Edy Kusnadi
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Abstrak
A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Allah tidak terlepas daripada
ujian dan cobaan atas berbagai masalah yang datang. Masalah
tersebut sangat mempengaruhi mental individu dalam usaha
untuk menyelesaikannya. Sesetengah ada yang menerima
masalah dan tekanan tersebut sebagai ujian dan cobaan daripada
dan berusaha. Sikap yang tidak mudah berputus asa itulah yang
sewajarnya ditekankan.
Mohon dukungan dan perlindungan daripada Allah dengan
berdo’a sewaktu menghadapi kesusahan merupakan ajaran yang
ditekankan sendiri oleh Rasulullah SAW sebagaimana sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
4. Penyelesaian Konflik/Masalah
Secara umum kita semua telah mendapat gambaran bahwa
konseling berkaitan dengan penyelesaian masalah. Setiap sesi
yang dijalankan seharusnya dapat membantu dalam
permasalahan pasien walaupun tidak secara menyeluruh. Jika
sesi konseling dapat dijalankan dengan baik oleh perawat atau
konselor, ini dapat mengurangkan ketegangan yang terjadi.
Sekaligus sesi konseling ini juga dapat membantu pasien
menerima perbedaan dan mencari jalan untuk mencapai
penyelasaian yang memberikan kesan kembali kepada diri dan
lingkungannya.
Dalam perspektif Islam, seorang konselor juga wajar
menjelaskan kepada pasien bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya. Hal ini telah dinyatakan Allah dalam firman-Nya di
mana orang yang bertaqwa akan diberi petunjuk dan jalan keluar
dari masalah yang dialaminya. Menurut Tafsir Ibnu Katsir,
jalan keluar ini dimasudkan menyelamatkan atau membebaskan
seseorang daripada kesusahan di dunia dan di akhirat
sebagaimana dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surah at-Talaq
ayat 2 :
5. Membuat Keputusan
Sebagai seorang konselor yang menjalankan sesi konseling
pasien adalah individu yang mempunyai hak sepenuhnya dalam
membuat keputusan bagi menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi. konselor bertindak sebagai medium dalam membatu
pasien mencari alternatif penyelesaian masalah dan boleh
4
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Departemen
Agama RI, 1989).
no. Hadist 6382) Lihat al-Bukhari (2000) Sahih al-Bukhari dalam Mawsu’ah
al-Hadit, 536.
6
Hamdan Bakran Adz-Zaky, Konseling dan Psikoterapi Islam
(Jogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004), 217.
9
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
10
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Lihat Farida Kusuma Wati dan Ydi Hartono. Buku ajar Keperawatan
11
12
Hamdan Bakran Adz-Zaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, 300.
13
Lihat H. Ismail Ya’kub, Ihya’ Al Ghazali (Jakarta: CV. Faisan, 1986),
Cet VII. 182-199.
14
Lihat Hamdan Bakran Adz-Zaky. Konseling dan Psikoterapi Islam.
2004, 302-322
hadist, 2000.1848.
17
Lihat Hamdan Bakran Adz-Dzaky, 279-295.
1. Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah wahyu Allah Ta’ala yang telah diturunkan
oleh Allah SWT kepada Rsul-Nya Muhammad Saw. Melalui
perantara malaikat-Nya. Dan atas bimbingan-Nya pula nabi
Muhammad Saw dapat menjelaskan tafsir dan ta’wil wahyu-Nya
itu sebagai pesan-pesan yang tersurat maupun tersurat.
Adapun arti penyembuhan/obat (syifa’) yang terdapat dalam
Al-Qur’an itulah akal dan penyembuhan bagi siapa saja yang
meyakininya.
2. As-Sunnah (Al-Hadits)
Bayak dari hadits-hadits rasulullah yang menerangkan
tentang bagaimana baginda melakukan penyembuhan
psikoterapi terhadap para sahabatnya dan kaumnya. Sebagai
contohnya; dari Aisya ra., beliau mengatakan bahwasanya
apabila ada yang sakit diantara kami beliau mengusap kedua
tangannya (ditempat yang sakit) sambil berdo’a:
“Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini dan
sembuhkanlah, karena Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak
ada kesembuhan selain kesembuhan –Mu, yaitu
penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR.
Muslim).
Jadi nyatalah bahwa rasulullah pun telah melakukan
penyembuhan terhadap para kerabat, sahabat atau kaumnya
dengan menggunakan terapi.
3. Empirik (pengalaman) orang-orang shaleh
Cara ini juga merupakan model yang dilakukan oleh para
sahabat terhadap masyarakat perkampungan pada masa dahulu.
