Anda di halaman 1dari 7

Mariska Zariyanti 179

Pengetahuan dan Perilaku Perawat tentang Strategi Penatalaksanaan Nyeri


pada Pasien Bedah di RSUD Siti Fatimah Az Zahra Sumatera Selatan

Mariska Zariyanti
Rumah Sakit Mohammad Hosein Palembang
Jalan. Letna Kasnariansyah No 1198 Rt 17 Rw 06 Kel 20 Ilir Div Kec. Ilir Timur 1 Palembang
Email : mariska.zryath@gmail.com

Abstrak

Strategi penatalaksanaan nyeri atau lebih dikenal dengan manajemen nyeri adalah suatu tindakan
mengurangi nyeri. Nyeri merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dipengaruhi oleh jaringan
yang mengalami cidera atau penyakit. Perawat memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
manajemen nyeri di Rumah Sakit, namun dalam penerapannya masih banyak kasus nyeri tidak
tertangani dengan tepat. Penelitian ini dilakukan pada 4 perawat yang bertugas di ruang akasia
rumah sakit Az Zahra Siti Fatimah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi
dengan bantuan dokumentasi. Sedangkan analisis yang digunakan menggunakan analisis
deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan semua informan bisa menjawab semua pertanyaan
dengan baik dimana ini menunjukan pengetahuan perawat tentang manajemen nyeri di RSUD Siti
Fatimah Az-Zahra sudah baik dimana perawatnya sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan tingkat pengetahuan, begitu juga perilaku keempat informan merupakan perilaku
tipe Y atau perilaku positif karena melakukan manajemen nyeri sesuai SOP serta melakukan
manajemen nyeri dianggap merupakan kewajiban bagi perawat dalam pelayanan pasien sesuai
dengan teori perilaku. Pada pengaplikasian manajemen nyeri non farmakologis didapatkan
kesimpulan teknik yang sangat sering digunakan oleh perawat yaitu teknik relaksasi. Kolaborasi
teknik farmakologis juga dilakukan oleh perawat ketika nyeri tidak teratasi dengan manejemen
nyeri nonfarmakologis.
Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Manajemen Nyeri

Abstract

A pain management strategy, also known as pain management, is a course of action intended to
alleviate pain. Pain is an unpleasant sensation that is impacted by injured or diseased tissue.
Nurses have an important role in the implementation of pain management in hospitals, yet there
are still a significant number of cases in which pain is improperly managed. This study involved
four nurses from the Akasia room of the Rumah Sakit Az Zahra Siti Fatimah. The method used in
this study is a qualitative method with data collection techniques using in-depth interviews and
observation with the aid of documentation. While the analysis used is descriptive analysis. From
the results of the study, it was found that all informants could answer all questions well, indicating
that the knowledge of nurses about pain management in RSUD Siti Fatimah Az-Zahra was good,
with nurses able to answer questions according to their level of knowledge, as well as the
behaviour of the four informants who showed Y behaviour, or positive behaviour, because they
were already performing pain management according to standard operating procedure (SOP),
which is considered an obligation for nurses in patient care in accordance with behavioural
theory. In the application of non-pharmacological pain management, it can be concluded that the
technique that is most often used by nurses is the relaxation technique. Collaborative
pharmacological techniques are also carried out by nurses when pain is not resolved by non-
pharmacological pain management.
Mariska Zariyanti 180

Keywords : Knowledge, Behaviour, Pain Management


PENDAHULUAN terdapat perawat yang melakukan
manajemen nyeri non-farmakologis
Manajemen nyeri adalah istilah meskipun belum melakukan intruksi
yang digunakan untuk menggambarkan dengan benar kepada pasien. Uraian dan
perawatan yang diberikan bagi mereka berbagai fenomena tersebut, penulis tertarik
yang mengalami nyeri. Manajemen nyeri untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
meliputi pengkajian nyeri, pengobatan perilaku tentang manajemen nyeri pada
nyeri, intrvensi nyeri, terapi nyeri, audit perawat RSUD Siti Fatimah Az Zahra
nyeri, pendidikan staf dan pasien, serta Sumatera Selatan.
kegiatan lain yang terlibat dalam
memberikan perawatan dan layanan bagi Selain mengetahui tentang
mereka yang mengalami nyeri.Pendekatan pengetahuan tersebut di atas perawat perlu
manajemen nyeri disesuaikan dengan juga harus mengetahui bagaimana perilaku
situasi klinis yang ada ( I Ketut Swarjana, dalam penatalaksanaan nyeri tersebut.
2021). Perilaku nya antara lain

