Askep Anak Sehat (Kel 3) 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT (TUMBUH KEMBANG)

MATA KULIAH:

KEPERAWATAN ANAK

DOSEN PENGAMPUH:

Elizabeth Purba S.Pd., SST., M.Kes

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 ( TINGKAT IIA)

Anggie Moningka 2021012

Erick Langi 2021016

Mega Untu 2021076

Rosita Saraisang 2021101

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA TOMOHON

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada

Anak Sehat ( Tumbuh Kembang)” yang telah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah keperawatan anak.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan untuk itu segala

kritik dan saran yang bersifat kontruktif kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan

makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta

seluruh pembaca.

TOMOHON, 17 MEI 2023

KELOMPOK 3

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A.Latar belakang..........................................................................................................................1

B.Tujuan penulisan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A.KONSEP MEDIS.....................................................................................................................2

B.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................25

A.Kesimpulan............................................................................................................................25

B.Saran.......................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan perkembangan

menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling

rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Whalex dan

Wonc.2000).

Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana imunisasi

merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin

ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin

BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi

adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit

tertentu.

B. Tujuan penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan memahami tentang

asuhan keperawatan pada anak sehat ( tumbuh kembang).

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian

Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya

tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua

peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.

a) Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah,

besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat,

panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit.

b) Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan

emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk

terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis,

psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir

berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.

Diantara sekian banyaknya imunisasi yang diperlukan anak, satu diantaranya

adalah Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) Merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya

penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah

dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat

2
seperti TBC pada selaput otak. TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau

TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman

TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali

dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada

umumnya diberikan pada bayi umur 2-3 bulan, kemudian cara pemberian

imunisasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus

pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

a) Faktor keturunan (Herediter)

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui

instruksi genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan

pertumbuhan selain disebabkan oleh kelainan kromosom (contoh; syndrome

down, syndrome turner) juga diakibatkan oleh factor lingkungan yang kurang

memadai.

1) Seks: kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan

perempuan

2) Ras : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku

bangsa memiliki karakteristik.

b) Faktor Lingkugan

Lingkungan Internal

1) Intelegensi

3
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan

jika intelegensi rendah.

2) Hormon

Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk

pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone

tiroid menstimulasi pertumbuhan sel interstitial testis, memproduksi

testosterone dan ovarium memproduksi estrogen yang mempengaruhi

perkembangan dan reproduksi.

3) Emosi

Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman sehaya serta guru

berpengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial, intelektual anak, cara

anak berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak

diluar rumah.

Lingkungan Eksternal

1) Kebudayaan

Budaya keluarga masyarakat mempengaruhi bagaiman anak

mempersepsikan dan memahami kesehatan berprilaku hidup sehat.

2) Status sosial ekonomi keluarga

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial

ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbataan untuk memenuhi

kebutuhan primernya.

4
3) Nutrisi

Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang

didapat dari makanan bergizi

4) Iklimcuaca

Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak

5) Olahraga latihan fisik

Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial

anak.

6) Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan

mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga

3. Periode Perkembangan

Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :

a) Periode prenatal

Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi

pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu hubungan antara

kondisi itu memberi dampak pada pertumbuhannya.

b) Periode bayi

5
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada

penode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek

kognitif, motorik dan social.

c) Periode kanak-kanak awal

Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6

tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada

usia pra sekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan relative menetap

d) Periode kanak-kanak pertengahan

Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki

sedikit lebih meningkat daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih

sempurna.

e) Periode kanak-kanak akhir

Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18

tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan

identitas seksual dengan perkembangannya organ reproduksi.

4. Perkembangan Anak Balita

Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita, Perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa

ini sehingga setiap kelainan penyimpangan seksual apapun. Apabila tidak

6
terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas

perkembangan.

Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)

mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai

perkembanagn anak balita yaitu :

a) Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan.

b) Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)

Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan

bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang

cermat missal: ketrampilan menggambar.

c) Language (bahasa) Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara,

mengikuti perintah berbicara spontan,

d) Gross motor (motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa

"Milestone" pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf

perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat perkembangan yang

harus dicapai anak umur tertentu misalnya:

1) 4-6 minggu tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu

kemudian.

