Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By NY ‘S’

DENGAN BBLR DIRUANG NICU LANTAI 3

DI RSUD SITI FATIMAH

PALEMBANG

DISUSUN OLEH :

WENTY DWI PUTRI

01.19.0061

YAYASAN WAHANA BHAKTI YUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Mengetahui CI/KARU Nama Mahasiswa

Atika, S.Kep. Ners Wenty Dwi Putri

Mengetahui Dosen

Pembimbing

Leny Joice. S, S.Kep, Ns.M. Biomed


LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500gram pada
waktu lahir (Indrasari,Nelly.2017)
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bila berat badannnya kurang dari 2500 gram
(samapai dengan 2499 gram). Bayi dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu
meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,bahkan dapat mengganggu kelangsungan
hidup (kemenkes Ri,2017)
BBLR merupakan bayi lahir dengan berat badankurang dari 2500 gram.who
menjelaskan bahwa sebesar 60 hingga 80% dari angka kematian bayi (AKB) yang terjadi
disebabkan karena BBLR (who,2017)

B. ANATOMI FISIOLOGI

1. Sistem pernafasan
Pada bayi dengan berat 900 gram, alveoli cenderung kecil dengan adanya sedikit
pembuluh darah yang mengelilingi stoma seluler. Semakin matur dan bayi lebih besar
berat badannya , maka semakin besar alveoli, pada hakekatnya dindingnya dibentuk
oleh kapiler.
Otot pernafasam bayi ini lemah dan pusat pernafasan kurang
berkembang.Terdapat juga kekurangan lipoprotein paru-paru, yaitu suatu surfaktan
yang dapat mengurangi tegangan permukaan pada paru-paru.
Pada bayo paterm yang terkecil relaks batuk tidak ada.Hal ini dapat mengarah
pada timbulnya inhalasi cairan yang dimuntahkan dengan timbulnya konsekuens
serius.Saluran hidung sangat sempit dan cidera terhadap mukosa nasal sudah terjadi.
2. System sirkulasi
Jantung secara relative kecil saat lahir, pada beberapa bayi preterm kerjanya
lambat dan lemah, terjadi ekstra systole dan bising yang dapat didengar pada atau
segera setelah lahir.Sirkulasi perifer sering kali buruk dan dinding pembuluh
darahjuga lemah.Hal ini merupakan sebab dari timbulnya kecenderungan pendarahan
intracranial yang terlihat pada bayi pre-term.Tekanan darah lebih rendah disbanding
dengan bayi aterm, tingginya menurun dengan menurunnya berat badan.Tekanan
sistolik pada bayi ater sekitar 80mmhg dan pada bayi pre-term 45-60mmhg.Tekanan
diastolic secara proporsional rendah, bervariasi dari 30-45mmhg nadi bervariasi
anatara 100dan 160/menit.
3. System pencernaan
Semakin rendah umur genetasi, maka semakin lemah reflek menghisap dan
menelan, bayi yang paling kecil tidak mampu untuk minum secara efektif.Reguritasi
merupakan hal yang terjadi hal ini disebabkan oleh karna mekanisme penutupan
springter jantung yang kurang berkembang dan spingter pylorus yang secara relative
kuat.Pencernaan tergantung pada perkembangan dari alat perncernaan.Lambung dari
seorang bayi dengan berat 900 gram memperlihatkan adanya sedikit lipatan mukosa.
Glandula sekretoris, demikian juga otot,kurang berkembang.
4. System urinarius
Pada saat lahir fungsi ginjal perlu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.Fungsi ginjal kurang efesien dengan angka filtrasi glomerulus yang
menurun, dan bahan terlarut yang rendah.Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan untuk mengkonsentrasi urin dan urin menjadi sedikit.
5. System persarafan
Perkembangan saraf sebagian besar tergantung pada derajat maturitas. Pusat
pengendalian fungsi vital, persarafan suhu tubuh, dan pusat reflek, kurang
berkembang reflek moro dan reflek todon bervariasi. Karena perkembangan saraf
buruk maka bayikecil lebih lemah dibangunkan dan mempunyai tangisan lemah
(pantiawati,I,2016).

C. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan BBLR adalah menurut (Amelia,s.w.2019)
1. Faktoribu
a. Toksemia gravidarum (pre-eklamsia dan eklamsia)
b. Riawayat kelahiran premature,malnutrisi dan perdarahan antepartum (perdarahan
antepartum menyebabkan anemia dan syok sehingga keadaaan ibu memburuk
yang memberikan gangguan pada plasenta yang menyebabkan anemia pada janin)
c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis)
d. Tumor (misal : mioma uteri)
e. Ibu yang menderita penyakit seperti TBC, penyakit jantung, hipertensi, malaria
dan penyakit ginjal
f. Trauma (jatuh pada masa kehamilan)
g. Kebiasaan ibu : ketergantungan obat narkotik, rokok dan alcohol (obat-obatan
narkotika dapat menembus plasenta dan gangguan fungsi pada pembuluh darah
plasenta yang mensuplai zat nutrisi maupun oksigen bagi janin. Akibat lanjut bayi
menjadi tidak tumbuh sempurna (cacat bawaan), janin mengalami gangguan
pertumbuhan otak.
h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35tahun
i. Bekerja yang terlalu berat
j. Jarak hamil dan bersalin terlalu berat
2. Factor janin
a. Hidramnion (kelebihan cairan ketuban)
b. Kehamilan ganda (kehamilan kembar)
c. Ketuban pecah dini (ketuban yang pecah sebelum waktunya )
d. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom adalah strukur yang mengandung unsur-unsur genetika
manusia. Kromosom (genetic) diwariskan oleh sperma dan sel telur oraang tua
pada bayi
3. Factor lain
a. Factor plasenta : plasenta privea (keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah Rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir dan solusio plasenta (suatu
keadaam dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya
sebelum janin lahir yang biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
b. Factor lingkungan : radiasi atau zat-zat beracun dan keadaan social ekonomi yang
rendah, dan tempat tinggal daratan tinggi

D. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin premature bayi maka akan semakin tinggi resiko gizinya
beberapa factor yang memberikan efek pada masalah gizi (Riyanto,A.2017)
1. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan didalam tubuh sedikit,
hamper semua lemak,glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng
di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm
mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dan lainnya
hipoglekemia menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR premature
2. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi praterm mempunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi
lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pemcernaan,koordinasi antara reflex
hisap dan menelan belum berkembangan dangan baik sampai kehamilan 23-24
minggu. Padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target
pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya
motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
4. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori yang
meningkat
5. Potensial untuk kehilangan paras akibat luas permukaan tubuh yang tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak apada jarngan dibawah kulit. Kehilangan panas ini
akan meningkatkan kebutuhan kalori

E. MENIFESTASI KLINIS
Menurut huda dan hardhi(2018) tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir rendah
adalah :
1. Sebelum lahir
a. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
b. Pergerakan janin lebih lambat
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retradasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine
d. Bayi premature kurang sempurna kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.

Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

a. Berat badan dari 2500 gram


b. Panjang kurang dari 45 cm
c. LD < 30cm
d. LK < 33cm
e. Umur kehamilan < 37 minggu
f. Kulit tipis,transparan,rambut lanugo banyak,lemak kurang
g. Otot hipotonik lemah
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
i. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi lurus
F. KOMPLIKASI
1. Sindrom aspirasi meconium,asfiksia neonatrium,sindrom distress respirasi
2. Dismature preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemia, gangguan pembekuan darah
5. Infeksi, retrolentalfibroplasia, necrotizing anterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dyplasia,malformasi konginetal (who.2017)

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut pantiawati (2017) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer torch sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5. Pemantauan elektrolit
6. Pemeriksaan sinar x sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorax) (pantiawati,I,2016)

