Anda di halaman 1dari 83

BANDARPUBLISHING

Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Desain Pembelajaran Pendidikan Seks Bernuansa Islami
untuk Anak Usia Dini

Desain sampul/Tata Letak: Musthafa.Net

STKIP Bina Bangsa Getsempena


Jln. Tanggul Krueng Aceh No 34
Rukoh, Darussalam 23112 Indonesia
www.stkipgetsempena.ac.id

Bekerjasama dengan;
BANDAR Publishing
Lamgugob, Syiah Kuala Banda Aceh. Provinsi Aceh
E-mail: bandar.publishing@gmail
Web. www.bandarpublishing.com

Cetakan Pertama Oktober 2016


Ukuran : 13.5 x 21 cm (a5)
Halaman: x + 73

ISBN 978-602-1632-80-2

HAK CIPTA DILINDUNGAN UNDANG-UNDANG


All Rights Reserved. Dilarang mengutip atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa
ada izin ini dari Penerbit.

ii Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Hak cipta dilindungi
Undang-undang
All Right Reserved

Undang-Undang No. 19 tahun 2002


Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa sengaja melanggar dan tanpa hak


melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal (2) Ayat (1) atau pasal 49 Ayat (1) dan Ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan,


memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
hak ciptaan atau hak terkait sebagai pada Ayat (1)
dipidanan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000
(lima ratus juta rupiah)

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini iii
Prakata
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah akhirnya
penulisan buku yang berjudul “Desain Pembelajaran
Pendidikan Seks Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini”
dapat diselesaikan dengan baik. Salawat beriring salam kita
sampaikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad Saw beserta
keluarga dan sahabat-Nya yang telah membimbing umat
dari alam jahiliah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Pendidikan seks islami sangat pening diberikan sejak
anak usia dini demi memberikan pengertian mengenai
bagian-bagian tubuh, identitsa seksual, fungsi-fungsi alat
seksual dan bimbingan bernuansa islami dalam menjaga
dan memelihara organ intim. Dalam penelitian seks, tidak
hanya meliputi aspek anatomis dan biologis, namun juga
menekankan pada aspek psokologis dan moral sehingga

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini v
BANDARPUBLISHING

pendidikan seks jga dapat dikatakan merupakan pendidikan


akhlak dan moral. Hal ini diharapkan dapat diberikan dan
disampaikan secara akademis pada lembaga-lembaga
pendidikan anak usia dini, mengingat anak sebagai makhluk
lemah yang rentan mengalami pelecehan seksual yang
dilakukan oleh orang-orang dewasa di sekitarnya. Namun
berbicara seks, masih dianggap tabu di kalangan masyarakat
ataupun lingkungan formal karena definisi yang dipahami
dari pendidikan seks hanyalah pemaparan yang berkaitan
dengan pornoaksi atau pornografi. Oleh karen itu, dengan
tujuan untuk melindungi anak usia dini agar mampu menjaga
diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan
dikarenakan ketidak pahaman mereka, maka dirasakan perlu
untuk mengembangkan desain pembelajaran pendidikan seks
yang dikemas dalam nuansa islami dan akademis sehingga
dapat digunakan untuk memberi pemahaman mengenai
pengetahuna seks pada anak usia dini baik pada lembaga
formal maupun non formal.
Buku ini mencoba membahas seputar pendidikan
seks, tujuan, dan strategi pendidikan seks dalam islam, apakah
ada perbedaan antara pendidikan seks dalam islam dan dunia
barat?, serta menghadirkan sebuah desain pembelajaran
pendidikan seks bernuansa islami untuk anak usia dini yang
telah dirancang dengan mengikuti tahapan ilmiah dalam
sebuah penelitian yang didanai oleh Kemenristekdikti dalam
skim penelitian Hibah Bersaing tahun 2015 sampai dengan
2016.

vi Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada STKIP Bina
Bangsa Getsempena, TK Khairani (sekolah pilot Tahun
Pertama), SDN 19 Banda Aceh (sekolah pilot tahuan ke
dua), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda
Aceh dan Aceh Besar, Bapak Isthifa Kemal, M.Pd, Bapak
Muttaqin, Bapak Hidayatullah Daud dan seluruh karyawan
Yayasan Bina Bangsa dan rekan- rekan Dosen/Peneliti yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan
kontribusi dan bantuannya kepada tim penulis.
Akhirnya, atas semua bantuan, dukungan serta
bimbingan yang telah diberikan, tim penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya semoga Allah memberikan
balasan yang setimpal atas kebaikan yang telah diberikan.
Tim penulis berharap buku ini dapat bermanfaat dan dapat
digunakan oleh pendidik, orang tua maupun orang dewasa
lainnya dalam memberikan pemahaman seksualitas kepada
anak. Sehinga anak-anak yang merupakan invertasi masa
depan dapat terjaga dan berkembang baik. Selain itu, Tim
penulis juga menyadari, bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan buku ini. Oleh karena itu, koreksi, saran,
bantuan dan bimbingan masih diharapkan dari komisi
pembimbing dan siapa saja yang ingin membantu untuk
penyempurnaannya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini vii
Daftar Isi

Kata Pengantar v
Daftar Isi ix
Bab I: Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini 1
1.1 Hakikat Anak Usia Dini 1
1.2 Pengertian Pendidikan Seks 5
1.3 Pentingnya Pendidikan Seks Pada Aud 8
1.4 Anatomi Organ Seksual Dan Reproduksi Pada
14
Laki-Laki Dan Perempuan

Bab II: Perkembangan Seksual AUD 17


3.1 Tahap & Karakteristik Perkembangan
17
Seksual AUD
3.2 Strategi Dalam Pendidikan Seks 21

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini ix
BANDARPUBLISHING

Bab III: Pendidikan Seks Dalam Khasanah Islam 27


2.1. Pendidikan Seksual Dalam Pandangan Islam 27
2.2. Pentingnya Akhlak Dalam Pendidikan Seks 28
2.3. Tujuan Pendidikan Seks Dalam Islam 29
2.4. Penyimpangan Seks Dan Solusi Dalam Islam 32

Bab IV: Pengembangan Desain Pembelajaran


37
Pendidikan Seks Untuk Aud
4.1 Desain Pembelajaran Pendidikan Seks 37
4.2 Media Poster Pembelajaran Pendidikan Seks 52
4.3 Contoh Instrumen Perencanaan
57
Pembelajaran Di AUD

Bab V. Penutup 59
Daftar Pustaka 63
Lampiran-Lampiran 63

x Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Bab I
PENDIDIKAN SEKS PADA
ANAK USIA DINI

1.1 . HAKIKAT ANAK USIA DINI


UNESCO menyebutkan jenjang pendidikan
dengan 7 klasifikasi mulai dari prasekolah sampai
pendidikan tinggi yang disebut dengan International
Standard Classification of Education (ISCED). Jenjang
prasekolah (level 0) disebut juga sebagai pendidikan
anak usia dini diperuntukkan bagi anak usia 3 - 5 tahun.
Beberapa negara memulai lebih awal (anak berusia
2 tahun) atau mengakhiri lebih lambat (anak berusia

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 1
BANDARPUBLISHING

6 tahun). Dinyatakan pula bahwa untuk beberapa


negara, pendidikan anak usia dini termasuk pendidikan
prasekolah dan pendidikan dasar (Siskandar, 2003: 21).
NAEYC (National Association for the Education
of Young Children) menyebutkan bahwa program anak
usia dini adalah program pada sekolah, pusat, atau
lembaga lain yang memberikan layanan bagi anak sejak
lahir hingga usia 8 tahun. Dalam pelayanannya mereka
mengelompokkan usia anak dalam 0 - 3 tahun, 3 - 5 tahun
dan 6 - 8 tahun (Sue Bredekamp, 1987: 13).
Carol Seefeld & Nita Barbour (1986)
mengelompokkan perkembangan anak usia dini dalam
kategori: bayi (infancy) 0 - 1 tahun, toddler 1 - 3 tahun,
prasekolah 3 - 4 tahun, kelas awal Sekolah Dasar 5 -
6 tahun, dan kelas lanjut Sekolah Dasar 7 - 8 tahun
(Siskandar, 2003: 22).
Diane E. Papalia dkk (2008: h.i) mengelompokkan
perkembangan anak usia dini dalam kategori: bayi
(infancy) 0 - 3 tahun dan early childhood 3 - 6 tahun.
John W. Santrock (2007: h. ii) mengelompokkan
perkembangan anak usia dini dalam kategori: bayi
(infancy) 0 - 1,5 / 2 tahun dan early childhood 2 - 5 / 6
tahun.

