Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Pendidikan

merupakan

faktor

penting

dan

strategis

dalam

pengembangan sumber daya manusia. Salah satu naluri manusia, bahwa


manusia selalu berkembang dan ingin mengembangkan kehidupannya di
segala bidang sesuai dengan tuntutan zaman dan pendidikan hadir sebagai
salah satu cara. Yang mampu memberikan kesan mewah terhadap si
pemakai

agar dipandang

baik

okeh masyarakat. Tanpa pendidikan,

seseorang tidak akan mengetahui dan memahami mengenai sauatu hal yang
ada dan sedang berkembang di dunia.
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa
Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.1 Pendidikan
yang mampu mendukung terhadap pembangunan di masa datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan semua potensi anak, sehingga

UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung:Citra
Umbara, 2006), p. 76.

anak bisa menghadapi dan mampu memecahkan masalah kehidupan yang


akan dihadapinya.
Pendidikan hadir bukan hanya

untuk

manusia dewasa namun

pendidikan yang sebenarnya dimulai sejak dini bahkan sejak dalam


kandungan. Bidang yang khusus menangani pendidikan untuk anak adalah
Pendidikan Anak Usia Dini atau yang biasa di sebut PAUD. Pendidikan anak
usia

dini

diselenggarakan

sebagai

upaya

meletakkan

dasar-dasar

perkembangan sebelum memasuki pendidikan dasar.


Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak mulai dari rentan usia lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani
sebagai bekal awal anak memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.2
Berdasarkan uraian tersebut maka yang disebut dengan pendidikan anak
usia dini adalah sebuah program pendidikan yang ditujukan untuk anak
sampai dengan usia 6 tahun yang bertujuan memberikan pengalaman
pertama kepada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilanketerampilan baru.

Peran anak sebagai generasi penerus bangsa sangat

perlu diperhatikan agar kelak ketika mereka tumbuh dewasa dapat


berpartisipasi membangun bangsanya menjadi lebih baik dari sekarang.
Pendidikan merupakan fondasi dasar dalam proses perkembangan
anak. Akan seperti apakah anak itu nanti, tergantung pada kualitas
2

Ibid, pasal. 1.

pendidikan yang ditempuh. Pendidikan anak di usia dini memiliki peran paling
besar dalam pembentukan karakter anak saat dewasa nanti. Arti

penting

anak usia dini dilandasi dengan kesadaran bahwa masa anak-anak adalah
masa keemasan ( the golden years) Pada masa usia dini pendidikan menjadi
begitu penting, menurut Bredekamp pendidikan pada masa usia dini ini diakui
sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya
manusia, pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa
berikutnya.3 Masa ini merupakan penentu dan peletak dasar kehidupan
manusia.Karena pada masa ini anak belajar kemampuan dan perkembangan
dasar,

dimana

kemampuan

tersebut

merupakan

modal

anak

untuk

berkembang di tahap perkembangan selanjutnya.


Dari hasil Beberapa penelitian tentang neourologi menunjukkan pada
masa ini otak anak berkembang luar biasa pesat, yaitu pada saat lahir otak
bayi yang baru lahir sekitar 25 % dari berat otak dewasa dan pada saat usia
2 tahun otak anak sekitar 75% berat otak dewasa.4 Dari penelitian tersebut
dapat dilihat bahwa kemampuan manusia untuk menyerap berbagai hal,
paling baik pada masa usia dini oleh karena itu masa ini disebut sebagai
masa keemasan atau the golden age.
Pendidikan anak usia dini pertama kali berkembang di dunia barat dan
salah satu tokoh yang

paling

berpengaruh menyebarluaskan tentang

pentingnya pendidikan untuk anak adalah Friederich Wilhelm Frobel. Frobel


3

Bredekamp, Sue. Copie. Carol, Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Education
Program (Washington DC : NAEYC Publication, 1997), p.97.
4
Santrok, J W. Perkembangan Anak. 2007. (Boston: Mc Graw Hill.), p.172 .

dianggap sebagai ayah dari pendidikan anak, ia juga yang pertama kali
mendirikan kindergarten (taman kanak-kanak). Frobel memandang bahwa
pendidikan

dapat membantu perkembangan anak

secara

wajar.5Dari

pemikiran-pemikiran tersebutlah maka saat ini berkembang pemahaman


tentang pentingnya pendidikan untuk anak.
Di Indonesia, pendidikan anak usia dini sudah mulai digalakkan sekitar
tahun 1997. Implementasi dari keseriusan pemerintah untuk mewujudkan
pendidikan anak usia dini adalah dengan dikeluarkannya UU No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bagian ketujuh yang menjelaskan
perihal penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. Pemerintah juga
menghimbau masyarakat untuk menyediakan akses pendidikan untuk anak
usia dini sampai satuan lini terkecil di masyarakat yaitu di rukun warga (RW).
Lembaga-lembaga tersebut bisa berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), pos
PAUD, Bina Keluarga Balita PAUD (BKB PAUD), Tempat Penitipan Anak
(TPA), Kelompok Bermain (KB), atau Satuan PAUD Sederajat (SPS).