H. PENATALAKSANAAN MEDIS KEPERAWATAN


Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah adalah menurut
proverawati (2016),dapat dilakukan tindakan sebagian berikut :
1. Mempertahankan suhu bayi
Bayi premature akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah,
dan permukaan badn relative luas.
2. Pengawasan nutrisi dan asi
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/kg BB (berat
badan) dan kalori 110gr/kg BB ,sehingga pertumbuhannya dapat meningkat.
3. Pencegahan infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum
sempurna.Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas atau BBLR. Dengan demikian
perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus
dilakukan dengan ketat.
5. Icterus
Semua bayi premature menjadi icterus karena system enzim hatinya belum matur dan
bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari
berlalu.
6. Pernapasan
Bayi premature mungkin menderita penyakit hialin. Pada penyakit ini tanda-tanda
gawat pernafasan selalu ada da;am 4 jam bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap
dalam incubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengabsorbsi dan pernafasan
7. Hipoglikemia
Mungkin paling timbul pada bayi premature yang sakit bayi berberat vadan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul pemeriksaan gula darah secara
teratur
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN RIAWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Biodata
Terjadi pada bayi premature yang dalam pertumbuhan didalam kandungan terganggu.
Identitas meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, diagnose
medis, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian dan alamat
pasien.
2. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama keluarga terdekat pasien (orang tua, wali, istri, suami dan lain-lain,
suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, agama, serta hubungan dengan klien
serta alamat)
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat antenatal
 Keadaan ibu sewaktu hamil dengan anemia, HT, gizi buruk, merokok,
ketergantungan obat, DM, penyakit kardiovaskuler dan paru
 Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,
kelainan congenital
b. Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir
 Kala I : Perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa
 Kala II : persalinan dengan tindakan pembedahan, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan system pusat pernafasan
c. Riwayat post natal
 Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedia (0-3), asfiksia
berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
 Berat badan lahir : preterm atau BBLR <2500 gram, untuk aterm 2500 gram,
Lahir kurang atau lebih dari normal (34-36)
 Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi,kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi
dehidrasi, asidosis, metabolic, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena
 Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB : frekuensi,
jumlah, konsistensi BAK : konsistensi dan jumlah
 Latar belakang social budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR
kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis psikotropika, kebiiasaan ibu
mengkonsumsi alcohol, dan kebiasaan ibu mengkonsumsi alcohol, dan
kebiasaan ibu melakukan diet ketat
 Hubungan psikologis, sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan
rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan
 Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan hnaya
merintih, kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap
rangsangan
 Tanda-tanda vital : neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada bayi (36 oc-
37,5oc), nadi normal antara 120-140x/menit) dan untuk respirasi normal (40-
60x/menit)
 Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada
bayi preterm tedapat lanugo dan verniks
 Kepala : kemungkinan ditemukan cepat succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau kembung kemungkinan adanya peningkatan
tekanan intracranial
 Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sclera tidak kuning, pupil menunjukan reflex terhadap
cahaya
 Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lender
 Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lender atau tidak
 Telinga : perhatikan kebersihan dan adanya kelianan
 Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonatus pendek
 Thorax : bentuk simetris, terdapat tarikan intercostals, perhatikan suara
wheezing dan ronchi,frekuensi bunyi jantung lebih dari 100x/menit
 Abdomen : bentuk silindris, hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae
pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites
atau tumor , perut cekung adanya hernia di diagfragma, bising usus timbul 1-2
jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract belum
sempurna
 Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat
 Genetalia : pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
muara uretra pada neonatus laki-laki ,neonatus perempuan lihat labia mayor
dan labia minor adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan
 Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekuensi buang air besar serta
warna dari feces
 Ekstremitas : warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang, atau adanya kelumpuhan saraf atau keadaan jari-jari tanagn serta
jumlahnya
Reflex : pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan
saraf pusat atau adanya patah tulang
4. Data penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakan
diagnose atau kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
a. Darah : GDA > 20mg/dl
b. Test kematangan paru
c. CRP
d. Hb dan bilirubin : >10mg/dl

B. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Pola napas tidak efektif
2. Deficit nutrisi
3. Hipotermi
4. Resiko infeksi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis : nyeri pada
saat bernapas, kelemahan otot pernapasan) dibuktikan dengan penggunaan otot bantu
pernapasan
2. Deficit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolism dibuktikan
dengan berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
3. Hipotermi berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan rendah dibuktikan dengan
kulit terba dingin

