UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Karena atas karunia
dan rahmat kesehatan yang telah diberikannya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “KONSEP DASAR TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN”. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan
kita nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, para sahabat dan pengikut-
pengikutnya sampai akhir zaman.
Adapun maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi syarat
penilaian dalam mata kuliah Inovasi Pembelajaran PAUD. Penulisan makalah ini kami
banyak sekali mendapat saran, dukungan dan bimbingan dari semua pihak.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teori merupakan suatu model atau kerangka pikiran yang
menjelaskan sesuatu yang telah terbukti kebenarannya. Manusia
membentuk teori agar mudah untuk meramalkan, menjelaskan, dan
menguasai suatu kejadian yang tertentu. Teori sering dipandang sebagai
suatu model atas kenyataan. Teori merupakan seperangkat azas-azas
tertentu tentang kejadian yang tertentu dalam dunia nyata.
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu
secara sadar untuk mencapai suatu perubahan dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak memiliki sikap menjadi benar, dari yang tidak
terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar
memperoleh pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun,
bagaimana melibatkan suatu individu secara aktif untuk membuat ataupun
merevisi hasil belajar yang telah diterimanya menjadi suatu pengalamaan
yang bermanfaat bagi individu. Pembelajaran merupakan suatu sistem
yang membantu individu belajar dan dapat berinteraksi dengan sumber
belajar dan lingkungannya.
Teori belajar merupakan suatu landasan atas terjadinya suatu
proses belajar yang dapat membentuk kondisi untuk belajar. Teori belajar
ini dapat didefenisikan sebagai suatu integrasi prinsip yang dapat
merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu,
dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi para guru
dalam menerapkan model-model pembelajaran yang akan dilakukan.
B. Rumusan masalah
1) Apa yang dimaksud teori belajar kognitivisme?
2) Apa yang dimaksud teori belajar behaviorisme?
3) Apa yang dimaksud teori belajar humanisme?
4) Apa yang dimaksud teori belajar konstruktivisme?
1
5) Apa yang dimaksud teori belajar pemrosesan informasi?
C. Tujuan.
1) Untuk mengetahui teori belajar kognitivisme.
2) Untuk mengetahui teori belajar behaviorisme.
3) Untuk mengetahui teori belajar humanism.
4) Untuk mengetahui teori belajar konstruktivisme.
5) Untuk mengetahui teori belajar pemrosesan informasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori kognitivisme
1. Pengertian Teori Kognitivisme
3
2. Tokoh-Tokoh Kognitivisme
a. Jean Piaget
4
2) Tahap Pra-operasional Usia (2-7) Tahun
Individu mulai melukiskan dunia melalui tingkah laku dan kata-kata. Tetapi
belum mampu untuk melakukan operasi, yaitu melakukan tindakan mental yang di
internalisasikan atau melakukan tindakan mental terhadap apa yang dilakukan
sebelumnya secara fisik. Pada usia ini individu mulai memiliki kecakapan motorik
untuk melakukan sesuatu dari apa yang dilihat dan didengar, tetapi belum mampu
memahami secara mental (makna atau hakekat) terhadap apa yang dilakukannya
tersebut.
b. J. S Brunner
5
Menurut Bruner, perkembangan intelektual anak dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu:
Pada taraf ini individu belum dapat mengadakan perbedaan yang tegas
antara perasaan dan motif pribadinya dengan realitas dunia luar. Pada taraf ini
kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu kepada anak sangat
terbatas.
Pada taraf ke-2 ini operasi itu “internalized”, artinya dalam menghadapi
suatu masalah individu hanya dapat memecahkan masalah yang langsung
dihadapinya secara nyata. Individu belum mampu memecahkan masalah yang
tidak dihadapinya secara nyata atau kongkrit atau yang belum pernah dialami
sebelumnya.
pada taraf ini anak itu telah sanggup beroperasi berdasarkan kemungkinan
hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa yang berlangsung dihadapinya
sebelumnya. Tahap ini disebut juga dengan tahap simbolik, seseorang telah
mampu memilki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi
oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
c. Ausubel
6
siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang ada. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar bermakna, yaitu struktur
kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan. Semakin bagus dan stabil
struktur kognitif serta semakin jelas pengetahuan atau informasi baru masuk ke
dalam struktur kognitif, maka akan semakin mudah terjadinya proses belajar
bermakna, begitu juga sebaliknya.
d. Robert M. Gagne
Menurut Idris (2009) dalam Novelti (2021) Implikasi teori belajar kognitif
dalam pembelajaran, di antaranya guru harus memahami bahwa siswa bukan
sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Kepekaan orang tua,
guru, serta masyarakat sekitar sangat membantu dalam mendeteksi hambatan
belajar anak, sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenaga
profesional sedini dan seoptimal mungkin. Sebagai seorang pendidik kita harus
menyadari bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan penyampaian informasi
kepada peserta didik. Informasi tersebut diolah oleh alat-alat kognisi yang dimiliki
oleh peserta didik. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran harus memberi
7
ruang yang bebas dan luas kepada siswanya untuk mengembangkan kualitas
intelektualnya.
B. Teori Behaviorisme
1. Pengertian Teori Behaviorisme
8
2. Tokoh-tokoh Behaviorisme
a. Burrhus Frederic Skinner (1904 – 1990)
9
3. Prinsip-Prinsip Belajar Behaviorisme
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat
peraga, gambar atau charta tertentu dalam rangka membantu belajarnya.