2 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Berikut ini beberapa pandangan para ahli
mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini
dilakukan:
Menurut Jean Jaques Rousseau(1712-1778) proses
pendidikan yang baik dan ideal dilakukan sejak anak
lahir sampai remaja. Orangtua perlu memberikan
kebebasan pada anak, agar anak berkembang
secara wajar.
Johan Heinrick Pestalozzi(1746-1827) mengatakan
bahwa pendidikan adalah pengaruh dari panca
indera dan melalui pengalaman sehingga potensi
yang dimiliki anak dapat dikembangkan. Belajar
yang baik adalah mengenal berbagai konsep
melalui pengalaman: kegiatan menghitung,
mengukur, merasakan dan menyentuh/meraba. Ibu
mempunyai tanggung jawab yang terbesar dalam
mendidik anak.
Friederich Wilhelm Froebel(1782-1852), dianggap
sebagai Bapak Pendidikan Anak Usia Dini yang
mencetuskan Kindergarten (Taman Kanak-kanak)
pada tahun 1873.Pendidikan anak perlu mengikuti
perkembangan anak dan pendidik bertanggung
jawab dalam membimbing dan mengarahkan
anak menjadi kreatif. Pengenalan anak mengenai
pengetahuan diperoleh melalui pengalamannya
sejak dini, dengan demikian kegiatan bermain

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 3
BANDARPUBLISHING

yang tidak berstruktur akan sangat berbahaya.


Jadi, prinsip yang penting adalah belajar melalui
bermain (Sugeng Santoso, 2002: h. 15-16).
Maria Montessori(1870-1952) menyatakan bahwa
pendidikan adalah pemberian berbagai aktivitas
kepada pelatihan semua indera anak, sehingga
dapat menemukan hal-hal yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan. Dalam sekolahnya, anak-anak
berbagai usia (2-6 tahun) berada dalam satu kelas
mulai mempelajari kegiatan membaca dan menulis
(William Crain, 2007: 107).
Ki Hadjar Dewantara (1889-1959), dikenal sebagai
bapak pendidikan di Indonesia, menyatakan
bahwa pendidikan harus berisi penanaman nilai
budi pekerti, nilai seni, nilai budaya, kecerdasan,
keterampilan dan agama. Sistem among adalah
cara pendekatan atau metode pendidikan yang
paling tepat dilakukan di Indonesia, maksudnya
pendidikan harus melayani dan memberi kebebasan
pada anak agar senang. Pandangan Dewantara
adalah pembentukan pribadi anak dilakukan
oleh dasar (bakat) dan ajar (lingkungan) (Sugeng
Santoso, 2002: h. 16).

4 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


1.2 PENGERTIAN PENDIDIKAN SEKS
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sriritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak muila,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa
dan negara (UUSDN No. 20 tahun 2003 Bab 1, pasal 1).
Pendidikan sek adalah proses mengubah tingkah laku
anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu
hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungna alam sekitar itu dimana individu berada
(Sagala, 2010). Sedangkan menurut Mary Calderone,
pendidikan seks adalah pelajaran untuk menguatkan
kehidupan keluarga, menumbuhkan pemahaman diri
dan hormat terhadap diri, mengembangkan hubungan
manusiawi yang sehat, membangun tanggung jawab
seksual dan sosial, mempertinggi masa perkenalan yang
bertanggung jawa, perkawinan yang bertanggung jawab,
serta orangtua yang bertanggung jawab.
Menurut Simon Forrest, pendidikan
seks adalah proses mendapatkan informasi dan
pembentukan sikap serta kepercayaan tentang jenis
kelamin, identitas seksual, hubungan dan keintiman.
Lebih khusus mengenai hal ini, Nahda Kurnia dan Ellen
Tjandra dalam bukunya Bunda, Sek Itu Apa Sih? (2012).

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 5
BANDARPUBLISHING

Menyebutkan bahwa “pendidikan seks tidak hanya


membahasa seputar interaksi antara anak laki-laki dan
perenpuan atau perkembangan alat reproduksi tetapi
juga membahas bagaimana membekali anak dengan
ketrampilan untuk memilih tindakan yang diambilnya,
mengembangkan kepercayaan diri, meningkatkan
kompetensi anak untuk menentukan sikap saat
menghadapi sebuah situasi”.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam El Qudsi
(2012), pendidikan seks adalah upaya pengajaran,
penyadaran dan penerangan tentang masalah-
masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak
ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan
seks, naluri dan perkawinan. Sedangkan menurut
Suryadi (2007) menegaskan bahwa pendidikan seks
merupakan usaha pemberian informasi kepada anak
tentang kondisi fisiknya sebagai perempuan atau
laki-laki, dan konsekuensi psikologis yang berkaitan
dengan kondisi tersebut. Hal senada juga disampaikan
oleh Muslik Nawita (2013) yang mengatakan bahwa
pendidikan seks tidak lain adalah penyempaian
informasi mengenai pengenalan (nama dan fungsi)
anggota tubuh, pemahaman perbedaan jenis kelamin,
penjabaran perilaku (hubungan dan keintiman)
seksual, serta pengetahuan tentang nilai moral dan
norma yang ada di masyarakat berkaitan dengan gender.

6 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Dalam perspektif Psikologi, Zainun
Mutadin dalam Nawita (2013) menjelaskan bahwa
pendidikan seks adalah pendidikan yang bermaksud
untuk menerangkan segala hal yang berhubungan
dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar
yang dapat menolong muda-mudi dalam menghadapi
masalah hidup yang bersumber pada dorongan
seksual. Sedangkan dalam perspektif islam, El- Qudsy
(2012) menyebutkan bahwa pendidikan seks adalah
pendidikan tentang tingkah laku yang baik yang
berhubungan dengan seks. Yang terpenting dalam Islam
adalah bagaimana penanaman nilai-nilai moral agama,
serta akidah yang kuat dalam pendidikan seks tersebut
sehingga harapannya anak mampu tumbuh dengan
kematangan seksual yang berlandaskan pada kekuatan
iman, kebersihan jiwa, dan ketinggian akhlak.
Dengan demikian, berdasarkan berbagai
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
seks adalah upaya pengajaran dan penyadaran mengenai
jenis kelamin, identitas seksual, hubungan dan keintiman
berbasis penanaman nilai-nilai moral agama. Namun
dalam penelitian ini, peneliti membatasi pendidikan
sek untuk anak usia dini berdasarkan norma-norma
keislaman. Dengan adanya pendidikan seks sejak dini
diharapkan ketika anak mencapai dewasa, mereka telah
dapat mengetahui mana yang diharamkan dan mana
yang dihalalkan dalam perilaku seks.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 7
BANDARPUBLISHING

1.3 PENTINGNYA PENDIDIKAN SEKS PADA AUD


Pendidikan seksual sejak dini akan
membantu mengurangi potensi munculnya hal-hal
negatif dari perilaku seksual, seperti kehamilan yang
tidak diinginkan atau penyakit yang ditularkan secara
seksual. Pendidikan seksual yang efektif tidak hanya
menyelamatkan anak dari perlaku negatif, tetapi juga
membantu mereka untuk dapat menikmati relasi dan
hubungan seksualnya kelak.
Menurut Nahda Kurnia dan Ellen Tjandra
(2012:16) Ada beberapa keuntungan dari pemberian
pendidikan seks sejak dini pada anak, yaitu:
a. Meningkatkan ketrampilan sosial anak
b. Membangun kemandirian anak dengan lebih baik
c. Membuat anak lebih bertanggung jawab dalam
perilakunya
d. Dapat mengurangi resiko anak terhadap
kejahatan seksual, tertular penyakit, dan
kehamilan yang tidak diharapkan
e. Membuat anak dapat menyampaikan laporan
jika terjadi kejahatan seksual
f. Membuat anak dapat memilih sikap dan
perilaku yang lebih adaptif dan sesai dengan
harapan sosial

