BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoretis
1. Hakikat Kemampuan Guru Merencanaan Pembelajaran
a. Kemampuan
Menurut
kekuatan)
untuk
chaplin,
kemampuan
melakukan
suatu
merupakan
perbuatan.
tenaga
Menurut
(daya
Robbins
kemampuan
adalah
sebagai
perilaku
rasional untuk
Http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=hiht&fname=/jiunkpe/
sl/eman/2008/jiunkpe-ns-sl-2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf diakses tanggal 25 maret
2002.
2
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Jakarta: Gramedia,
1992),p. 17.
17
18
Abdul
Gafur,
kemampuan
awal
guru
adalah
penting
dalam
proses
belajar
dan
mengajar
untuk
guru.
dalam
berpikir
besar
pengaruhnya
terhapada
hasil
proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal yang untuk dilakukan adalah
3
Cecep Wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 1992), P.8
4
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta), p.31.
19
kemampuan
guru
yang
dilakukan
dalam
membuat
tentang
Guru
dan
Dosen,
dijelaskan
bahwa
kompetensi
adalah
harus
keprofesionalan.6Berdasarkan
uraian
diatas,
keprofesionalan
5
6
suatu
pengabdian
melalui
keahlian
tertentu
dan
yang
20
definisi-definisi
kemampuan
guru
diatas,
terdapat
layak
jawab
berdasarkan keilmuan,
dengan
ketentuan-ketentuan
hukum
yang
ditetapkan
didiknya
agar
menjadi
orang
yang
bermanfaat
dan
guru,
karena
selalu
21
guru
suatu
adalah
tugasnya
kesanggupan
yang
seorang
memerlukan
individu
pengetahuan
untuk
atau
Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif(Jakarta: Rineka Cipta,
2000),p.29.
22
Perencanaan Pembelajaran
Dalam
merencanakan
suatu
pembelajaran
diperlukan
instan,
tapi
memerlukan
pengetahuan
dan
latihan-latihan
atau
strategi
untuk
mencapai
tujuan.9Dengan
demikian
penggunaan
metode
dan
pendekatan
selama
bagian-bagian
dalam
merencanakan
pembelajaran.
Chuck Williams, Manajemen Buku 1, alih bahasa, M. Sabrudin Napitupulu (Jakarta: Salemba Empat,
2001), p.143.
10
Suwardi, Manajemen Pembelajaran Menciptakan Guru Kreatif dan Berkompetensi(Surabaya:
Media Grafika, 2007), p. 30.
23
pengembangan
mengembangkan
yang
mendidik
komponen-komponen
dan
rancangan
mampu
mendeskripsikan
pembelajaran,
mampu
memilih
mengorganisir
materi,
mampu
dan
tujuan
atau
menentukan
menentukan
kompetensi
materi,
metode
atau
mampu
strategi
pembelajaran
merupakan
upaya
untuk
untuk
mencapai
Mulyasa
menyatakan
tujuan
bahwa
dari
guru
pelaksanaan
profesional
pembelajaran.
harus
mampu
disamping
persiapan
11
untuk
mengajar
kepentingan
merupakan
pelaksanaan
bentuk
dari
pembelajaran,
profesional
Peraturan Pemerintah Menteri Pendidikan No.16 Tahun 2007 tentang Standar pendidik dan Tenaga
Kependidikan. http://www.bnsp.org.,p.6 Diakses pada tanggal 15 Desember 2012.
24
alat
atau
media
yang
dibutuhkan,
dan
evaluasi
tindakan
perencanaan
harus
diperhitungkan
dengan
matang
dan
12
25
bahwa
perencanaan
pembelajaran
adalah
suatu
dengan
kebutuhan
dan
tujuan
para
murid
dan
pembelajaran
merupakan
suatu
perangkat
yang
26
acuan
sejauh
mana
perencanaan
itu
sukses
dan
menyusun
komponen
utama
perencanaan
yang
harus
pembelajaran
terdapat
beberapa
yaitu tujuan
15
Mohammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Rosda Karya, 2005), p.61.
27
Dengan
sebelumnya,
melihat
maka
definisi-definisi
dapat
yang
dideskripsikan
telah
bahwa
dikemukakan
perencanaan
penggunaan media
pendidik
dalam memenuhi
dalam
menjaga
kualitas
pembelajaran.
Dengan
adanya
terlebih
dengan kondisi
siswa
yang
berbeda-beda
exist
to
support
teaching
and
learning
for
16
28
dan kerjasama antar pendidik seperti guru dengan guru pendamping. Hal
ini akan melancarkan segala kegiatan yang ingin dilakukan.
