OLEH :
i
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan Pada
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH :
ii
SURAT PERNYATAAN PENELITI
Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Peneliti,
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-
Nya serta tak lupa salam dan shalawa kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para kerabatnya,Nabi yang diutus oleh Allah SWT sebgai
pembawa rahmat bag umat islam. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam menempuh ujian akhir Program Diploma III
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemui banyak hambatan
serta berbagai kendala. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak
akhirnya laporan hasil studi kasus ini dapat terselesaikan, olehnya itu penulis
menghaturkan hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya, terutama kepada :
1. Bapak KOMBES. Pol. dr. Aris Budiyanto, SP. THT selaku Ketua Yayasan Brata
Utama Bhayangkara Makassar.
2. Kepala Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak beserta staf yang telah
membantu menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.
3. Pimpinan / pengelola program study Diploma III Keperawatan Akademi
Keperawatan Mappa Oudang Makassar, Kepada :
a. Direktur : Dardin, S.Kep,Ns,M.Kep.
b. Wakil Direktur I : Ns. Syharuddin, SKM.,S.Kep.,M.Kes
vii
c. Wakil Direktur II : Rezeki Nur, S.Kep,Ns,M.M.Kes
d. Wakil Direktur III : Ns. H. Hataul Madja, S.ST.,S.Kep.,M.Kes
e. Ketua LPM : Muh. Saleh S, S.Pd.,M.Pd.,M.M.Kes
4. Ibu Ns. Lala,S.Kep.,M.Kes. selaku pembimbing I dan penguji yang telah banyak
memberikan sumbangsih pemikiran, nasehat, dengan penuh kesabaran selama
proses bimbingan di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Ns. Rezeki Nur,S.Kep,MM.Kes. selaku pembimbing II dan penguji yang telah
memberikan banyak bantuan serta saran di dalam proses bimbingan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Andriani Misdar, S.Kep, MH, selaku penguji I, Ibu Kasmawati Karim, S.Kep,
Ns, M.M.Kes, selaku penguji II, Ibu Lala, S.Kep,Ns,M.M.Kes, selaku penguji III,
Ibu Rezeki Nur, S.kep,Ns,M.M.Kes, selaku penguji IV, sebagaimana penguji
yang begitu banyak memberikan masukan dan saran demi kelengkapan Karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh Dosen pengajar dan Staf Akademi Keperawatan Mappaoudang Makassar
yang telah memberikan restu serta dorongan baik moral maupun material selama
penulis mengikuti pendidikan.
8. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga secara khusus disampaikan kepada
Ayahanda Lamollang, S.Ag dan Ibunda Sumarni tercinta yang dengan penuh
cinta dan kasih sayangnya selama ini dengan ikhlas mengasuh, mendidik, dan
selalu memberikan dukungan baik moral maupun material dan semangat serta doa
yang tulus di setiap sujudnya agar penulis menjadi orang yang dapat
membanggakan untuk mereka. Terima kasih untuk setiap cinta yang terpancar dan
senyuman manis yang kalian berikan kepada penulis yang selalu mengiringi
setiap langkah penulis sehingga penulis bisa sampai ke titik ini. Terima kasih
untuk tiap tetesan keringat yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, terima
kasih sudah menjadi orang tua yang baik untuk penulis selama ini.
―tiada kata yang paling indah selain rasa syukur, Tiada kata yang paling
bermakna selain terimah kasih, tapi tiada kata yang bisa saya ucapkan untuk
viii
menggambarkan kebahagiaan yang telah beliau berikan mulai dari kandungan
sampai saat ini. Jasa-jasamu tak akan bisa ku balas hingga akhir hayatku‖.
9. Keluarga penyemangat saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
10. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk
mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini Andrel Rajoan, Jorgi Mandala Putra, Syahrul,
Agus Salim, Fajar Adi Putra, Moh. Moeharsah, Muhrim Situru, Rian Jayakuaum,
Muh.Yasin, Anugrah Resa, serta teman yang tidak sempat saya tuliskan namanya.
11. Terimah kasih kepada teman-teman tingkat III.B yang memberikan dukungan
yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.
12. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan angkatan XII Akademi Keperawatan
Mappa Oudang Makassar terima kasih banyak atas bantuannya selama mengikuti
pendidikan, yang telah menemani penulis selama 3 tahun mengikuti pendidikan
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.
