Anda di halaman 1dari 19

Teknologi Kesehatan

O
L
E
H

Nama : Sari Azzahra Abni Tanjung


NISN : 0069117468
Kelas : XII IPA 9

SMA NEGERI 1 MATAULI PANDAN


Jl. Ki Hajar Dewantara No.1, Sibuluan Indah, pandan,
Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. 22611, Telp/Fax : 0631-
371997/0631-371996 Website : www.sman1-matauli.sch.id

2023/2024

i
LEMBARAN PENGESAHAN

Nama : Sari Azzahra Abni Tanjung

NISN : 0069117468

NIS : 2218414

Kelas : XII IPA 9

Judul Makalah: Teknologi Kesehatan

Diajukan untuk diperksa dan disahkan oleh:

Mengetahui:

Guru Mata Pelajaran Sejarah Wali Kelas

Subadi, S.Pd, MM Imelda Benedicta Sihombing S. Pd.

196810301995031002

Guru Pengampuh Mata Pelajaran PKN

Dra. Nariman Tanjung


ii
NIP: 196501071995032001

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada mama dan papa yang
selalu memberi dukungan kepada saya dalam melakukan setiap hal yang
ingin saya kerjakan. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada guru
pengampuh mata pelajaran Pkn yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini..
Kami sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam
penyusunan masalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih memerlukan kritik dan saran dari pembaca yang
konstruktif untuk kedepannya kami mampu menyusun makalah yang lebih
baik kedepannya. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Pandan, … November 2023

Sari Azzahra Abni Tanjung

iii
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iv
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 3
BAB II: TEKNOLOGI KESEHATAN
2.1 Sejarah Teknologi Kesehatan ……………………………..…………… 4
2.2 Perbandingan Antara Teknologi Kesehatan Dahulu dan
Sekarang………………………………………………………… 5
2.3 Perkembangan Teknologi Kesehatan Di
Indonesia…………………………………………………………… 6
2.4 Dampak Teknologi Kesehatan Di
Indonesia……………………………………………………………… 7
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 8
3.2 Saran……………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………… 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi pada bidang kesehatan saat ini perlu perkembangan, khususnya pada
masalah gizi seseorang. Di era ini masih ada masyarakat khususnya orang dewasa
yang masih kekurangan kesadaran mengenai nilai gizi dan kebutuhan gizi mereka
atau sekaligus anak-anak yang tidak terpantau status keadaan gizinya, maka dari itu
banyak kemungkinan mereka bisa terkena penyakit yang dikarenakan kekurangan
gizi atau kelebihan gizi. Penyakit anemia, kekurangan vitamin dan gondok dapat
disebabkan karena kekurangannya nutrisi. Kelebihan nutrisi juga bisa menyebabkan
obesitas sehingga dapat memicu diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah.

Jadi kesehatan berasal dari status dan kebutuhan gizi orang itu sendiri, maka dari itu
kita mencoba menyadarkan akan pentingnya gizi melalui mempermudah mereka
untuk dapat mengontrol serta mengetahui keadaan gizi mereka. Pada Puskesmas di
salah satu daerah Jampang kulon, Sukabumi, untuk menentukan nilai gizi dan
kebutuhan gizi anak-anak dan orang dewasa masih di hitung secara manual dan
pengambilan data juga masih dilakukan dengan cara manual.

Di era yang serba maju di berbagai bidang khususnya teknologi yang berhubungan
dengan kesehatan, perlu adanya sebuah alat untuk memonitoring status gizi dan
kebutuhan gizi pada orang dewasa. Sehingga dapat membantu pekerjaan khususnya
pada bidang kesehatan yaitu untuk mengetahui status gizi dan kebutuhan gizi
seseorang.

Beberapa artikel di internet memang terdapat alat yang sistem kerjanya hampir
serupa, akan tetapi alat tersebut di peruntukan untuk menentukan status nilai gizi pada

1
anak-anak dengan data input an dari tinggi lutut dan berat badan. Maka dari itu di sini
penulis membuat pembaharuan pada sistem alat yang cara kerjanya hampir sama
dengan yang di kemukakan artikel tadi, akan tetapi di peruntukan untuk orang dewasa
dan anak-anak dan memiliki fungsi baru yaitu dapat mengetahui kebutuhan gizinya
sendiri yaitu gizi makro, sehingga orang tersebut dapat mengetahui secara perinci
nilai gizinya dan kebutuhan gizinya.