Perencanaan merupakan titik awal dalam menjaga kualitas
suatu pembelajaran. Hal ini dikarenakan perencanaan memungkinkan
pendidik membuat tahapan pembelajaran yang terancang dengan baik.
Dimulai dari penentuan tujuan pembelajaran yang merupakan inti dari
pelaksanaan pembelajaran tersebut
evaluasi
pembelajaran.
Pentingnya
suatu
perencanaan
dan
pembelajaran
yang
tepat
guna.
Perencanaan
pembelajaran
tersebut
akan
sia-sia.
Tujuan
dari
29
tujuannya.
Pembelajaran
yang
direncanakan
dengan
baik
akan
merencanakan
pembelajaran
terdapat
beberapa
memudahkan
melaksanakan
saat
membuat
pembelajaran.
perencanaan
Menurut
Hidayat
maupun
dalam
saat
Majid
dituntut untuk
17
30
sistematis.
Menurut
Suryosubroto,
dalam
membuat
perencanaan
atau
jauh
berbeda
dengan
yang
dikemukakan
oleh
resources
and
materials,
and
evaluation
18
19
31
pelajaran.
Untuk
mengetahui
kemampuan
siswa,
pendidik
dapat
siswa
diketahui,
pendidik
bisa
menentukan
tujuan
pembelajaran. Diharapkan guru dan siswa dapat mengetahui perubahanperubahan yang diharapkan akan terjadi pada siswa setelah pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
Beberapa
ahli
kemudian
mendefinisikan
tujuan
umum
mencakup
pengetahuan
baru,
keterampilan
dan
20
Oemar Hamalik, Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), p. 108.
32
isi
kegiatan
mengalokasikan
pembelajaran,
waktu,
serta
pembelajaran,
petunjuk
menyediakan
menata
urutan
dalam
memilih
ukuran
untuk
topik-topik,
alat-alat
bantu
mengukur tingkat
pencapaian siswa. Tujuan juga menjadi kriteria untuk menilai mutu dan
efisiensi pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi sangat penting
perannya karena merupakan sasaran dari proses pembelajaran tersebut.
b) Kriteria Perumusan Tujuan Pembelajaran
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan. Menurut Hamalik, hal-hal tersebut diantaranya
tujuan pembelajaran bertitik tolak dari perubahan tingkah laku siswa,
tujuan
pembelajaran
harus
dirumuskan
sekhusus
mungkin,
21
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,
2008), p. 110.
33
Hal
ini
menjelaskan
bahwa
pembelajaran
pembelajaran
22
umum
khusus.
Menurut
menjelaskan
kemampuan,
keterampilan
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), p. 90.
dan
34
pengetahuan
yang
bersifat
sedangkan tujuan
kompetensi
merupakan
indikator
sedangkan
kompetensi.
tujuan
pembelajaran
khusus
Dalam
merumuskan
tujuan
24
Tabel.2.1
Tabel Taksonomi Bloom
LEVEL
RANAH
INDIKATOR KOMPETENSI
KOMPETENSI
Kognitif
23
24
Mengetahui
Memahami
Menerjemahkan, mengubah,
mengeneralisasi, menguraikan dengan katakata sendiri, menulis ulang dengan kalimat
sendiri, meringkas, membedakan,
mempertahankan, menyimpulkan,
berpendapat, menjelaskan.
Menerapkan ide
Analisis
35
Afektif
Psikomotor
Sintesis
Merancang, merumuskan,
mengorganisasikan, mengompilasikan,
mengoposisikan, membuat hipotesis,
merencanakan.
Evaluasi
Penerimaan
Tanggapan
Penamaan nilai
Pengorganisasian
nilai-nilai
Karakteristik
kehidupan
Memperhatikan
Peniruan
36
Pembiasaan
Penyesuaian
2) Materi Pembelajaran
Setelah menetapkan tujuan dari pembelajaran yang akan
dilaksanakan, maka pendidik menetapkan materi apa yang akan
disampaikan pada pembelajaran. Materi pembelajaran adalah bahan ajar
yang harus dipelajari siswa sebagai sarana kemampuan dasar dan
standar kompetensi.25 Materi pembelajaran ini untuk membantu peserta
agar lebih mudah dalam mempelajari kompetensi yang harus dikuasainya
dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggara pembelajaran.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan pembelajaran, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Ellis mengungkapkan bahwa the
content of lesson involves the knowledge that you have decided is
necessary for student learn.26 Materi pembelajaran berisi tentang
pengetahuan dan hal apa saja yang perlu dipelajari oleh siswa atau
tujuan yang ingin dicapai. Sasaran atau tujuan tersebut harus sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai
25
26
Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), p. 55.
