Makalah KJK Bu Apri
Makalah KJK Bu Apri
BANDAR LAMPUNG
TP: 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa Komunitas
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa Komunitas.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
Ibu Ns. Apri Rahma Dewi, M. Kep., Sp. Kep. J selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Jiwa Komunitas yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta
arahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Harapan kami semoga tugas makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
wawasan serta pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini, saya akui masih banyak kekurangan
oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik kedepannya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Pengkajian........................................................................................... 20
3.2 Analisa data......................................................................................... 20
3.3 Implementasi dan Evaluasi................................................................. 23
BAB IV
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 25
4.2 Saran..................................................................................................... 25
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur
tulangdan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain
proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda-
beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Diantara sekian banyaknya imunisasi yang diperlukan anak, satu diantaranya adalah
imunisasi BCG.
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada
selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0 – 11 bulan, akan
tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 – 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi
BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan
dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.
5
1. Faktor keturunan (Herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui instruksi
genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain
disebabkan oleh kelainan kromosom (contoh; syndrome down, syndrome turner) juga
diakibatkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
a) Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan
b) Ras : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku bangsa
memiliki karakteristik.
2. Faktor Lingkugan
a) Lingkungan Internal
1. Intelegensi
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika intelegensi rendah
2. Hormon
Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan tinggi
badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel
interstitial testis, memproduksi testosterone dan ovarium memproduksi estrogen yang
mempengaruhi perkembangan dan reproduksi.
3. Emosi
Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman sebaya serta guru berpengaruh terhadap
perkembangan emosi, sosial, intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan
mempengaruhi interaksi anak diluar rumah.
Lingkungan Eksternal
1) Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman anak mempersepsikan dan memahami
kesehatan berprilaku hidup sehat.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonomi yang rendah
serta banyak punya keterbataan untuk memenuhi kebutuhan primernya.
3) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari makanan
bergizi
6
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak
5) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola
anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga
2.3 Periode Perkembangan
Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan organ dan
system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi itu memberi dampak pada
pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6 tahun. Toddler
menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan
fisik lebih lambat dan relative menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat
daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual dengan
perkembangannya organ reproduksi.
7
2.4 Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem–bangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual
apapun. Apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas
perkembangan.
Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanagn anak
balita yaitu :
1. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh dan
dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat missal: ketrampilan menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan.
4. Gross motor (motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “Milestone” pokok yang
harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat
perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu misalnya:
a. 4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemuadian.
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara.
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari telunjuk dan ibu jari.
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.
8
2.5 KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Nama
b. Alamat
c. Telepon
g. Agama
i. Informan
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya, namun
seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak menutup
kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi sakit . Maka dari itu,
perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada anak
ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan
indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan
sama sekali.
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika saat ini
kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi
jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui
9
status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan
panduan apakah anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan sebelumnya yang
pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi.
c. Alergi.
e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang
pernah didapat sebelumnya.
f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula dikaji
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi
serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan
secara langsung pada anak ataupun keluarganya).
a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
10
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal
n. Genitourinaria
o. Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q. Neurologik
r. Endokrin
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki kecenderungan
terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota
keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok dan
penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan keluarga saat anak mengalami sakit.
Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada riwayat
imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak
maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah konsep
anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit
11
yang mungkin mendatanginya, serta diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan
dukungan mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi.
Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai anggota
keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga memahami
tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi,
manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu jika keluarga telah
memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting yang diperlukan untuk mencegah
penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal
ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap
imunisasi.
Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam
kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan
bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian
terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
12
b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak menjadi
kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama, tetapi untuk pendekatan agar
anak tidak takut sehingga memudahkan pemeriksaan.
c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak menakutkan anak.
d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan mengurangi
rasa takut dari anak yang lain.
e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak mengenai hal-
hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri kesempatan anak untuk membantu
proses pemeriksaan.
f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di pangkuaan orang
tua.
g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak yang lain
agar tidak takut untuk diperiksa.
h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui nasehat petugas.
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi
TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau
berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh
kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan
bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila
kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama,
atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.