13. Almamater kebanggaan Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang
telah memberikan banyak kenangan. Semoga semakin maju da berkembang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak yang
bersifat membangun penulis akan menerima dengan senang hati.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya
dan tenaga keperawatan khususnya dalam memberikan Asuhan keperawatan.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT. Semoga apa yang telah diperbuat
bernilai ibadah dimatanya. Amin yaa Robbal Alamin.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
ix
DAFTAR ISI
x
D. Definisi Operasional Fokus Studi ........................................... 37
E. Instrumen Penelitian................................................................ 37
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38
G. Lokasi & Waktu Penelitian ..................................................... 39
H. Analisis Data dan Penyajian Data ........................................... 39
I. Etika Penelitian ....................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 4.8 Implementasi keperawatan ........................................................ 62
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
ABSTRAK
HASRY MUNANDAR NILAM, ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
AN.―D‖ YANG MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH
SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI.
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit demam akut yang dapat
menyebabkan kematian. Dengue disebarkan oleh genus Aedes, adalah nyamuk
yang tersebar luas di daerah tropis dan subbtropis diseluruh dunia, yang bertujuan
untuk dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami
Demam Berdarah Dengue dengan masalah kekurangan volume cairan di Rumah
Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi. Metode yang digunakasan yaitu
observasi non participant dan wawancara yang diarahkan pada klien yang
mengalami Demam Berdarah Dengue. Hasil Asuhan Keperawatan pada An ― D ―
dengan Demam Berdarah Dengue di ruang Anak di Rumah Sakit Daerah Ibu dan
Anak Pertiwi selama 3 hari didapatkan masalah utama adalah Kekurangan volume
cairan, hipertermia, dan nurisi kuranng dari kebutuhan dan setelah dilakukan
tindakan keperawatan hasil yang didapatkan adalah masalah teratasi ditandai
dengan cairan terpenuhi, suhu tubuh yang normal dan nutrisi terpenuhi dan tidak
ada tanda dan gejal adanya dehidrasi.
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, Asuhan keperawatan, Kekurangan volume
cairan.
16
ABSTRAK
HASRY MUNANDAR NILAM, NURSING CLIENT A NURSING WHO
EXPERIENCE DENGUE BLOOD FEVER (DHF) WITH THE PROBLEM OF
VOLUME LIQUID IN A SPESIALIS HOSPITAL AREA OF THE AND
DAUGTER PERTIWI.
Dengue Hemorrhagic Fever is an acute febrile illness that can cause death.
Dengue spread by the genus Aedes, is a mosquito that is widespread in tropical
and subtropical areas around the world, as for the purpose of implementing
Nursing Care on clients who have Dengue Hemorrhagic Fever with fluid volume
deficiency problem in A Spesialis Hospital Area Of The And Daugter Pertiwi, the
method used is non participant observation and interview Which is directed at
clients who experience Dengue Hemorrhagic Fever. The results of Nursing Care
in An "D" with Dengue Hemorrhagic Fever in Parkit Room at Spesialis Hospital
Area Of The And Daugter Pertiwi for 3 days found the main problem is Lack of
fluid volume, hyperthermia, and kuranngnurisi from requirement and after the
nursing action result obtained is problem solved marked with Fluids are met,
normal body temperature and nutrients are met.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Nursing Care, Lack of fluid volume.
hyperthermia, and kuranngnurisi from requirement and after the nursing action
result obtained is problem solved marked with Fluids are met, normal body
temperature and nutrients are met.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Nursing Care, Lack of fluid volume.
BAB I
PENDAHULUAN
17
A. Latar Belakang
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
sebagai ―suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik‖.
oleh empat serotipe virus dari gebus flavivirus, virus RNA dari keluarga
sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya. Pada
waktu terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat beredar lebih
daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Demam Berdarah Dengue juga
di sebut breakbone fever dan merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh
18
Sekitar 2,5 milliar manusia yang merupakan 2/5 dari penduduk dunia
mempunyai resiko tinggi tertular demam dengue. Setiap tahunnya sekitar 50-
100 juta penderita dengue dan 500.000 penderita demam berdarah dengue
dilaporkan oleh WHO seluruh dunia, dengan jumlah kematian sekitar 22.000
jiwa, terutama anak-anak. Sekitar 2,5-3 milliar manusia yang hidup di 112
negara tropis dan subtropis berada dalam keadaan terancam infenksi dengue.
Hanya benua eropa dan antartika yang secara alami bebas dari infeksi dengue.
kali. Di benua amerika saja jumlah penderita dengue meningkat dari 250.000
pada tahun 1995 menjadi lebih dari 890.000 pada tahun 2007 sedangkan
penderita demam berdarah dengue meningkat dari 7.000 orang pada tahun
1995 menjadi 26.000 orang (hampir 4 kali lipat) pada tahun 2007.(WHO)
(soedarto, 2013).
tahun seperti sekarang ini. Karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab
dkk, 2015).