Salah satu profesi yang dapat 1. Positif (menerima), berarti akan


melakukan penatalaksanan nyeri adalah mengulang perilaku tersebut.
perawat. Dikarenakan perawat yang
memiliki tanggung jawab penuh pada 2. Negatif (menolak), berarti akan
pelayanan kesehatan pasien. Perawat harus tidak mengulang perilaku tersebut
memiliki pengetahuan tentang strategi (berhenti)
pentalaksanaan/ manajemen nyeri.
Pengetahuan adalah merupakan hasil Beberapa tahun terakhir
“tahu” dan ini terjadi setelah orang terjadi peningkatan kesadaran akan
mengadakan penginderaan terhadap suatu pentingnya manajemen nyeri. The Joint
objek tertentu. Penginderaan terhadap Commission dan World Health
objek terjadi melalui panca indra manusia Organization, bersama beberapa badan
yakni penglihatan, pendengaran, organisasi dan agensi internasional
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. mengakui bahwa pelaksanaan manajemen
Pada waktu penginderaan sampai nyeri merupakan aspek penting perawatan
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat pasien. Selain itu, mendapatkan
dipengaruhi oleh intensitas perhatian manajemen nyeri yang efektif merupakan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar salah satu hak manusia. Mutu pelayanan
pengetahuan manusia diperoleh melalui kesehatan di rumah sakit telah menetapkan
mata dan telinga. Pengetahuan yang cukup pengelolaan nyeri yang adekuat merupakan
didalam domain kognitif mempunyai 6 salah satu indikator mutu yang penting,
tingkat yaitu : Tahu (Know), Memahami diikuti patient safety dan kepuasan pasien.
(Comperhention), Aplikasi(Application), Bagi Negara maju seperti Amerika Serikat,
Analisis (Analysis), Sintesis (Syntesis), manajemen nyeri dianggap hak asasi
Evaluasi (Evaluation). Pengetahuan yang manusia.
perlu diketahui oleh perawat dalam
Nyeri yang tidak tertangani
manajemen nyeri dari pengkajian sampai
dengan benar dapat menyebabkan keadaan
evaluasi pasien. Masih banyak perawat
yang tidak menguntungkan bagi pasien,
yang memiliki pengetahuan kurang.
seperti kurangnya kualitas hidup, gangguan
Manajemen non-farmakologis tidur, gangguan fungsi fisik. Selain itu,
sering terabaikan oleh perawat, namun juga nyeri yang tidak tertangani dapat
menyebabkan masa rawat yang lebih
Mariska Zariyanti 181

