Disusun oleh:
Selvy Lazuarti
Tika Herlia
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang “ASUHAN
KEPERAWATAN HIPOTIROID” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan yang kami miliki.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar terciptanya makalah yang
lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A.Latar Belakang 3
B. Tujuan 3
C. Sistematika Penulisan 4
BAB II 5
TINJAUAN TEORI 5
A.Pengertian 5
B. Anatomi Fisiologi 5
C. Etiologi 9
D.Patofisiologi 11
f. Patoflowdiagram 12
E. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis) 13
F. Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik) 13
G.Penatalaksanaan Medis 14
H.Komplikasi 16
I. Konsep Dasar Keperawatan 16
1. Pengkajian 16
BAB III 25
PENUTUP 25
A.Kesimpulan 25
B. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi
tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid.Lebih dari
95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau tiroidal yang
mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri.
Dengan adanya berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari keadaan hipotiroidisme, maka
sangat penting bagi kita sebagai seorang tenaga keperawatan bisa menerapkan asuhan
keperawatan yang komprehensif dan tepat pada klien dengan gangguan hipertiroidisme.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan memberikan konsep Asuhan
Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin dari metabolik
(hipotiroid dan hipertiroid)
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Hipotiroid.
b. Mengetahui anatomi fisiologi Hipotiroid.
c. Mengetahui etiologi/penyebab penyakit Hipotiroid.
d. Mengetahui patofisiologi penyakit Hipotiroid.
e. Mengetahui patoflowdiagram penyakit Hipotiroid.
f. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Hipotiroid.
g. Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostik penyakit Hipotiroid.
h. Mengetahui penatalaksanaan medis penyakit Hipotiroid.
i. Mengetahui komplikasi penyakit Hipotiroid.
j. Mengetahui konsep dasar keperawatan (pengkajian, diagnosa dan
intervensi) penyakit Hipotiroid.
k. Studi kasus singkat penyakit Hipotiroid.
4
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga (3) BAB dengan sistematika penulisan yaitu
BAB I Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, tujuan dan sistematika
penulisan. BAB II Tinjauan Teori tentang Hipertiroid dan Hipotiroid mulai dari
pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, patoflowdiagram, tanda dan
gejala (manifestasi klinis), pemeriksaan penunjang (pemeriksaan diagnostik),
penatalaksanaan medis, komplikasi, konsep dasar keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa dan intervensi. Terakhir BAB III Kesimpulan.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Anatomi Fisiologi
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang
18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2
cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang
di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar
tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea
inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal
dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus
kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan
dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf
adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus
vagus.
6
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium
yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan
diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel
kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa
iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
b) Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas
dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya
lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4
dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat
reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi
7
kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan
menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum
akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet
kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel
folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa
Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy
dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh
pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K
yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus
dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase.
Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan
residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada
molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh
kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel maka
akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di
intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan
lebih banyak daripada T4.
3. Coupling
4. Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan
disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3
dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
8
5. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini
kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin
serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian
iodium.
6. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel
yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan
mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan
pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan
kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah
yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin
(TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam
keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan
TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total menggambarkan kadar
hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa
berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi
suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas
karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang
lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein
binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek
primer hormon tiroid adalah:
9
d) meningkatkan responsivitas emosi.
f) Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel
tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di
hipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid
(TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping,
peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi
hormon meningkat.
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain
berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan
mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang
menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar
tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu,
maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika
kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa
mengeluarkan lebih banyak TSH.
C. Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai
5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih
10
umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat
sesuai dengan umur.
11
1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone yang
kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,
pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi
kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari
kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone
(TSH) meningkat.Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau
hipotalamus.Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone
tiroid.
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan oleh:
b. Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang
menghambat produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai , buah persik, bayam,
kacang polong, Strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung goitogenik
glikosida.
D. Patofisiologi
1.) .Konstipasi
12
organ kelenjar tiroid dan gangguan pada hipotalamus dan Hipofisis,yang
mengakibatkan menurunnya laju metabolisme dalam tubuh manusia yang secara
tidak lansung membuat fungsi pencernaan terganggu dan mengakibatkan
tekanan peristaltic menurun. Karna menurunnya tekanan peristaltic maka
penyerapan cairan diusus juga akan meningkat sehingga mengakibatkan feses
keras dan susah BAB (Konstipasi).