Saat ini pendidikan anak usia dini sudah menjadi rujukan utama bagi
para orang tua agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak.
Walaupun berdasarkan data dari Direktorat PAUD tahun 2007, jumlah anak
usia dini yang tertampung pada lembaga PAUD sekitar 7.155.165 anak atau
sekitar 27,34 %, dan angka partisipasi kasar (APK) PAUD dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2004, APK PAUD masih 24,75 %,
5

Patmonodewo, Soemaiarti, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: Rineka Cipta. 2003), p.7

namun pada akhir 2013 naik menjadi 68,10%. Pada tahun 2014 APK PAUD
ditargetkan

sebesar

72

%.Sedangkan

tahun

2015,

Ditjen

PAUDNI

menargetkan APK PAUD sebesar 75 %. Masih ada sekitar 5,97 juta anak
dari total 18.723.199 anak atau 31,9%, anak berusia 3-6 tahun yang belum
terlayani

pendidikan

anak

usia

dini,

dari

jumlah

seluruh

anak

di

Indonesia.Dan Saat ini masih ada 23.516 desa dari total 77.587 desa atau
sekitar 31% yang belum terlayani PAUD.6 Sementara data Kemendibud
melalu Subdit PTK PAUD Dirjen PAUNI jumlah tenaga pendidik TK
berjumlah 252.639 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 baru
12%. Sisa sekitar 88% masih lulusan SMA dan D3, dan PAUD sekitar 79.000
masih lulusan SMA.7Dilihat dari data tersebut maka dapat dilihat jumlah anak
yang terlayani masih cukup rendah. Ada 2 hal yang melatar belakangi
mengapa angka partisipasi anak usia dini masih rendah, yang pertama
adalah tidak tersedianya akses PAUD di daerah tersebut dan yang kedua
adalah

belum

terbangunnya

kesadaran

orang

tua

akan

pentingnya

pendidikan anak usia dini.

Selain jumlah partisipasi


pendidikan anak

usia

dini

yang

memiliki

masih rendah, penyelenggaraan


tantangan tersendiri

yaitu pada

pengelolaan program pembelajaran di PAUD. Pengelola PAUD harus mampu


menyelenggarakan

6
7

pendidikan

untuk

anak

yang

sesuai

dengan

http://www. ditjen paudni. Kemendikbu.go.id .diakses tgl. 15 Maret 2012.


Jurnal Ilmiah VISI, Majalah Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD, Nonformal dan Informal, Edisi
01 Tahun 1- Juli 2011 ( Ditjen PAUDNI, 2011), p.57.

perkembangan dan karakteristik anak. Karena seyogyanya pendidikan untuk


anak tidak sama dengan pendidikan untuk orang dewasa atau remaja.
Pendidikan untuk anak lebih menekankan kepada pengembangan aspek
perkembangan anak agar berkembang dengan optimal. Pendekatan yang
dilakukanpun berbeda, pendidikan untuk anak usia dini dikemas dengan cara
yang menyenangkan namun bermakna untuk anak.
Untuk dapat merancang pendidikan yang baik untuk anak maka
dibutuhkan guru yang kompeten dibidangnya. Menurut Permen No 58 Tahun
2009 tentang Standar PAUD, Pendidik anak usia dini adalah tenaga
profesional yang memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai program serta membimbing,
memotivasi dan memfasilitasi kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak
usia dini.8Berdasarkan peraturan menteri pendidikan tersebut dijelaskan
bahwa seorang guru adalah tenaga profesional yang harus mempunyai
keahlian khusus atau kompetensi sebagai guru.Kompetensi yang harus
dimiliki

diantaranya

adalah mampu merancang pembelajaran, mampu

melaksanakan dan mengelola kelas, dan mampu melakukan evaluasi serta


menjadi panutan dan fasilitator untuk peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk dapat menjalankan program
Pendidikan Anak Usia Dini dengan baik dan sesuai dengan ilmu PAUD
diperlukan guru profesional yang paham dan mengerti tentang prinsip dasar