N Diagnosa Luaran Intervensi keperawatan


O keperawatan keperawatan
1 Pola napas tidak Setelah Mnajemen jalan napas
efektif berhubungan dilakukan Observasi :
dengan hambatan tindakan 1.monitor pola napas
upaya napas keperawatan (frekuensi,kedalaman,usaha napas)
(mis.nyeri saat selama 2x24 jam 2.Monitor bunyi napas taambahan
bernapas,kelemahan diharapkan pola (mis.gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
otot pernapasan) napas membaik kering)
dibuktikan dengan dengan kriteria Teraputik
penggunaan otot hasil : 1.pertahankan kepatenan jalan napas
bantu pernapasan 1.Dispena dengan head tlit dan chin lift
menurun 2.lakukan fisioterapi dada,jika perlu
2.pengguanaan 3.lakukan penghisapan lender kurang
otot bantu napas dari 15 detik
menurun 4.berikan oksigen,jika perlu
3. pemanjangan Kolaborasi
fase ekspirasi 1.kolaborasi pemberian
menurun bronkodilator,ekspektoran,mukolitik
jika perlu
2 Resiko deficit Setelah Manajmen nutrisi
nutrisi berhubungan dilakukan Observasi
dengan tindakan 1.identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan keperawatan 2.identifikasi kebutuhan kalori dan
mencerna makanan selama 2x24 jam jenis nutrient
diharapkan status 3.identifikasi perlunya oenggunaan
nutrisi membaik selang nasogastric
dengan kriteria 4.monitor berat badan
hasil : Terapeutik
1.porsi makanan 1.lakukan oral hygiene sebelum
yang dihabiskan makan,jika perlu
meningkat 2.hentikan pemberian makan melalui
2.berat badan selang nasogastric jika asupan oral
membaik dapat ditoleransi
3.indeks masa Kolaborasi
tubus (IMT) 1.kolaborasi pemberian medikasi
membaik sebelum makan (mis.pereda
nyeri,antiemetic),jika perlu
2.kolaborasi dengan aahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu
3 Hipotermi Setelah Manajemen hipotermia
berhubungan dilakukan Observasi
dengan terpapar tindakan 1.monitor suhu tubuh
suhu lingkungan keperawatan 2.idetifikasi penyebab
rendah dibuktikan selama 2x24 jam hipotermia(mis. Terpapar suhu
dengan kulit terba diharapkan lingkungan rendah,pakaian tipis)
dingin termoregulasi Terapeutik
membaik dengan 1.sediakan lingkungan yang
kriteria hasil : hangat(mis.atur suhu
1.menggil ruanga,incubator)
meningkat 2.lakukan penghangan pasif
2.suhu tubuh (mis.selimut,penutup kepala,pakaian
membaik tebal)
3.suhu kulit
membaik
D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk
tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

E. EVALUASI
Evaluasi merupakan hasil perkembangan klien dengan pedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia.s.w.2019,asuhan keperawatan kebidanan kasus kebidanan kompleks maternal


neonatal.yogyakarta : pustaka baru
Huda dan hardhi 2018, aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnostic medis.
Penerbit mediaction jogja
Indrasari,Nelly 2017.faktor resiko kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR), media gizi
Indonesia
Kemenkes RI,2017. Profil kesehatan Indonesia.Jakarta ; kementerian kesehatan RI
Proverawati,2016.(BBLR) berat bayi lahir rendah. Nuha media, Yogyakarta
FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS SAKIT/RESIKO TINGGI

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA PALEMBANG

Ruangan : PICU perinatology Tgl/pengkajian : 16-6-2021

Diagnose medis : BBLR anamnesa diperoleh dari :

No register : 00.01.85.14 1. BBLR

Tgl/jam MRS : 12-6-2021 /14:18 2. RDS

I. IDENTITAS NEONATUS
Nama bayi : BY.NY.S
Tanggal lahir : lahat/09-06-2021 jam : 10.30
Jenis kelamin :perempuan
Umur : 7 hari
Kelahiran : tunggal/kembar
Anak ke : pertama
Jumlah saudara : tidak mempunyai saudara

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama ayah : Tn.Z
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan :tidak sekolah
Pekerjaan :wiraswasta
Penghasilan : >2.000.000
Alamat :Jl.lubuk layang ilir lahat kikim timur