panjang sehingga dapat membebani pada wawancara mendalam dan observasi


penderita dan keluarga dalam dengan bantuan alat rekam gambar dan
perekonomian. Lain halnya dengan video (dokumentasi).
perawatan manajemen yang efektif dapat
memberikakan dampak positif seperti
meningkatnya kualitas tidur, meningkatkan
fungsi dan penyembuhan dan mengurangi
resiko nyeri menjadi nyeri kronis. Waktu dan Tempat Penelitian
Di Indonesia, pasal 43 ayat 1 Penelitian ini dilakukan padaBulan
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Mei 2022 yang bertempat di ruang Akasia
tentang Rumah Sakit mendukung patient RSUD Siti Fatimah Az Zahra Provinsi
safety di Rumah Sakit. Rumah Sakit harus Sumatera Selatan.
memberikan pelayanan pasien yang lebih
aman, termasuk di dalamnya asesmen Target/Subjek Penelitian
risiko, identifikasi, dan manajemen risiko
terhadap pasien, pelaporan dan analisis Sampel dalam penelitian ini dilakukan
insiden, kemampuan untuk belajar dan dengan cara purposive sampling yaitu
menindaklanjuti insiden, dan menerapkan menentukan dari sekian banyak perawat
solusi untuk mengurangi serta yang berdinas di ruang perawatan pasien
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem bedah dipilih 5 perawat yang dianggap
pada Hospital patient safety diharapkan memiliki pengetahuan dan perilaku tentang
dapat mencegah terjadinya harm/cedera strategi penatalaksanaan nyeri
yang mencakup pengalaman tidak nonfarmakologis. Informan kunci pada
menyenangkan diantaranya berupa nyeri. penelitian ini adalah Kepala ruangan rawat
Upaya pencegahan pasien dari nyeri inap dimana peneliti melakukan penelitian
tersebut yaitu dilakukan manajemen nyeri terhadap perawat yang dipilih menjadi
sebagai bagian dari penatalaksanaan pasien sampel penelitian.
di Rumah Sakit.

Rumusan masalah dalam penelitian


ini berdasarkan pengamatan terhadap Prosedur
perawat yang memiliki pengetahuan dan Alur pelaksanaan penelitian lapangan
perilaku yang berbeda-beda dalam menggunakan analisis deskriptif : yang
melakukan strategi penatalaksanaan nyeri didasarkan pada pendekatan wawancara,
sehingga saya tertarik meneliti Tingkat observasi dan dokumentasi.
Pengetahuan dan perilaku perawat tentang Hasil data berupa paparan mengenai situasi
strategi penatalaksanaan/ Manajemen yang diteliti dalam bentuk uraian naratif :
Nyeri pada pasien di Rumah Sakit Umum hasil data dilapangan dilakukan
Daerah Siti Fatimah Az Zahra Sumatera pengelolaan data dengan redusi data,
Selatan. penyajian data, penarikan kesimpulan dan
verifikasi data.
Pemaparan data menjawab pertanyaan
METODE PENELITIAN tentang pengetahuan dan perilaku perawat
tentang strategi penatalaksanaan nyeri pada
Jenis Penelitian pasien bedah.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang berpedoman
Mariska Zariyanti 182

Data dan informasi diperoleh dari Berdasarkan dari hasil penelitian


pertanyaan kuisioner yang diberikan yang dilakukan dengan
kepada responden dalam proses penelitian. wawancara,observasi dan dokumentasi
Dilakukan verifikasi data dengan cara cek pada 4 informan yaitu perawat serta 1
ulang hasil wawancara lapangan. informan kunci yang merupakan kepala
ruangan akasia RS Siti Fatimah Az Zahra
Teknik Analisis Data Provinsi Sumatera Selatan bahwa pada
kelima informan sudah cukup memenuhi
Teknik analisis data dalam penelitian kriteria 6 tingkatan pengetahuan didukung
ini menggunakan analisis deskriptif oleh pernyataan dari informan kunci yaitu
yang didasarkan pada pendekatan hasil kepala ruangan . Mulai dari Tahu, Paham,
wawancara, hasil pemotretan, analisis aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
dokumen, catatan lapangan yang Dikarenakan keempat sinforman dapat
disusun di lokasi penelitian. Peneliti menjawab pertanyaan- pertanyaan yang di
melakukan analisis data dengan ajukan saat wawancara dengan baik dan
memperkaya informasi menemukan benar sesuai teori yang dikemukakan oleh
pola. Penelitian deskitptif kualitatif Sulistyo Andamoyo,2013 dalam buku
adalah berupa penelitian dengan konsep dan proses keperawatan nyeri. Pada
metode atau pendekatan studi tahap tahu kelima subjek dapat meyebutkan
kasus(Sugiyono,2016). pengertian manajemen nyeri dengan benar.
Hasil analisis data berupa paparan setelah itu pada tahap paham kelima subjek
mengenai situasi yang diteliti yang pun dapat menjawab pertanyaan dengan
disajikan dalam bentuk uraian naratif. lancar dan baik. Tetapi pada tahap aplikasi
Hakikat pemaparan data pada ada 2 informan yang dapat melakukan 2
umumnya menjawab pertanyaan- macam teknik manajemen nyeri dan 3
pertanyaan mengapa dan bagimana informan hanya melakukan 1 saja teknik
fenomena pengetahuan dan perilaku manajemen nyeri. Kemudian pada tahap
perawat tentang penatalaksanaan/ analisis kelima informan menyebutkan
manajemen nyeri pada pasien rawat jawaban yang sama yaitu melakukan
inap. manajemen nyeri berdasarkan keluhan
Data dan informasi yang diperoleh pasien. Padahal kita ketahui setiap pasien
berkaitan dengan pertanyaan selalu dilakukan pengkajian untuk
apa,mengapa dan bagaimana menentukan diagnose keperawatan yang
mengungkap proses penelitian akan ditegakkan. Pengkajian nyeri yang
tersebut. Selanjutnya memaparkan tepat dibutuhkan untuk menetapkan data
proses mengenai fenomena-fenomena dasar, menegakkan diagnosis keperawatan
yang terjadi di RSUD Siti Fatimah Az yang tepat, menyeleksi terapi keperawatan
Zahra Sumatera Selatan yang yang cocok, dan mengevaluasi respon
menyangkut pengetahuan dan perilaku pasien terhadap terapi yang sudah kita
perawat tentang Penatalaksanaan lakukan. Pada tahapan sintetsis informan
nyeri/ Manajemen nyeri di ruang rawat menyebutkan jawaban yang hampir sama
inap. semua,yaitu manajemen nyeri merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam proses
perawatan untuk memberikan rasa nyaman
HASIL PENELITIAN DAN kepada pasien. Aspek terpenting yang
PEMBAHASAN harus diperhatikan oleh perawat adalah
selama upaya yang sudah dilakukan pada
pasien tidak menimbulkan masalah baru
Mariska Zariyanti 183

atau memperburuk keadaan pada pasien Berdasarkan seluruh analisa dan


maka tindakan-tindakan yang sudah pembahasan yang telah disampaikan
dilakukan bisa dilanjutkan sambil terus di sebelumnya maka dapat disimpulkan
monitoring. Yang terakhir pada tahap
bahwa perawat Rs Siti Fatimah Az Zahra
evaluasi kelima informan menjawab sama
sesuai dengan SPO yang ada bahwa setiap memiliki pengetahuan tentang manajemen
pasien yang memiliki keluhan nyeri dan nyeri dan perilaku yang dimiliki olek
dilakukan manajemen nyeri pasti dilakukan keempat informan perawat sesuai dengan
monitoring sesuai form/ checklist yang teori Y dan berperilaku positif.
sudah berlaku di RS. Evaluasi keperawatan
adalah tahapan terakhir dari proses Keempat informan perawat sudah
keperawatan untuk mengukur respon mendapatkan pelajaran tentang manajemen
pasien terhadap tindakan keperawatan dan nyeri sejak perkuliahan dan di tambah
kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan. dengan adanya seminar serta inhouse
Evaluasi keperawatan terhadap pasien
training yang dilaksanakan di RS Siti
dengan masalah nyeri dilakukan di
antaranya: pasien melaporkan adanya Fatimah Az Zahra yang rutin terjadwal
penurunan rasa nyeri, mendapatkan secara bergiliran bagi perawat. Teknik
pemahaman tentang nyeri, mampu relaksasi merupakan teknik yang selalu
mempertahankan kesejahteraan dan hampir digunakan oleh kelima informan
meningkatkan kemampuan fungsi fisik dan perawat dalam mengatasi keluhan nyeri
psikologis yang dimiliki, mampu diakarenakan untuk melakukan nya tidak
menggunakan teknik-teknik manajemen
sulit dan tanpa memerlukan alat bantu juga
nyeri nonfarmakologis, mampu
menggunakan terapi yang diberikan untuk lebih efisien jika pasien kooperatif
mengurangi rasa nyeri. mengikuti instruksi perawat.
Dari kelima informan yang di
wawancara, observasi dan dilakukan Keempat informan penelitian selalu
dokumentasi kelima informan termasuk melakukan manajemen nyeri sesuai dengan
pada perilaku teori Y yang menyebutkan SPO dan tanpa harus dingatkan atau
bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti diawasi oleh kepala ruangan. Manajemen
halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja nyeri otomatis mereka lakukan ketika
tidak perlu terlalu diawasi dan di ancam
pasien mengeluh nyeri. Dan apabila nyeri
secara ketat karena mereka memiliki
pengendalian serta pengerahan diri untuk tersebut tidak teratasi maka secara otomatis
bekerja sesuai tujuan. Sesuai dengan perawat akan melakukan tindak lanjut yaitu
checklist observasi yang dilakukan saat berkolaborasi dengan dokter untuk
penelitian keempat perawat melakukan pelaksanaan manajemen nyeri
manajemen nyeri sesuai dengan SPO dan di farmakologis.
dukung informasi dari kepala ruangan yang
membenarkan bahwa perawat yang Untuk mendapatkan informasi apakah
menjadi informan penelitian memang manajemen nyeri terlaksana dengan efektif
memiliki perilaku positif sesuai teori ABC ada form monitoring di ruangan yang
dan teori though and Feelings yang
dikemukakan Notoadmojo,2010. dipantau oleh perawat dan kepala ruangan.

Manajemen nyeri sangat bermanfaat pada


KESIMPULAN pasien dikarenakan jika nyeri tidak teratasi
Mariska Zariyanti 184

maka akan mengganggu kelanjutan 2. Diharapkan bagi perawat dapat


prosedur pengobatan dan dapat memahami betapa pentingnya manajemen
menimbulkan masalah baru yaitu nyeri dalam pelayanan pasien sesuai
komplikasi atau hari perawatan bertambah SOP,dikarenakan baik kondisi maupun
bahkan bisa yang terburuk bisa tindakan yang akan dilakukan pada pasien
menimbulkan syok pada pasien. mayoritas menyebabkan keluhan nyeri
pada pasien.
Kesimpulan yang di dapat dari Informan
Kunci yaitu Manajemen nyeri merupakan 3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti
suatu kegiatan untuk megurangi/ mengatasi mampu menggali lebih dalam tentang
nyeri pada pasien. Manajemen nyeri update pengetahuan terbaru dan berperilaku
memiliki dua teknik farmakologis dan non bagi perawat dalam melakukan manjemen
farmakologis, teknik non farmakologis itu nyeri terutama nonfarmakologis sebagai
memiliki banyak macam teknik diantaranya tindakan keperawatan mandiri bagi
yang sering dilakukan yaitu relaksasi, perawat.
distraksi, imajinasi, dan kompres.
4. Kesimpulan yang didapatkan dari
Pengetahuan tentang manajemen nyeri itu
sendiri didapatkan dari perkuliahan dan hasil penelitian harus di analisa berdasarkan
teori-teori yang ada, sehingga benar-benar
pelatihan-pelatihan, teknik yang paling
sering digunakan yaitu teknik relaksasi menjadi acuan jika akan dilakukan
dikarenakan mudah dilakukan dan tidak penelitian selanjutan nya. Diharapkan dapat
lebih menyempurnakan penelitian yang
memerlukan alat bantu dalam pelaksanaan
nya. Dalam evaluasi tindakan yang sudah sudah dilakukan.
dilakukan sudah berdasarkan SPO dengan
adanya pendokumentasian lewat form
monitoring nyeri. Dikarenakan perawat UCAPAN TERIMA KASIH
berperan dalam memberikan intervensi
pereda nyeri,mengevaluasi efektivitas Pada kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih sebanyak-
intervensi yang dijalankan dan bertindak banyaknya kepada :
sebagai penasehat pasien/penderita saat Direktur RSUD Siti Fatimah Az Zahra
intervensi berjalan tidak efektif. Provinsi Sumatera Selatan,Kepala Ruangan
Akasia RSUD Siti Fatimah Az Zahra
Provinsi Sumatera Selatan sebagai
informan kunci,Ke 4 perawat pelaksana
SARAN ruangan Akasia sebagai informan utama
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini
perawat akan termotivasi untuk terus DAFTAR PUSTAKA
mengupdate ilmu keperawatan mandiri
terutama tentang manajemen nyeri dengan A. Wawan, D. M. (2017). teori dan
mengikuti seminar, workshop, dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
pelatihan-pelatihan baik mandiri maupun Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
yang didapatkan dari tempat bekerja.
Mariska Zariyanti 185