8 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


g. Membuat anak dapat memilih tindakan yang lebih
sehat
Berbeda dengan Suryadi (2012: 26) ada
beberapa alasan pentingnya pendidikan seks pada anak
usia dini. Berikut ini beberapa alasannya:
a. Pendidikan seks membantu untuk anak
menerima setiap bagian dari tubuhnya dan
setiap fase pertumbuhannya secara wajar
dan apa adanya. Ini memungkinkan orang tua
untuk mendiskusikan perkembangan fisik anak
tanpa rasa malu dan bayangan yang memalukan.
b. Pendidikan seks membantu anak mengerti
dan puas akan peranannya dalam hidup. Anak
laki-laki akan tumbuh menjadi pria dewasa dan
akan menjadi ayah, dan anak perempuan akan
tumbuh menjadi wanita dan akan menjadi ibu.
c. Pendidikan menghapus rasa ingun tahu yang
tidak sehat. Pendidikan seks menjauhkan sesuatu
yang misterius. Jika anak-anak mengetahui
fakta yang sebenarnya dan tahu bahwa orang
tua mereka akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan mereka dengan jujur dan sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya, maka
tidak ada alasannya untuk merasa khawatir dan
cemas.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 9
BANDARPUBLISHING

d. Informasi tentang seks adalah bagian dari


pendidikan seks. Memberikan informasi tentang
seks secara tepat kepada anak diharapkan dapat
menjadi bekal hidup yang berguna, agar kelak
setlah dewasa memiliki sikap dan tingkah laku
seksual yang bertanggung jawaban.
e. Pendidikan seks dari sudut pandang orang yang
beriman atau orang yang percayakepada Tuhan
akan membantu seseorang secara spirituil.
Pendidikan seks membantu perkembangan
akan pemujaan yang lebih dalam kepada
Tuhan dan menghomati rencana-Nya tentang
perkembangan manusia.
f. Pendidikan seks membentuk rasa percaya anak
kepada orang tua. Jika ayah dan ibunya jujur
serta suka berterus terang mengenai masalah
seks, anak-anak juga akan belajar untuk percaya
dan mempercayakan banyak hal lainnya kepada
mereka.
g. Pendidikan seks yang diberikan di rumah dengan
menyenangkan dan penuh wibawa cendereung
dapat mengatasi dan menjadikan informasi yang
tidak sehat yang didapat anak di luar rumah.
h. Pendidikan seks yang menjelaskan reproduksi
manusia secara jelas dan bermanfaat akan

10 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


membuat anak berfikir bahwa organ-organ yang
ada dalam tubuh mereka adalah wajar. Ia perlu
tahu bahwa tuhan merencanakan setiap makhluk
hidup untuk berkembang dan beranak cucu.
i. Pendidikan seks memberikan kepada anak
pengetahuan yang logis dan sikap yang tepat,
yang membuka jalan kepadanya untuk menerima
kedatangan adiknya yang baru lahir dengan
penuh kebahagiaan.
j. Pendidikan seks mampu membuat anak merasa
bangga akan seksnya sendiri dan akan membantu
dia untuk menghargai sifat dan kapasitas lawan
jenisnya.
k. Pendidikan seks menghilangkan sumber
ketakutan. Pendidikan seks meyakinkan
seseorang akan kemampuannya dan
kenormalannya.
l. Pendidikan seks memperkuat rasa percaya diri
pada anak. Rasa percaya diri ini akan membuat
anak merasa aman dan mampu bersikaptenang
diantara teman-teman dan orang-orang di
sekitarnya yang berbeda umur.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 11
BANDARPUBLISHING

Sebuah situs layanan konsultasi psikologi (www.


episentrum.com) menyatakan bahwa paling tidak ada
lima tujuan yang dapat di rasakan anak berkenaan
dengan pendidikan seks, yaitu:
1. Anak mengerti dan paham akan peran jenis
kelaminnya. Dengan diberikannya pendidikan seks,
seorang anak laki-laki tumbuh dan berkembang
menjadi laki-laki seutuhnya. Begitu juga dengan
anak perempuan, sehingga tidak ada lagi yang
merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelamin
yang dimilkinya.
2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami
dengan wajar dan apa adanya. Masa kanak-
kanak adalah masa saat seorang manusia sedang
mengalami pertumbuhan dan pekembangna,
baik secara fisik maupun psikis.
3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat.
Sebaiknya orang-orang terdekat seperti orang tua
ataupun guru menjadi sosok menggebu tentang
banyak hal, termasuk tentang seksualitas.
4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung
jawab tentang dirinya Percaya diri akan timbul
jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan
dirinya. Anak akan merasa nyaman dengan
dirinya jika sudah mengetahui setiap bagian dari

12 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


dirinya, juga fungsi dari bagian-bagian tersebut.
Dengan demikian anak akan mengetahui apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan. Pada akhirnya,
anak akan mulai belajar untuk bertangungjawab
atas dirinya sendiri.
5. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa
Sang pencipta.
6. Pemahaman tentang bagian-bagian dan fungsi-
fungsi yang ada pada tubuhnya akan membuat
anak semakin mengerti dan memehami betapa
luar biasanya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
(Muslik Nawita, 2013: 9)
Dari beberapa pendapat di atas maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa pentingnya pendidikan
seks adalah menghindarkan anak dari pelecehan seksual,
baik yang dilakukan teman sebaya atau orang lain
yang lebih tua. Ini sangat penting mengingat dari hari
ke hari semakin banyak kasus pelecehan terhadap
anak, baik yang dilakukan orang yang di kenal maupun
tidak. Dan hal ini tidak bisa diabaikan karena akan
mempengaruhi perkembangan anak di masa depannya.
Dengan demikian, pendidikan seks menuntut
kepekaan dan ketrampilan dari guru-guru agar mampu
memberikan informasi dalan porsi tertentu, yang justru
tidak membuat anak semakin bingung atau penasaran.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 13
BANDARPUBLISHING

Kunci utama adalah memberikan jawaban sejujurnya


sesuai dengan perkembangan daya tangkap anak

1.4 ANATOMI ORGAN SEKSUAL DAN REPRODUKDI


PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Menurut Hana (2009: 108-117) anatomi organ
seksual dan reproduksi pada laki-laki dan perempuan
adalah sebagai berikut:
a. Anatomi organ seksual dan reproduksi pada laki-laki
Organ seksual pada laki-laki yang dapat dilihat
dari luar berupa penis dan kantong testis (buah zakar)
sedangkan yang terdapat di bagian dalam adalah saluran
kencing, kelenjar prostat dan kantong mani. Berikut
adalah anatomiorgan seksual dan reproduksi pada laki-
laki:
1) Penis, merupakan bagian terpenting dari organ
seksual dan reproduksi laki-laki, penis terdiri
dari kepala dan batang penis
2) Testis, merupakan organ tempat
direproduksinya sperma. Laki-laki memiliki
dua buah testis, testis bergantung di dalam
kantong testis (Scrotum) yang terletak di luar
tubuh.
3) Alur sperma (vas deferens), apabila sperma
sudah matang maka sperma akan berenang
menuju saluran sperma

14 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


4) Saluran kencing (Urethra), saluran yang
terdapat dalam penis dan merupakan saluran
tempat keluarnya air kencing maupun air mani.
5) Kelenjar prostat (prostate gland), terletak
di bawah kantung kencing yang fungsinya
untuk membuat cairan mani yang berwarna
putih keruh dan agak kental, yang akan keluar
bersama sperma ketika terjadi ejakulasi.
6) Kantung mani (vesika seminalis), merupakan
tempat untuk meyimpan sel sperma yang
sudah matang yang akan membuahi sel telur.
b. Anatomi organ seksual dan reproduksi pada
perempuan
Organ seksual dan reproduksi pada perempuan yang
terlihat dari luar adalah klitoris, bibir kemaluan dan
lubang vagina, mulut rahim, indung telur, saluran
indung telur. Berikut ini anatomi organ seksual dan
reproduksi pada perempuan sebagai berikut:
1) Vagina (liang kemaluan), merupakan organ
yang memiliki bentuk panjang seperti tabung.
Gungsinya sebagai liang senggama, jalan
keluar darah mentruasi dan jalan lahir bayi
2) Klitoris berfungsi hanya sebagai pemberi
kenikmatan saja dan tidak ada hubungannya
dengan hamil, mentruasi, ataupun kencing.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 15
BANDARPUBLISHING

Bentuk dan ukuran klitoris setiap perempuan


berbeda-beda.
3) Mulut rahim (cervix), saluran yang
memisahkan rahim dengan vagina. Mulut
rahim berfungsi untuk menjaga kotoran dan
kuman agar tidak mudah masuk keluar ke
dalam rahim, serta untuk menjaga kepala bayi
saat perempuan hamil.
4) Indung telur (ovarium), setiap perempuan
mempunyai indung telur yang terletak di
bagian kiri dan kanan
5) Rahim (uterus), bentuknya seperti buah pir
dan merupakan tempat bayi tumbuh.