Op Cit, p.108.
37
oleh peserta didik. Dapat diartikan bahwa materi yang ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya
indikator.
Keberhasilan
pembelajaran
secara
keseluruhan
sangat
Pembelajaran
pada
hakekatnya
merupakan
bagian
tak
38
mendefinisikan
pembelajaran
(learning)
sebagai
pengaruh
perubahan. Perubahan tingkah laku yang terjadi akibat proses belajar ini
bersifat relatif menetap, sehingga perubahan yang relatif tidak menetap
tidak bisa dikatakan sebagai tanda seseorang telah belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat dideskripsikan
bahwa
metode
digunakan
mendorong
diinginkan.
28
pembelajaran
pendidik
untuk
terjadinya
Metode
adalah
menyampaikan
pembelajaran
yang
segala
akan
yang
digunakan
sesuatu cara
materi
sehingga
mencapai
sebaiknya
tujuan
yang
dapat
yang
dipilih dan
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung:Pustaka Bani Quraisy, 2004),
p.7.
29
John W Santrock, University of Texas at Dallas, Psikologi Pendidikan, edisi ke dua (Jakarta: Kencana,
2008),p.266.
39
beberapa
metode
pembelajaran
yang
sering
bercerita,
tugas,
karya
wisata,
demostrasi,
sosiodrama,
30
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),Pp.8397.
40
mencari
41
bermakna.
Dalam
memilih
metode
juga
sebaiknya
sebaiknya
dapat
mewujudkan
proses
pembelajaran
yang
penutup. Menurut
42
penutup merupakan tahap akhir dari suatu pengajaran. Tahapan ini terdiri
dari
penyimpulan
materi
pelajaran,
melaksanakan
penilaian
dan
penting
dalam
kehidupan
sehari-hari,
agar
perantara
atau
pengantar.Rossi
dan
Breidle
(1966:3)
43
34
35
Azhar Arsyad, Media Pengajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), Pp.3-4.
Arief S. Sadiman,et al ,Op.Cit., p.29.
44
bahan-bahan
yang
tercetak
contohnya:
gambar/foto,
sketsa,
diagram, bagan/chart, grafik, poster, peta dan globe. media audio yaitu
media yang dibuat berkaitan dengan indera pendengaran, contohnya,
radio, pita magnetik, laboratorium bahasa. dan media proyeksi diam yaitu
media
yang
dapat
menyampaikan
pesan
setelah
diproyeksikan
45
untuk
diperhatikan.
Oleh
sebab
itu
kesederhanaan
dalam
pembelajaran
dan
mampu
mengembangkan
media
yang
terakhir
dalam
merencanakan
pembelajaran
adalah
36
46
judgmental information about the worth and merit of some objects goals,
design, implementation, and impact in order to guide decision making,
serve needs for accountability, and promote understanding of the
involved phenomena.37Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan
informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan
harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain,
implemantasi
membantu
dan
dampak
pertanggung
untuk
jawaban
meningkatkan
pemahaman
Dapat
37
S.Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon
Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), p.3.
38
Dominic.F.Gullo, Understanding Assessment and Evaluation in Early Childhood Education (NewYork:
Teaches College Press, 2005), p. 7.
47
Penilaian
evaluasi
merupakan
tindakan
tentang
penetapan
derajat
mengamati
hasi
belajar
siswa
dan
berupaya
menentukan
39
40
48
yang
akan
dilakukan
dalam
upaya
mencapai
tujuan
kegiatan
telah
berhasil
dilaksanakan.
Perencanaan
dan
mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran
anak.
49
2.
anak
usia
dini
memiliki
batasan
usia
dan
Secara
tradisional
pemahaman
tentang
anak
sering
diidentifikasi sebagai manusia dewasa mini, masih polos dan belum bisa
apa-apa atau dengan kata lain belum mampu berfikir. Pemahaman ini
berdampak pada pola perlakuan yang diberikan pada anak, antara lain
sering diperlukakan sebagaimana orang dewasa, dan diperlakukan
sebagai orang dewasa kecil, misalnya didandani sebagaimana orang
dewasa. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta banyak
dilakukan studi tentang anak, maka semakin diketahui bahwa anak
berbeda dengan orang dewasa.
Pemahaman
lain
tentang
anak
adalah anak
merupakan
50
berada
pada
usia
tahun.42
Pertumbuhan
dan
41
42
51
memperbaiki
dan
mengembangkan
keterampilan
serta
pengetahuan yang telah atau belum dimiliki guru atau peserta pelatihan,
dimana kegiatan ini dilakukan dalam jangka waktu relatif singkat dengan
pemberian
materi
yang
dipadatkan, sementara
menurut Soekidjo
pelatihan.