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 , tentang Standar PAUD (Jakarta, Dit
PAUD, 2010), p. 14.

pendidikan anak usia dini serta mampu mengelola program pembelajaran di


PAUD. Sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan yang patut dan
berkualitas, yang dapat membantu mengoptimalisasi perkembangan anak di
masa keemasannya yang dapat melahirkan bibit-bibit sumber daya manusia
yang berkualitas.
Salah

satu

komponen

yang

sangat

menentukan

keberhasilan

pendidikan adalah guru. Hal tersebut karena kemampuan guru memiliki


peran penting dalam proses pengembangan sumber daya manusia pada
umumnya.
Menurut Ace Suryadi dalam Sarjilah mengemukakan di berbagai studi
bahwa mutu guru secara konsisten menjadi salah satu faktor terpenting dari
mutu pendidikan.Lebih

lanjut guru yang bermutu mampu membelajarkan

murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan.9
Kunci pengajaran yang bermutu adalah kemampuan guru yang
bermutu.Kemampuan guru memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh
karena itu, kemampuan guru harus memikirkan dan membuat perencanaan
secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi anak-anak
dalam proses pembelajaran.
Efektivitas pelaksanaan tugas mengajar yang dilakukan seorang guru
ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh guru itu sendiri.Kemampuan
9

Sarjilah, Makna Pengembangan Manusia Pada Pelatihan Guru, 2008


(htt://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/wi/sarjilah/KaryaTulis-MaknaPMTakeHome.pdf), p. 2 diakses
tanggal 25 maret 2012.

tersebut adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan dan


mengevaluasi pembelajaran.Ketidakmampuan memilih variasi media dan
metode

yang

tepat, terbatasnya

media

yang

digunakan, terbatasnya

kemampuan serta pengetahuannya sehingga tidak dapat menguasai materi


pembelajaran.
Guru hendaknya kreatif dan selalu menambah kemampuan dan
pengetahuannya

baik

mengenai

ilmu

yang

diajarkan

maupun

ilmu

pengetahuan lainnya yang dapat membuka wawasan baru. Kejelian guru


dalam

merencanakan,

melaksanakan

dan mengevaluasi

pembelajaran

secara tepat dalam kegiatan mengajar sangat dibutuhkan sebagai penunjang


prestasi belajar anak.
Pada kenyataannya di lapangan, penyelengaraan program pendidikan
anak usia dini belum berjalan dengan optimal. Banyak penyelenggara
program PAUD yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu PAUD sendiri.
Misalnya, seperti dalam pemberian materi pada anak didik, para guru PAUD
sering kali hanya terfokus pada kegiatan membaca, menulis dan berhitung
yang dianggap lebih penting, lebih mudah dan praktis yang akhirnya tanpa
disadari mengabaikan aspek perkembangan anak yang lain. Atau sering kali
guru PAUD menjadi peran sentral dalam pembelajaran tanpa melihat
partisipasi aktif dari peserta didik sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton dan tidak lagi bermakna untuk anak karena tidak ada proses
menemukan pengetahuan itu sendiri untuk anak.

Salah satu penyebab ketidak sesuaian pelaksanaan program PAUD di


lapangan antara lain terkait dengan sumber daya pendidiknya. Sumber daya
manusia yang ditugaskan untuk mengelola program ini belum memiliki
kemampuan yang dibutuhkan tentang pendidikan anak usia dini dan tidak
memiliki kompetensi yang seharusnya dimiliki. Hal ini terjadi terutama di
lembaga-lembaga PAUD non-formal di tingkat kecamata

sampai dengan

desa yang penyelenggaraannya dikelola oleh ibu-ibu/kader PKK.


Rendahnya kualitas kemampuan guru PAUD ini berimplikasi terhadap
rendahnya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga PAUD. Sebagai contoh hingga saat ini masih terjadi
praktik-praktik pendidikan anak usia dini yang dipandang kurang tepat
sehingga

menimbulkan

banyak

kritik.