Sedangkan respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang telah diberikan
oleh guru tersebut, reaksi ini haruslah dapat diamati dan diukur.
b. Penguatan
10
Kekurangan teori behaviorisme:
C. Teori Humanistik
1. Pengertian Teori Belajar Humanistik
11
Dalam menerapkan teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran,
pendidik hendaknya membimbing siswa untuk berpikir secara induktif,
mengutamakan praktik dan menekankan pentingnya partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Hal ini dapat diterapkan dengan cara diskusi agar siswa mampu
mengungkapkan pemikirannya di depan khalayak. Pendidik mengajak peserta
didik untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami dan berpikir
kritis. Proses belajar menurut pandangan humanistik adalah perkembangan
kepribadian, spiritualitas, perkembangan perilaku dan mampu memahami
fenomena yang ada di masyarakat. Tanda keberhasilan penerapan aplikasi ini
adalah siswa merasa nyaman dan bersemangat dalam proses pembelajaran dan
terjadi perubahan positif dalam berpikir, berperilaku dan pengendalian diri.
a. Abraham Maslow
Tokoh yang terkenal dengan teori humanistik ini lahir pada tahun 1908 di
Brookin, New York, berasal dari keluarga imigran Rusia Yahudi. Ia memiliki
kecerdasan otak yang luar biasa dengan IQ 195 sehingga ia memiliki tingkat rasa
ingin tahu yang sangat tinggi. Sejak kecil Maslow telah bekerja sebagai pengantar
surat kabar dan juga bekerja untuk perusahaan keluarganya selama liburan musim
panas.
12
mengalami kemunduran ke tingkat motivasi yang rendah. Teori Maslow
menekankan motivasi individu untuk mengembangkan potensi penuh mereka.
b. Carl Rogers
Menurut Rogers dalam Sumantri, (2019:12) ada 2 jenis belajar, antara lain
kognitif (signifikansi) dan Experiential Learning Theory (pengalaman). Misalnya,
guru memberikan pengertian tentang pentingnya shalat lima waktu. Jadi guru
harus menghubungkan pengetahuan akademik dengan pengetahuan yang
bermakna. Sedangkan pembelajaran eksperimental memberikan siswa secara
individual, berpikir atau mengambil inisiatif, dan memberikan penilaian diri.
13
didik bebas bereksplorasi dan bereksperimen sehingga hasil belajar
akan tersimpan dengan baik dimemorinya.
4) Belajar atas dasar inisiatif sendiri, belajar akan bermakna apabila
semua itu dilakukan atas dasar inisiatifnya sendiri hal itu
menunjukkan seberapa tingginya motivasi internal yang dimiliki
peserta didik. Belajar dengan seperti ini membuat peserta didik
paham “belajar bagaimana caranya belajar”. Peserta didik menjadi
lebih bebas, tidak tergantung pada guru dan lebih percaya diri.
5) Belajar dan perubahan, belajar yang paling bermakna adalah ketika
peserta didik belajar tentang belajar. Ilmu pengetahuan dan
teknologi terus berubah, maju dan berkembang.
c. Arthur Combs
14
memperhatikan guru sebagai fasilitator Berikut berbagai cara memfasilitasi
pembelajaran dan berbagai kualitas fasilitator, yaitu:
15
tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang
boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta didik.
16
Kemampuan dalam menerima rangsangan dari lingkungan pada
pengorganisasi data serta pemecahan masalah, mencari menemukan konsep
memakai simbol verbal serta nonverbal disebut sebagai pemrosesan informasi.
Teori terkaitan pada kemampuan berpikir yang baik serta kemampuan intelektual
secara umum (Aminah Rehalat, 2014).
17
b. Menyalurkan pengetahuan tentang tujuan yang hendak dibahas
dalam pembelajaran.
c. Memberi stimulus kepada siswa dalam memulai kegiatan
belajar
d. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai pada pembahasan yang
sudah dirancang
e. membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran
f. Penguatan pada sikap pembelajaran
g. Memberikan respon balik atas sikap yang di perlihatkan
kepada siswa.
h. Melakukan evaluasi proses serta hasil
i. Memberikan kesempatan terhadpa siswa agar menanyakan
serta menjawab berdasarkan hal yang sudah dilalui.
E. Teori konstruktivisme
1. Pengertian Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme merupakan teori yang sudah tidak asing lagi bagi dunia
Pendidikan, sebelum mengetahui lebih jauh tentang teori konstruktivisme
alangkah lebih baiknya di ketahui dulu konetruktivisme itu sendiri.
Konstruktivisme berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan,
konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern ( Cahyo 2013).Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah
teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau
mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain, sehingga teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
18
kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri (Rangkuti, 2014).
b.Bruner (1973)
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar ialah suatu landasan yang menjadi proses kegiatan belajar
untuk terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar sendiri dapat diartikan
suatu prinsip yang mampu untuk menuntun dalam merancag suatu kondisi yang
mempu membuat tercapainya tujuan pendidikan. Teori belajar merupakan suatu
teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar
mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelasmaupun di luar kelas
1. Konstruktivisme
2. Humanistik
3. Behaviorisme
4. Kognitivisme
5. Pemrosesan informasi
20
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A. C., & Munawir, M. (2021). Konsep Teori Belajar Humanistik Dalam
Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam. … Pendidikan Dan
Perkembangan Anak, III(2), 183–196. https://www.e-
journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada/article/view/1880%0Ahttps://www.e-
journal.ikhac.ac.id/index.php/aulada/article/download/1880/818
21