Pelatihan
biasanya
banyak
dilakukan
oleh
43
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), p.28.
52
pelatihan
dan
pengembanga
ketenagaan
(Training
and
proses
pendidikan jangka
pendek
yang
mempergunakan
pengetahuan
dan
keterampilan
teknis
untuk
tujuan
William
J.R
Pelatihan
adalah:
Training
and
development does not assess training needs systematically, does not try
to demonstrate a financial return on investments, and does notdistinguish
44
http:///D:/REFERENSI%20DIKLAT/MODEL%20PELATIHAN%20PENDIDIK%20PAUD%20BERBASIS
%20PERMAINAN%20APE%20TRADISIONAL%20JANGKRIK%20DAN%20ECENG%20GONDOK%20_%2
0ANAK%20PAUD%20BERMAIN%20BELAJAR%20DAN%20BERKEMBANG.diunduh tgl. 16 Februari
2015.
45
Ashar Sunyoto, Psikolog Industri dan Organisasi (Jakarta: UI, 2008),p.85
53
dengan
keterampilan
serta
merupakan
suatu
kegiatan
akan
selalu
mengalami
perubahan,
pertumbuhan
dan
46
William J. Rothwell, Beyond Training and Development, Second Edition (United States: Amacom,
2005),p. 5
47
Lois B. Hart, et all, The Leadership Training Activity Books (United States : Amacom, 2005),p.1
48
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa dari teori sampai aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), p.158.
54
salah
satu
upaya
untuk
Pelatihan
(training)
umumnya
ditujukan kepada
orang
demi
mencapai
pelatihan
tersebut.
tujuan
dari
Sehingga
lembaga
yang
pelatihan
biasa
49
Saleh Marzuki, Dimensi-Dimensi Pendidikan Non Formal (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang, 2010), p.174.
55
definisi
model
sebagai
seperangkat
teori 50 Jadi
prosedur
yang
model merupakan
50
Gary J. Anglin, instructional Technology Past, and Future (United States : Linbraries Unlimites, Inc),
p.5
51
Kent L. Gustafson dan Robert Maribe Branch, Survey of Instructional Development Modeli
(Newyork : Eric Clearinghouse on informational and Technology, 2002 ), p. 2
56
57
d. Tujuan Pelatihan
Meningkatnya daya saing antar organisasi atau lembaga dapat
pula memicu pengadaan pelatihan.Perkembangan zaman begitu pesat
sekarang ini, membuat persaingan organisasi atau lembaga tidak melulu
mengenai modal (uang), tetapi lebih kepada sumber daya manusia yang
menjadi elemen penting dalam meningkatkan daya saing dengan
organisasi atau lembaga lainnya.
Pelatihan jenis apapun, sebenarnya tertuju pada dua sasaran
yaitu partisipasi dan organisasi. Pelatihan yang dilakukan diharapkan
akan mampu memperbaiki tingkah laku partisipan pelatihan yang
sebenarnya merupakan anggota dari suatu organisasi. Apabila pelatihan
ditunjukan kepada karyawan atau anggota dari sebuah organisasi, maka
tujuan
pelatihannya
adalah
untuk
meningkatkan
pengetahuan,
menyatakan
bahwa
ada
dua
tujuan
utama
52
Kani, T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFT, 2008),
p.103.
58
daya
manusia
yang
ada
sehingga
dapat
mengikuti
perencanaan
merencanakannya
melalui
pembelajaran
pembuatan
yang
matang,
perencanaan
yaitu
kegiatan
pembelajaran.
e. Faktor dalam Menetapkan Isi Program Pelatihan
Pelatihan perlu dipersiapkan secara matang. Ada banyak faktor
yang harus diperhatikan dalam pengadaan pelatihan. Menurut Oemar
Hamalik. Ada tujuh faktor yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan
untuk menetapkan isi program pelatihan, diantaranya:
1) Kebutuhan Pelatihan
Berdasarkan penjajagan kebutuhan dapat ditentukan jenis dan
jumlah pelatihan yang diperlukan.
2) Cara Penyelenggaran Pelatihan
Cara memberikan pelatihan diserasikan dengan tujuan, jenis
kegiatan, materi dan peserta pelatihan yang bersangkutan.
3) Biaya Pelatihan
Tetapkan besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan latihan dan sumber dana yang tersedia.
