KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ‘Azza Wa Jalla karena atas
limpahan rahmat. Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kemudian tak lupa pula kami mengirimkan sholawat beriring salam
pada Nabi besar Muhammad SAW. karena beliau telah berhasil membawa
umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat
ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1. Latar Belakang......................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1. Pengertian..............................................................................................................4
2.2. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus..................................................4
2.3. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus........................................................9
2.4. Dampak Anak Berkebutuhan Khusus...............................................................12
2.5. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus...........................................................16
BAB III...........................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap orang tua, pasti menginginkan butir hati yang sehat serta normal.
namun ditiap-tiap kelahiran diseluruh global, pasti ada satu asal sekian bayi yg
memiliki kecacatan baik secara fisik maupun psikis, serta memiliki faktor-faktor
sendiri yang melatarbelakangi. Anak tersebut lalu lambat laun memerlukan
perlakuan spesifik dalam setiap penanganannya bahkan hingga dia dewasa. oleh
karena itu, mereka biasa disebut menggunakan anak berkebutuhan spesifik. Anak
berkebutuhan spesifik Jika ditelaah maka bisa diartikan menggunakan anak yg
“khas” sebab memiliki hal-hal yang tak biasa ditemukan di anak seusianya.
Mereka cenderung tidak selaras dengan anak-anak pada umumnya sebab
mempunyai keterlambatan dalam pertumbuhan atau perkembangannya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
2. Untuk mengetahui faktor penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
3. Untuk mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
4. Untuk mengetahui klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Menurut Pristian Hadi Putra, dkk. (2021) Anak berkebutuhan khusus
didefinisikan sebagai anak yang membutuhkan pendidikan serta layanan khusus
untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna.
Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan
sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang
bersifat khusus.
Menurut Ilahi (2018) Anak Berkebutuhan Khusus adalah mereka yang
memiliki perbedaan dengan rata-rata anak seusianya atau anak-anak pada
umumnya. Perbedaan yang dialami ABK ini terjadi pada beberapa hal, yaitu
proses pertumbuhan dan perkembangannya yang mengalami kelainan atau
penyimpangan baik secara fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional
Menurut Ardhi Widjaya (2017) Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
dalam pendidikannya memerlukan pelayanan yang spesifik dan berbeda dengan
anak pada umumnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak
yang membutuhkan pendidikan serta layanan khusus untuk mengembangkan
potensi pertumbuhan dan perkembangannya yang mengalami kelainan atau
penyimpangan baik secara fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional
yang berbeda dengan anak pada umumnya.
3) Pasca-natal
Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum usia
perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun). Ini dapat terjadi karena
kecelakaan, keracunan, tumor otak, kejang, diare semasa bayi. Berikut adalah
hal-hal yang dapat menyebabkan kecacatan pada anak di masa bayi:
a) Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus (meningitis, enchepalitis), diabetes
melitus, penyakit panas tinggi dan kejang-kejang (stuip), radang telinga
(otitis media), malaria tropicana. Penyakit-penyakit tersebut adalah
penyakit-penyakit kronis yang bisa disembuhkan dengan pengobatan yang
intensif, namun jika terkena pada bayi maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak, karena terkait
dengan pertumbuhan otak di tahun-tahun pertama kehidupan (golden age).
b) Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)
Gizi dan nutrisi yang sempurna sangat dibutuhkan bayi setelah
kelahiran. Gizi tersebut dapat diperoleh dari ASI di 6 bulan pertama, dan
makanan penunjang dengan gizi seimbang di usia selanjutnya. Jika bayi
kekurangan gizi atau malnutrisi, maka perkembangan otaknya akan
terhambat dan bayi dapat mengalami kecacatan mental.
c) Kecelakaan
Kecelakaan pada bayi terutama pada area kepala dapat
mengakibatkan luka pada otak (brain injury), dan otak sebagai organ
utama kehidupan manusia jika mengalami kerusakan maka dapat merusak
pula sistem/fungsi tubuh lainnya.
d) Keracunan
Racun yang masuk dalam tubuh bayi, bisa dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi bayi, jika daya tahan tubuh bayi lemah maka
dapat meracuni secara permanen. Racun bisa berasal dari makanan yang
kadaluarsa/busuk atau makanan yang mengandung zat psikoaktif. Racun
yang menyebar dalam darah bisa dialirkan pula ke otak dan menyebabkan
kecacatan pada bayi.
