Disusun oleh:
1. Nita Rokasih Eka S. /P1337420519023
2. Putri Dwi Setya Wati / P1337420519024
3. Laynofa Melisa E.P. /P1337420519025
4. Fiona Nurazizah /P1337420519026
5. Rayyan imam U.P. /P1337420519027
6. Adila Amalita H / P1337420519028
7. Syafira Nugraheni M / P1337420519029
8. Nurul ‘Aisyah /P1337420519030
9. Ryanda Fikri H. /P1337420519031
10. Danik Rakhmawati /P1337420519032
11. Riska Bedtiningrum / P1337420519033
WISANGGENI 1
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Keperawatan Gerontik yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Pasien
Gangguan Kognitif” tanpa halangan yang berarti. Sholawat serta salam tetap kita
junjungkan kehadirat nabi besar muhammad saw yang telah memberikan pedoman hidup
yaitu Al - Qur’an sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini salah satu tugas dari mata kuliah keperawatan komunitas keluarga di
program studi DIII Keperawatan Magelang selanjutnya penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada ibu Tulus Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kes . Yang telah memberikan
bimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa banyak
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran serta konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................................................................................. 3
BAB I.............................................................................................................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................................................................................................................................ 7
TINJAUAN TEORITIS................................................................................................................................................................................................................. 7
A. Pengkajian Keperawatan...............................................................................................18
B. Diagnosis Keperawatan.................................................................................................20
C. Intervensi Keperawatan.................................................................................................20
D. Implementasi Keperawatan...........................................................................................23
E. Evaluasi Keperawatan...................................................................................................23
BAB IV......................................................................................................................................................................................................................................... 24
A. Pengkajian keperawatan................................................................................................24
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................31
C. Intervensi Keperawatan.................................................................................................31
3
D. Implementasi Keperawatan...........................................................................................33
E. Evaluasi.........................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................................................................................... 48
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia berkembang melalui tahapan dan proses di kehidupan
mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Pada tahapan lansia,
manusia perlahan-lahan mengalami kemunduran secara normal dari segala aspek
termasuk penurunan daya ingat atau memori, gangguan bahasa, pemikiran, dan
pertimbangan. Pada penuaan yang normal, tubuh dan otak akan mengalami
perlambatan meskipun kecerdasan akan stabil, fisik akan menurun, memori mulai
melemah dan memerlukan waktu yang lebih lama dalam memproses informasi.
Ketika memori mengalami perubahan akan terjadi kesulitan dalam mengingat
nama orang, tempat dan kejadian di masa lalu. Menurut Alzheimer’s Association
(2012), terdapat 10-20 % lansia yang berumur 65 tahun keatas akan mengalami
gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI).
5
sulit mengatur atau merencanakan, kehilangan kemampuan mengenali lingkungan,
tidak mampu menyampaikan pendapat (Alzheimer Society, 2014).
Salah satu cara agar dapat memelihara fungsi kognitif pada lansia yang
mengalami gangguan kognitif yaitu dengan cara memberikan aktivitas fisik,
dimana aktivitas tersebut berupa latihan yang membantu menjaga kesehatan dan
kebugaran pada lansia. Latihan fisik secara terus menerus mempunyai keuntungan
untuk lansia, yaitu dapat meningkatkan plastisitas otak dan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup sel di otak. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran otak
individu yang melakukan latihan fisik dengan intensitas sedang dapat
meningkatkan volume otak dibagian terpenting seperti memori, pengetahuan dan
perencanaan yang signifikan dibandingkan individu yang tidak aktif. Latihan fisik
meningkatkan penyambungan antara bagian otak dan memiliki fungsi kognitif
yang lebih baik. Hal ini memberikan kesan bahwa sel otak yang banyak dan saling
terhubung dengan yang lain membantu otak untuk berfungsi sangat efektif (Farrow
et al., 2013).
Ada berbagai macam latihan fisik yang telah terbukti efektif oleh lansia seperti
latihan keseimbangan, mobilitas, aerobic, stretching dan strengthening (Dementia
and Geriatric Cognitive Disorder, 2010). Multiple exercise lebih baik untuk
meningkatkan fungsi kognitif dibandingkan single exercise (Kueider et al., 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Nouchi menunjukan adanya pengaruh pemberian
latihan fisik berupa latihan aerobic, stretching dan strengthening dapat
meningkatkan fungsi kognitf dengan lama pemberian latihan selama 4 minggu
(Nouchi et al., 2012). Penelitian yang dilakukan William mengungkapkan bahwa
pemberian latihan berupa aerobic dan strengthening pada lansia yang dilakukan
selama 6 minggu dapat meningkatkan kemampuan berjalan, meningkatkan VO2
max, meningkaatkan aliran darah keotak dan meningkatkan fungsi kognitif
(Bossers et al ., 2014).
6
Berbagai cara dapat dilakukan dalam mencegah peningkatan angka kejadian dari
penurunan fungsi kognitif dan aktivitas fisik pada lansia, antara lain dengan
melakukan diet rendah lemak, meditasi, latihan atau olahraga (senam) dan terapi
yang berguna untuk menjaga ketajaman daya ingat dan mengoptimalkan fungsi
otak (Mujahidullah, 2012). Jenis terapi atau intervensi yang digunakan bagi lansia
dengan penurunan fungsi kognitif diantaranya art therapy dan brain gym. The
American Art Therapy Association (AATA) mendefenisikan art therapy sebagai
sebuah kegiatan yang dilakukan pada klien dengan masalah mental dengan
menggunakan media yang artistik. Kegiatan dilakukan dengan proses yang kreatif
dan menghasilkan suatu kerajinan seni untuk mengeksplorasi perasaan,
meningkatkan kesadaran diri, mengelola perilaku dan meningkatkan keterampilan
sosial, meningkatkan orientasi dan menurunkan kecemasan (American Art Therapy
Association, 2014).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan pada lansia dengan diagnosis
Gangguan Kognitif ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada lansia dengan
diagnosis gangguan kognitif.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
berkaitan erat dengan usia lanjut (Nugroho, 2012). Grayson (2004) dalam
B. Etiologi
Menurut Aspiani (2014) penyebab demensia dibedakan menjadi dua :
1) Drugs (obat)
Misalnya obat sedative, obat penenang, obat anti konvulsan, obat anti
hipertensi, obat anti aritmia. Menurut Sharon (1994) semua obat memiliki efek
termasuk obat yang kita kira tidak berbahaya seperti penghilang rasa sakit,
obat batuk dan obat pencahar. Sirkulasi darah yang buruk, metabolisme umum
racun) hati dapat menjadi penyebab keracunan obat pada segala usia.
8
2) Emotional (emosional)
kesukaran membuat keputusan diikuti oleh periode yang stabil dan kemudian
berbagai sistem, termasuk sistem saraf pusat, dan hal ini berhubungan dengan
(anemia pernisiosa), asam folat dan asam lemak omega-3. Asam lemak
omega-3 merupakan komponen penting dari membran sel dari semua sel di
penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia atau demensia. Para ilmuan
9
6) Tumor dan trauma
Tumor otak terutama tumor metastatik (dari payudara dan paru) dan
(Tomb, 2004).
7) Infeksi
Ensefalitis oleh virus misalnya herpes simplek, bakteri misalnya
adalah semua agen penyebab infeksi pada SSP dapat secara tunggal atau
demensia.
8) Arterosklerosis
Komplikasi penyakit arterosklerosis adalah infark miokard dan gagal
jantung. Menurut Sharon (1994) jantung dan paru-paru berhubungan dengan
berat ringannya kekurangan oksigen di otak. Kekurangan oksigen ini pada
gilirannya dapat menyebabkan episode akut kebingungan dan dapat
menyebabkan demensia kronis.
10
3) Demensia traumatik
Misalnya perlukaan kranio-serebral, demensia pugi-listika.
4) Infeksi
Misalnya sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS), infeksi
opportunistik, demensia pasca ensefalitis
11
1. Otak
otak kecil (cereblum) dan otak tengah (Khanifuddin, 2012). Otak besar
ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap
(Khafinuddin, 2012).
2. Medula Spinalis
tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna
putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area)
12
adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang
merupakan garis komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari
semua saraf yang membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013).