16 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Bab II
PERKEMBANGAN
SEKSUAL AUD

2.1. TAHAP & KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN


SEKSUAL AUD
Anak adalah sebuah pribadi yang sangat
unik, setiap anak memiliki karakter yang berbeda
satu sama lain sehingga mengalami pertumbuhan
dan perkembangan sendiri. Namun secara umum
mereka mengalami periode yang sama sebagai sarana
mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam
dirinya secara optimal. Ketika mereka belajar untuk
mengenal dunianya, ada hal-hal yang perlu menjadi
perhatian dalam menstimulasinya. Salah satunya

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 17
BANDARPUBLISHING

adalah memahami karakteristik perkembangan seksual


yang dimiliki oleh anak usia 0-8 tahun. Adapun
karakteristik perkembangan seksual anak usia dini
adalah sebagaimana berikut:

a. Bayi berusia 0-2 tahun


Pada masa bayi, minat terhadap masalah seks
belum muncul dengan kuat.Tetapi mereka
cenderung mulai tertarik dan bereksplorasi
dengan anggota tubuhnya. Pada usia ini, orangtua
dan lingkungan sekitar sudah bisa mengajarkan
dan memperkenalkan anggota tubuh anak
sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak juga
mulai dilatih kemandiriannya sebagai dasar
pendidikan seks, seperti: toilet training, membuka
dan memakai pakaian sendiri, dan mandi secara
bertahap (Nahda Kurnia & Ellen Tjandra, 2012:
36-38).

b. Anak berusia 2-4 tahun


Pada usia ini, anak mulai mengembangkan diri
untuk lebih mengetahui terhadap identitas
dirinya dan lingkungan sekitarnya. Mereka
cenderung mengeksplorasi jenis kelaminnya
atau bermain “dokter-dokteran” dengan teman-

18 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


temannya.Mereka juga mulai tertarik melihat
gambar-gambar yang bernuansa seksual.
Perkembangan kemampuan bahasa anak juga
sudah cukup signifikan sehingga orang dewasa
lebih mudah melakukan komunikasi secara
sederhana mengenai informasi seks dan anak
belajar berperan sesuai dengan jenis kelaminnya
dan anak juga diajarkan anatomi organ tubuh,
kemudian bisa dilanjutkan pada reproduksi
seksual.Jika anak bertanya seputar seksual,
jawablah dengan benar, jangan bohong, singkat,
padat dan dengan sikap yang tenang.

c. Anak berusia 4-6 tahun


Pada usia ini, kemampuan anak tambah
berkembang dalam menggunakan pikiran untuk
berinteraksi dengan dunia sekelilingnya. Anak
akan lebih banyak bertanya tentang sesuatu yang
ingin ia ketahui. Anak menunjukkan ketertarikan
mengenai masalah seksualitas secara lebih
aktif, bagaimana mekanisme tubuhnya bekerja,
mengapa tubuh anak laki-laki dan perempuan
berbeda dan mengapa mereka tidak boleh
saling memegang.Pada masa ini, anak mulai
berkelompok dan bermain sesuai dengan jenis

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 19
BANDARPUBLISHING

kelaminnya.Dengan dukungan bahasa yang


cukup baik dan peningkatan kemampuan
berpikir, anak sudah mulai mengembangkan
kesadaran dan perasaan moral baik dan buruk.
Biasanya, bertambahnya umur dan interaksi
anak dengan dunia luar, akan bertambah pula
pertanyaan-pertanyaan anak sekitar seks.
Pada tahap ini, pendidikan seks bisa diberikan
bersamaan dengan pendidikan moral, seperti:
setelah mengetahui berbagai fungsi tubuhnya,
terutama fungsi reproduksi, ajarkan agar ia tidak
suka mengumbar auratnya. Berganti pakaian di
kamar mandi atau di kamar tidurnya.Jadi, tidak
boleh berlari-lari sambil telanjang. Ajarkan doa
masuk dan keluar kamar kecil serta doa
bersuci (Hasan El- Qudsy, 2012: 27-30).

d. Anak berusia 6-8 tahun


Anak biasanya sedang duduk di sekolah dasar
ketika berada pada tahap ini. Pada usia ini, anak
cenderung memberontak, tidak mau mengikuti
aturan atau menolak taat pada perintah figur
otoritas. Anak lebih suka berkelompok dan
butuh diterima oleh kelompok teman sebaya.
Pada masa ini, anak diharapkan lebih mandiri
dan belajar melaksanakan tugas-tugasnya

20 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


sendiri.Anak mulai mengembangka konsep
pemikiran dan pemahaman yang lebih kompleks.
Kemampuan bersosialisasi dan membaca situasi
berkembang pesat.Sebaiknya orang dewasa
sekitarnya aktif memberikan informasi seksual.
Saat ini merupakan saat yang baik untuk
menunjukkan pada anak mengenai peran yang
sesuai dengan jenis kelamin dan tanggung jawab
yang menyertainya. Kebutuhan anak untuk
mengetahui hal tersebut akan membantu anak
memahami nilai-nilai dan konsekuensi dari suatu
perilaku karena pada dasarnya mereka mulai
memahami hubungan sebab-akibat (Nahda
Kurnia & Ellen Tjandra, 2012: 55-56).

2.2 STRATEGI DALAM PENDIDIKAN SEKS


Menurut Hasan El-Qudsy (2012:22) melaksanakan
pendidikan seks kepada anak tidaklah mudah. Banyak
hal yang harus diketahui dan disiapkan oleh pendidik.
Perlu diketahui strategi yang baik yang tepat dalam
menyampaikan pendidikan seksual tersebut karena jika
terjadi kesalahan strategi akan berakibat fatal pada hasil
diinginkan. Ada beberapa strategi umum yang dapat
diterapkan oleh orang tua atau pendidik yaitu:

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 21
BANDARPUBLISHING

a. Memperkuat pendidikan agama


Pendidikan agama sangat diperlukan oleh
anak dalm perkembangan seksual sebagai
benteng dalam menghadapi masa depannya.
Adanya perubahan fisik dan hormon yang akan
terjadi menjdikan dorongan seksual juga akan
meningkat. Gaya hidup masyarakat yang jauh
dari jauh dari juga akan mudah mempengaruhi
perilaku anak. Oleh karan itu, pendidikan agama
sangat diperlukan agar mereka tumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang tangguh, dan tidak mudah
terjerumus.
b. Memulai sejak dini
Seksualitas mencakup aspek (pikiran, perasaan,
sikap, dan perilaku seseorang terhadap dirinya),
jadi proses pengajaran seharusnya dimulai
sejak dini. Paling tidak anak sudah dibekali
aturan dan norma sosial yang berlaku sehingga
mereka bisa membedakan perbedaan anatomi
tubuh, batas aurat dan pakaian), hingga yang
paling abstrak (tanggung jawab dan kodrat).
Pendidikan seksual merupakan sebuah proses
berkesinambungan, berawal dari masa kanak-
kanak hingg masa dewasa. Tujuannya bukan
menggali informasi sebanyak-banyaknya,
melainkan agar dapat menggunakan informasi

22 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


secara bertanggung jawab sehingga mengetahui
sejak dini apa yang boleh dan yang tidak boleh
dalam agama.
c. Disesuaikan dengan umur dan kebutuhan
anak
Naluri seksual adalah sunnatullah yang kuat
dan sangat penting dalam bagi kelangusngan
eksistensi umat manusia. Nafsu seks timbul
dalam diri manusia pada usia puber. Oleh
arena itu, sejak manusia kank-kanak setiap
orang harus diberi pendidikan seks agar ia
tidak merasa bingung dan tersesat ketika
menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi dalam dirinya, baik perubahan fisik
psikis. Pendidikan yang sesuai dengan tingkat
umur dab intelegensi setiap anak dan terus
ditingkatkan seiring berjalannya waktu menuju
kedewasaannya. Materi dab jawaban yang
diberikan harus sesuai dengan daya nalar dan
pemahaman anak.
d. Bertahap dan terus menerus
Memberikan informasi seks kepada anak
haruslah secara bertahap, terus-menerus,
dan sesuai dengan perkembangan usia anak.
Iformasi yang diberikan secara bertahap,

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 23
BANDARPUBLISHING

terus-menerus dan berulang-ulang akan


mempermudah anak dalam penyerapan
informasi. Anak akan mengetahui apa yang
harus dilakuka atau diketahui olehnya sesuai
dengan tahap perkembangan yang dialaminya.
e. Jangan lari dari pertanyaan anak
Ketika anak bertanya, pendidik atau orang
tua tidak boleh lari dari pertanyaan yang
dilontarkan mengenai masalah seputar seks
karena pertanyaan sekitar seks adalah sesuatu
yang lumrah dan fitrah terutama pada masa
pertumbuhan anak yang ingin lebih tahu
tentang sesuatu yang baru.
Menurut Chomariah (2012:16) ada
beberapa metode dalam pembekalan pendidikan
seks untuk anak, yaitu:
a. Memberi pemahaman tentang seks terhadap
anak berdasarkan nilai agama serta nilai
moral sehingga segala sesuatu yang
menyangkutseksualitas langsung dikaitkan
dengan ajaran agama
b. Memberi rasa aman terhadap anak dengan
adanya komunikasi yang hangat anatr
keluarga. Komunikasikan secara jleas masalah
seks dengan anak sehingga dia tidak takut