13
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah sebagai berikut:
1) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera
(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat berupa dacin atau
timbangan injak.
2) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut dilakukan dengan
posisi berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun, dilakukan dengan posisi duduk dengan
menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan berat badan dapat
dilakukan dengan posisi berdiri.
1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian
dalam saja.
2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan
anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa
dipegangi.
3) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
14
4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih
dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan
anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.
5) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan
6) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu
apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga
dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan anak berada pada kurva
berwarna hijau, kuning, atau merah.
Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya dikelompokkan menjadi untuk usia
kurang dari 2 tahun dan usia 2 tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan pada anak usia kurang
dari 2 tahun adalah sebagai berikut :
1) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran).
2) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi).
3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada
tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan
bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur.
Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih adalah sebagai
berikut :
1) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong,
punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat
pengukur.
15
2) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan terendah dari
kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal, berarti ukuran kepala besar
(macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran kepala
kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Adapun cara pengukuran lingkar kepala :
b. Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita bagian antrior
menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan hasilnya
Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara pengukurannya perlu diketahui :
1) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri,
yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada lengan kanan, sehingga
ukurannya lebih stabil.
2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.
4) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan. Pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura subternalis).
Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar,
16
sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalah sebagai
berikut :
3) Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas perlu
mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui secara
keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut, genetalia,
ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada
pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan
anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh
Soetjiningsih (1996).
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di
klinik.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita,
terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
17
Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan
anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di atasnya. Arah
grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwarna hijau. Sementara,
pertumbuhan anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran
antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak sesuai
dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor
yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender balita
(KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar. Sementara apabila
menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia.
Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.
Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh di atas
warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran antropometri
lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan dada. Perkembangan
anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak tidak dicapai sesuai
dengan usianya, sehingga anak mengalami keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender balita (KMS), kemampuan
anak tidak sesuai dengan usianya.
18
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang
terjadi di lingkungan
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia
Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak
b. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur anak.
Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang
c. Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa takut.
Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan
d. KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.
Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
peran sebagai orangtua baru.
a. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai umur
anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana menyendawakan bayi.
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan anak
b. Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model anaknya.
Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi contoh yang baik bagi anaknya
c. Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak sesuai
dengan umurnya
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
3. Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
a. Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi
Rasional: mengurangi risiko cedera pada saat anak beraktivitas
b. Lindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu
Rasional: mengurangi risiko cedera pada kaki anak
c. Beri makanan yang aman untuk usia anak
Rasional: mencegah risiko keracunan makanan
d. Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan
Rasional: mengurangi risiko cedera yang diakibatkan oleh air mandi yang terlalu panas
19
4. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh
kembangnya.
a. Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
b. Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang
dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan
Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya
c. Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak
Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan anaknya
5. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
a. Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai umur
Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya
b. Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan
Rasional: mengurangi kecemasan ibu
c. Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak
Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga
6. Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d
a. Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan oleh anaknya
Rasional: meningkatkan pemahaman tentang imunisasi yang harus didapatkan oleh anak
b. Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada anaknya
selain imunisasi yang harusnya didapatkan
Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi tambahan
c. Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah penyakit yang
bisa diderita oleh anaknya
Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
BIODATA
A.Identitas anak:
21
1. ibu
a) Nama :Ny.L
b) Usia :22 thn
c) Pendidikan :SMA
d) Pekerjaan :ibu rumah tangga
e) Agama :islam
f) Alamat : jln.binjai
g) Hubungan dengan klien :ibu kandung.
C. GENOGRAM
Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek
maupun nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien
adalah anak pertama nya.
2.Pengkajian Dasar
a.Pengumpulan data
b.ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.
2.Sistem integumen
Rambut berwarna hitam,menyebar merata di atas kepala pasien,sutura pasien sudah menyatu dan
keras ,tekstur halus,tidak tampak adanya lesi,dan tidak tampak adanya kotoran di kulit kepala.
2.kulit
Kulit kepala berwarna putih,tekstur halus,turgor kulit pada saat di cubit dapat kembali<2 detik.