Saraf Somatik (SSS) Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf
muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari saraf tersebut
hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari
pada (Gambar 2.5). 2. Saraf spinal Ada 31 pasang saraf spinal berawal
dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Saraf
eferen. Saraf spinal (Gambar 2.6) diberi nama dan angka sesuai dengan
D. Patofisiologi
Porsi tertentu dari suatu fungsi intelektual dikontrol oleh batasan region dari
cerebrum. Penurunan memori adalah gejala utama dari demensia dan mungkin
terjadi bersamaan dengan penyakit yang luas pada beberapa bagian yang
13
berbeda di cerebrum. Keutuhan bagian-bagian tertentu dari diencephalon dan
bagian inferomedial dari globus temporal adalah dasar dari kuatnya suatu
memori. Pada hal yang sama, penurunan fungsi bahasa diasosiasikan secara
dihubungkan dengan lesi pada bagian posterior dari hemisfer serebral bagian
dan kompleks dapat dilihat dengan lesi pada globus parietal dengan bagian
kanan yang lebih sering dibandingkan bagian kiri. Masalah mengenai tingkah
lobus frontal. Hasil gambaran klinis dari penyakit cerebral bergantung pada
tingkat lesi, banyaknya jaringan cerebral yang rusak dan bagian-bagian dari
terutama pada cortex serebral tetapi juga dapat terjadi pada diencephalon.
degenerasi dan kehilangan sel saraf pada area cortical dan globus medial
seperti Huntington Chorea, degenerasi sel syaraf lebih dominan pada caudate
14
nuclei, putamens dan bagian lain pada ganglia basalis. Degenerasi thalamus
secara murni jarang dijumpai dan kemungkinan menjadi dasar dari terjadinya
tertentu mempengaruhi satu bagian dari cerebrum, area tambahan juga sering
utama pada hipokampus dan juga degenerasi nuclei cholinergic dari daerah
frontal basal yang dapat sangat menurunkan fungsi memori. Penggantian dari
motor dan sensorik serta area proyeksi visual maupun area asosiasi. Efek
kumulatif dari stroke yang berulang dapat merusak intelektual. Stroke yang
berulang dapat meningkatkan penyakit secara jelas pada pasien (Multi infarct
scans pada beberapa pasien tua dan pada pasien yang terduga mengalami
iskemik secara alami. Stroke ringan yang berlebihan dalam berbagai cara
15
Lesi yang diakibatkan oleh trauma serebral berat dapat mengakibatkan
demensia bila kerusakan terjadi terutama pada bagian frontal dan temporal,
corpus callosum dan thalamus. Beberapa kasus degenerasi yang menyebar luas
bagian dalam white matter yang dapat disebut axonal shearing. Kebanyakan
lesi yang berasal dari trauma yang menyebabkan demensia cukup luas,
sehingga membuat sulit dalam penentuan letak lesi utama. Para ahli
menyatakan bahwa lesi pada axonal shearing adalah penyebab primer dari
16
17
E. WOC Gangguan Kognitif (Demensia)
Gangguan peredaran darah di otak, radang, neoplasma, penyakit degenerative, factor usia, dll.
Dementia
D. Alzheimer D. Vaskular
2. Sulit Fokus.
4. Disorientasi.
6. Gangguan Komunikasi.
19
G. Komplikasi
infeksi.
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
hormon tiroid dan kadar vitamin B12. Pemeriksaan HIV dan neurosifilis pada
penderita dengan resiko tinggi. Pemeriksaan cairan otak bila terdapat indikasi.
20
Pemeriksaan ini berperan untuk menunjang diagnosis, menentukan beratnya
MRI menunjukkan kelainan struktur hipokampus secara jelas dan berguna untuk
periodik.
d. Pemeriksaan Genetika
I. Penatalaksanaan
a. Langkah I : Tindakan-tindakan konservatif
1. Modifikasi diet :
- Pembatasan natrium
- Penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh
- Penurunan masukan kalori untuk mengontrol berat badan
- Menurunkan masukan minuman beralkohol
2. Menghentikan merokok
3. Penatalaksanaan stress
4. Program latihan regular untuk menurunkan berat badan
b. Langkah II : farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal untuk
mengontrol TD secara adekuat.
c. Langkah III : Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang berbeda
dapat ditambahkan, atau pengganti obat lainnya dari kelas yang berbeda.