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat. Hipotiroid yang mengakibatkan masalah
Keperawatan Pola nafas tidak efektif disebabkan oleh gangguan organ kelenjar
tiroid dan gangguan pada hipotalamus dan Hipofisis. yang mengakibatkan
menurunnya laju metabolisme dalam tubuh manusia,sehingga menurunnya
fungsi pernapasan pada manusia, dan mengakibatkan depresi venitilasi dan sesak
nafas dan mengakibatkan masalah keperawatan Pola nafas tidak efektif.
f. Patoflowdiagram
13
E. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)
Hipotiroidisme ditandai dengan gejala-gejala:
Nafsu makan berkurang, Sembelit, Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat,
Suara serak, Berbicara lambat, Kelopak mata turun, Wajah bengkak, Rambut
tipis, kering, dan kasar, Kulit kering, kasar, bersisik, dan menebal, Denyut nadi
lambat, Gerakan tubuh lamban, lemah, Pusing, Capek, Pucat, Sakit pada sendi
atau otot, Tidak tahan terhadap dingin, Depresi, Penurunan fungsi indera
pengecapan dan penciuma, Alis mata rontok, Keringat berkurang.
Gambaran Klinis
14
F. Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik)
Pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada pasien hipotiroidisme
didapatkan hasil sebagai berikut:
G. Penatalaksanaan Medis
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid,
yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut).Yang banyak disukai
adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan
(diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang
serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal.
Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
15
merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroid dan supresi penyakit
goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian hormonal berdasarkan pada
konsentrasi TSH dalam serum pasien.Preparat tiroid yang dikeringkan jarang
digunakan karena sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi T3 dan
kadang-kadang disertai dengan gejala hipertiroidisme.
Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan hipotiroid antara lain:
Penatalaksanaan Keperawatan
16
Pengaturan suhu.Pasien sering mengalami gejala menggigil dan menderita
inteloransi yang ekstrim terdapat hawa dingin ektra pakaian dan selimut dapat
diberikan, dan pasien harus dilindugi dari hembusan angin.
H. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipotiroid adalah :
1. Gondok
Stimulasi terus menerus agar tiroid mengeluarkan hormon, dapat
menyebabkan kelenjar membesar. Gondok dapat mengganggu pernapasan
dan saat menelan makanan.
2. Gangguanjantung
Hipertiroid dapat meningkatkan kadar kolestrol, mengganggu fungsi jantung,
pembesaran jantung dan gagal jantung.
17
3. Gangguan mental
Misalnya depresi.
4. Peripheralneuropathy
Merusak saraf perifer, yaitu saraf yang membawa informasi dari otak dan
saraf tulang belakang ke seluruh tubuh.
5. Myxedema
Gejalanya adalah sensitiv terhadap suhu dingin, mengantuk, sangat lesu dan
pingsan. Pemicu myxedema coma adalah sedativ, infeksi dan stress.
6. Infertilitas
Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada
ovulasi.
7. Cacat lahir
Mengalami gangguan mental maupun fisik.
1. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak
mungkin informasi antara lain :
1. Anamnesis
Identitas klien :
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, dan diagnosis medis.
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama klien
Mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
1. Sistem pulmonary : Hipovenilasi, efusi pleura, dipsnea
2. Sistem pencernaan : anoreksia, opstipasi, distensi abdomen
3. Sistem kardiovaslkuler : Bradikardi, distrimia, cardiomegali
4. Sistem musculoskeletal : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot lambat
18
5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis : fungsi intelektual lambat,
berbicara lambat dan terbata – bata, gangguan memori
6. Sistem reproduksi : perubahan ovulasi, anovulasi, dan penurunan libido
7. Metabolik : penurunan metabolism basal, penurunan suhu tubuh,
intoleransi terhadap dingin
b. Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis kelenjar
teroid yang mengalami atrofi.Perawat harus menanyakan dengan jelas tentang
gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah
buruk.
c. Riwayat penyakit dahulu
Kaji riwayat penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya
hubungan atau menjadi predisposisi.
d. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
e. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti :
1. Pola makan
2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
3. Pola aktivitas.
f. Riwayat Psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya,
mengurung diri.Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin
tidur sepanjang hari.Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima
komponen konsep diri.