Misalnya

pelaksanaan

proses

pendidikan dan pembelajaran yang terlalu akademis, terstruktur dan kaku;


atau kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada membaca,
menulis, dan berhitung; sementara di sisi lain masih banyak aspek
perkembangan anak yang belum mendapatkan perhatian yang seimbang
seperti pengembangan kreativitas, kemandirian, pengembangan konsep diri
yang positif, pengendalian diri, serta perilaku-perilaku positif lainnya.
Terjadinya kekeliruan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran
pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini ini, antara lain disebabkan
karena begitu tingginya tuntutan dan tekanan faktor lingkungan terutama
orang

tua

dan masyarakat serta masih kurangnya pemahaman dan

pandangan para pendidik sendiri tentang makna pendidikan anak usia dini.

10

Masyarakat memandang bahwa pendidikan anak usia dini adalah pendidikan


yang diselenggarakan sebagai penyiapan sekolahdasar, sehingga dengan
pandanganya seperti itu pendidikan anak usia dini lebih berfungsi sebagai
penyiapan anak untuk menguasai keterampilan membaca, menulis, dan
berhitung.
Seiring dengan masih rendahnya kualifikasi dan kemampuan guru
anak usia dini
non formal

non formal, penghargaan masyarakat terhadap guru PUAD

sebagai suatu profesi belum menggembirakan. Bahkan masih

adanya kecenderungan anggapan bahwa mengajar di lembaga PAUD adalah


pekerjaan yang gampang, sehingga dapat dilakukan oleh siapa pun, yang
penting ada kemauan. Akibatnya pekerjaan sebagai guru PAUD non formal
dipandang sebagai pekerjaan yang dapat dibayar dengan murah.
Peran guru PAUD sangat sentral dalam menghidupkan lembaga
PAUD di masyarakat. Sebagian besar guru PAUD tidak memiliki kemampuan
yang mumpuni dan mengerti prinsip dasar PAUD serta tidak memiliki
kompetensi yang seharusnya dimilliki oleh seorang guru

PAUD. Hal ini

karena para guru tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mendukung
atau bahkan ada pendidik yang memang tidak mengenyam pendidikan
sebelumnya.
Dari

hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Hasil

pendataan dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten serang tahun 2013


tercatat jumlah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini 784 Lembaga, yang
terdiri 2 Lembaga Taman Penitipan Anak (TPA), 508 Kelompok Bermain

11

(KB), dan 174 SPS, dan 100 TK.10Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah
menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk para
pendidik

atau Guru PAUD. Pemerintah juga

bekerja

sama dengan

masyarakat maupun perkumpulan profesi untuk dapat menyelenggarakan


pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan guna meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan para pendidik. Data dari hasil monitoring dan evaluasi yang
dilakukan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan bidang Pendidikan Anak
Usia Dini Nonformal informal Kab. Serang tahun 2013 dari 2439 tenaga
pendidik pendidikan anak usia dini nonformal informal se-Kab serang.
tercatat pendidik PAUD dengan latar belakang pendidikan >SLTA 185, SLTA
1696 orang, D1&D2 142 orang, D III 30 orang, S1 337 orang, S2 4 orang di
serang.11Serta data UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tunjung Teja dari 230
pendidik PAUD di wilayah kecamatan tunjung teja sudah sekitar 25 pendidik
PAUD yang telah mengikuti pelatihan dasar PAUD di Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kab. Serang maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Banten dari tahun 2007 hingga 2012.12Peserta pelatihannya
merupakan perwakilan dari masing-masing daerah di Kab Serang dan
beberapa perwakilan Kab/Kota di Provinsi Banten.Dengan dilaksanakannya
berbagai program pendidikan dan pelatihan diharapan dapat meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, pemahaman, perubahan sikap dan perilaku para
pendidik PAUD. Perkembangan pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten
10

Data. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bidang PAUDNI Kab.Serang Tahun, 2013.
Ibid.
12
Op.Cit
11

12

Serang pada tahun 2010 secara kelembangan meningkat tajam dengan


terdapat kelembangaan mencapai 528 lembaga PAUD. Angka Partisipasi
Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini baru mencapai 15,2%.13
Berdasarkan uraian di atas terdapat harapan besar bahwa pelatihan
yang diadakan dapat meningkatkan Kemampuan dan pemahaman pendidik
PAUD sehingga lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran di PAUD
sampai tingkat satuan terkecil. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih dalam tentang pengaruh pelatihan model terbimbing dan mandiri PAUD
terhadap kemampuan guru

merencanakan

pembelajaran di PAUD antar

terbimbing dan mandiri.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat berbagai
permasalahan yang dapat diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Masih banyak pendidik PAUD yang belum memiliki kemampuan
perencanaan pembelajaran PAUD.
2. Apakah

ada

peningkatan

kemampuan

pendidik

terhadap

pembelajaran di PAUD setelah diberikan pelatihan.