24 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


bertanya atau mencari sumber yang tidak jelas
untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
c. Menyesuaikan penjelasan mengenai seks
dengan usia dan tingkat pemehaman anak
d. Membatasi penjelasan atau jawaban hanya
pada pertanyaan anak saja, tidak usah terlalu
melebar atau terlalu jauh. Berhubungan tingan
pemahaman anak masih sangat terbatas, maka
orang tua atau gurupun diharapkan menjawab
seperlunya, tidak perlu penjelasan mendetail
sehingga malah memusingkan anak.
Selain itu, untuk menjawab pertanyaan anak
seputar masalah seks perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Jangan berbohong
Katakan sejujurya dan tidak harus vulgar.
Berikan jawaban dalam bingkai norma dan
aturan agama.
b. Menyampaikan dengan wajar dan sederhana
Jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
Gunakanlah bahasa medis dab hindari bahasa
gaul.
c. Isi iraian yang akan disampaikan harus objektif
Jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 25
BANDARPUBLISHING

olah bertujuan agar anak tidak bertanya lagi,


boleh mempergunakan contoh atau simbol.
d. Komprehensif
Jangan hanya membahas seputar masalah
fisiologi dan anatomi karena anak akan
bertabya lebih dari itu. Oleh karena itu perlu
disampaikan pula pendekatan agama.
Setelah menjelaskan kepada anak mengenai
norma agama seks dengan nama ilmiah fungsi-fungsinya,
bagaimana menjaga dan merawatnya, maka tidak lupa
pula ditanamkan pesan-pesan moral dan gama. Melalui
penerapan nilai-nilai moral dan agama diharapkan anak
akan memiliki sikap, moral, atau akhlak yang baik tentang
seksualnya.

26 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Bab III
PENDIDIKAN SEKS
DALAM KHAZANAH ISLAM

3.1. PENDIDIKAN SEKSUAL DALAM PANDANGAN


ISLAM
Banyak pakar yang telah membahas dan
memnerikan pengertian tentang definisi pendidikan
seksual, baik didunia barat maupun islam.dalam
pendangn islam, pengeertian pendidikan seks bergantung
pada sudut pandang yang dipakai. Menurut Dr. Abdullah
Nashih Ulwan (El-Qudsy, 2012), pendidikan seks adalah
upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan tentang
masalah-masalah seksual yang diberikan kepada

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 27
BANDARPUBLISHING

anak sejak ia mengerti masalah-masalah seksual yang


berkenaan dengan seks, naluri dan perkawinan. Jadi,
ketika anak tumbuh dewasa, ia dapat mengetahui
masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan.
Pendidikan sesk di dalam islam merupakan bagian
integral dari pendidikan akidah, akhlak dan ibadah.
Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur itu
akan menyebabkan ketidakjelasan arah dari pendidikan
seks itu senidir. Sehingga pelaksanaan pendidikan seks
tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat islam.
Selanjutnya, pendidikan seks yang diberikan harus sesuai
dengan tingkatan umur dan intelengensi si anak.
Islam telah memberikan pedoman praktis bagi
umatnya tentang cara memberikan pendidikan seksul,
mulai anak sudah memahami perbedaan dirinya dengan
orang lain (masa tamyiz) sampai ia betul-betul matang
dan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan
ibadah tertinggi dalam kehidupan seksualnya, yaitu
pernikahan.

3.2 PENTINGNYA AKHLAK DALAM PENDIDIKAN SEKS


Dalam pandangan islam, pendidikan akhlak tidak
mungkin dipisahkan dalam pendidikan seks. Pemisahan
etika dan pendidikan seks akan mejerumuskan anak
didik pada penyelewengan seksual. Dengan iman yang

28 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


kuat dan akhlak yang mulia yang tertanam mungujam
dalam dada, anak didik akan mampu mengatasi gejolak-
gejolak nafsu secara benar. Dengan kahlak pula, anak
akan mampu menolak dan menghindarkan diri dari
perilakuyang tidak sesuai dengan hatinya.
Akhlak yang baik akan menngahasilkan pikiran
yang efektif dan akan lahir kebiasan yang baik pula.
Dari kebiasaan yang baik ini akan lahir karakter yang
terpuji sehingga lahirlah amal shaleh yang akan selalu
mendekatkan diri kepada kepada Allah SWT dan jauh
dari godaan setan. Sebaliknya, ketika akhlak anak rusak,
akan lahirlah akal yang rusak dan rusaknya akal akan
melahirkan kebiasaan dan karakter yang buruk sehingga
tidak mengherankan jika perilakunya cenderung jauh
dari kebaikan dan selalu berpikir cabul.

3.3 TUJUAN PENDIDIKAN SEKS DALAM ISLAM


Dalam pandangn islam, segala aktivitas manusia
harus mempunyai tujuan yang jelas dan niat yang benar
sesuai dengan syariat. Tanpa dua komponen ini, suatu
amal tidak akan diterima oleh Allah SWT. Allah berfirman,
“padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah
dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena
(menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 29
BANDARPUBLISHING

agama yang lurus (benar)”. (QS Al-Bayyinah 98:5)


Diantara tujuan yang ingin dicapai dalam
memberikan pendidikan seks kepada anak menurut
islam adalah sebagai berikut: (El-Qudsi: 2012)
a. Penanaman dan pengukuhan akhlak sejak dini
kepada anak dan remaja dalam menghadapi
masalah seksual agar tidak mudah terjerumus
dalam pergaulan bebas atau pacaran
b. Membina keluarga dan menjadi orang tua
yang bertanggung jawab terhadap masa depan
seksual anaknya sehingga remaja mampu
mengetahui secara benar tentang seksualitas
dan akibat-akibatnya jika dilakukan tanpa
mematuhi aturan syara’
c. Agar anak mengetahui aturan syara’
berhubungan dengan seks sehingga mampu
menjaga kehormatan diri dan memahami
tentang kesakralan sebuah perkawinan.
d. Sebagai upaya prefentif dalam kerangka
moralitas agama untuk menghindarkan
remaja dari pergaulan bebas dan peyimpangan
seksual.
e. Membentuk sika[ emosional yang sehat
terhadap masalah seksual

30 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


f. Membekali anak dan remaja dengan informasi
yang benar dan bertanggung jawab tentang
seks agar mereka terhindar informasi
dari sumber-sumber yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
g. Memahami sejak dini tentang perbedaan
mendasar antara anatomi pria dan wanita
serta peran masing-masing gender dalam
reproduksi manusia.
Zainul Mutadin menegaskan bahwa selain
menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan
biologis, pendidikan seks juga menerangkan tentang
aspek-aspek psikologis dan moral. Jadi, pendidikan seks
harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia
serta nilai-nilai kultur dan agama. Sehingga dapat
juga dikatakan bahwa pendidikan seks merupakan
pendidikan akhlak dan moral. Adapun diperjelas
bagaimana berikut:
a. Anak mengerti dan paham akan peran jenis
kelaminnya. Baik anak laki-laki dan perempuan
tumbuh menjadi manusia seutuhnya yang
nyaman dengan peran jenis kelamin yang
dimilikinya.
b. Memenuhi rasa ingin tahu anak serta mendapatkan
informasi yang tepat mengenai seksualitas

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 31
BANDARPUBLISHING

dari orangtua dan guru. Sehingga anak mampu


menjaga diri dan melawan penyimpangan
seksual.
c. Memberikan rasa tanggung jawab kepada anak
setelah mengetahui bagian tubuh dan fungsinya.
Dengan demikian, anak mengetahui apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan.
Jadi, tujuan pendidikan seks terpenting adalah
menghindarkan anak dari pelecehan seksual, baik yang
dilakukan teman sebaya atau orang lain yang lebih tua.
Ini sangat penting mengingat dari hari ke hari semakin
banyak saja kasus pelecehan terhadap anak, baik yang
dilakukan oleh orang yang dikenal maupun tidak.
Pelecehan seksual terhadap anak tidak bisa
diabaikan karena hal tersebut akan mempengaruhi
perkembangan anak di masa depannya (Muslik Nawita,
2013: 8-12). Penting bagi anak untuk menjaga diri dan
merupakan tanggung jawab orang dewasa di sekitarnya
untuk peduli kepada perkembangan anak.