1.2 Rumusan Masalah


Karena luasnya ruang lingkup dalam bidang teknologi khususnya di bidang
kesehatan. Status dan kebutuhan Gizi pada seseorang khususnya orang dewasa an
anak-anak sangatlah penting untuk diketahui sendiri karena gizi adalah bagian
terpenting untuk kesehatan orang tersebut.

1. Bagaimana merancang alat yang tidak hanya dapat menentukan status gizi
tetapi dengan akomodasi gizi secara detail nya?
2. Bagaimana merancang aplikasi pada sebuah smartphone android yang dapat
terhubung dengan alat?

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan alat adalah sebagai
Berikut:
1. Menghasilkan alat yang dapat mengukur status gizi dan kebutuhan gizi
manusia.
2. Menghasilkan aplikasi smartphone android yang terhubung dengan alat
sehingga mempermudah seseorang untuk dapat mengakses history
pengukuran pada smartphone.
BAB II

2
TEKNOLOGI KESEHATAN

2.1 Sejarah Teknologi Kesehatan


Kesehatan masyarakat sudah muncul sejak sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan modern.

Dalam mitologi Yunani, terdapat dua tokoh yang berkaitan dengan dunia kesehatan,
yakni Asclepius dan Higea. Asclepius dipercaya sebagai dokter pertama yang bisa
mengobati penyakit, sementara Higea yang merupakan istri sekaligus asistennya,
berkontribusi di dunia kesehatan dengan mengajarkan hidup sehat seperti
menganjurkan makan makanan bergizi dan rutin berolahraga. Konon, dari merekalah
uncul dua pendekatan dalam masalah kesehatan, yakni kedokteran (Asclepius) dan
kesehatan masyarakat (Higea). Catatan awal mengenai ilmu kesehatan masyarakat
ditemukan pada periode Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Romawi. Pada masa itu,
telah dibuat tempat pembuangan kotoran manusia dan penggalian sumur.

Saat itu, tujuan utama pembuatan tempat pembuangan kotoran manusia adalah untuk
menghindari bau dan pemandangan tidak sedap. Sedangkan penggalian sumur
dimaksudkan untuk menghindari konsumsi air sungai yang kotor dan tidak enak.

Meski tujuan pembangunan tersebut bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan


dan penyakit, tetapi secara tidak langsung mereka telah menerapkan ilmu kesehatan
masyarakat. Dokumen dan peraturan tertulis mengenai pengaturan pembuangan air
limbah, drainase pemukiman, dan pengaturan air minum juga ditemukan pada periode
ini. Kesadaran akan pentingnya kesehatan masyarakat semakin tinggi antara abad
pertama hingga abad ke-7, khususnya setelah ditemukan beragam penyakit menular
yang menyerang banyak penduduk. Beberapa kasus menular yang terkenal saat itu
adalah kolera, yang menyebar dari Asia ke Afrika, juga lepra yang menyebar dari
Mesir ke Asia Kecil dan Eropa. Meski masyarakat belum mampu menawarkan
pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh, mereka melakukan
beragam upaya untuk mengatasi epidemi penyakit-penyakit tersebut. Orang-orang
mulai memperhatikan masalah lingkungan, terutama terkait sanitasi, pembuangan
sampah, dan ventilasi rumah.

2.2 Perbandingan Antara Ilmu Kesehatan Dahulu Dan Sekarang


Perbandingan antara ilmu kesehatan dahulu dan sekarang mencakup berbagai aspek,
3
termasuk pengetahuan medis, teknologi, pendekatan terhadap perawatan kesehatan,
dan dampaknya terhadap masyarakat. Berikut adalah beberapa perbedaan signifikan
antara ilmu kesehatan dahulu dan sekarang:

1. Membantu Dalam Pelayanan Kesehatan

Hadirnya teknologi mampu memberikan kemudahan bagi pasien. Terutama dalam


mengakses informasi dan pelayanan kesehatan. Hanya dengan bermodalkan
smartphone pasien dapat mengakses berbagai macam informasi kesehatan di internet.
Banyaknya layanan kesehatan secara online yang mampu memudahkan pasien dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa meraih informasi, konsultasi
dengan dokter, bahkan berbelanja obat dengan mandiri.

2. M e m p e r c e p a t J a m T u n g g u P a s i e n

Hampir semua pusat layanan kesehatan saat ini menggunakan layanan teknologi.
Untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien. Dengan memanfaatan aplikasi
kesehatan online.