7
2) 10-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara.

3) 20 minggu: meraih benda yang didekatkan kepadanya,

4) 26 minggu: dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.

5) 9-10 bulan menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari

telunjuk dan ibu jari.

6) 13 bulan berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Identitas pasien

Berisi biodata pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir,

golongan darah, pendidikan terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan,

TB/BB, alamat.

b) Identitas penanggung jawab

Berisikan biodata penangguang jawab pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin,

agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat.

c) Keluhan Utama (KU)

Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani

dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan

memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan

terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat

memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi sakit. Maka dari itu, perlu

8
ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada

anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan

ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda

sementara waktu, atau tidak diberikan sama sekali.

d) Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika

saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu

menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat

dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini,

selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah

anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.

e) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan

sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang

berarti dalam pemberian imunisasi.

1) Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).

2) Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

3) Alergi

4) Pengobatan terbaru.

5) Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap

imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.

9
6) Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat

pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat

mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta pendidikan kesehatan yang

sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan secara langsung

pada anak ataupun keluarganya).

7) Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

f) Tinjauaan Sistem (TS)

Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah

kesehatan pada anak, walau tampak jarang dilakukan saat akan diimunisasi,

namun tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain pengkajian

riwayat kesehatan anak karena dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada

informasi yang diberikan anak keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi

kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya dan juga keluarga,

sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak mendapatkan tindakan

pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap sistem tubuhnya. Tinjauan sistem

meliputi:

1) Menyeluruh umum

2) Integument

3) Kepala

4) Mata

5) Telinga

10
6) Hidung

7) Mulut

8) Tenggorokan

9) Leher

10) Dada

11) Respirasi

12) Kardiovaskuler

13) Gastrointestinal

14) Genitourinaria

15) Ginekologik

16) Muskuluskeletal

17) Neurologik

18) Endokrin

g) Riwayat pengobatan keluarga

Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki

kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap

penyakit menular pada anggota keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat

memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok dan penggunaan bahan kimia lain,

serta tingkat kewaspadaan keluarga saat anak mengalami sakit.

11
h) Riwayat Psikososial

Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada

riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya

menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi

berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah konsep anak terhadap imunisasi,

menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit yang

mungkin mendatanginya, serta diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat

memberikan dukungan mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam

menghadapi imunisasi.

i) Riwayat Keluarga

Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai

anggota keluarga dan komunitas Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana

keluarga memahami tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi

jenis imunisasi, alasan diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal

ini akan sangat membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi

sebagai langkah penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya.

Untuk beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini dapat

dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman

terhadap imunisasi.

j) Pengkajiaan Nutrisi

Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi

anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan

12
imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi

anak. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan

pemeriksaan klinis.

k) Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuan mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. sehingga dengan data

yang ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses

imunisasi dan juga pendidikan kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam

melaksanakan pengkajiaan atas pertumbuhan dan perkembangan anak, hal

penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar

pemeriksaan berjalan lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan, prinsip-prinsip

yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:

1) Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya memberikan

warna dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang

menakutkan bagi anak, dan menyediakan makanan.

2) Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak

menjadi kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama,

tetapi untuk pendekatan agar anak tidak takut sehingga memudahkan

pemeriksaan.

3) Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak

menakutkan anak.

13
4) Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan

mengurangi rasa takut dari anak yang lain.

5) Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak

mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri

kesempatan anak untuk membantu proses pemeriksaan.

6) Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di

pangkuaan orang tua.

7) Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak

yang lain agartidak takut untuk diperiksa.

8) Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui

l) Riwayat Pranatal

Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti

terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta

apakah kehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yang tidak

ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan

mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan

m) Riwayat Kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara

normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan

terdeteksi schat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran

14
dengan tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka gangguan

tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.

n) Pertumbuhan Fisik

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan

pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan

sebelumnya, pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk

memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan

lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan

pada anak. Apabila petugas akan mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas

tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala.

o) Pemeriksaan fisik

Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas

perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak

dapat diketahui secarakeseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut,

kepala, leher, dada, perut, genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan

keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan

perkembangan ini adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak.

Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.

p) Perkembangan anak

Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya.

Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini,

15
apakah anak berada dalam keadaan normal, meragukan, atau memerlukan

rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat

dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh

Soetjiningsih (1996).

q) Data lain

Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang

lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama

apabila anak berada di klinik. Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang

Diperlukan Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi dan balita, terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:

 Pertumbuhan dan perkembangan normal

Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila

grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita

(KMS) atau sedikit di atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti

lengkungan jalur (kurva) berwarna hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan

ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan dengan pengukuran antropometri adalah

BB/U: BB/M, dan lingkar kepala/U. Perkembangan anak tergolong normal

apabila umur dan kemampuan kepandaian anak sesuai dengan patokan yang

berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor yang

diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender

balita (KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar.

Sementara apabila menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas

16
perkembangannya sesuai usia. Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.

Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal

 Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan

Apabila grafik berat badan anak berada jauh di atas warna hijau atau

beradadibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran antropometri lain

yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan dada.

Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan kepandaian

anak tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami

keterlambatan. Pada tes DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas

perkembangannya, atau pada gambar kalender balita (KMS), kemampuan anak

tidak sesuai dengan usianya.

2. Diagnosis Keperawatan

a) Resiko gangguan perkembangan d.d ketidak adekuatan nutrisi.

b) Resiko gangguan pertumbuhan d.d kelainan genetik

c) Resiko proses pengasuhan tidak efektif d.d kurang terpapar informasi tentang

proses persalinan/pengasuhan

3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosis Tujuan dan kriteria hasil intervensi

keperawatan

1. Resiko Setelah dilakukan Intervensi utama: promosi

gangguan intervensi keperawatan perkembangan anak

17
perkembangan selama 1x24 jam, maka Observasi

d.d ketidak status perkembangan - Identifikasi kebutuhan

adekuatan membaik dengan kriteria khusus anak dan

nutrisi. hasil: kemampuan adaptasi anak

 Keterampilan/ Terapeutik

perilaku sesuai - Fasilitasi hubungan anak

usia meningkat dengan teman sebaya

 Kemampuan - Dukungan anak berinteraksi

melakukan dengan anak lain

perawatan diri - Dukungan anak

meningkat mengekspresikan

perasaannya secara positif

- Dukungan anak dalam

bermimpi atau berfantasi

sewajarnya

- Dukungan partisipasi anak

disekolah, ekstrakulikuler

dan aktifitas komonitas

- Berikan mainan yan sesuai

dengan usia anak

- Bernyanyi bersama anak

lagu-lagu yang disukai anak

- Bacalah cerita/dongeng

18
untuk anak

- Sediakan kesempatan dan

alat-alat untuk meggambar,

melukis, dan mewanai.

- Sediakan mainan berupa

puzzle dan maze

Edukasi

- Jelaskan nama-nama benda,

obyek yang ada

dilingkungan sekitar

- Ajarkan pengasuh

ministones perkembangan

dan perilaku yang dibentuk.

- Ajarkan sikap koperatif,

bukan kompetisi diantara

anak

- Ajarkan anak cara mminta

bantuan dari anak lain, jika

perlu

- Demonstrasikan kegitan

yang meningkatkan

perkambangan pada

pengasuh

19
Kolaborasi

- Rujuk untuk konseling jika

perlu

2. Resiko ganguan Setelah dilakukan Intervensi utama :skrining

pertubuhan d.d intervensi keperawatan kesehatan

kelainan selama 1x24 jam, maka Observasi

genetik status pertumbuhan - Identifikasi target populasi

membaik dengan kriteria skrining kesehatan

hasil Terapeutik

 Berat badan sesuai - Lakukan informed consent

usia meningkat skrining kesehatan

 Panjang/tinggi - Sediakan akses layanan

badan sesuai skrining (mis, waktu dan

maningkat tempat)