3.4. PENYIMPANGAN SEKS DAN SOLUSI DALAM


ISLAM
Seks adalah salah satu karunia Allah SWT
untuk memperrtahankan eksistensi manusia. Ia dapat
disejajarkan dengan makanan, minum atau sejenis

32 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


utu. Namun, tentu ada perbedaan anatara kebutuhan
seks degan kebutuhan makan-minum. Kalu anusia
tidak dapat menahan kebutuhan makan dan minum, ia
harus mampu menahan kebutuhan seksualnya. Sebagai
seorang muslim yang baik, harus dapat menahannya
sampai mendapatkan cara yang halal dalam menyalurkan
kebutuhan biologisnya tersebut. Dengan demikian, seks
dikatakan menyimpang menurut islam apabila kegiatan
seks dilakukan tersebut tidak sesuai dengan tuntutan
syariat islam, baik heteroseks maupun homoseks dan
sejenisnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya penyimpangan seksual, diantara faktor-faktor
yang disebutkan oleh ElQudsi (2012) dalam bukunya
adalah:
a. Jauhnya manusia dari ajaran agama
b. Implementasi seks yang bersembrangan
dengan syariat
c. Revolusi seksual dan emansipasi perempuan
d. Perkembangan ilmu medis dan tehnologi
e. Lingkungan dan Pergaulan
f. Media Massa, Cetak dan Elektronik
g. Menyebarnya Media Porno secara meluas di
tengah-tengah masyarakat
h. Narkoba dan Miras

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 33
BANDARPUBLISHING

i. Terlambatnya atau menunda-nunda Nikah


j. Gerakan-gerakan Neo Zionisme dan
Kolonialisme
Adapun jenis atau macam-macam penyimpangan
seks yang ditimbulkan dan lazin terjadi dalam masyarakat
dewasa ini adalah:
a. Zina dan hubungan haram
b. Homoseks dan Lesbian
c. Seks dengan hewan (Bestialitas atau Zoofilia)
d. Penyelewengan seks terhadap anak (Pedofilia)

Penyimpangan seksual merupakan sesuatu yang


sangat membahayakan terhadap keberadaan suatu
masyarakat. Ia dapat menghancurkan sendi-sendi sosial
masyarakat. Oleh karena itu, islam sangat konsentrasi
dalam menjaga dan mengarahkan tentang masalah
seksual. Sejak anak lahir sampau dewasa, islam telah
mengajarkan berbagai hal yang dapat disebut sebagai
tindakan preventif terhadap kemungkinan yang dapat
menjerumuskan pada perilaku seks yang bertentangan
dengan syariah. Terdapat dua jalur yang dipat dilakukan
dalam mengatasi berbagai penyimpangan seksual dan
kekerasan seksual dalam keluarga dan masyarakat yaitu
secara normatif dan struktural.

34 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Solusi yang dilakukan secara normatif
merupakan suatu cara yang dilakukan dengan penegasan
dan penyadaran terhadap pentingnya membentengi
diri, keluarga, dan masyarakat dengan norma akhlak
agama dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa
hal yang dapat dilakukan senagai wujud pencegahan
penyimpangan seks secara normatif yaitu:

a. Membentengi anak dan keluarga dengan


didikan agama yang kuat secara terus menerus
b. Membentuk generasi yang tangguh dan kuat
dalam semua aspek, terutama aspek keimanan.
c. Menegakkan kebenaran san amar ma’ruf
nahi mungkar, baik dalam keluarga maupun
masyarakat
d. Menciptakan lingkungan yang sehatbagi anak
dan keluarga kita
e. Memudahkan dan tidak mempersulit
pernikahan

Selanjutnya, solusi penjegahan seks yang kedua


dapat dilakukan secara struktural dimana sudah menjadi
kewajiban pemerintah untuk merumuskan berbagai
undang-undang yang mempunyai dampak positif dan

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 35
BANDARPUBLISHING

mengambil tindakan tegas terhadap perilaku masyarakat


secara umum. Terkait hal ini, beberapa hal yang dapat
dilakukan adalah:
a. Membuat undang-undang antipornografi dan
pornoaksi yang bertujuan untuk melindungi
kaum perempuan dari berbagai pelecehan
seksual.
b. Penegakkan hukum dan pengambilan tindakan
tegas terhadap pelaku kejahatan peyimpangan
seksualitas dan kekerasan terhadap anak
c. Penyadaran masyarakat terhadap bahayanya
perzinaan, homo, dan lesbian
d. Tindakan tegas terhadap media massa yang
sengaja mengobral berbagai kemaksiatan.
e. Menghilangkan tempat-tempat perzinaan
dan memberantas bisnis-bisnis haram yang
terselubung.

36 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Bab IV
PENGEMBANGAN
DESAIN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN SEKS UNTUK
AUD

4.1. DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEKS


Pembelajaran pendidikan seks pada anak usia
dini dapat dilaksanakan baik dari lingkungan keluarga
maupun dunia pendidikan formal. Berikut akan
disajikan sebuah desain pembelajaran pendidikan
seks bernuansa Islami untuk anak usia dini yang bisa
dijadikan salah satu alternatif oleh pendidik, orangtua
dan anak demi mengetahui, memahami seksualitas
dan menyadarkan peran seksualitas dalam kehidupan

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 37
BANDARPUBLISHING

sehari-hari sehingga anak terhindar dari perbuatan


tak menyenangkan serta orang dewasa di sekitarnya
mampu mencegah, melindungi dan mengantisipasinya.
Berikut ini adalah bentuk desain Learning
Trajectory dari pembelajaran pendidikan seks bernuansa
islami tersebut:

Gambar 4.1
Learning Trajectory prototype II Desain Pendidikan Seks

38 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Deskripsi Kegiatan
Pertemuan I
a. Aktivitas 1 : Mengenalkan Bagian-Bagian Tubuh
Pada Manusia dan Konsep Aurat
Tujuan Aktivitas :.
Siswa dapat mengenal dan mengetahui bagian-
bagian tubuh pada manusia baik laki-laki maupun
perempuan serta menjelaskan batasan aurat pada
laki-laki dan perempuan
Perbaikan berdasarkan hasil refleksi prototype I
a. Guru mendesain ulang alat peraga khusus untuk
alat peraga yang memuat bagian tubuh laki-
laki akan digambar dengan pakaian yang tidak
islami, misalnya memakai celana pendek. Hal ini
dilakukan agar lebih mudah mengenalkan konsep
menutup aurat.
b. Selain itu, berdasarkan pengalaman aktivitas
sebelumnya, modofikasi lain yang dilakukan pada
alat peraga adalah menutupi tulisan-tulisan bagian
tubuh tersebut dengan pos it. Hal ini dilkukan
agar anak-anak dapat menentukan bagian-bagian
tubuh berdasarkan pengetahunannya terlebih
dahulu dibandingkan dengan melihat langsung
tulisan tersebut.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 39
BANDARPUBLISHING

Gambaran Umum Aktivitas :

Pada aktivitas ini guru mengajak siswa berdiskusi


mengenai bagian-bagian tubuh pada
manusia khususnya panca indra dan fungsinya
serta anggota tubuh lainnya (misalnya tangan,
kaki, perut, lutut dll). Pada aktivitas ini juga guru
menanamkan konsep aurat yang harus dijaga
oleh laki-laki dan perempuan

Deskripsi Aktivitas:
a. Guru mengawali pembelajaran dengan
menampilkan 2 buah poster masing-masing
memuat gambar anak laki-laki dan perempuan.
Poster anak perempuan menggunakan rok mini
sedangkan anak laki-laki menggunakan celana
pendek. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa
postter tersebut disebut part of body (bagian-
bagian tubuh).
b. Guru melanjutkan dengan meminta siswa untuk
menyanyikan lagu yang berkaitan dengan anggota
tubuh, yaitu:
Dua Mata Saya
dua mata saya

40 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


hidung saya satu
dua kaki saya
pakai sepatu baru
dua telinga saya
yang kiri dan kanan
satu mulut saya
tidak berhenti makan
c. Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk
menyebutkan nama-nama anggota tubuh selain
panca indra (mata, telinga, hidung, lidah dan
kulit) misalnya leher, rambut, dll (anggota tubuh
bagian luar yang tertera pada poster) sambil
menunjukkan poster “part of body”

Gambar 4.2: ilustrasi guru mengenalkan anggota tubuh


d. Guru menanyakan kepada siswa mengenai pakaian
yang baik dan yang buruk (yang dapat menutupi

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 41
BANDARPUBLISHING

aurat) anak laki-laki dan perempuan. Kemudian


menjelaskan bahwa pakaian yang dipakai oleh
anak perempuan dan laki-laki di dalam poster
belum sempurna dan tidak baik menurut islam
karena auratnya masih terbuka.
e. Guru kemudian menampilkan poster anak
perempuan dan anak laki-laki yang telah memakai
baju yang menutupi aurat (gambar 5.4).