Dengan itu, pasien tidak harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan pemeriksaan
dari medis. Pasien bisa membuat janji terlebih dahulu. Sehingga dapat mempersingkat
waktu tunggu pasien. Dan mendapatkan pengobatan lebih cepat dan tepat

3. M e m b a n t u D i a k n o s a D o k t e r

Alat yang di gunakan dirumah sakit sekarang bisa mendiagnosa penyakit pasien. Contohnya,
stetoskop untuk mengamati detak jantung bila ada kelainan, dokter dapat mengetahuinya dengan
cepat.

dokter dapat menentukan penyakit yang ada di dalam tubuh pasien dan lebih akurat. Alat ini
Dapat membantu dokter dalam mendeteksi Penyakit dalam pasien, Dan dokter juga bisa
memberikan penanganan yang dibutuhkan pasien. Jadi dokter bisa menulis resep obat yang
sesuai.

4
4. P e n y i m p a n a n D a t a P a s i e n L e b i h M u d a h

Hampir setip waktu seringkali banyak pasien yang datang ke rumah sakit untuk berobat. Dan
adanya teknologi akan lebih gampang dan ringkas dalam rekap data pasien.

dengan adanya perkembangan teknologi kini memudahkan dalam menyimpan data-data


pasien.dan tidak akan membutuhkan waktu lama untuk memasukan data baru.

5. M e n g u r a n g i P e n u l a r a n c o v i d - 1 9

Selain itu perkembangan teknologi bisa di gunakan untuk mencegah penyebaran


penyakit seseorang. Contohnya pandemi Covid-19 seperti kemarin.masyarakt juga
dapat mengecek kesehatanya melalui internet maupun aplikasi. Juga informasi tentang
klasifikasi daerah terjangkit Covid-19. Sehingga masyarakat lebih mudah untuk
menghindari dimana yang terkena penyakit lebih tinggi.

Dampak Negatif Dari Teknologi Dalam Keshatan

Dan selain sisi positif pastinya juga ada sisi negastivenya. Dan berikut beberapa sisi
buruk dalam dampak perkembangan teknologi di bidang Kesehatan

1. M a t a K e r i n g

Menggunakan smartphone dalam jangka waktu yang lumayan lama bisa menyebabkan
pandangan blur dan membuat mata jadi kering, dan bisa merasakan nyeri pada area
tubuh lain, seperti kepala, leher dan atau bahu.

5
7. Keberlanjutan dan Pencegahan Penyakit Kronis:

Dahulu:

- Kurangnya pemahaman tentang penyakit kronis dan pencegahannya.

- Fokus lebih pada pengobatan daripada pencegahan.

Sekarang:

- Peningkatan pemahaman tentang faktor risiko penyakit kronis dan penekanannya


pada pencegahan.

- Program manajemen penyakit dan promosi kesehatan untuk mengurangi


prevalensi penyakit kronis.

2.3 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KESEHATAN DI INDONESIA

Pada masa kolonial, arsitektur di Indonesia didominasi dengan karya arsitek dari
Belanda. Masa kolonial telah menciptakan gambaran baru pada peta arsitektur
Indonesia. Gaya arsitektur tradisional dengan kesan etnik yang sebelumnya ada di
Indonesia, mulai tergeser seiring datangnya bangsa penjajah yang juga membawa
pengaruh di bidang arsitektur. Bentuk arsitektur asli Indonesia kembali muncul
dengan lahirnya institusi arsitektur pada era setelah kemerdekaan. Sejak saat itu
hingga sekarang, arsitektur berkembang melalui praktik arsitektur pada bangunan
kontemporer Indonesia dan juga proses akademik di sekolah.

Pada masa penjajahan Belanda, ilmu arsitektur diajarkan sebagai bagian dari
pendidikan insinyur sipil. Disiplin ilmu arsitektur baru berdiri sendiri sejak
adanya sekolah arsitektur pertama di Bandung Technische Hoogeschool atau
Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Oktober 1950. Sekolah arsitektur tersebut
awalnya hanya mempunyai 20 mahasiswa dan tiga pengajar berkebangsaan
Belanda. Para pengajar saat itu meniru sistem pendidikan dari tempat asal mereka,
yaitu Universitas Teknologi Delft di Belanda. Saat itu, pendidikan arsitektur di
6
ITB mempelajari penguasaan keahlian merancang bangunan dengan acuan yang
terbatas, yaitu iklim, fungsi, bahan bangunan, dan konstruksi.