2. Pemeriksaan Fisik
Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar
mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah
tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban.Postur tubuh pendek.Kulit
kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.Nadi lambat dan suhu tubuh
menurun.Perbesaran jantung.Disritmia dan hipotensi.Parastesia dan reflek
tendon menurun
19
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
b. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal).
2. Diagnosa Keperawatan
Subyektif :
1.) Dispnea
Obyektif :
Obyektif :
20
Perencanaan keperawatan
4. Rasional :
a. Mengidentifikasi hasi pemeriksaan dasar untuk
pemantauan perubahan selanjutnya dan mengevaluasi
efektifitas intervensi
b. Mencegah aktifitas dan meningkatkan aktivitas yang
adekuat
Evluasi
Penyebab :
21
1.) Agen pencedera fisiolgois (mis:inflamasi, iskemia, neoplasma)
2.) Agen pencedera kimiawi (mis: Terbakar, bahan kimia iritan)
3.) Agen pencedera fisik (mis: abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Subyektif :
Obyektif :
Subyektif :
1) Tidak tersedia
Obyektif :
Perencanaan keperawatan
1. Tujuan : pasien tidak mengaami nyeri
2. Kriteri hasil : mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri)
3. Intervensi :
22
a. Kaji nyeri
b. Ajarkan tekhnik relaksasi pada pasien
c. Berikan analgetik sesuai program
d. Observasi TTV
4. Rasional :
a. Mengethui skala nyeri, daerah nyeri,dan faktor pencetus
nyeri
b. Untuk mengajarkan pasien apabila nyeri timbul
c. Untuk mengurangi rasa nyeri
d. Untuk mengetahui kedaan umum pasien
Evaluasi
Definisi Konstipasi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas
serta feses kering dan banyak.
Penyebab
Fisiologis
1.) Penurunan motilitas gastrointestinal
2.) Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3.) Ketidakcukupan diet
4.) Ketidakcukupan asupan serat
5.) Ketidakcukupan asupan cairan
6.) Aganlionik
7.) Kelemahan otot abdomen
Psikologis
23
1.) Konfusi
2.) Depresi
3.) Gangguan emosional
Situasional
Subyektif:
Objektif:
Objektif:
Perencanaan keperawatan
24
a. Berikan makanan yang kaya serat
b. Ajarkan pada pasien tentang jenis jens makanan
yang banyak mengandung air
c. Kolaborasi peberian obat pencahar dan enema bila
diperlukan
4. Rasional :
a. Meningkatkan masa veses dan vrekuensi BAB
b. Untuk penigkatan asupan cairan pada pasien agar
veses tidak keras
c. Untuk melunakan veses
Evaluasi
Objektifnya
Subjektifnya :
25
Objektifnya :
Perencanaan keperawatan
1. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x24 jam
diharapkan gangguan citra tubuh klien teratasi dengan kriteria hasil :
2. Kriteria hasil : Mampu beradaptasi dengan keterbatasan fungsional (skala
4 dari 1 – 5)
3. Intervensi :
a. Monitor frekuensi kalimat yang mengkritik diri sendiri
b. Bantu klien untuk mengenali tindakan yang akan
meningkatkan penampilannya
c. Fasilitasi hubungan klien dengan individu yang mengalami
perubahan citra tubuh yang serupa
d. Identifikasi dukungan kelompok yang tersedia untuk klien
4. Rasional :
a. Untuk mengetahui seberapa besar klien mampu menerima
keadaan dirinya
b. Untuk meningkatkan percaya diri klien
c. Untuk meningkatkan percaya diri dan semangat klien
d. Untuk mengetahui kekuatan pribadi klien
Evaluasi
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh.Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.
Hipotiroidism adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
B. Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan
endokrin hipotiroidsm ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami,
mengetahui dan mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami gangguan endokrin hipotiroidsme.
27
DAFTAR PUSTAKA
SM Yunita Rahmi.2015. Asuhan Keperawatan Hipertiroid dan Hipotiroid. (online)
(http://yunaite.blogspot.co.id/2015/05/asuhan-keperawatan-hipertiroid-dan.html)
Diunduh tanggal 04 September 2017
Rahayu Puput. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertiroid. (online)
(http://a-puputrahayu.blogspot.co.id/2014/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-denga
n.html) Diunduh tanggal 05 September 2017
http://rizkanurdi.blogspot.com/2013/10/hipotiroid.html (online)
http://arlitaaji3.blogspot.com/2013/10/hipotiroidisme.html (online)
28
29