21
d. Langkah IV : obat ketiga dapat ditambahkan atau obat kedua digantikan yang
lain dari kelas yang berbeda.
e. Langkah V : Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau obat ketiga atau
keempat dapat ditambahkan masing-masing dari kelas yang berbeda
BAB III
A. Pengkajian
Pengkajian pada kelompok lansia di panti atau di masyarakat dilakukan dengan
a. Identitas klien
Identitas klien yang biasa dikaji pada klien dengan demensia adalah usia
(tempat/ tanggal lahir) karena banyak klien lansia yang mengalami demensia.
Identitas lainnya yang perlu ditanyakan adalah nama lengkap, jenis kelamin,
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan masalah psikososial
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai keadaan klien saat ini mulai
22
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat adanya masalah psikososial
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tanda-tanda vital
Yang perlu dikaji adalah aktivtias apa saja yang biasa dilakukan
2. Diagnosis keperawatan
Sesuai dengan standar diagnosa keperawatan Indonesia oleh PPNI (2016) masalah
23
ketidakadekuatan stimulasi intelektual ditandai dengan melaporkan
e. Risiko jatuh b.d usia ≥ 65 tahun pada dewasa dan ≤2 tahun pada anak,
J. Intervensi Keperawatan
1. Resiko Prilaku Kekerasan b.d Demensia
Tujuan : Tidak Terjadi Prilaku Kekerasan
Kriteria Hasil :
1) TTV dalam rentang normal
2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kekerasan
3) Tekanan darah rentang normal
4) Tidak ada penurunan kesadaran
Pemantauan Respirasi
Tindakan
Observasi
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
24
R/ untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel
2) Monitor adanya sumbatan jalan napas
R/ untuk melancarkan jalan napas
Terapeutik
1) Auskultasi suara napas
R/ untuk mengetahui adanya hipertropi ventrikel
Edukasi
1) Berikan lingkungan tenang dan nyaman
R/ untuk membantu menurunkan rangsang simpatis, meningkatkan
relaksasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik
R/ untuk menurunkan rangsangan dan meningkatkan relaksasi
2. Gangguan Memori b.d Proses Penuaan
Tujuan : Kontrol Mengingat Sesuatu
Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol mengingat
2) Melaporkan bahwa tidak adanya prilaku yang menyimpang
3) Mampu mengenali anggota keluarga
4) Menyatakan rasa nyaman
Manajemen Memori
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
R/ untuk menentukan terapi yang cocok serta mengevaluasi keefektifan
dari terapi
Terapeutik
1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi
musik, terapi pijat, aromaterapi)
R/ untuk memperlambat respon simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
R/ untuk meminimalkan stimulus/ tindakan relaksasi
25
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
R/ dapat mengontrol nyeri secara mandiri
2) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
R/ untuk mengurangi dan menghilangkan nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik
R/ untuk menurunkan/mengontrol nyeri
3. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif b.d Hambatan Kognitif
Tujuan : Mampu memelihara kesehatannya
Kriteria Hasil :
1) TTV dalam batas normal
2) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
nadi, dan RR
3) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
4) Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Terapi Aktivitas
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi kemampuan dalam beraktivitas
R/ mengetahui respon fisiologis terhadap aktivitas
Terapeutik
1) Sepakati komitmen dan anjurkan teknik menyimpan tenaga
R/ mengurangi penggunaan energi yang berlebihan
2) Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
R/ sesuai kebutuhan untuk mencegah peningkatan kerja jantung
3) Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
R/ apresiasi dan semangat kemajuan untuk sembuh
Edukasi
1) Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
R/ melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang diinginkan
2) Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
R/ kooperatif dalam melakukan aktivitas menjaga kesehatan
26
4. Defisit perawatan diri b.d demensia
Tujuan : perawatan diri pasien terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis, dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembli apa yang dijelaskan oleh
perawat
Edukasi Kebersihan Pasien
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini
R/ mengetahui terapi yang akan dilakukan
Terapeutik
1) Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk menerima
informasi
R/ memberikan informasi dengan baik agar pasien dan keluarga mampu
menerima dengan baik
Edukasi
1) Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar
R/ untuk memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan
2) Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut, progresif atau
terminal jika memungkinkan
R/ kemampuan keluarga mendampingi dalam segala kondisi
K. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan.
27
L. Evaluasi Keperawatan
Menurut Wilkinson (2007), evaluasi keperawatan adalah suatu aktivitas yang
disetujui, terus menerus aktivitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan
perawat juga tenaga kesehatan professional lainnya.