Gambar 4.3: Ilustrasi guru mengenalkan anggota


tunuh dengan poster islami
f. Guru menjelasakan batasan-batasan aurat pada
perempuan dan laki-laki menurut pandangan
islam.
g. Guru menjelaskan bahwa aurat adalah bagian
tubuh yang tidak boleh diperlihatkan kepada

42 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


orang lain dan harus dijaga, jika itu dinampakkan
kepada orang lain maka Allah akan marah.

Konjekture Pemikiran siswa:


a. –
b. –
c. Pada tahap ini, diharapkan siswa dapat
menyebutkan bahwa anggota tubuh
manusia yang lain adalah rambut, kepala,
tangan, kaki, lutut, dll
d. Pada tahap ini, diharapkan siswa dapat
menyebutkan bahwa pakaian yang
digunakan oleh anak laki-laki dan
perempuan pada poster tidak baik karena
tidak menutupi aurat.
a. Aktivitas 2: Mengenalkan bagain-bagian tubuh
intim (yang tertutup oleh pakaian) diantaranya
payudara, vagina, penis, pusar, pantat, dan zubur.
Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menyebutkan perbedaan dua buah
benda (bentuk tubuh laki-laki dan perempuan)
secara fisik serta memperkenalkan perbedaan jenis
kelamin antara laki-laki dan perempuan serta fungsi
dan nama ilmiah dari alat kelamin tersebut

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 43
BANDARPUBLISHING

Gambaran Umum Aktivitas:

Pada aktivitas ini guru mengajak siswa untuk


melihat perbedaan bentuk tubuh laki-laki
dan wanita.Selain itu, pada aktivitas ini guru
memperkenalkan bagian tubuh istilah payudara,
pusar, alat kelamin (penis dan vagina), pantat
dan zubur kepada siswa.

Deskripsi Pembelajaran:
a. Pada awal pembelajaran aktivitas II ini guru
membawa/menggunakan poster part of body
yang berbeda dengan pada pertemuan/tahapan
sebelumnya.
pada poster baru tersebut, anak laki-laki telah
menggunakan baju dan jelana panjang, sedangkan
anak perempuannya telah menggunakan baju
yang musliman (rok panjang dan menggunakan
jelbab)
b. Guru bertanya kepada siswa apa yang berbeda
dari poster sebelumnya
Beberapa siswa diharapkan dapat menjawab
bahwa baju yang mereka pakai telah berbeda

44 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


c. Guru melanjutkan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa, diantaranya:
“ada tidak anggota tubuh yang tidak boleh kita
nampakin sama orang dan harus kita tutup dengan
baju atau celana?
“apa namanya ya?”
“ alat-alat tubuh ini tidak boleh kita nampakin
sama orang karena malu jika dilihat oleh orang
lain, makanya anak-anak tidak boleh buka baju di
depan orang lain ya”.
d. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai
bagian-bagian tubuh yang ada pada bagian badan
dengan membuka baju dan celana gambar pada
poster.
Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat
menyebutkan istilah-istilah yang sering mereka
sebut untuk bagian tubuh yang bernama vagina,
penis dan payudara. Istilah tersebut misalnya:
burung (untuk penis), pepek (untuk vagina),
nenen, mom (untuk payudara , dll..
Sehingga selanjutnya guru dapat menjelaskan
bahwa sebutan-sebutan tersebut secara ilmiah
(ilmu pengetahuan) disebut dengan vagina, penis
dan payudara.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 45
BANDARPUBLISHING

e. Selanjutnya guru menggali lagi pengetahuan


siswa mengenai bagian-bagian tubuh lain yang
tertutup oleh pakaian untuk bagian belakang.
Saat menanyakan ini guru menampilkan poster
bagian belakang tubuh dari anak laki-laki dan
perempuan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengenailkan
bagian tubuh lain seperti punggung, pantat dan
zubur.
f. Kemudian Guru menjelaskan perbedaan bentuk
tubuh laki-laki dan perempuan dimana laki-laki
memiliki penis dan wanita memiliki vagina.
g. Setelah Guru memperkenalkan istilah ilmiah dari
bagian tubuh intim kemudian guru menjelakan
bahwa bagian tubuh tersebut harus dijaga dengan
baik salah satunya dengan menutup dan tidak
boleh diperlihatkan kepada orang atau dipegang-
pegang oleh orang lain (kecuali ayah dan ibu)
karena itu juga aurat dan Allah akan marah jika
kita memperlihatkan kepada orang lain. Makanya
bagian-bagian tubuh tersebut harus ditutupi
dengan baju yang muslim atau muslimah.
h. Selanjutnya guru juga menjelaskan fungsi dari
anggota tubuh vital tersebut mencakup fungsi
penis, vagina, payudara, dan zubur

46 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Misalnya:
• Fungsi payudara adalah untuk menyusui
adek bayi, agar adek bayi sehat dan cepat
besar. Menyusui hanya dilakukan oleh ibu
tidak boleh oleh anak-anak.
• Fungsi penis dan vagina adalah untuk
pipis atau buang air kecil (makanya jangan
dipegang-pegang karena nanti akan sakit,
dan lebih parahnya kalo dipegang-pegang
penis dan vagina akan sakit dan anak-anak
tidak bisa pipis lagi nantinya.
• Fungsi zubur adalah untuk buang air besar.
Makanya tidak boleh dipegang-pegang
karena nanti akan kenak kotoran (eek),
bau dan banyak kumannya.
Konjekture Pemikiran siswa:
a. Beberapa siswa mengetahui bahwa perbedaan
poster pertemuan ini dengan sebelumnya karena
setiap anak laki-laki dan perempuan harus
menutup aurat.
b. Pada saat guru menanyakan mengenai anggota
tubuh yang ada dalam baju atau celana, diharapkan
siswaa dapat menyebutkan dengan istilah-istilah
yang mereka pahami sepeti nenen, pepek, burung,
dll

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 47
BANDARPUBLISHING

Pertemuan II
a. Aktivitas 3 : Menjelaskan asal mula terjadinya
pusat dan kehamilan
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mengetahui asal mula
terjadinya pusar pada manusia dan Kehamilan
Gambaran umum :
Pada aktivitas ini guru menceritakan asal mula terjadinya
pusar dan dan kehamilan.Pada saat hamil adek bayi itu
berada dalam perut ibunya dan makan-makanan yang
dimakan oleh ibunya melalui tali pusar.Sedangkan hamil
adalah kondisi ibu saat adek bayi ada dalam perut ibu.
Deskripsi Aktivitas:
a. Guru mengulang pembelajaran mengenai nama
dan anggota tubuh pada manusia.
b. Guru mengarahkan siswa untuk melihat alat
tubuh lain yang ada pada bagian tubuh yaitu
pusar
Guru juga memberi pemahaman kepada siswa
bahwa nama anggota tubuh tersebut adalah pusar
bukan pusat seperti istilah yang sering anak-anak
sebutkan.
c. Guru menjelaskan kepada siswa fungsi pusar
yaitu tempat atau alat makan untuk adek bayi
yang ada dalam perut ibunya.

48 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


d. Guru menjelaskan kepada siswa asal muasal
terjadinya pusat yaitu
waktu ibu hamil , dan adek bayi berada dalam
perut ibu, maka makanan yang dimakan oleh
adek ibu adek bayi akan disalurkan kepada adek
bayi melalui tapi pusar, ketika adek bayi lahir, tapi
pusarnya dipotong oleh dokter sehingga diperut
anak-anak ada lubangnya.
e. Guru juga menjelaskan bahwa adek bayi adalah
ciptaan Allah yang diberikan karena ayah dan ibu
adek bayi berdoa kepada Allah.
f. Guru juga menjelaskan kondisi pada saat ibu
hamil.
Pada saat adek bayi berada dalam kandungan
perut ibu akan besar, makanya anak-anak jangan
memukul perut ibunya ya, nanti adek bayinya sakit.
Kalo ada anak-anak ibu yang perutnya besar, itu
bukan karena ada adek bayi tapi karena anak-
anak ibu sehat.
Perempuan baru bisa hamil jika dia sudah besar
dan sudah duduk pengantin, sudah undang orang-
orang banyak ke rumah.Jadi jika anak-anak belum
besar dan belum duduk pengantin belum bisa
hamil.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 49
BANDARPUBLISHING

Pertemuan III
a. Aktivitas 4: menjelaskan perbuatan yang baik dan
yang buruk terkait bagian tubh khususnya bagian
tubuh intim (alat kelamin).
Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat membedakan perbuatan yang benar
dan yang salah terkait penjagaan bagian-bagian tubuh
khususnya menjaga alat kelamin
Gambaran Umum:
Pada aktivitas ini guru menjelaskan bahwa anak-anak
harus menjaga bagian-bagian tubuh yang ada di luar
baju maupun yang ada di dalam baju (payudara dan alat
kelamin) serta harus menjaganya dari orang lain selain
orang tua (khususnya ibu).