19
Laporan P2PL, kasus DBD di sulawesi selatan pada tahun 2011
kategori tinggi pada Kab. Bulukumba, Gowa, Maros, Bone Dan Luwu (130-
361) kasus, terendah kabupaten/kota yaitu Selayar, Sinjai, Dan Tana Toraja
(0-19) dan kebupaten yang tidak terdapat kasus DBD yaitu kabupaten
selatan pada tahun 2011 sebesar 21.80 per 100.000 penduduk dengan CFR
15.55% angka IR tertinggi adalah Kota Palopo 228 per 100.000, dan terendah
bila dibandingkan dengan target nasional (36 per 100.000 penduduk). Hal ini
DBD mulai baik, namun hal ini masih perlu dukungan berbagai pihak. (Saril,
dkk:2014).
Khusus Daerah Ibu dan Anak pada tahun 2017 didapatkan kasus demam
sudah dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak, tentang data
20
B. Rumusan Masalah
cairan tubuh di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
kekurangan volume cairan tubuh di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
Anak Pertiwi.
2. Tujuan khusus
volume cairan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.
1
e. Dapat melaksanakan evaluasi pada klien yang mengalami Demam
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Institusi
b. Rumah sakit
c. Klien
d. Penulis
e. Perawat
2
Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan kualitas
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
kondisi ini seperti disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali
Noviar, 2014)
4
cairan saat tanpa perubahan pada natrium (Amin. H dan Hardi. K, Nanda
1. Anatomi fisiologi
sangat dalam tumbuh yaitu fungsi transportasi dalam tumbuh yaitu membawa
5
tidak tetap, tergantung kepada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Apabila
tubuh, karena dengan cara konduksi darah membawa panas tubuh dari pusat
produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan
cc/KgBB.
terdiri dari sel-sel darah eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada batas tertentu
diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Bagian-
Sel-sel darah:
a. Eritrosit
pembentukan diperlukan Fe, Vit B12, asam folat dan rantai globulin yang
6
sehingga bila kekerungan salah satu unsur pembekuan seperti di atas
jumlahnya. Maka akan timbul juga gejalah kuning walaupun hati tidak
besi yang digunakan untuk proses sintesa sel eritrosit baru, sedangkan
cairan empedu ke dalam usus. Jumlah normal eritrosit pada laki-laki 5,5
juta sel/mm³, pada perembuan 4,8 juta sel/mm³. Di dalam sel eritroit di
dapat hemoglobin suatu senyawa kimiawi yang terdiri dari atas molekul
hem yang mempunyai ion Fe (besi) yang terkait dengan rantai globulin
b. Leukosit
7
normal leukosit 5.00-9.000/mm³. Bila jumlahnya berkurang disebut
agranulasitosis.
c. Trombosit
mempunyai pola tertentu dan berjalan dalam waktu singkat. Bila ada
8
zat ini menimbulkan efek vasokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran
d. Plasma
1) Air : 91-92%.
2) Protein plasma.
hepar).
5) Fibrinogen.
6) Protrombin.
iodin.
9
8) Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kriatinin, glukosa,
darah.
melawan infeksi.
a. Defenisi
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
10
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakityang
disebabkan oleh virus dengue yang dikeluarkan melalui gigitan nyamuk Aedes
oleh virus dengue. Virus masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
aides aegypty betina. Masa inkubasi 13-15 hari dengan gejalah klinis yang
Penyakit DBD adalah penyakit yang disertai dengan : (1) demam tinggi
mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari,
hematokrit ≤ 20%), dan (5) Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati
Hal.197, 2013)
b. Klasifikasi
1) Derajat 1
2) Derajat 2
3) Derajat 3
11
Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,
4) Derajat 4
Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur
c. Etiologi
klinis, 2014)
yang terdiri dari protein evelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein
core (C) merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural
merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 dan NS-5. Dalam
12
imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C.
d. Patofisiologi
Virus Dengue yang pertama kali masuk kedalam tubuh manusia melalui
gejalah DF. Pasien akan mengalami gejalah viremia seperti demam, sakit
timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti
pembesaran kelenjar getah bening, hati dan linfa. Reaksi yang berbeda
nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang
13
2) Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami
e. Manifestasi klinis
Infeksi virus dapat terjadi dengan gejalah (simptomati) dan juga tanpa
klinis ringan, yaitu demam tanpa penyebab yang jelas, dengan dengue (DD),
Infeksi dari satu serotipe dapat memberikan kekebalan seumur hidup terhadap
serotipe yang berangkutan, namun tetep tidak terbukti adanya proteksi silang
14
wabah dengan siklus 5 tahun. Menurut Niza Febri (2014) tanda DBD ialah
sebagai berikut:
6) Bila sudah parah, penderita gelisah. Tangan dan kakinya dingin dan
berkeringat.