4) Hambatan-habatan
Pertimbangan hambatan/rintangan yang mungkin terjadi terhadap
pekerjaan sebagai akibat pelatihan itu.
5) Peserta Pelatihan
59
Komponen Pelatihan
Dalam penyelenggaran pelatihan tercakup beberapa komponen, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peserta pelatihan
Instruktur
Lamanya pelatihan
Kurikulum/ modul
Metode pelatihan
Media pelatihan (alat peraga)
Evaluasi 54
1. Peserta pelatihan
Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan
keberhasilan proses pelatihan, yang pada giliranya turut menentukan
53
60
55
(Jakarta: Bumi
61
dibimbing
langsung
dalam
pelatihan
tersebut,
sehingga
Ibid., p. 35.
62
terdapat
program
pelatihan
dan
tata
cara
metode
memiliki
tujuan
dan
prosedur
Pemilihan
dan
penggunaan
media
pelatihan
supaya
57
63
dapat
mengukur
tingkat
keberhasilan
pelatihan
Mathis R.L dan Jackson J.H, Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta:Salemba Empat, 2002),p.25.
64
didik/peserta
mengadakan
pelatihan
penyesuaian,
dan
agar
dapat
memecahkan
membuat pilihan,
masalah-masalah
59
60
65
pembimbingan
membantu
peserta
pelatihan
dalam
mengatasi
mengembangkan
suasana-suasana
belajar-mengajar
yang
61
62
66
dalam
memecahkan
mengadakan
masalah-masalah
penyesuaian
belajar
belajar
dengan
dan
cara
67
atau
kebutuhan
tanpa
belajar
bantuan
mereka,
orang
lain,
dalam
mendiagnosis
merumuskan
tujuan
pembelajaran,
pengaturan
program
belajar
yang
diorganisasikan
belajar
mandiri
sebagai
suatu
sistem
belajar
yang
Elaine B,Jhonson, Contextual Teaching & Learning, (Menjadikan kegiatan belajar mengasikan dan
bermakna), terjemahan Ibnu Setiawan, MLM, 2007, p. 152
64
Ibid.,p.102
65
Bambang Warsita, Pendidikan Jarak Jauh (Bandung : Rosdakarya, 2011),p.147.
68
tidak
berarti
belajar sendiri,
Belajar
mandiri
merupakan
pembelajaran
66
67
Ibid.,p.147.
Ihat Fatimah, Inovasi Pendidikan,(http://www //file.upi.edu) p.5 diakses tanggal 29/11/2011.
69
akhirnya
peserta
Diklat
tidak
bergantung
pada
guru/instruktur,
Pengaruh
mengikuti
pengetahuan
pelatihan
mumpuni
pendidik
dalam
dapat
menjalankan
memiliki
bekal
perannya
untuk
dapat
mendukung
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
peningkatan mutu dan kualitas pendidik anak usia dini. Hal ini dapat
68
Sisca Nurul Fadilah,Pengaruh Pelatihan Dasar PAUD Terhadap Tingkat Pengetahuan Pendidik
Tentang Pembelajaran di PAUD, Jakarta: SKRIPSI FIP UNJ 2011.
70
berguna
kemampuan
untuk
memperbaharui
pendidik.Sedangkan
dan
meningkatkan
penyelenggaraan
evaluasi
Jurusan
Pendidikan
Luar
Sekolah
yakni
pengaruh
penelitian yang
69
71
Berdasarkan
uraian
dari
penelitian sebelumnya
terlihat
ini
penelitian-penelitian
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pemberian
pelayanan pendidikan kepada anak dengan rentan usia lahir sampai
dengan 6 tahun yang bertujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak
melalui pembinaan dan pengasuhan. Program PAUD menjadi begitu
penting karena pada masa ini merupakan penanaman pondasi awal
kehidupan
manusia
yang
merupakan
bekal
untuk
persiapan
berbagai
informasi
dan
mempelajari
keterampilan-
72
yang diajarkan pada masa ini sebagai peletak dasar bagi perkembangan
diri manusia. Masa ini merupakan tempat dimana kebaikan dan sifat
buruk tertentu seorang manusia dengan lamban namun jelas akan
berkembang dan menjadi cerminan dirinya di masa mendatang.
Dalam
pengelolaan
program
PAUD
seorang
pendidik
dapat
meningkatkan
kemampuan
dan
memberikan
73
dan keterampilan
D. Hipotesis Penelitian
Dari pemaparan di atas maka peneliti mengajukan sebuah
hipotesis bahwa terdapat pengaruh yang singnifikan antara pelatihan
PAUD
Terbimbing
dengan
Mandiri
terhadap
kemampuan
guru