- Jadwalkan waktu skrining

kesehatan

- Gunakan instrument

skrining yan valid dan

akurat

- Sediakan lingkungan yang

nyaman selama prosedur

skrining kesehatan

20
- Lakukan anamnesis riwayat

kesehatan, faktor risiko,

dan pengobatan, jika perlu

- Lakukan pemeriksaan fisik,

sesuai indikasi

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan

prosedur skrining kesehatan

- Informasikan hasil skrining

kesehatan

Kolaborasi

- Rujuk untuk pemeriksaan

diagnostik lanjur (pap

smear, manografi, prostad,

EKG), jika perlu

3. Resiko proses Setelah dilakukan Intervensi utama: edukasi orang

pengasuhan intervensi keperawatan tua:fase anak

tidak efektif d.d selam 1x24 jam, maka Observasi

kurang terpapar Proses pengasuhan - Identifikasi pemahaman

informasi membaik dengan kriteria orang tua/keluarga tentang

tentang proses hasil membesarkan anak

persalinan/peng  Terpapar - Identifikasi kesiapan orang

asuhan informasi tentang tua dalam menerima

21
proses edukasi serta factor-faktor

persalinan/pengas yang menghambat

uhan meingkat keberhasilan edukasi (mis.

 Kekerasan dalam factor budaya, hambatan

rumah tangga bahasa, kurang tertarik)

menurun Terapeutik

 Stress psikologis - Minta orang tua menjeakan

menurun perilaku anak

- Dengarkan setiap keluhan

dan masalah yang dihadapi

orang tua

- Fasilitasi orang tua untuk

bertanya

Edukasi

- Ajarkan teknik pengasuhan

dan keterampilan

komunikasi

- Ajarakan mengidentifikasi

sumber dukungan keluarga

- Ajarkan mengidentifikasi

sumber stressor keluarga

(mis. penyalahgunaan

obat/alcohol, kekerasan

22
dalam rumah tangga,

konflik ibu, depresi,

perceraian)

- Jelaskan tahapan tumbuh

kembang anak

- Jelaskan pendekatan orang

tua yang dapat digunakan

untuk membantu anak

mengekspresikan perasaan

secara positif

- Jelaskan sikap atau tindakan

antisipasi ditahapan usia

anak.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana

perawat melakukan tindakan yang perlu untuk mencapai tujuan dan hasil yang

diperkirakan dari asuhan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari

masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Jadi implementasi keperawatan

adalah kategori serangkaian perilaku perawat berkoordinasi dengan pasien,

keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah keperawatan

23
pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan

dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan

keperawatan yang telah dilakukan (Potter & Perry, 2010; PPNI 2018).

5. Evaluasi

Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses, penilaian hasil menentukan seberapa

jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses

menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari

pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi itu sendiri. Evaluasi

dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam

perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai

efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan

pelaksanaan. Pada evaluasi terdapat 4 tahap yang umum digunakan oleh perawat

untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi pelayanan asuhan keperawatan pada

klien, yaitu: Subjective (subjektif), yakni segala bentuk pernyataan atau keluhan

dari pasien. Objective (objektif), yakni data yang diobservasi dari hasil

pemeriksaan oleh perawat atau tenaga kesehatan lain. Analysis (analisis), yakni

kesimpulan dari objektif dan subjektif. Planning (perencanaan), yakni rencana

tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya

tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua

peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.

Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana imunisasi

merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin

ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin

BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini membaca diharapkan mampu memahami pembahasan

teoritis tentang konsep asuhan keperawatan anak anak sehat (tumbuh kmbang). Dan bagi

perawat sendiri diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik dan

sesuai dengan kondisi klient yang dirawat. Sehingga tidak ada lagi Citra buruk perawat

yang tidak memberikan pelayanan yang baik bagi klien.

25
DAFTAR PUSTAKA

Askep anak sehat tukang lena https://www.scribd.com/doc/312378534/Askep-Anak-Sehat-


Tumbang-Lena diakases pada 15 Mei 2023
Tim Pokja SDKI DDPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Cetakan III (revisi). Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DDPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Cetakan
II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DDPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

26

Anda mungkin juga menyukai