapat menyebabkan baik langsung maupun tidak langsung terjadi
kelaianan seperti infeksi torch (toksoplasma , rubella,cytomegalo virus,herves)
polio,meningitis,dsb.
Sebagai gambaran dapat ditemukan sebagai berikut:
Ilustrasi ada seorang ibu yang tengah hamil dalam pemeriksaan dokter ternyata
ibu tersebut mengidap virus toksoplasma maka oleh dokter dikatakan ibu tersebut
memilki resiko tinggi nelahirkan anak berkebutuhan khusus, dalam kehamilan
tersebut si ibu serning engalami keguguran ealaupun seringkali dapat di
pertahankan. Setelah kelahiran telah mendekati minggu ke 40 ternyata lahirnya
berkebutuhan khusus dengan resiko (BdR) Artinya bayi yang di lahirkan tersebut
memiliki resiko menjadi anak berkebutuhan khusus karena terinfeksi virus
toksoplasma.yang di serang virus ini adalah susunan syaraf terutama syaraf otak.
3. Keracunan
Ilustrasi
Seorang ibu muda sering merasa pusing dan mual-mual untuk menghilangkan rasa
pusing seperti biasa dia mengonsumsi obat sakit kepala yang di jual bebas di
pasaran. Stelah skian lama kira-kira 2 bulan rasa pusing juga tidak mereda maka
dia memeriksakan dirinya ke dokter.dari pemeriksaan dokter ternyata ibu tadi di
iv
nyatakan telah hamil 2 bulan.setelah mengetahui kehamilannya dia juga lebuih
berhati-hati menjaga kandungannya dalam mengonsumsi obat-obatan. Setelah ke
40 minggu anak terlahir normal namun mengalami keterlambatan berbicara.
4. Trauma
Kejadian yang tak terduga yang menimpa langsung pada anak, seperti prose
kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang mengandung resiko
tinggi atau kejadian saat kelahiran terjadi penyumbatan pernafasan pada anak.
5. Kekuranagn gizi
Masa tumbuh kembang sangat berpengaruh tehadap kecerdasan anak terutama 2
tahun pertama kehidupan kekurangan gizi dapat terjadi karna adanya kelaianan
metablismmaupun penyakit parasit pada anak seperti cacingan.
Jika dipandang dari sudut waktu terjadinya kelainan dapat di bagi menjadi 3
bagian :
a. Pre-natal
Terjadinya kelainan anak semasa daam kandungan atau sebelum proses
keahiran.misalnya seorang ibu muda keracunan alcohol.
b. Peri-natal
Sering juga disebut natal waktu terjadinya kelainan pada saat proses kelahiran
dan menjelang atau saat setelah kelahiran.
c. Paca-natal
Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum usia
perkembangan selesai (kurang lebih 18 tahun)
B. Dampak terjadinya kelaianan
1. Dampak Fisiologis
Terutama pada anak-anak yang mengalami kelainan yang berkaitan dengan fisik
termasuk sesori motr terlihat pada kelaianan fisik penyadang kebutuhan khusus
kurang mampu mengkoordinasi geraknya, dampak ini sangat terlihat pada geraan
yang kurang terarah dan juga menjdga kesehatan.
2. Dampak Psikologis
Timbul berkaitan dengan kemampuan dalam jiwa lainnya. Karena dalam keadaan
mental yang lebih labil akan mengahambat proses kejiwaan pada anak.kekurangan
kemampuan dalam menyesuaikan diri,ketidak mampuan individu.
3. Dampak sosiologis
v
Timbul karena hubungannya dengan kelompok atau individu disekitarnya terutama
keluarga dan saudara-saudaranya ,khadiran anak berkebutuhan khusus membuat
suasana berbeda dan mengalami sejumlah perubahan dalam keluarga,sebagai unit
suatu social di masyarakat dengan kehadiran anak berkebutuhan khusus merupakan
musibah,kesedihan dan bebab berat. Kondisi ini termanifestasi dengan reaksi
(kecewa, marah,depresi,shok dan rasa bersalah dan bingung.
vi
Ayat 3 ;warga Negara yang didaerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat
adat yang terpencil berhak memproleh pendidikan layanan khusus.
BAB III
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyaknya usaha pemerintah dilakukan oleh berbagai pihak termasuk
pemerintah dan gerakan masyarakat internasional yan peduli terhadap anak-anak
berkebutuhan khusus yang melahirkan berbagai kesepakatan dan perangkat hukum
perundang yang mengikat.adapun perjanjian dan kesepakatan serta hukum
perundangan yang menaungi anak berkebutuhan khusus dapat ditemukan sebagi
berikut:
1. UUD 1945 ( Amandemen )
2. UU No.20 Tahun 2002 tentang system pendidikan nasional
3. UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
4. UU No.4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat
5. Peraturan pemerintah N0.43 Thun 1998tentang upaya kesejahteraan sosia
penyandang Cacat
6. Deklasi Bandung Tahun 2004 “ Indonesia menuju pendidikan inklusi”
7. Deklarasi Salamanca
Dari berbagai peraturan perundangan dan kesepakatan yang ada tersebut
mencakup hamper semua ahak anak-anak berkebutuhan khusus ,hanya yang terjadi
permasalahan adalah pelanggar terhadap hak-hak anak yan belum ada sanksinya.
vii
DAFTAR PUSTAKA
viii