K. Terapi dalam Islam
Berbeda halnya dengan terapi dalam pandangan barat yang
benyak menggunakan alat bantu baik secara medis maupun non
medis, tetapi di dalam islam terapi dilakukan dengan lebih
bayak menggunakan atau berpedoman pada ayat-ayat Al-Qur’an
dan hadist Rasul. Terutama terhadap orang yang tidak merasa
tenang, aman, serta tentram dalam hatinya adalah orang yang
sakit rohani atau mentalnya. Usaha penanggulangan kekusutan
atau penyakit rohani ini dapat dilakukan sedini mungkin oleh
í
18
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, .
19
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
20
Hamdan Bakran Adz-Dzaky.
2. Terapi Zikir
Secara harfiah dzikir berarti ingat , dalam hal ini yang di
maksud adalah ingat kepada Allah SWT. Ada banyak bentuk
amalan dzikir, salah satunya adalah membaca ayat suci Al-
Qur’an. Dengan berdzikir hati menjadi tenang dan terhindar dari
kecemasan. Hal ini di terangkan dalam firman Allah SWT
dalam Q.S. Ar-Ra’d:28, seperti yang telah di kemukakan di atas.
3. Terapi Do’a
Do’a memilki kekuatan spritual yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimis. Dan yang
kedua merupakan hal mendasar bagi penyembuhan suatu
penyakit. Banyak terdapat do’a-do’a di dalam Al-Qur’an
maupuh hadist.
4. Terapi Shalat
Shalat adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dan
raga manusia. Shalat adalah ibadah yang menuntut gerakan
fisik. Di dalamnya ada tiga tindakan yaitu pikiran, perkataan
dan tindakan.
Jadi, hikmah dari gerakan shalat adalah untuk kesehatan
jasmani dan akan membawa efek bagi kesehatan rohani atau
kesehatan mental. Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan
utama di akhirat nanti, tetapi selain itu gerakan-gerakan shalat
paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia, bahkan dari
sudut medis adalah gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
5. Terapi Mental dengan Zakat dan Sedekah
Allah telah memerintahkan Rasul-Nya untuk mengambil
dan mengumpulkan sedekah dari harta orang kaya dari kaum
muslimin, baik yang bersifat sedekah wajib maupun sedekah
yang disunnahkan, karena sedekah mampun membersihkan dan
menyucikan jiwa sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an
surah at-Taubah : 103:
21
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
22
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, 2007, 490.
23
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, 2007, 493.
24
Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya.
L. Kesimpulan
Konseling dan terapi Islami merupakan suatu cara atau
metode yang dilakukan untuk membantu individu yang
mengalami gangguan psikis atau kejiwaan dengan
menggunakan cara-cara yang bersumberkan pada Al-Qur’an dan
Hadits Rasulullah. Konseling terapi islami merupakan salah satu
unsur kehidupan yang saling melengkapi, dengan proses
pendidikan yang berkesinambungan dan juga pengajaran yang
urgen dalam kehidupan setiap individu.
Konseling dan terapi islami merupakan suatu profesi yang
dilakukan oleh seorang konselor yang memiliki kompetensi atau
pengetahuan dibidangnya sehingga tidak salah dalam
memberikan bantuan, terdapat setidaknya empat persyaratan
sebagai seorang konselor islami yakni: ia beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, berpengetahuan di bidangnya (menpunyai
Skill), berahklak mulia dan bersifat terbuka.
Adapun model atau metode konseling Islami terdiri dari
empat cara yakni: dengan cara keteladanan, penyadaran,
penalaran logis dan dengan metode mengambil kisah-kisah para
nabi dan Rasul terdahulu. Sehingga dengan demikian
diharapkan dengan model dan metode tersebut maka tercapailah
matlamat daripada proses konseling terapi Islami.
M. Daftar Pustaka
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen
Agama RI.1989.
Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail al- al-ja’fi. Sahih al-
Bukhari dalam Mawsu’ah al-Hadit as-Sharif al-Kutub as-
Sittah, al-Riyad: Dar-as-Salam li al-Nashr wa al-Tawzi,
2000.
H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimb9ngan dan Konseling, Jakarta :
Depdikbud, 2003
Musfir bin Said Az-Zahrani.. Konseling Terapi, Terj. Sari
Narulita & Miftahhul Jannah, Jakarta: Pen.Gema Insani.
2007.
Aunur Rahim Faqi. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,
Pen. UUI Press, Yogyakarta. 2001.