1. Sulit Berkomunikasi
Ketika anak mengalami sulit komunikasi maka perilaku beradabtasi akan
mengalami ganngguan terutama ketika mereka berkomunikasi. Dimana ABK
seringkali memiliki hambatan berbicara dan sulit bicara meskipun usianya
sudah dewasa.
2. Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulitan belajar merupakan individu yang memiliki
gannguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis. Biasanya
gelombang otaknya juga terganggu sehingga menyebabkan anak tesrsebut
mengalami IQ yang hanya rata-rata ataupun diatas ratarata sedikit. Biasanya
ABK dikategorikan sedang, berat atau ringan dari IQ yang dimilikinya.
3. Kelainan fisik
Secara fisik dan medis, umumnya beberapa ada kondisi fisik dan mendi
yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan. Misalnya jika ia mengalami
komplikasi dengan bagian organ tubuh lainnya. Hal ini sering terjadi karena
kurang sempurna pembelahan ketika kehamilan
4. Bersikap Membangkan
Anak berkebutuhan khusus biasanya sulit membedakan bahaya atau tidak,
salah atau tidak dan lain sebagainya.
5. Emosional
Emosional anak-anak ABK bukan hanya tempramen dan mudah marah
melainkan terjadi hal lainnya. Jika dilihat secara emosional, mereka
seringkali terperosok dalam kondisi kesepian, depresi dan juga hal-hal
layaknya putus asa, merasa sendiri dan kesal pada orang lain tanpa sebab jika
moodnya sedang buruk.
6. Sulit Menulis atau Membaca
Untuk beberapa kasus anak ABK ada yang sulit mengekspresikan pikiran
mereka dengan tulisan dan tidak bias membaca. Sulit memegang bolpoin
ataupun pensil yang digunakan dengan benar.
7. Tidak Mengerti Arah
Anak berkebutuhan khusus sulit mencerna logika sendiri. Terkadang
mengalami disorientasi, seperti disorientasi waktu ataupun arah. Anak
seringkali bingung saat ditanya jam berapa sekarang, kemungkinan ia hanya
mengingat bahasa yang diajarkan seperti pukul 6 petang ia sebut atau sore,
namu pukul 4 ketika matahari terbenam ia tidak akan menyebut pukul 4
melainkan tetap sore.
8. Bersikap Sesuai Kebiasaan Anak
ABK khususnya mereka yang autism sangat perhatian dengan urutan atau
rutinitas atapun kebiasaan sehari-hari. Ketika ritual mereka berubah misalnya
setelah makan menjadi mandi atau dibalik setelah makan ia harus berolahraga
dulu baru mandi, maka ia akan menjadi gelisah, cemas jika rutinitas tersebut
berubah atau teraganggu.
9. Senang Meniru
Senang meniru atau membeo (echolalia) merupakan salah satu
karakteristik ABK. Psikologi Abnormal menjelaskan bahwa banyak sekali
ciri yang dimengerti atau dipahami oleh orang tua untuk bias menilai apakah
anaknya mengalami ABK atau tidak. Salah satunya adalah meniru. Semuan
anak senang meniru, namun ada beberapa anak ABK yang bila senang
meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti
artinya
10. Berbicara Tanpa Henti
Beberapa anak ABK senang mengoceh tanpa arti berulang-ulang. Akan
bahaya jika pembicaraan ini termasuk ke dalam bahasa yang tidak boleh
diucapkan atau dilarang. Karena anak-anak seperti ini seringkali membantah
dan tidak mau menuruti perintah larangan.
11. Bertindak Gugup
Ketika anak berkebutuhan khusus merasa cemas maka ia akan melakukan
perbuatan-perbuatan aneh, sama halnya seperti orang normal hanya saja
mereka lebih random.
12. Iri pada orang lain
Anak berkebutuhan khusus masih berpikir dan berperasaan layaknya anak
balita. Sikap iri hati yang selalu merasa kurang senang ketika orang lain
senang atau mendapatkan sesuatu yang menguntungkan
13. Sensitifitas Tinggi
Mereka memang tidak mengerti apa yang anda bicarakan atau perintah
umum yang tidak bias mereka jalankan. Namun ABK bias menjadi sangat
sensitive atau tidak sensitive terhadap hal-hal yang merangsang seperti
sentuhan, cahaya, atau suara (misalnya, tidak menyukai suara keras atau
hanya merespon ketika suara yang sangat keras, disebut juga gangguan
integrasi sensorik).