NamaIBU : Ny.S
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan :tidak sekolah
Pekerjaan :ibu rumah tangga
Penghasilan : tidak berpenghasilan
Alamat :Jl.lubuk laying ilir lahat kikim timur
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
A. Riwayat kehamilan
Ibu :G1P1A0
BB/TB : 65 KG/160 cm
Umur kehamilan : 34 minggu
ANC : 2 kali, di puskesmas lahat
Teratur/tidak teratur,sejak kehamilan …………………………… minggu
Penyakit/komplikasi kehamilan tidak ada penyakit saat hamil
Kebiasaan makanan ibu ibu tidak memiliki kebiasaan makanan
Merokok ……… ya/tidak
Jamu …………… ya/tidak
Kebiasaan minum obat …………… ya/tidak

Periksa terakhir :
Hb ……………… gr%
Gula darah …………… mg%
Pernah mendapat terapi :tidak pernah mendapat terapi
Golongan darah :O
Lain-lain :tidak ada
Alergi obat :tidak ada

B. RIWAYAT PERSALINAN
Pasien mengatakan ini adalah persalinannya yang pertama dengan persalinan post
sc (sectio caesarea) atau disebut operasi sesar

IV. KELUHAN UTAMA(saat pengkajian)


BY.NY.S lahir dengan berat badan lahir rendah (premature) dengan berat 2000 gr

V. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (secara kronologis mulai awal sakit hingga


saat ini. Tiap masalah yang ditemukan diidentifikasi lengkap)
By.Ny.S tampak sulit bernapas kulit pada bayi teraba dingin

VI. RIWAYAT KESEHATAN LALU


By.Ny.S lahir dengan berat badan lahir rendah (premature) dengan berat 2000 gr dan
bayi mengalami sesak napas serta kulit pada bayi teraba dingin,bayi juga saat lahir
tidak menangis dan hanya merintih. By.Ny.S lahir di RSUD lahat dan dirujuk ke
RSUD siti Fatimah Palembang dikarenakan kondisi dan alat yang kurang memadai

VII. IMUNISASI YANG TELAH DIDAPAT


Belum diberikan imunisasi
VIII. RIWAYAT KELUARGA
Genogram (gambar skema keluarga dan beri tanda keluarga yang menderita penyakit
sejenis. Untuk kelainan kongenital usahakan skema lebih lengkap termasuk saudara
sepupu dan sebagainya jika memungkinkan)

Laki-laki

Laki-laki meninggal X

perempuan

By.Ny.S

IX. RIWAYAT PERTUMBUHAN


Berat badan lahir : 2000 gr
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar abdomen : 28 cm
Panjang badan : 48 cm
Berat badan sekarang : 1869 gr
Lingkar dada : 27 cm
Lingkar lengan atas :8 cm

X. KEBUTUHAN DASAR
A. Pola nutrisi
By.Ny.S hanya diberikan ASI diberikan 3-5 cc melalui OGT dan diberikan tiga
jam sekali
B. Pola tidur
By.Ny.S tidur selama 12 jam/hari dan bangun ketika lapar dan Bab
C. Pola eliminasi
Bab : 5x sehari dengan karakteristik kental dan berwarna hijau kecoklatan
menggunakan daya tamping pampers
Bak : daya tamoung bak menggunakan pampers dan diganti pampers 4 jam sekali
jika tidak Bab
D. Pola personal hygine
By.Ny.S melakukan personal hygiene sebanyak 1 kali sehari dan dilakukan oleh
perawat shift jaga dan dilakukan menggunakan kasa steril basah

XI. TANDA- TANDA VITAL


Tensi : 90/80 mmhg
Suhu : 35oc
RR : 60 x/menit
Nadi : 130 x/menit …………………………………………….Teratur/tidak
CRT : <3 detik

XII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pemeriksaan kepala dan rambut
Keadaan kepala dan rambut pada By.Ny.S cukup bersih,warna rambut
hitam,penyebaran rambut ada tapi tidak menyeluruh, dan tidak mudah rontok
B. Mata
Keadaan mata normal,diameter pada kedua pupil sama,sclera mata kuning
C. Hidung
Bentuk hidung normal,tidak pilek dan terpasang alat bantu pernapasan sungkup
D. Telinga
Bentuk telinga By.Ny.S mempunyai posisi yang simetris, ukuran dan bentuk
normal,bagian luar telinga tampak normal dan pada lubang telinga bersih dan
tidak menggunakan alat bantu dengar
E. Mulut/lidah
Tidak sariawan,mukosa bibir kering,dan tidak ada gangguan pada gusi
F. Tengkuk dan leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid (gondok)bentuk leher normal,tidak terdapat
luka dan tidak ada nyeri