Agung Sutriyawan, S. (2021). Metodologi Petriella, Y. (2019, mei 9). Retrieved maret
Penelitian kedokteran dan 2022, from Bisnis.com:
Kesehatan(Dilengkapi Tuntunan https://ekonomi.bisnis.com/read/20190
Membuat Proposal penelitian). 509/12/920377/hanya-36-rumah-sakit-
bandung: PT Refika Aditama. di-indonesia-berstatus-kelas-dunia

Dr. Tris Eryando M.a, T. S. (2017). Teori dan PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis
Aplikasi Pengumpulan Data Keperawatan, Definisi dan Indikator
Kesehatan- Termasuk Biostatistika Diagnostik. jakarta: DPP PPNI.
Dasar. Yogyakarta: Rapha Publishing.
PPNI, T. P. (2021). Pedoman Standar Prosedur
Efris kartika Sari, A. H. (2021). Pelatihan Operasional Keperawatan. Jakarta:
Pengkajian Nyeri sebagai Upaya DPP PPNI.
Mengoptimalkan Manajemen Nyeri di
Rumah Sakit Universitas Brawijaya. J- Prof. DR. Lexy J. Moleong, M. (2017).
Dinamika, 147. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Rosda.
Gumilang, M. (2019). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa Profesi Ners Prof. Dr. Soekijo Notoadmodjo, S. (2018).
Universitas Diponegoro tentang Metodologi Penelitian Kesehatan.
Manajemen Nyeri. Semarang: Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Ilmu Keperawatan,
Fakultas kedokteran Universitas Sugianto, C. (2018). Kajian Literatur: Persepsi
Diponegoro. perawat terhadap pengkajian nyeri
sebagai pengkajian tanda vital ke-5=
Judha, M., Sudarti, & fauziah, A. (2012). Teori Literature review: nurse perception of
Pengukuran Nyeri. Yogyakarta: Nuha pain assesment as the fifth vital sign
Medika. assesment( doctoral desertation).
Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Kesehatan, D. J. (2020). Retrieved Maret 2022,
from Kementrian Kesehatan Indonesia: Sugiyono, P. D. (2016). Metode penelitian
https://yankes.kemkes.go.id/lakip_file Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
s/direktorat_jenderal_pelayanan_keseh Bandung: Penerbit Alfabeta.
atan_lakip_2020.pdf
Sulistyo Andarmoyo, S. N. (2020). Konsep dan
Kristiawan, S. (2018). Gambaran tingkat Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta:
pengetahuan perawat tentang Ar-Ruz Media.
pelaksanaan pengkajian nyeri
menggunakan comfort pain scale di icu Swarjana, I. K. (2022). Konsep pengetahuan,
Siloam hospital Makassar(Doctoral Sikap, Perilaku, Persepsi, stres,
Desertation). Jakarta: Universitas kecemasan, nyeri, dukungan sosial,
Pelita Harapan. kepatuhan, motivasi, kepuasan,
pandemi covid-19, akses layanan
Notoadmodjo, S. (2010). ilmu Perilaku kesehatan-lengkap dengan konsep
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. teori, cara mengukur variabel, dan
contoh kuesioner. Yogyakarta:
Novitaningsih, N. &. (2018). Gambaran Penerbit Andi(Anggota IKAPI).
Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Motivasi perawat mengkaji
nyeri pasien pasca operasi di satu
rumah sakit swasta Indonesia
Tengah(Doctoral Desrtation). Jakarta:
Universitas Pelita Harapan.

Anda mungkin juga menyukai