3. Seberapa besar pengaruh pelatihan PAUD dalam meningkatkan
kemampuan pendidik

PAUD

dalam melaksanakan perannya

sebagai pendidik PAUD.

13

http://beritanews.blogspot.com/.../abdul -patah-masih-banyak-masalah. diakses tanggal 10 april


2011.

13

4. Kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pendidik PAUD untuk


melaksanakan pembelajaran di PAUD.

C. PEMBATASAN MASALAH
Dari

identifikasi

masalah yang telah dipaparkan, maka dalam

penelitian ini akan dibatasi pada apakah pelatihan model terbimbing dan
mandiri pendidik PAUD berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan
pembelajaran di PAUD. Pelatihan merupakan salah satu metode dalam
pendidikan orang dewasa atau dalam suatu pertemuan yang biasa digunakan
untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan mengubah sikap peserta
dengan cara spesifik. Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pelatihan

PAUD

yang

berisikan

materi

yang

terkait

pelaksanaan

pembelajaran di PAUD meliputi materi prinsip pembelajaran anak usia dini,


pembuatan perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran hingga
evaluasi untuk anak. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan adalah
segala hal baik itu informasi maupun keterampilan yang di dapat peserta
tentang Pendidikan Anak Usia Dini dari hasil proses pelatihan.
Subjek dari penelitian ini adalah guru PAUD nonformal di daerah
Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang yang berjumlah 35 lembaga
yang sudah masuk data nasional dan 4 lembaga PAUD baru, yang tersebar
di 9 Desa dengan jumlah guru 124 orang dengan tingkat pendidikan SMP,
SMA, PT. Pemilihan guru PAUD nonformal sebagai subjek penelitian
dikarenakan salah satu tugas utama guru selain adalah merencanakan

14

pembelajaran yang menjadi acuan bagi pendidik dalam melaksanakan


pembelajaran.

D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah yang peneliti
ajukan adalah Apakah terdapat pengaruh pelatihan PAUD
kemampuan guru merencanakan

pembelajaran

terhadap

di PAUD antara yang di

bimbing dengan yang mandiri.

E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis
meupun praktis :
1. Secara teoretis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
khasanah keilmuan terutama dalam bidang pendidikan anak usia dini.
Khususnya dalam pengembangan kualitas sumber daya pendidik anak
usia dini dan di bidang ilmu pendidikan khususnya yang berhubungan
dengan

pengaruh

merencanakan

pelatihan

pembelajaran

dengan yang mandiri

PAUD

terhadap

kemampuan guru

di PAUD antara yang di bimbing

15

2. Secara praktis.
a. Bagi pendidik lembaga pendidikan anak usia dini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
untuk evaluasi diri dan motivasi bagi pendidik dan lembaga pendidikan
anak usia dini untuk semakin meningkatkan kualitas yang dimiliki,
khususnya

kemampuan

menyusun

program

merencanakan

pembelajaran agar dapat menjadi pendidik yang profesional.


b. Penyelenggara dan pengelola lembaga pendidikan anak usia dini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan
Untuk dasar membuat program dalam memperhatikan kualitas dari
tenaga pendidik dengan memberikan motivasi agar meningkatkan
pelatihan dan pendidikan

pendidik, sehingga memiliki kemampuan

menyusun program merencanakan pembelajaran yang lebih baik.


c. Program studi pendidikan anak usia dini
Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi para insan
akademik, tentang pengembangan kualitas pendidik anak usia dini.
d. Pemerintah
Sebagai sumbangan informasi bagi pemerintah khususnya
penyelenggara pelatihan PAUD seperti di Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan di Kabupaten ataupun UPT Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kecamatan untuk mengembangkan kualitas sumber daya
pendidik anak usia dini terutama melalui model pelatihan.

16

e. Pendidik PAUD
Menambah kemampuan dan
sebagai

pengetahuan, wawasan serta

bahan masukan untuk pendidik dalam pengembangan

pembelajaran di lembaga PAUD. Diharapkan dapat meningkatkan


pemahaman tentang pembelajaran di PAUD sehingga berdampak
pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
f. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan untuk dapat
memecahkan

masalah

SDM

atau

rujukan

dalam

penelitian

selanjutnya tentang hubungan pengaruh pelatihan PAUD terhadap


kemampuan guru merencanakan pembelajaran di PAUD antara yang
di bimbing dengan yang mandiri.

Anda mungkin juga menyukai