Anda di halaman 1dari 5

Asesmen dalam BK

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan/kompetensi yang dimiliki
oleh klien dalam memecahkan masalah.  Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen yang baku dan
meliputi  beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kompetensi dengan
menggunakan indikator-indikator yang  ditetapkan dan dikembangkan  oleh  Guru BK/ Konselor sekolah.
Asesmen yang diberikan kepada klien merupakan pengembangan  dari area kompetensi dasar pada
diri klien yang akan dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator. Pada
umumnya asesmen bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk laporan diri, performance test,
tes psikologis, observasi, wawancara, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan harus  dilakukan dengan berhati-hati
sesuai dengan kaidahnya. Kesalahan dalam mengidentifikasi masalah karena asesmen yang tidak
memadai  akan menyebabkan tritmen gagal; atau bahkan dapat memicu munculnya konsekuensi dari
tritmen yang merugikan diri klien.  Meskipun menjadi dasar dalam melakukan tritmen pada klien, tidak
berarti konselor harus menilai (to assess) semua latar belakang dan situasi yang dihadapi klien pada saat
itu jika tidak perlu. Kadangkala konselor menemukan bahwa ternyata   “hidup” klien sangat menarik.
Namun demikian tidaklah efisien dan tidak etis untuk menggali semuanya selama hal tersebut tidak
relevan dengan tritmen yang diberikan untuk mengatasi masalah klien. Karena itu, setiap guru
pembimbing/ konselor perlu berpegang pada pedoman pertanyaan sebelum melakukan asesmen; yaitu
“Apa saja yang perlu kuketahui mengenai klien?”. Hal itu berkaitan dengan apa saja yang relevan untuk
mengembangkan intervensi atau tritmen yang efektif, efisien, dan berlangsung lama bagi klien.

Kompetensi Konselor Tentang Asesmen

Kompetensi konselor Indonesia yang telah disiapkan oleh ABKIN yang tertuang dalam Naskah Akademik
tahun 2007 menuntut para konselor sekolah untuk dapat menyelenggarakan bimbingan dan konseling
yang memandirikan. Untuk menjawab tantangan itu para konselor dihadapkan pada bagaimana
memahami setiap peserta didik secara mendalam. Pemahaman terhadap peserta didik secara
mendalam diawali dengan kegiatan asesmen. Penguasaan konselor sekolah terhadap konsep dan praksis
asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli menjadi mutlak diperlukan.
Kenyataan di lapangan, pelaksanaan asesmen di sekolah disamping memerlukan penguasaan
pengetahuan, praktek dan sintesis juga sangat menyita waktu dan tenaga konselor di sekolah. Oleh
karena itu, dimungkinkan untuk menggunakan komputer sebagai alat bantu asesmen untuk
memperlancar kegiatan asesmen tersebut.

Konselor dalam menguasai konsep dan praktik asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli, meliputi :

Menguasai hakikat asesmen

Memilih teknis asesmen, sesuai dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling

Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling
Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli

Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar cenderung pribadi
konseli

Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan  kondisi aktual konseli berkaitan


dengan lingkungan.

Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling

Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat

Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik assesmen

Stone (1981), menyatakan bahwa asesmen bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam :

Asesmen teknik tes

Kelebihan alat tes adalah dengan alat tes dapat membandingkan persamaan dan perbedaan, tetapi tidak
dapat menjaring kehidupan batin keduanya. Penggunaan teknik tes mempersyaratkan penguasaan
kompetensi khusus yang hanya dapat diperoleh melaui jalur pelatihan sertifikasi tes psikologis dalam
bimbingan dan konseling. Materi tes terdiri dari : tes kemempuan umum (intelegensi) tes kemampuan
khusus (bakat), tes minat jabatan, tes kreativitas.

Asesmen teknik non tes

Penggunaan asesmen teknik non tesdimaksudkan untuk data tentang in the light (kehidupan batin dan
pikiran, emosi, minat) dan ciri-ciri yang nampak secara umu m yaitu karakteristik, kemempuan sosilanya.

Penggunaan teknik non tes memerlukan pengetahuan, praktek,dan sintesis derkaitan dengan asesmen
non tes yang diperoleh melaui pendidikan prajabatan  sarjana bimbingan dan konseling saja dan tidak
memerlukan pelatihan khusus seperti sertifikasi tes.

Jenis Asesmen non tes antaralain : autobiografi, catatan anekdotet,catatan kumulatif, inventori (DCM) ,
kuesioner data murid, observasi, rekaman kumulatif, skala rating, studi kasus, teknik sosiometri, tes who
am i, wawancara atau interview, dan lain-lain.

Pelaksanaan asesmen di lapangan :

Membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam asesmen

Membutuhkan personil konselor yang cukup banyak

Membutuhkan waktu yang cukup lama baik dalam pelaksanaan maupun administrasi asesmen

Penggunaan Komputer Dalam Asesmen BK

Adapun penggunaan komputer untuk alat bantu asesmen ini ada beberapa alternatif :
Membeli software asesmen dan menggunakannya. Sudah ada beberapa software asesmen dipasaran
seperti Analisis Tugas Perkembangan (ATP), AUM terkomputerisasi, namun software Tes Psikologis
dalam bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan.

Menggunakan komputer sebatas untuk penyususnan laporan dan pendokumentasian hasil asesmen.