3.kuku
Dasar kuku berwarna transparan,tekstur halus,bentuk cembung,tidak tampak adanya
sianosis,tidak tampak adanya kotoran,kuku pendek,pengisian kapiler baik,terbukti setelah
dilakukan penekanan dapat kembali <2 detik.
22
3. sistem penglihatan
mata kanan dan mata kiri simetris,konjungtiva berwarna merah muda,sclera berwarna
putih,kornea tampak jernih,pupil mengecil saat di ransang oleh cahaya,keadaan mata tampak
cembung,tidak tampak adanya serumen,pada kedua mata pasien.
4. system pendengaran
telinga kanan dan kiri pasien tampak simetris,tekstur halus,warnanya sama dengan warna
kulit,fungsi pendengaran pasien baik,tampak pada saat di panggil nama pasien,dan pasien
menoleh kea rah yang memanggil namanya.
5.sistem pernafasan
posisi hidung simetris,hidung kanan dan kiri,warna sama dengan warna kulit muka,tekstur
halus,tidak tampak adanya serumen di lubang hidung hidung pasien,pernafasan:50 kali
permenit,dengan bunyi vesikuler.
6.sistem kardiovaskuler
posisi dada simetris antara dada kanan dan dada kiri,pada saat inspirasi.nadi104 kali permenit
7.sistem gastroentestial
bibir pasien berwarna merah muda,mikosa bibirtampak lembab,tidak tampak rsih tidak ad
kotoran.
8. system reproduksi
pada alat genitlia pasien ampak bahwa labia mayor menutupi labia minora.
9.sistem muskulokletal
tangan kanan dan tangan kiri pasien dapat di gerakkan secara bersamaan,dan dengan
bebas,begitu pula dengan ekstremitas bawah,yaitu kedua kaki pasien.
1. prenatal
23
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.
2. Prenatal
Ibu pasien mengatakan bayi lahir dalam keadaan sehat dengan berat badan
3500gram,panjang badan:50 cm.bayi lahir dengan apgar score:pada menit pertama: 7 ,pada
menit kedua :8 dan pada menit ketiga: 9.
1. riwayat pertumbuhan
2.riwayat perkembangan
Hal-hal yang dapat dilakukan anak pada umur saat ini sesuai dengan denver,dan telah dilakukan
tes denver pada anak yaitu:
1.pada personal social:pasien sudah dapat menggapai mainan.
2.pada bahasa :menoleh kearah bunyi atau suara,bicara satu silabel,meniru bunyi kata-kata.
3.pada adaptif,motorik halus:anak dapat mengikuti arah,meraih,mengamati,
4.pada motorik kasar:anak dapat menumpu beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit tegak.
24
ibu pasien mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG,polio,{1,2},DPT{1,2},dan
sekarang akan mendapatkan imunisasi DPT III.
3. Pemeriksaan fisik
A.keadaan umum:
Tanda-tanda vital :
4. Aktifitas sehari-hari
-ibu pasien mengatakan bayi di beri minum dengan asi esklusif.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2
jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.
25
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah
anak pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.
b. Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.
c. Aspek spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan
di mesjid.
d. Therapy
Akan di berikan vaksin DPT III:0,5 {v/im}
b.pengelompokkan data
a.data subjektif
-ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2 jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.
- Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.
-Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berinteraksi dengan ia dari pada ayahnya.
-Ibu pasien mengatakan anak menangis apabila di pegang oleh orang tidak ia kenal.
26
-Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah anak
pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.
-Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan di
mesjid.
b.data objektif
27
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
29
-Panjang badan :64 cm.
INTERVENSI KEPERAWATAN
30
-Pernafasan:50 kali
permenit.
-Berat badan :7000
gram.
-Panjang badan :64 cm.
BAB IV
PENUTUP
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Berhrman,Kliegman,&Arvin.2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Carpenito,Lynda Juall.2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi8.Jakarta: EGC
Hidayat,A.Z.2011.PengantarIlmuKesehatanAnakuntukPendidikanKebidanan.Jakarta.Salemba
Medika.
Kriteria Hasil NOC.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Muscari,Mary.E.2005.Keperawatan Pediatrik.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Supartini.2004.KonsepDasarKeperawatanAnak.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih.1995.TumbuhKembang Anak.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Wong,D.L,dkk.2004.Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
33