G. Pemeriksaan thorax/dada(inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi)
Bentuk dada simetris, irama pernafasan timpani
Palpasi : tidak ada nyeri
Auskultasi : suara napas (vesikuler)
Perkusi : timpani
Paru…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Jantung bentuk dada normal dan tidak ada pembesaran jantung
H. Pemeriksaan abdomen (inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi)
Inspeksi : cembung
Auskultasi :-
Palpasi : tidak ada massa,turgor kulit elastis,tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : timpani
I. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (genetalia dan anus)
Tidak ada luka pada daerah genetalia dan anus tampak bersih
J. Ekstremitas
a. Superior (atas)
- Edema : tidak ada
- Turgor : elastis
- Warna kulit : sawo matang
- Kekuatan otot : lemah
b. Inferior (bawah)
- Edema : ada pada bagian kiki sebelah kiri
- Turgor : elastis
- Warna kulit : sawo matang
- Kekutan otot : lemah
K. Refleks
1. Sucking (menghisap) : reflek daya menghisap lemah
2. Palmar grasping (menggenggam) : reflek daya menggam lemah
3. Tonic neck (leher) : tidak pernah melakukan tonic neck
4. Rooting (mencari) : tidak ada reflex rooting
5. Moro (terkejut) : ada reflex terkejut jika disentil pada
bagian telapak kaki
6. Babinsky : tidak ada reflex babinsky
7. Gallant (punggung) : punggung dingin
8. Swallowing (menelan) : tidak ada reflex swallowing
9. Plamtar grasping (telapak kaki) : telapak kaki dingin dan terdapat edema
L. Pemeriksaan integument
Terlihat adanya edema pada kedua telapak kaki bayi,turgor kulit elastis,bibir
tampak kering,kulit bayi sedikit tampak kuning
M. Pengkajian nyeri (NIPS,dsb)

Parameter NIPS SKOR 0 SKOR 1 SKOR 2


Ekspresi wajah 0
Menangis 1
Pola pernapasan 1
Lengan 0
Kaki 0
kesadaran 0

XIII. RIWAYAT NILAI APGAR

Tanda 0 1 2
Activity (muscle 1
tone)
Pulse (heart rate) 2
Grimace (reflex 1
irritability)
Appearance (color) 1
Respiration rate 1
Interpretasi =

Down score

Skor 0 1 2 hasil
Frekuensi <60 60-80 >80 1
Sianosis - Menghilang dengan Perlu oksigen 1
oksigen 40% 80%
Retraksi - Sedang Berat 1
Merintih - Minimal Jelas 1
Aliran udara baik Menurun Sangat jelek 1
Down score =

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Laboratorium (dibuat dalam bentuk table : jenis pemeriksaan, hasil dan nilai
normal)

Nama test Flag Hasil satuan Nilai rujukan


HEMATOLOGI
Hematologi rutin
Hemoglobin 17,2 g/dl 15-21
Hematocrit 51,6 % 44,0-70,0
Eritrosit 4,86 Juta 4,0-5,0
MCH/VER H 106,1 Fl 78-100
MCH/HER H 35,4 Pg 27-31
MCH/KHER 33,3 g/dl 32-36
RDW-CV 14,2 %
Leukosit 16,62 Ribu 4,0-10,5
Trombosit H 373 Ribu 150-400
KIMIA KLINIK
Glukosa darah 113 Mg/dl 70-140
sewaktu

B. Pemeriksaan diagnostic (rontgen,dll: uraikan hasil pemeriksan)


Dilakukan pemeriksaan rontgen dengan hasil :
- Tampak infiltrate pada lobus medius paru kanan
- Cor mediastinum normal
- Sinus costo kanan kiri lancip
- Diafragma normal
- Tulang soft tissue tidak tampak kelainan

C. Terapi (buat table : nama obat,dosis,indikasi obat)

Nama obat Dosis Frekuensi Indikasi


Meropenem 40 mg Untuk menangani berbagai penyakit
seperti infeksi bakteri, infeksi organ,dan
infeksi saluran pernapasan serta dapat
digunakan untuk terapi tunggal
Aminofilin 4 mg Untuk menangani gagal
jantung/gangguan pernapasan pada bayi
premature
ampicillin 50 mg Untuk bayi lahir lebih muda dengan BB
<2000 gr
ANALISA DATA
Nama klien : By.Ny.S
Umur : 7 hari
Ruangan/kamar : picu perinatology
No.register : 00.01.85.14

