PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan preterm merupakan persalinan yang terjadi pada usia kehamilan <
37 minggu atau dengan berat bayi baru lahir kurang dari 2500 gram,
2014, sekitar 10,6% dari semua kelahiran hidup secara global adalah
prematur tertinggi di dunia yaitu 675.700 atau 15,5 per 100 kelahiran hidup.
negara dengan tingkat persalinan preterm lebih dari 15% kelahiran dan
dengan angka kelahiran preterm 15,5 / 100 kelahiran hidup. (Syarif, 2017)
kematian bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator
1
2
kelahiran hidup.
penyebab kematian bayi baru lahir usia 0-6 hari sebesar 32,4% dan urutan
keempat sebagai penyebab kematian bayi usia 7-28 hari yaitu sebesar 12,8%.
bawah 5 tahun mencapai 28.158 jiwa. Dari jumlah itu sebanyak 20.266 balita
(71,97%) meninggal dalam rentan usia 0-28 hari (neonatal). Mayoritas atau
Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 sebanyak 2.766 kasus. Proporsi kematian
bayi 81% adalah kematian neonatal (0-28 hari), 19% adalah kematian post
tahun 2020 sebanyak 125 kasus, dengan penyebab umum kematian adalah
BBLR (63,2%), asfiksia (28%), kelainan bawaan (0,8%), dan lain-lain (8%).
3
tidak langsung diantaranya adalah usia ibu dan paritas. Penelitian sebelumnya
<20 tahun dan >35 tahun merupakan faktor risiko tinggi (Hidayati, 2016).
Krisnadi, dkk (2009) menjelaskan bahwa ibu hamil dengan usia muda yaitu
<20 tahun peredaran darah menuju serviks dan uterus belum sempurna yang
Menurut Kristiyanasari (2010), ibu hamil dengan usia diatas 35 tahun juga
tenaga yang lebih besar dengan kelenturan dan elastisitas jalan lahir yang
semakin berkurang.
Persalinan preterm tidak selalu terjadi pada ibu yang usianya berisiko
(<20 dan >35 tahun), tetapi juga dapat terjadi pada ibu usia reproduktif (20-35
tahun). Hal ini dapat dikaitkan oleh faktor lain seperti multiparitas, kehamilan
2019) Pada usia terlalu muda alat reproduksi belum matang sempurna
4
sehingga bila terjadi kehamilan rahim belum terlalu kuat untuk menahan
kekuatan fisik yang akan berdampak pada masalah kesehatan seperti diabetes
terlalu dini, yaitu pada usia kehamilan 20-36 minggu. (Sekar, 2018)
hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Krisnadi
Menurut Wiknjosastro (2016), ibu dengan paritas lebih tinggi (4 atau lebih)
reproduksi. Paritas 2-3 adalah paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal.
selain itu jalan lahir baru akan dicoba dilalui janin, sebaliknya jika terlalu
sering melahirkan rahim akan menjadi semakin lemah karena jaringan parut
persalinan pretem dari 1432 persalinan, sedangkan tahun 2020 terdapat 243
(15,3%) persalinan pretem dari 1587 persalinan. Data registrasi terbaru tahun
2021 didapat hasil jumlah kejadian persalinan preterm sebesar 311 kasus dari
melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis