Anda di halaman 1dari 20

Nama : Norah Mathul Qoniah

Npm : 1714201110084
Semester/kls : 6/ B
MK : Komunitas 2
Dosen : Bp Hiryadi

Makalah tentang masalah kesehatan pada kelompok remaja dan strategi


intervensi pada masalah kesehatan remaja

BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu


diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi
karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang
berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah
kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social. Pada masa
remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
system, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini
tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun
juga sehat secara mental serta social.
Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai
masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19
tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global 40%
dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun.
Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH,
1998). Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan remaja, perlu
diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang benar dan tidak
terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.
Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku
yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi

1.2 Perumusan Masalah


● Apa itu kesehatan reproduksi remaja?
● Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi?
● Apa saja dampak negatifnya jika kita tidak bisa menjaga kesehatan
reproduksi sendiri?
● Apa saja penyakit yang penyerang sistem reproduksi?
● Bagaimana cara menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

1.3 Tujuan Penelitian


● Agar remaja mengetahui arti dari kesehatan reproduksi remaja (KRR).
● Agar remaja dapat mengetahui betapa pentingnya kesehatan reproduksi
remaja pada masa pubertas.
● Untuk mengetahui dampak negativenya jika kita tidak menjaga kesehatan
reproduksi sendiri.
● Agar kita mengetahui berbagai penyakit yang menyerang alat reproduksi.
● Agar remaja dapat mengetahui cara yang baik dan benar tentang
bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri.
2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara


masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik
dan pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor
ini berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan
sebagai seuatu keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social
dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek
yang berhubungan dengan system reproduksi.
Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi adalah
keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas dari ketidakhadiran
penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan
proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi
serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa kesehatan reproduksi
yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks
secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan
diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman,
melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang
dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 ).

2.2 Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja


Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu
pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi
perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan
keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai saat pematangan
seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan mempengaruhi
perilakumu.
Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang
memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami
pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15
tahun.
Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun
usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut
sensus ini, jumlah remaja Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari
seluruh penduduk Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk
menentukan batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut
perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri
(self consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan
merupakan puncak perkembangan emosi.
a. Perkembangan Fisik pada Remaja
Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya,
dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri
sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan
rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar.
Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif
lebih kasar. Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin
dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:
b) Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam
skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan
untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan
sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana
sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.
c) Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur
(ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima
hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina
sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami
ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch)
remaja putri sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa
prementruasi syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka
ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah
keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium
sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.
b. Perkembangan Psikosial pada Remaja
Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja
sadar meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan
yang berlaku. Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:
a. Menerima kenyataan (realitas) jasmani
b. Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
c. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan
norma.
d. Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang
dewasa lain.
e. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.
g. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.

2.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


a) Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah
satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja.
Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak
dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru
seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru
pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks
dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks
dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan
menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus) (Notoadmodjo, 2007).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden
yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di
antara dua waktu menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara dua
menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa
anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita
(Notoatmodjo, 2007).
Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja
pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia
remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan
yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.
Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan
untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam
usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah
satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian
ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali
dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut
kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi
pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan
ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian
perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri
(Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

b) Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran
kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus
provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan
berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah
kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari,
2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh
wanita yang tidak menikah, termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan
aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion)
merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.
Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua
macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan
(terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum.
Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi)
atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum
agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).

c) Penyakit Menular Seksual (PMS)


Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu
penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku
seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit
anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok
terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan
kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang terbesar
jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan
hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan
melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit
Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara
melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-
genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas
pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo,
2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit
menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan
perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika dan pelayanan
kesehatan khusus remaja.
d) HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency
Syndrome)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang
berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati,
1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
retrovirus RNA tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit
(Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor
yang beresiko menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis,
aktifitas sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat terlarang dan
anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang dapat
menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan
perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit dan
makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem
reproduksi.
Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak
pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan
resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual yang
berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

2.4 Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja


Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:
1. Gonorrhea (GO)
Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau
masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.
2. Sifilis (Raja Singa)
Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau
masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk
kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu
tanpa gejala.
3. Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa
tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.
4. Trikomoniasis Vaginalis
Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya
dikeluarkan melalui hubungan seks.
5. Charcroid
Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui
hubungan seksual.
6. Klamida
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.
7. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)
Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.

2.5 Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan


reproduksi remaja
a. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui
vagina, dubur, maupun mulut.
b. Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot)
yang tercemar HIV.
c. Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
d. Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.

2.6 Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi


a. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.
b. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
c. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
d. Pilih teman yang berakhlak baik.
e. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak
melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
f. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.

2.7 Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja


Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai pengakit
infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh
sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak aktivitas
gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel pada tubuh
sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi yang
timbul antara lain
1. Infeksi pencernaan
2. Kulit
3. Tangan
4. Kaki
5. Kuku
6. Alat kelamin

2.8 Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan


Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi
remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok
sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini
diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan
reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada
remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan
dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja.
Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk
melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat
mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja


Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan
pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor ini
berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan sebagai
seuatu keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social dan
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi.
Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi adalah
keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas dari ketidakhadiran
penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan
proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi
serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa kesehatan reproduksi
yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks
secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan
diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman,
melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang
dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 ).

2.2 Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja


Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu
pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi
perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan
keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai saat pematangan
seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan mempengaruhi
perilakumu.
Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang
memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami
pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15
tahun.
Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun
usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut
sensus ini, jumlah remaja Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari
seluruh penduduk Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk
menentukan batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut
perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1.Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3.Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri
(self consciousness).
4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan
merupakan puncak perkembangan emosi.
a. Perkembangan Fisik pada Remaja
Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya,
dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri
sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan
rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar.
Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif
lebih kasar. Dan pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin
dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih
halus.Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan
yaitu:
b)vPada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan
dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat
digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat
menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami
mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.
c) Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum).
Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil
konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai
penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan
menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri
sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi
syndrome (PMS) yang sangat berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka
ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah
keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium
sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.
b. Perkembangan Psikosial pada Remaja
Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja
sadar meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan
yang berlaku. Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:
a. Menerima kenyataan (realitas) jasmani
b.Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
c. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan
norma.
d.Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang
dewasa lain.
e. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.
g. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.

2.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


a) Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah
satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja.
Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak
dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang keliru
seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks baru
pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks
dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks
dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan
menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus) (Notoadmodjo, 2007).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden
yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di
antara dua waktu menstruasi. Informasi itu melakukan hubungan seks diantara dua
menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa sebenarnya masa
anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita
(Notoatmodjo, 2007).
Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja
pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia
remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan merupakan pilihan
yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang mengalami kehamilan
yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.
Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan
untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam
usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah
satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Kematian
ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali
dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut
kesehatan obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi
pada ibu dan bayi antara lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan
ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian
perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri
(Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

b) Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran
kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus
provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang diprovokasi dengan
berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah
kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari,
2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh
wanita yang tidak menikah, termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan
aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion)
merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.
Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua
macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan
(terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum.
Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi)
atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum
agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).

c) Penyakit Menular Seksual (PMS)


Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu
penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku
seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit
anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok
terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan
kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang terbesar
jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan
hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan
melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit
Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara
melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-
genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas
pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo,
2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit
menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan
perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika dan pelayanan
kesehatan khusus remaja.

d) HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired


Immunodeficiency Syndrome)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang
berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati,
1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah
retrovirus RNA tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit
(Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor
yang beresiko menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis,
aktifitas sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat terlarang dan
anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan fisiologis yang dapat
menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan
perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit dan
makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem
reproduksi.
Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak
pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan
resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan seksual yang
berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

2.4 Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja


Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:
1. Gonorrhea (GO)
Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau
masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.
2. Sifilis (Raja Singa)
Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau
masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk
kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu
tanpa gejala.
3. Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa
tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.
4. Trikomoniasis Vaginalis
Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya
dikeluarkan melalui hubungan seks.
5. Charcroid
Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui
hubungan seksual.
6. Klamida
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.
7. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)
Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.

2.5 Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan


reproduksi remaja
a. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui vagina,
dubur, maupun mulut.
b.Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot) yang
tercemar HIV.
c.Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
d.Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.

2.6 Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi


a.Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.
b.Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
c.Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
d. Pilih teman yang berakhlak baik.
e.Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak melakukan
hubungan seksual dengan orang lain.
f. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.

2.7 Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja


Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai
pengakit infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan
tubuh sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak
aktivitas gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel pada
tubuh sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi
yang timbul antara lain
1. Infeksi pencernaan
2. Kulit
3. Tangan
4. Kaki
5. Kuku
6. Alat kelamin
2.8 Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan
Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan
reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga,
kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi
keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi
tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan
prilaku kepada remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang
diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi
remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial
untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat
mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini bahwa kesehatan reproduksi remaja itu sangat
berkaitan erat dengan remaja pada saat mereka mengalami masa pubertas. Jika
kita tidak bertanggung jawab dengan yang kita lakukan maka akan menyebabkan
dampak bagi diri kita di kehidupan mendatang.

3.2 Saran

Saran yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang
paling penting bagi remaja yaitu mengendalikan nafsu birahi karena kegagalan
mengendalikan nafsu birahi pada masa remaja dapat mengakibatkan kehamilan
atau PMS. Mengingat pergaulan remaja saat ini yang tidak terbatas sehingga
pengetahuan tentang alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk mencegah
dan menghindari terjadi hal-hal yang merugikan remaja.
DAFTAR PUSTAKA

www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubunga
_De gan_Sistem_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1
www.google.com/gtw/x?client=ms-
samsung&a=kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=_3Byr9c7

Anda mungkin juga menyukai