No Data Penyebab masalah


1. Ds : tidak ada Hambatan upaya Pola napas tidak efektif
Do : -penggunaan alat napas (mis.nyeri saat
bantu pernapasan bernapas,kelemahan
sungkup otot pernapasan)
Ttv :
-TD : 90/80 mmhg
-S : 35OC
-RR : 60x/Menit
-N : 130x/menit

2. Ds : tidak ada Ketidakmampuan Resiko deficit nutrisi


Do : -pasien tampak mencerna makanan
lemah
-BB 2000 gr
3. Ds : tidak ada terpapar suhu hipotermia
Do : lingkungan rendah
Ttv : TD : 90/80 mmhg
S : 35OC
RR : 60x/menit
N : 130x/menit
-kulit tampak tipis
-keadaan umum lemah

PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa keperawatan ditemukan teratasi Nama


perawat
1 Pola napas tidak efektif 16-6-2021 17-6-2021 Teri

2 Resiko deficit nutrisi 16-6-2021 17-6-2021 Teri


3 hipotermia 16-6-2021 17-6-2021 Teri

RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnosa Luaran Intervensi keperawatan


O keperawatan keperawatan
1 Pola napas tidak Setelah Mnajemen jalan napas
efektif berhubungan dilakukan Observasi :
dengan hambatan tindakan 1.monitor pola napas
upaya napas keperawatan (frekuensi,kedalaman,usaha napas)
(mis.nyeri saat selama 2x24 jam 2.Monitor bunyi napas taambahan
bernapas,kelemahan diharapkan pola (mis.gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
otot pernapasan) napas membaik kering)
dibuktikan dengan dengan kriteria Teraputik
penggunaan otot hasil : 1.pertahankan kepatenan jalan napas
bantu pernapasan 1.Dispena dengan head tlit dan chin lift
menurun 2.lakukan fisioterapi dada,jika perlu
2.pengguanaan 3.lakukan penghisapan lender kurang
otot bantu napas dari 15 detik
menurun 4.berikan oksigen,jika perlu
3. pemanjangan Kolaborasi
fase ekspirasi 1.kolaborasi pemberian
menurun bronkodilator,ekspektoran,mukolitik
jika perlu
2 Resiko deficit Setelah Manajmen nutrisi
nutrisi berhubungan dilakukan Observasi
dengan tindakan 1.identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan keperawatan 2.identifikasi kebutuhan kalori dan
mencerna makanan selama 2x24 jam jenis nutrient
diharapkan status 3.identifikasi perlunya oenggunaan
nutrisi membaik selang nasogastric
dengan kriteria 4.monitor berat badan
hasil : Terapeutik
1.porsi makanan 1.lakukan oral hygiene sebelum
yang dihabiskan makan,jika perlu
meningkat 2.hentikan pemberian makan melalui
2.berat badan selang nasogastric jika asupan oral
membaik dapat ditoleransi
3.indeks masa Kolaborasi
tubus (IMT) 1.kolaborasi pemberian medikasi
membaik sebelum makan (mis.pereda
nyeri,antiemetic),jika perlu
2.kolaborasi dengan aahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan jika perlu
3 Hipotermi Setelah Manajemen hipotermia
berhubungan dilakukan Observasi
dengan terpapar tindakan 1.monitor suhu tubuh
suhu lingkungan keperawatan 2.idetifikasi penyebab
rendah dibuktikan selama 2x24 jam hipotermia(mis. Terpapar suhu
dengan kulit terba diharapkan lingkungan rendah,pakaian tipis)
dingin termoregulasi Terapeutik
membaik dengan 1.sediakan lingkungan yang
kriteria hasil : hangat(mis.atur suhu
1.menggil ruanga,incubator)
meningkat 2.lakukan penghangan pasif
2.suhu tubuh (mis.selimut,penutup kepala,pakaian
membaik tebal)
3.suhu kulit
membaik

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Tgl/jam implementasi TT Tgl/jam Catatan perkembangan TT