BAB IV
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian di lakukan pada tanggal 22 Agustus 2021 pukul 08 : 00. Di ruang tulip Rumah
sakit tingkat III brawijaya surabaya.
Tanggal Masuk : 21 – 07 – 2021
Jam Masuk : 06 : 30
Ruang/ Kelas : TULIP
Kamar No. : 1
Pengkajian Tanggal : 22 – 07 – 2021
Jam : 08.00
1. IDENTITAS KLIEN
1) Nama : Ny D.
2) No. Reg. : 08 05 xx
3) Umur : 78 tahun
4) Tgl. MRS : 22 – 08 – 2021
5) Jenis Kelamin : Perempuan
6) Diagnosa Medis: Gangguan Kognitif
7) Suku/Bangsa : Jawa
28
8) Agama : Kristen
9) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
10) Pendidikan : SMP Alamat : Duku pakis
2. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan Utama : sering merasa lupa
2) Riwayat Sebelum Sakit Penyakit berat yang pernah diderita : Asam urat
3) Obat-obat yang biasa dikonsumsi : -
4) Kebiasaan berobat : Tidak ada
5) Alergi : Tidak ada
6) Kebiasaan merokok/ alkohol : Tidak pernah
3. RIWAYAT PENYAKIT
1) Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke rumah sakit mengatakan pusing di
sertai leher terasa tegang, keluhan di rasakan 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit, di sertai penglihatan kabur. Keluarga juga mengatakan pasien sering
merasa lupa dan sakit kepala
2) Upaya yang telah dilakukan : Rawat jalan sama bidan yang berada di depan
rumah pasien
3) Terapi operasi yang pernah dilakukan : Keluarga pasien mengatakan pernah
terapi tusuk jarum tetapi jika operasi keluarga pasien mengatakan pasien tidak
pernah di operasi
4) Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga
yang menderita hipertensi saperti pasien
29
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan : keluarga pasien mengatakan lingkungan rumah
yang di tempati bersih
5. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1) Keadaan umum : Lemah
2) Tanda – tanda vital : TD : 160 / 90 mmHg
3) Nadi : 90x/mnt
4) Suhu : 36,5 OC
5) RR : 24 x/mnt
6. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
1) Pernapasan (B1: Breathing)
Pada inspeksi pasien dengan tingkat kesadaran composmetis, pernafasan tidak
ada kelainan, palpasi bentuk dada simetris tidak ada nyeri tekan, perkusi tidak
ada kelainan, auskultasi tidak didapatkan bunyi nafas tambahan wheezing
maupun ronchi.
2) Kardiovaskuler (B2: Bleeding)
Irama jantung reguler, tidak ada nyeri dada, tidak ada kelainan suara jantung,
30
tidak ada odema dan EKG abnormal (aritmia)
3) Persyarafan (B3: Brain)
Kesadaran : Composmetis
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat vena jugularis
Reflek : Reflek cahaya normal dan rangsangan cahaya normal
Sistem Penginderaan : Tidak ada gangguan pendengaran.
Penciuman normal, pengecapan normal bisa merasakan manis, asin, pahit,
asam.
Perabaan bisa merasakan rabaan panas, dingin dan tekanan.
Nyeri kepala : Di rasakan seminggu sebelum sakit dan di rasakan sangat
nyeri di bagian tengkuk belakang
P : Peningkatan tekanan pembuluh darah otak naik
Q : Nyeri seperti tertusuk
R : Pada bagia kepala bagian belakang
S : Skala nyerinya 5
T : Nyeri hilang timbul kurang lebih 5 menit
4) Perkemihan - Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine : 1200 ml / 24 jam
Frekuensi : 5 – 7 x/hari
Warna : Khas kuning keruh
Bau : Khas
Perkemihan : Tidak ada masalah keperawatan
5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stiomatitis, tenggorokan tidak ada
kelainan
Abdomen : Simetris terdapat nyeri tekan pada ulu hati, bising usus 12x/
menit
Rectum : Tidak ada hemoroid
BAB : 2 x/1 hari
Konsistensi : Lembek
6) Tulang – Otot – Integumen (B6: Bone)
31
Ekstrimitas : Ekstremitas atas tidak ada kelainan ekstremitas bawah tidak ada
kelainan
Kulit : Bersih sawo mateng, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, turgor kulit
kembali 3 detik
Akral : Dingin
7) Sistem Endokrin
Terapi hormon : Tidak ada kelainan hormonal yang lain
8) Sistem Reproduksi
Jenis kelamin : Perempuan
Alat kelamin : Ada
Bentuk : Normal
7. Pola Fungsi Kesehatan
1) Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit: Pasien mengatakan belum mengerti
tentang riwayat penyakit yang dialami pasien dan pasien hanya ingin sembuh
2) Nutrisi – Metabolisme:
TB : 140 cm
BB sebelum sakit : 48 kg
BB saat sakit : 47 kg
Diet khusus : Diet rendah garam
Frekuensi : 3x / hari
Jenis makanan di rumah : Nasi, sayur, lauk pauk seadanya
Jenis makanan di R.S : Nasi,lauk, sayur.