Mengembangkan sendiri aplikasi instrumen untuk keperluan asesmen dengan program-program aplikasi
perkantoran yang sering dipakai oleh konselor sekolah.

Kendala yang mungkin terjadi dalam mengembangkan sendiri aplikasi instrumen asesmen dengan
program-program aplikasi perkantoran ini antara lain :

Ada konselor sekolah yang belum bisa atau tidak familiar menggunakan komputer

Ada konselor sekolah yang sudah familiar menggunakan komputer tetapi belum tahu ternyata program
aplikasi perkantoran yang sering dipakainya dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi instrumen
asesmen.

Aplikasi TI dalam Asesmen BK

Adanya aplikasi teknologi informasi dalam asesmen bimbingan dan konseling turut membantu untuk
mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah. Asesmen itu sendiri berasal dari bahasa
Inggris, Echols, J. M. dan Shadily, H. (1995: 41) assessment yaitu “1. Taksiran, penaksiran. 2. Penilaian. 3.
Beban, pembebanan, pemikulan”. Fungsi asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang lengkap
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran
bagi anak.

Temuan penelitian dari Kartadinata, S., dkk menunjukan bahwa ‘program bimbingan dan konseling di
sekolah akan efektif apabila didasarkan kepada kebutuhan nyata dan kondisi objektif peserta
didik.’ Merujuk pada hasil penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian lanjutan mengenai
pengembangan perangkat lunak ATP (Analisis Tugas Perkembangan) siswa yang bertujuan untuk
memudahkan konselor mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah.

Analisis Tugas Perkembangan atau ATP adalah perangkat lunak yang khusus dibuat untuk membantu
mengolah ITP. ATP bertujuan untuk memudahkan pembimbing melakukan analisis tingkat
perkembangan siswa yang dibimbingnya, baik yang dibimbing secara individual maupun yang dibimbing
secara kelompok. ATP inilah yang menjadi salah satu dari aplikasi teknologi informasi dalam asesmen
bimbingan dan konseling. Proses analisis ini dimulai dengan penyusunan instrumen, yaitu ITP (inventori
Tugas Perkembangan) yang digunakan untuk memahami tingkat perkembangan individu sekaligus
mengukur tingkat perkembangan siswa baik siswa SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi (mahasiswa).

Perumusan ITP didasarkan pada hasil penelaahan terhadap tugas-tugas perkembangan peserta didik,
baik SD, SMP, SMA maupun PT. Kemudian hasil atau data yang diperoleh tersebut dianalisis melalui ATP
yang memang digunakan khusus untuk memberikan skor atau analisis pada hasil atau lembar jawaban
ITP. Hasil pengolahan skor atau data dalam bentuk grafik akan memudahkan dlam pembacaan hasil,
dengan begitu guru bimbingan dan konseling atau konselor bisa mengetahui tingkat perkembangan
siswa yang dibimbingnya dengan cepat dan mudah. Selain itu informasi yang lengkap untuk
merencanakan program pembelajaran bagi anak dapat diperoleh dengan mudah. Namun secara tidak
langsung dengan kemudahan yang ada tersebut konselor dituntut untuk mampu mengoperasikannya
dengan baik.

Program Microsoft Excel sebagai Alternatif Pengembangan Aplikasi Pengembangan Instrumen Assesmen
Bimbingan dan Konseling

Wikipedia (2003) memberikan definisi Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah
program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation
untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan
pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan
Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro
hingga saat ini.

Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak
pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak
versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan
versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2007 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft
Office System 2007.

Alasan penggunaan program aplikasi perkantoran Microsoft excel adalah mengacu pada potensi
penggunaan program komputer non internet yang disampaikan oleh Cabaniss (2003) Perangkat
teknologi komputer non internet spreedsheets / Microsof Excel berpotensi digunakan oleh konselor
untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien; dan penelitian. Pencarian dan penggalian potensi
lain dari program microsoft excel untuk layanan bimbingan dan konseling dilakukan. Penggalian potensi
ini dilakukan dengan mencoba mengutak-atik program microsoft excel untuk memahami program ini
lebih dalam. Ada beberapa referensi yang diacu antara lain rajin membaca buku komputer berkaitan
dengan microsoft excel dan mencari sumber dari internet.

Selanjutnya pengembangan aplikasi instrumen asesmen bimbingan dan konseling ada dua macam, yaitu
contoh instrumen tes berupa pengembangan skala multiple intelegence berbasis komputer untuk
penelusuran bakat minat dan contoh instrumen nontes who am i

Instrumen tes

Pengembangan skala multiple intelegence berbasis komputer untuk penelusuran bakat minat. Untuk
mengembangkan Aplikasi Skala Multiple Intelegence dengan Microsoft Excel, memerlukan beberapa
worksheet atau lembar kerja, antaralain :

Lembar kerja halaman depan

Lembar kerja petunjuk tes


Lembar kerja soal minat

Lembar kerja analisis data minat

Lembark kerja laporan individu minat

Instrumen non tes

Instrumen non tes who am i diberikan untuk sedikit memberikan gambaran individu tentang diri mereka
sendiri. Pengembangan aplikasi instrumen non tes who am i ini menggunakan :

Lembar kerja halaman kerja

Lembar kerja entri data

Lembar kerja laporan

Anda mungkin juga menyukai