Pada 1955, di tengah sengketa Irian Barat, semua pengajar dari Belanda
dipulangkan ke negaranya. Namun, VR van Romondt bersikeras untuk tetap
tinggal di Indonesia. Romondt menjadi pemimpin dari sekolah arsitektur di
Indonesia hingga 1962.
Di bawah bimbingannya, pendidikan arsitektur di Indonesia secara bertahap
diperkaya dengan memberikan aspek estetika arsitektur Barat. Perbedaan konsep
arsitektur Barat dengan Indonesia terletak pada korelasi antara bangunan dengan
manusianya. Arsitektur Barat adalah suatu totalitas konstruksi, sementara di
Indonesia lebih bersifat subyektif yang lebih melihat bangunan dari penampilan
luarnya. Van Ramondt mempunyai ambisi untuk menciptakan gaya arsitektur
Indonesia baru. Ia memadukan gaya arsitektur yang berakar dari prinsip tradisonal
Indonesia dengan sentuhan modern dari Barat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Maka dari itu, arsitektur Indonesia menerapkan gagasan
fungsionalisme dan rasionalisme, sekaligus kesederhanaan dari desain modern.

Hal ini terjadi karena terinspirasi dari prinsip-prinsip arsitektur tradisional


Indonesia juga. Sebenarnya, sejak 1910-an, beberapa karya arsitek Belanda sudah
memberikan pemandangan baru akan budaya dan sejarah Indonesia ke dalam
desainnya. Hal ini bisa terlihat dalam bangunan Stasiun Jakarta Kota, Hotel Savoy
Homann, dan Villa Isola di Bandung. Sejak 1961, sekolah arsitektur sepenuhnya
berpindah tangan ke bangsa Indonesia dan dipimpin oleh Sujudi. Sujudi
kemudian mendirikan sekolah arsitektur di perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Masa itu juga dipelopori oleh Sujudi dengan teman-temannya, yang menamakan
diri sebagai ATAP, sebuah perhimpunan mahasiswa arsitektur interior dan desain
dari Indonesia yang belajar pada lembaga-lembaga pendidikan akademi dan
sekolah tinggi di Belanda.

2.4 DAMPAK TEKNOLOGI KESEHATAN DI INDONESIA

7
2. Membantu Dalam Pelayanan Kesehatan

Hadirnya teknologi mampu memberikan kemudahan bagi pasien. Terutama dalam


mengakses informasi dan pelayanan kesehatan. Hanya dengan bermodalkan
smartphone pasien dapat mengakses berbagai macam informasi kesehatan di internet.
Banyaknya layanan kesehatan secara online yang mampu memudahkan pasien dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa meraih informasi, konsultasi
dengan dokter, bahkan berbelanja obat dengan mandiri.

3. M e m p e r c e p a t J a m T u n g g u P a s i e n

Hampir semua pusat layanan kesehatan saat ini menggunakan layanan teknologi.
Untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien. Dengan memanfaatan aplikasi
kesehatan online.

Dengan itu, pasien tidak harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan pemeriksaan
dari medis. Pasien bisa membuat janji terlebih dahulu. Sehingga dapat mempersingkat
waktu tunggu pasien. Dan mendapatkan pengobatan lebih cepat dan tepat

4. M e m b a n t u D i a k n o s a D o k t e r

Alat yang di gunakan dirumah sakit sekarang bisa mendiagnosa penyakit pasien. Contohnya,
stetoskop untuk mengamati detak jantung bila ada kelainan, dokter dapat mengetahuinya dengan
cepat.

dokter dapat menentukan penyakit yang ada di dalam tubuh pasien dan lebih akurat. Alat ini
Dapat membantu dokter dalam mendeteksi Penyakit dalam pasien, Dan dokter juga bisa
memberikan penanganan yang dibutuhkan pasien. Jadi dokter bisa menulis resep obat yang
sesuai.

5. P e n y i m p a n a n D a t a P a s i e n L e b i h M u d a h

Hampir setip waktu seringkali banyak pasien yang datang ke rumah sakit untuk berobat. Dan
adanya teknologi akan lebih gampang dan ringkas dalam rekap data pasien.

8
dengan adanya perkembangan teknologi kini memudahkan dalam menyimpan data-data
pasien.dan tidak akan membutuhkan waktu lama untuk memasukan data baru.