Deskripsi Aktivitas:
a. Guru mengulang pembelajaran sebelumnya
dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai bagian anggota tubuh dan nama
ilmiahnya serta fungsinya
b. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai perbuatan-perbuatan yang baik dan
buruk dalam menjaga anggota tubuh, misalnya:
Apakah anggota badan yang ada dalam baju bisa

50 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


kita perlihatkan kepada kawan-kawan anak-anak?
Jika kawan mau pegang vagina atau penis anak-
anak, apakah anak-anak akan mengizinkannya?
Jika ada orang asing yang mau pegang vagina
atau penis anak-anak, apakah anak-anak akan
mengizinkannya?
c. Guru juga menjelaskan bahwa anak-anak harus
teriak dan segera melaporkan kepada bu guru dan
orang tua jika ada orang yang pegang penis atau
vagina anak-anak. .

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 51
BANDARPUBLISHING

4.2 MEDIA POSTER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


SEKS
Berikut ini adalah media yang dapat digunakan
dalam mengajarkan pendidikan seks bernuansa islami
untuk anak usia dini

Gambar 4.4: poster part of body anak perempuan

52 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Gambar 4.5:
poster part of body anak perempuan (islami

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 53
BANDARPUBLISHING

Gambar 4.6:
poster part of body anak laki-laki

54 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Gambar 4.7:
poster part of body anak laki-laki (islami)

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 55
BANDARPUBLISHING

Gambar 4.7:
poster part of body untuk memperkenalkan dhubur

56 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


4.3 CONTOH ISTRUMEN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DI AUD
Tentu saja pemahaman pendidikan seks yang
diberikan dilingkungan keluarga tidak memerlukan
suatu rancangan dan perencanaan terstruktur. Namun
berbeda jika pembelajaran tersebut disampaikan
disekolah atau secara formal dimana dibutuhkan suatu
rancangan yang terstruktur dan sistematis. Dalam buku
ini penulis juga menyertakan istrumen Satuan Kegiatan
Harian (SKH) yang dapat diterapkan untuk sekolah dasar
dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembeajaran) yang dapat
dilaksanakan di SD. Kedua rancangan tersebut dapat
dilihar pada Lampiran buku ini.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 57
Bab V
PENUTUP

AlhamdulillahI RABBIL ‘Alamin. Dengan


mengucapkan puji beserta syukur kehadirat Allah SWT,
buku yang sedang berada di tangan pembaca ini telah
selesai kami rampungkan. Buku sederhana ini tidak
mungkin selesai, kecuali dengan izin dan pertolongan
Allah semata. Tim penulis menyadari tentu saja buku ini
masih jauh dari kesempurnaan, namun dengan i’tikat
dan ihtiyar untu selalu menyempurnakan buku ini, kami
berharap buku sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca khususnya orang tua dan pendidik
dalam memberikan pemahamn mengenai pentingnya
pendidikan seks untuk anak.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 59
BANDARPUBLISHING

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan


solusi mengenai semua permasalahan yang dihadapi
ummat begitu juga tentang pemahamn seks. Berbicara
seks dalam islam kita todak bisa dipisahkan dari aqidah,
ibadah serta ikhlas. Oleh karena itu, dalam membrikan
pemahaman mengenai pendidikan seks khususnya
kepada anak usia dini, islam juga menawarkan cara-cara
yang syar’iah dengan penuh pertimbangan.
Selain itu, perlu diperhatikan juga dalam
melaksanakan pendidikan seks, diperlukan strategi yang
baik dan disesuaikan dengan tingkat umur. Mengingat
bahwa seksualitas mencakup banyak aspek (pikiran,
perasaan, sikap, dan perilaku seseorang terhadap
dirinya) maka proses pengajaran pengajaran sudah
seharusnya dimulai sejak dini. Setidaknya anak sudah
dibekali mengenai aturan dan norma sosial yang berlaku
yang membedakan sikap, perilaku pria dan wanita dari
yang paling sederhana seperti perbedaan anatomitubuh,
batas aurat dan pakaian, hingga yang paling abstrak
seperti tanggung jawab dan kodrat.
Sehingga pendidikan seks yang Islami sangat
penting diberikan sejak anak berusia dini; demi
memberikan pengertian mengenai bagian tubuh, identitas
seksual, fungsi-fungsi alat seksual dan bimbingan
bernuansa islami dalam menjaga dan memelihara organ
intim. Jadi, selain menerangkan tentang aspek-aspek

60 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


anatomis dan biologis, pendidikan seks juga menerangkan
tentang aspek-aspek psikologis dan moral sehingga
dapat juga dikatakan bahwa pendidikan seks merupakan
pendidikan akhlak dan moral. Hal ini dapat diberikan
di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini (AUD),
mengingat anak sebagai mahkluk lemah yang rentan
mengalami pelecehan seksual yang dilakukan orang-orang
dewasa di sekitarnya. Diharapkan anak sebagai investasi
masa depan bangsa mampu menjaga diri dan terjaga
dari perbuatan-perbuatan yang tak menyenangkan agar
pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal.
Terakhir, penulis mengucapkan terimakasih,
jazakumullah khairan kastsiran, kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan buku ini baik
secar langsung maupun tidak langsung. Semoga buku ini
bermanfaat dan berguna bagi para pembaca dan dapat
menjadi amal kebaikan yang dapat diterima disisi Allah
SWT. Amin.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 61
Daftar Pustaka

Bredekamp, S. 1987. Developmentally Appropriate in


Early Childhood Programs Serving Children from
Birth trough Age 8 : National Association for the
Education of Young Children, Washington, Con-
necticut Avenue.
Buletin PADU : Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini,
Vol. 2 No. 01, April 2003. Chomaria,
N. 2012. Pendidikan Seks untuk Anak,
Solo: Aqwam.
Crain, W. 2007. Theories of Development : Concepts and
Applications, disadur oleh Yudi Santoso, Yogya-
karta: Pustaka Pelajar.
El-Qudsy,H. 2012. Ketika Anak Bertanya tentang Seks:
Panduan Islami bagi Orangtua Mendampingi Anak
Tumbuh menjadi Dewasa, Solo: Tinta Medina.

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 63
BANDARPUBLISHING

Kurnia,Nahda & Ellen Tjandra. 2012. Bunda, Seks itu


Apa sih? Cara Cerdas dan Bijak Menjelaskan Seks
pada Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nawita,Muslik. 2013. Bunda: Seks itu Apa? Bagaima-
na Menjelaskan Seks pada Anak, Bandung: Yrama
Widya.
Papalia, Diane E., et all. 2008. Human Development, Ed. 9,
disadur oleh A.K. Anwar, Jakarta, Kencana.
Santoso, S. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Citra
Pendidikan.
. 2011. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini
menurut Pendirinya. Jakarta: UNJ.
Santrock, Jhon W., 2007. Child Development, Cet. XI,
Bag I, disadur oleh Mila Rachmawati dan Anna
Kuswanti. Jakarta: Erlangga.
Sujiono, Yuliani Nurani, 2012. Konsep Dasar Pendidikan
Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks.
Referensi Website yang Berhubungan dengan
Tema:
http://www.tempo.co/read/
news/2014/04/21/064572052/Pelece-
han-Seksual-di-JIS-Disorot-Media-Asing.

64 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


http://regional.kompas.com/
read/2014/04/22/0635177/Oknum.Polisi.Didu-
ga.Lecehkan.LimaAnak.di.Banda.Aceh.
Http://www.parentingislami.wordpress.com

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 65
Lampiran
LAMPIRAN

Desain Pembelajaran Pendidikan Seks


Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 67
BANDARPUBLISHING

68 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Desain Pembelajaran Pendidikan Seks
Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 69
BANDARPUBLISHING

70 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Desain Pembelajaran Pendidikan Seks
Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 71
BANDARPUBLISHING

72 Lili Kasmini, M.Si - Rita Novita, M.Pd-Nurul Fajriah, S.Pd


Desain Pembelajaran Pendidikan Seks
Bernuansa Islami untuk Anak Usia Dini 73

Anda mungkin juga menyukai