Nafsu makan : Menurun 1 minggu sebelum sakit dan Selama sakit pasien
hanya menghabiskan 3 sendok per kali makan
Alergi : Tidak ada alergi, baik makanan, obat obatan, ataupun terhadap suhu
Minuman : Air putih dan teh
32
Jumlah : 1200 cc / 24 jam
Jenis : Cair
Keluhan : Nafsu makan berkurang
3) Pola tidur dan istirahat: Saat sakit tidur malam 4 – 5 jam
4) Kognetif – Perseptual: Komunikasi baik dan lancar
5) Persepsi diri – konsep diri :
Body image : Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit
Identitas diri : Pasien mengatakan dirinya berjenis kelamin perempuan
Ideal diri : Pasien berharap agar cepat sembuh
Harga diri : Pasien tidak malu dengan penyakitnya
Peran : Pasien selalu dapat menjelaskan Perannya di keluarga sebagai nenek
Peran hubungan : Pasien dengan perawat sangat kooperatif
Berkomunikasi : Lancar antara pasien dan petugas kesehatan saling percaya
Bahasa sehari hari : Bahasa jawa dan indonesia
Berbicara : Normal
Hubungan dengan keluarga : Baik pasien dan keluarga saling menolong dan
mendukung satu sama lain untuk kesembuhan pasien.
Hubungan dengan teman /petugas kesehatan : Antara pasien dan petugas
kesehatan sangat koperaktif dan saling percaya.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 02 Agustus 2021
Nama Pemeriksaan Hasil Rentang Normal
Darah Lengkap
Hemoglobin 10,6 13-18 g%
Hit Leokosit 10.310 4.000-11.000/mm3
Hitung jenis (diff Count)
LED 0-20 mm\jam
Hematokrit 30,1 30-48 %
Jumlah Trombosit 223.000 150.000-400.000
Ginjal Lengkap
BUN 10 8-20 mg/dl
Creatinine (P) 0,9 0,6-1,1 mg/dl
33
Urin Acid (P) 3,2 2.4-5,7 mg/dl
Ureum 40 10-50
Hati Lengkap
Alkali Phospatase 201 98-279 u/l
Bilirubin Total 0,5 0,2-279 u/l
Bilirubin Direk 0,2 0,1-0,4 mg/dl
S – GON (P) 16 0-37 u/l
S – GPT (P) 8 0-31 u/l
Cholesterol 180 0-200 mg/dl
Trigliseride 97 0-200 mg/dl
Terapi tanggal 21 Juli 2021 – 24 Juli 2019 :
1) Inf. RL 20 tpm,
2) Amlodipine tablet 2x10 mg
3) Captopril tablet 2x75 mg
34
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Umur Kerusakan Memori
Pasien mengatakan
tidak mengetahui Gangguan sirkulasi
tanggal waktu dan otak
bulan dan tidak
mengetahui namanya Kerusakan Memori
sendiri
DO:
a) Kondisi badan lemas,
K/U Lemah
tidak mengenal nama,
terjadi sudah lama,
sering lupa
b) Hasil TTV
TD : 170 / 90 mmHg
N : 90x / mnt
S : 35,5 C
RR : 24x / mnt
DS: Perubahan status Perubahan Proses
Pasien mengatakan kesehatan Pikir
kurang mengetahui
jauh dari keluarga
tentang penyakit
yang dideritanya
perubahan proses pikir
DO:
a) K/U lemah, pasien
perubahan psikologis
b) menanyakan tentang
penyakitnya.