1 16/6/2021 Observasi : 16/6/2021 S : tidak ada
1.memonitor pola napas
(frekuensi,kedalaman,usa O : -pasien masih tampak
ha napas) sesak
2.memonitor bunyi napas Td :90/80 mmhg
taambahan S:35oc
(mis.gurgling,mengi,whe Rr:60x/menit
ezing,ronkhi kering) N:130x/menit
Teraputik
1.mempertahankan A : masalah belum
kepatenan jalan napas teratasi
dengan head tlit dan chin
lift P:intervensi dilanjutkan
2.melakukan fisioterapi
dada,jika perlu
3.melakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
4.memberikan
oksigen,jika perlu
Kolaborasi
1.berkolaborasi
pemberian
bronkodilator,ekspektora
n,mukolitik jika perlu
2 16/6/2021 Observasi 16/6/2021 S : tidak ada
1.mengidentifikasi status
nutrisi O:
2.mengidentifikasi BB saat lahir 2000 gr
kebutuhan kalori dan BB sekarang 1869 gr
jenis nutrient Asi yang diberikan 3-
3.mengidentifikasi 5cc/3jam
perlunya oenggunaan
selang nasogastric A: masalah belum
4.memonitor berat badan teratasi
Terapeutik
1.melakukan oral hygiene P : intervensi dilanjutkan
sebelum makan,jika perlu
2.menghentikan
pemberian makan melalui
selang nasogastric jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Kolaborasi
1.berkolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis.pereda
nyeri,antiemetic),jika
perlu
2.berkolaborasi dengan
aahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan jika
perlu
3 16/6/2021 Observasi 16/6/2021 S : tidak ada
1.memonitor suhu tubuh
2.mengidetifikasi O : suhu tubuh dibawah
penyebab hipotermia(mis. normal
Terpapar suhu Ttv : S : 35OC
lingkungan N : 130x/menit
rendah,pakaian tipis) RR : 60x/menit
Terapeutik -kulit masih teraba dingin
1.menyediakan
lingkungan yang A : masalah belum
hangat(mis.atur suhu teratasi
ruanga,incubator)
2.melakukan penghangan P : intervensi dilanjutkan
pasif
(mis.selimut,penutup
kepala,pakaian tebal)

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Tgl/jam implementasi TT Tgl/jam Catatan perkembangan TT


1 17/6/2021 Observasi : 16/6/2021 S : tidak ada
1.memonitor pola napas
(frekuensi,kedalaman,usa O : -pasien tidak
ha napas) Td :90/80 mmhg
2.memonitor bunyi napas S:35,5oc
taambahan Rr:50x/menit
(mis.gurgling,mengi,whe N:130x/menit
ezing,ronkhi kering)
Teraputik A : masalah telah teratasi
1.mempertahankan
kepatenan jalan napas P:intervensi dihentikan
dengan head tlit dan chin
lift
2.melakukan fisioterapi
dada,jika perlu
3.melakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
Kolaborasi
1.berkolaborasi
pemberian
bronkodilator,ekspektora
n,mukolitik
2 17/6/2021 Observasi 17/6/2021 S : tidak ada
1.mengidentifikasi status
nutrisi O:
2.mengidentifikasi -asi yang dihabiskan 4-5
perlunya oenggunaan cc/3jam
selang nasogastric -pasien tidak tampak
3.memonitor berat badan lemah
Terapeutik
1.melakukan oral hygiene A: masalah belum
sebelum makan teratasi
2.menghentikan
pemberian makan melalui P : intervensi dilanjutkan
selang nasogastric jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Kolaborasi
1.berkolaborasi dengan
aahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan
3 17/6/2021 Observasi 17/6/2021 S : tidak ada
1.memonitor suhu tubuh
2.mengidetifikasi O : suhu tubuh telah
penyebab hipotermia(mis. dibatas normal
Terpapar suhu Ttv : S : 35,5OC
lingkungan N : 130x/menit
rendah,pakaian tipis) RR : 60x/menit
Terapeutik
1.menyediakan A : masalah belum
lingkungan yang teratasi
hangat(mis.atur suhu
ruanga,incubator) P : intervensi dilanjutkan
2.melakukan penghangan
pasif
(mis.selimut,penutup
kepala,pakaian tebal)

Anda mungkin juga menyukai