6. M e n g u r a n g i P e n u l a r a n c o v i d - 1 9

Selain itu perkembangan teknologi bisa di gunakan untuk mencegah penyebaran


penyakit seseorang. Contohnya pandemi Covid-19 seperti kemarin.masyarakt juga
dapat mengecek kesehatanya melalui internet maupun aplikasi. Juga informasi tentang
klasifikasi daerah terjangkit Covid-19. Sehingga masyarakat lebih mudah untuk
menghindari dimana yang terkena penyakit lebih tinggi.

Dampak Negatif Dari Teknologi Dalam Keshatan

Dan selain sisi positif pastinya juga ada sisi negastivenya. Dan berikut beberapa sisi
buruk dalam dampak perkembangan teknologi di bidang Kesehatan

2. M a t a K e r i n g

Menggunakan smartphone dalam jangka waktu yang lumayan lama bisa menyebabkan
pandangan blur dan membuat mata jadi kering, dan bisa merasakan nyeri pada area
tubuh lain, seperti kepala, leher dan atau bahu.

2. B e n t u k T u b u h

Dalam perkembngan tentunya banyak barang elektronik yang makin luas contohnya
smartphone. Dan yang kita kurang ketahui bahwa sebenarnya penggunan smartphone
berjam-jam bisa membut postur tubuh kita menjadi membungkuk.
9
3. S u s a h T i d u r

Penggunaan teknologi dengan jarak yang terlalu dekat dengan waktu tidur dapat
menyebabkan susah tidur. Penyebabnya adalah blue light dari ponsel yang terus
menstimulasi otak. Blue light dapat mengganggu ritme sirkadian atau irama tubuh,
sehingga menyulitkan seseorang untuk tidur. Kamu pun bisa merasa lebih tidak
semangat hidup di hari berikutnya. Alangkah lebih baik istrirahhat 2-3 jam sebelum tidur

4. M a g e r M e k a l u k a n A k t i f i t a s

Penggunaan teknologi dalam jangka lama dapat memicu terjadinya berbagai penyakit,
salah satunya obesitas, penyakit pada jantung, diabetes tipe dua , dan kematian dala
usia muda.

Karena terlalu lama berinteaksi dengan teknologi akan membuat tubuh kita jadi lesu
melakukan aktifitas, sekarang lebih baik manfaatkan teknologi yang mendorong
produktivitas olahraga. Itu adalah salah satu cara untuk bisa menurunkan perilaku yang
dapat memicu penyakit.

5. M e n g u r u n g D i r i

Isolasi diri adalah Salah satu dampak negatif penggunaan teknologi bagi tubuh manusia.
adalah perasaan terisolasi. Media sosial yang sejak awal dirancang untuk merukunkan
banyak orang, namun yang terjadi sekarang tak selalu begitu. Menurut sebuah studi,
orang dewasa berusia 19-32 tahun dengan penggunaan media sosial yang tinggi, tiga
kali akan lebih merasa terisolasi secara sosial dibandingkan yang tidak menggunakan
media sosial sesering mereka.

6. D e p r e s i d i s e r t a i K e c e m a s a n

Melakukan Interaksi media sosial yang positif akan berdampak pada kadar depresi dan
kecemasan yang rendah. hal sebaliknya juga terjadi. Dengan interaksi media sosial yang
negatif, seseorang akan mengalami kecemasan yang tinggi.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan, ilmu kesehatan telah memberikan dampak yang signifikan terhadap
kesejahteraan manusia dengan sejumlah aspek positif dan negatif. Dalam sisi positif,
kemajuan dalam teknologi medis, pengembangan terapi, dan penelitian ilmiah telah
meningkatkan keselamatan pasien, memberikan terapi yang lebih efektif, dan
meningkatkan kualitas hidup. Vaksinasi dan program imunisasi juga telah berhasil
mengendalikan penyebaran penyakit menular.

Namun demikian, tantangan seperti ketidaksetaraan akses kesehatan, biaya perawatan


yang tinggi, resistensi antibiotik, dan dilema etika masih menjadi isu penting.

11
Perkembangan ilmu kesehatan perlu diiringi dengan upaya untuk mengatasi disparitas
kesehatan, menanggulangi biaya yang meningkat, dan memastikan bahwa kemajuan
ini mencerminkan nilai-nilai etika dan moral dalam pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat diambil adalah pentingnya menjaga
keseimbangan antara kemajuan ilmu kesehatan dengan keadilan akses, keberlanjutan
finansial, dan pertimbangan etika. Hanya dengan pendekatan holistik dan kolaboratif,
ilmu kesehatan dapat terus berkembang untuk memberikan manfaat maksimal bagi
kesejahteraan masyarakat secara global.

Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu adalah:

1. Pemerintah:

- Meningkatkan investasi dalam penelitian ilmu kesehatan untuk mendukung


inovasi dan pengembangan teknologi kesehatan.

- Menyediakan insentif dan dukungan bagi pemberdayaan tenaga kesehatan,


termasuk peningkatan gaji dan fasilitas kerja yang memadai.

- Memperkuat sistem kesehatan primer dan memastikan akses pelayanan


kesehatan yang merata di seluruh wilayah.

2. Industri Kesehatan:

- Mengutamakan transparansi harga dan biaya perawatan kesehatan untuk


meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi beban finansial pasien.

- Berkolaborasi dengan sektor teknologi untuk mengembangkan solusi inovatif


yang meningkatkan efisiensi dan kualitas perawatan kesehatan.

- Mendorong pendekatan berbasis nilai dalam pemberian layanan kesehatan,


dengan fokus pada hasil pasien.

3. Pendidikan dan Pelatihan:

12
- Menyusun kurikulum pendidikan kesehatan yang responsif terhadap
perkembangan ilmu kesehatan dan kebutuhan masyarakat.

- Memberikan pelatihan kontinu bagi tenaga kesehatan untuk memperbaharui


pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan perkembangan terbaru.

- Mendorong pendekatan interdisipliner dalam pendidikan kesehatan untuk


menciptakan profesional kesehatan yang holistik.

4. Masyarakat:

- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan


pencegahan penyakit.

- Mengambil peran aktif dalam advokasi untuk akses pelayanan kesehatan yang
setara dan terjangkau.

- Berpartisipasi dalam program pencegahan penyakit dan penelitian ilmu


kesehatan melalui partisipasi sukarela dan dukungan.

5. Organisasi Internasional:

- Mendorong kolaborasi global dalam penelitian ilmu kesehatan untuk


mengatasi tantangan kesehatan global.

- Memberikan dukungan finansial dan teknis kepada negara-negara berkembang


dalam memperkuat sistem kesehatan dan peningkatan akses pelayanan
kesehatan.

- Mengedepankan keadilan kesehatan global dengan memastikan distribusi


yang adil terhadap pengetahuan teknologi dan obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKA

13
http://repository.iik-strada.ac.id/23/2/BUKU%20ILMU%20KESEHATAN
%20MASYARAKAT.pdf

https://pustakadiklat.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=1215

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/773/2/3%20Skripsi%20BAB%20I%20Adib
%20Nurochman%20P07133214001.pdf

https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/pmc/articles/PMC3890560/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?p=fstream-
pdf&fid=72267&bid=23339

https://fikes.almaata.ac.id/11-dampak-teknologi-dalam-kesehatan/

BIOGRAFI PENULIS

14
Sari Azzahra Abni Tanjung adalah nama penulis makalah ini. Penulis lahir dari pasangan
Bapak MHD. Tanjung dan Ibu A. Aceh yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis lahir di Sibolga, 26 Maret 2006. Penulis beralamat di Komplek Bi , Sarudik , Provinsi
Sumatera Utara. Penulis dapat dihubungi melalui email sariabni06@gmail.com

Pada tahun 2012 penulis memulai pendidikan formal di SD 081228 Sibolga . Setelah selesai
menempuh pendidikan Sekolah Dasar, penulis melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama tahun 2018 di SMP Swasta Almuslimin Pandan. Dengan ketekunan, motivasi tinggi
untuk terus belajar, berusaha dan berdo’a untuk menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama. Pada tahun 2021, penulis melanjutkan pendidikannya pada Sekolah
Menengah Atas 2021 di SMAN 1 Matauli Pandan dan saat ini penulis duduk di kelas XII IPA
9.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil
menyelesaikan pengerjaan tugas Ppkn ini dengan tepat waktu. Semoga dengan penulisan
tugas Ppkn ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya
tugas yang berjudul "Ilmu Kesehatan". Semoga dengan menuliskan makalah ini cita cita saya
menjadi dokter tercapai . Semoga dengan penulisan tugas ini mampu memberikan
kontribusi positif bagi dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan serta bermanfaat
dan berguna bagi sesama.

15

Anda mungkin juga menyukai