c) Hasil TTV :
TD: 170 / 90 mmHg
N : 90x /menit
35
S : 35,5oC
RR: 24x /menit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Memori b/d Aliran dan suplai yang kurang ke otak
2. Perubahan Proses Pikir b/d Perubahan Psikologis
C. Intervensi Keperawatan
36
selama 3x24 jam, sehat
diharapkan mengetahui 2. Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk
proses pikir menjadi menerima informasi
terkontrol R/memberikan informasi dengan baik agar pasien dan
Kriteria hasil: keluarga menerima dengan baik
1. Pasien dan 3. Berikan pendidikan kesehatan tentang cara mencegah
keluarga dan mengatasi gangguan kognitif
menyatakan R/menambah pengetahuan pasien sehingga pasien dapat
pemahaman mencegah dan mengatasi penyakit secara mandiri
tentang penyakit, 4. Anjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan
kondisi, dan dan minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah
program R/untuk menghindari peningkatan tekanan darah
pengobatan 5. Evaluasi tingkat pengetahuan pasien
2. Pasien dan R/mengetahui sejauh mana pasien memahami tentang
keluarga mampu penyakitnya
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
3. Pasien dan
keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang
sudah dijelaskan
D. Implementasi Keperawatan
37
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
c. Captopril tablet 2x75 mg
09.00 4. Melakukan pengkajian penyebab kerusakan
memori
09.15
5. Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan.
09.30
6. Memberikan lingkungan yang nyaman yang
dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
12.00
7. Mengedukasikan kepada pasien dan keluarga
tentang makanan rendah garam.
12.15
8. Observasi TTV pasien.
15.30
9. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
pemberian analgetik Terapi :
a. Inf. RL 20 tpm,
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
c. Captopril tablet 2x75 mg
16.00 10. Monitor posisi tidur pasien
19.00 11. Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
mengetahui penyebab dan cara mencegah
gangguan kognitif
20.00 12. Mengajarkan teknik non farmakologi (terapi
pijat) kepada pasien dan keluarga untuk
mengurangi rasa nyeri
13. Mengobservasi TTV
14. Pemberian terapi obat :
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
Dx II c. Captopril tablet 2x75 mg
08.00
1. Observasi TTV dan menjelaskan pengertian
hipertensi kepada pasien
38
TTV :
TD : 170/90 mmHg
N : 90x/menit
S : 35,5 C
10.00
RR : 24x/menit
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
12.00
cara mencegah dan mengatasi gangguan
kognitif
3. Observasi TTV dan menjelaskan tentang terapi
obat yang diberikan yaitu Captopril 75 mg
diminum 2x1 setelah makan, Amlodipine 10
mg diminum 2x1 setelah makan
TD : 160/90 mmHg
15.30 N : 86x/menit
S : 36 C
16.00 RR : 22x/menit
4. Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya
19.00 menjaga lingkungan yang tenang
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup untuk menghindari stress
6. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
kerusakan kognitif menganjurkan untuk tidak
20.00
mengkonsumsi makanan rendah garam, hindari
minum kopi karena dapat meningkatkan
tekanan darah
7. Observasi TTV dan evaluasi atau menanyakan
kembali tentang informasi yang diberikan hari
ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pasien
TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 85x/menit
S : 36,5 C
39
RR : 21x/menit
23 – 08 - 2021 Dx 1
08.00 1. Melakukan pengkajian tentang keluhan,
penyebab, skala, lokasi, karakteristik, dan
intensitas nyeri
2. Observasi TTV
08.30 3. Pemberian terapi obat :
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
c. Catropil tablet 2x75 mg
08.45
4. Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan.
09.15
5. Mengedukasikan kepada pasien dan keluarga
tentang makanan rendah garam.
09.30
6. Observasi TTV
12.00
7. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.
Terapi :
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
12.15 c. Captopril tablet 2x75 mg.