14. Trigered tanpa Alasan
Menangis, marah, tertawa, atau tertawa tanpa alasan yang diketahui atau
pada waktu yang salah merupakan langganan anak-anak berkebutuhan
khusus.
15. Introvert
Ketika lingkungan yang menyenangkan dan memanjakan didapatkan oleh
ABK, yang ada mereka akan merasa nyaman dan tidak berkembang dengan
baik. Mereka dapat terpengaruhi sehingga terjadi ketidakmampuan dalam
penyesuaian mental dan emosi. Selain itu ada beberapa anak berkebutuhan
khusus yang memang menunjukkan kondisi yang lebih neirotik, misalnya ia
mengalami masalah ketika berada di lingkungan ramai atau banyak orang
asing dan bias jadi ia menjadi orang dengan sifat introvert.
16. Berprasangka
Anak berkebutuhan khusus memang tidak bias berpikir rumit namun
mereka bias berprasangka. Beberapa dari mereka suka menafsirkan secara
negative, adanya rasa cemburu dan prasangka karena tidak diperlakukan
dengan adil sehingga memicu kemarahan random mereka yang tidak
diprediksi dan kurang mampu dalam mengendalikan diri.
17. Melukai Diri Sendiri
Kenapa anak-anak berkebutuhan khusus harus ditemani. Karena mereka
tidak mengerti mana bahaya atau tidak bahaya. Ada sebagian perilaku
melukai diri sendiri ketika anak berusia lebih kecil. Meskipun tingkatannya
tidak tinggi seperti mencakar atau memukul diri sendiri dan untuk anak
praremaja dan remaja bias mengiris kulitnya atau membakar
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. anak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan pendidikan
serta layanan khusus untuk mengembangkan potensi pertumbuhan dan
perkembangannya yang mengalami kelainan atau penyimpangan baik
secara fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional yang berbeda
dengan anak pada umumnya.
2. Faktor-faktor penyebab anak menjadi berkebutuhan khusus, dilihat dari
waktu kejadiannya dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu:
a) Pre-Natal, Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau
sebelum proses kelahiran.
b) Peri-Natal, Sering juga disebut natal, waktu terjadinya kelainan
pada saat proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah
proses kelahiran.
c) Pasca-natal, Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai
dengan sebelum usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18
tahun).
3. Karakteristik anak berkebutuhan khusus, yaitu: (Rezieka et al., 2021)
Sulit berkomunikasi, kesulitsn belajar, kelainan fisik, bersikap
membangkang, emosional, sulit menulis atau membaca, tidak mengerti
arah, bersikap sesuai kebiasaan anak, senang meniru, berbicara tanpa
henti, bertindak gugup, iri pada orang lain, sensifitas tinggi, tigered tanpa
alas an, introvert, berprasangka, melukai diri sendiri.
4. Menurut (Purba Bagus Sunarya et al., 2018) terdapat 5 dampak dari anak
berkebutuhan khusus, yaitu:
1) Dampak Fisiologis
2) Dampak Psikologis
3) Dampak Sosiologis
5. Menurut peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 pasal 129 ayat (3)
klasifikasi ABK adalah “ABK terdiri dari: a) tunanetra; b) tunarungu; c)
tunawicara; d) tunagrahita; e) tunadaksa; f) tunalaras; g) berkesulitan
belajar; h) lamban belajar; i) autis; j) memiliki gangguan motorik; k)
menjadi kerban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif
lain; l) memiliki kelainan lain”
DAFTAR PUSTAKA
Pristian Hadi Putra, dkk. (2021). Pendidikan Islam untuk Anak Berkebutuhan
Khusus (Kajian tentang Konsep, Tanggung Jawab dan Strategi
Implementasinya). Fitrah: Journal of Islamic Education, Vol. 2, No. 1. Hal.
80-95.
Purba Bagus Sunarya, Irvan, M., & Dewi, D. P. (2018). Kajian Penanganan
Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1),
11–19. https://doi.org/10.36456/abadimas.v2.i1.a1617
Rezieka, D. G., Puyto, K. Z., & Fitri, M. (2021). Faktor Penyebab Anak
Berkebutuhan Khusus dan Klasifikasi ABK. Bunayya: Jurnal Pendidikan
Anak , 8(2), 40–53.