15.30 8. Monitor posisi tidur pasien
9. Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
mengetahui penyebab dan cara mencegah
16.00 gangguan kognitif
10. Mengajarkan teknik non farmakologi (terapi
pijat) kepada pasien dan keluarga untuk
19.00
mengurangi rasa nyeri
20.00
11. Mengobservasi TTV
12. Pemberian terapi obat :
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
Dx II
c. Catropil tablet 2x75 mg
08.00
40
1. Observasi TTV dan menjelaskan pengertian
gangguan kognitif kepada pasien
TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 90x/menit
10.00
S : 37 C
RR : 22x/menit
12.00
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
cara mencegah dan mengatasi gangguan
kognitif
3. Observasi TTV dan menjelaskan tentang terapi
obat yang diberikan yaitu Captopril 75 mg
diminum 2x1 setelah makan, Amlodipine 10
mg diminum 2x1 setelah makan
15.30 TD : 140/90 mmHg
N : 86x/menit
16.00 S : 36 C
RR : 22x/menit
19.00 4. Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya
menjaga lingkungan yang tenang
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup untuk menghindari stress
6. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
20.00
gangguan kognitif seperti menganjurkan untuk
tidak mengkonsumsi makanan tinggi garam,
hindari minum kopi karena dapat
meningkatkan tekanan darah
7. Observasi TTV dan evaluasi atau menanyakan
kembali tentang informasi yang diberikan hari
ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pasien
TTV :
41
TD : 140/90 mmHg
N : 85x/menit
S : 36,5 C
24 – 08 - 2021 Dx I
08.00 1. Melakukan pengkajian tentang keluhan,
penyebab, skala, lokasi, karakteristik, dan
intensitas nyeri
08.15 2. Observasi TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 90x/menit
S : 37 oC
RR: 22x / menit
08.30
3. Pemberian terapi obat :
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
c. Captopril tablet 2x75 mg
09.00
4. Mengobservasi reaksi non verbal dari
10.00 ketidaknyamanan
5. Mengedukasikan kepada pasien dan keluarga
11.30 tentang makanan rendah garam
12.00 6. Observasi TTV
7. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.
Terapi :
a. Inf. RL 20 tpm
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
15.30 c. Catropil tablet 2x75 mg.
16.00 8. Monitor posisi tidur pasien
9. Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
mengetahui penyebab dan cara mencegah
19.00
gangguan kognitif
10. Mengajarkan teknik non farmakologi (terapi
pijat) kepada pasien dan keluarga untuk
20.00
42
mengurangi rasa nyeri
11. Mengobservasi TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 85x/mnt
S : 36,5 C
RR : 21x/mnt
12. Pemberian terapi obat :
a. Inf. RL 20 tpm
Dx II
b. Amlodipine tablet 2x10 mg
08.00
c. Catropil tablet 2x75 mg
43
gangguan kognitif seperti menganjurkan untuk
tidak mengkonsumsi makanan tinggi garam,
hindari minum kopi karena dapat
meningkatkan tekanan darah
7. Observasi TTV dan evaluasi atau menanyakan
kembali tentang informasi yang diberikan hari
ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan
pasien
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 85x/menit
S : 36,5 C
E. Evaluasi
44
kurangnya gangguan kognitif, terapi obat, dan makanan yang
informasi penyakit tidak boleh dikonsumsi
O:
K/U cukup
Pasien sedikit memahami
Pasien respon mengangguk mau mengikuti saran
perawat
TTV :
TD : 140 / 90 mmHg
N : 85 x / menit
S : 36,5 C
RR : 21 x /menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Sabtu Perubahan Proses S: Pasien mengatakan kepala kadang kadang pusing
24 – 07 - 2021 Pikir b/d Perubahan keadaan lebih baik dari sebelumnya
Psikologis O: K/U baik
TTV:
TD : 130 / 80 mmHg
N : 85 x / menit
S : 36,5 C
RR: 21x / menit
Skala nyeri 3
A: Masalah teratasi
P: Lanjut intervensi (pasien rawat jalan)
45
Pasien respon mengangguk mau mengikuti saran
perawat
TTV :
TD : 130 / 80 mmHg
N : 85 x / menit
S : 36,5 C
RR : 21 x /menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi (pasien rawat jalan)
DAFTAR PUSTAKA
46
EGC Santoso, H Dan Ismail A.(2009). Memahami krisis lanjut usia. Jakarta :
Gunung Mulia.
PDF. Kemenkes RI.(2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta di unduh
tanggal 23 juni 2018
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 vol
1. Jakarta: EGC
PDF Alzheimer’s Disease International, (2009). The global voice on Dementia. Diunduh
tanggal 22 juni 2018.
Worl Healt Organitation (2010). Proposes definitation of An Order person in word. Di
unduh tanggal 23 juni 2018.
47