dapat menjadi parah dan menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, pertolongan
berdarah lamanya sekitar 6-7 hari. Hal ini kemudian berpuncak pada demam
lebih kecil yang terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet
akan jatuh hingga pasien dianggap afebril. Sesudah inkubasi selama 3-15 hari,
orang yang tertular dapat mengalami dengan salah satu dari 4 bentuk berikut
ini:
2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri
15
3) Dengue haemorrhagic fever gejalahnya sama dengan dengue klasik
Karena seringnya terjadi pendarahan dan syok, maka pada penyakit ini
angka kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita harus
f. Pemeriksaan diagnostik
1) Darah lengkap
2) Kimia darah
a) Hipoproteinemia, hiponatriam,hipodorumia
b) SGOT/SGPT meningkat
c) Umum meningkat
d) pH darah meningkat
3) Urinalis
16
4) Uji sum-sum tulang
Yessie).
g. Penatalaksanaan
1) Pencegahan
Pemberantasan vektor:
a) Menggunakan insektisida
fogging)
air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram abate
b) Tanpa insektisida
Caranya adalah:
17
- Perlindungan perseorangan untuk mencegah gigitan nyamuk
dengan kelambu.
2) Suportif
jalan sedangkan pasien DHF dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada
Rasa haus dan dehidrai dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksi
dan muntah. Pasien perlu diberi banyak minum, 50 ml/KgBB dalam 4-6
jam pertama berupa air teh dengan gula, sirup, susu, sari buah, atau oralit.
mg/KgBB/kali.
dalam 1/3 larutan NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosi, ¼ dari jumlah larutan
total dikeluarkan dan diganti dengan larutan yang berisi 0.167 mol/liter
18
natrium biokarbon (3?5 bagian berisi larutan NaCl 0,9% +glukosa
komposisi jeni cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. Volume
dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu cairan rumatan ditambah
defisit 6% (5-8%).
Jangan lupa monitor TTV tiap 3 jam. Pemberian antibiotik bila terdapat
1. Pengkajian
a. Identita klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa, medis,
tanggal MRS,
1) Keluhan utama
19
a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggil yang menyebabkan sakit
kepala.
b) Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat menelan, lemah.
f) Batuk ringan.
fobia.
d. Pemeriksaan fisik
1) Pengkajian umum
20
c) Keadaan gizi : tinggi badan & berat badan dengan gizi baik,
sedang, buruk.
DBD takikardi, sedangkan pada DSS dapat cepat dan lemah serta
21
2. Penyimpanan KDM
Arbovirus (melalui nyamuk Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue
aedes aegypti) (viremia)
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
4. Intervensi
Tabel 2.1
kekurangan volume cairan
(Nurarif & Kusuma,2015 : 293 - 294)
23
Penurunan mukosa lembab, - Monitor masukan
tekanan nadi tidak ada rasa haus makanan / ciran
Penurunan yang berlebihan dan hitung intake
volume nadi kalori harian
Penurunan turgor - Kaloborasi
kulit pemberian cairan
Penurunan turgor IV
lidah - Berikan cairan IV
Penurunan pada suhu ruangan
pengeluaran - Dorong masukan
urine oral
Penurunan - Berikan
pengisisan vena penggantian
nasogatrik sesuai
Membran
otput
mukosa kering
- Dorong keluarga
Kuit kering
untuk membantu
Peningkatan pasien makan
hematokrit
- Tawarkan snek (
Peningkatan suhu jus buah, buah
tubuh segar )
Peningkatan - Kaloborasi dengan
vrekuensi nadi dokter
peningkatan - Atur kemungkinan
konsentrasi urine tarnsfusi
Penurunan berat Hypovolemia
badan Management
Tiba – tiba - Monitor status
(kecuali pada cairan termasuk
ruangan ketiga ) intake dan output
Haus - Pelihara IV line
Kelelahan - Monitor tingkat
Faktor yang Hb dan
berhubungan Hematokrid
Kehilangan ciran - Monitor tanda
aktif vital
Kegagalan - Monitor repon
mekanisme pasien terhadap
regulasi pemberian cairan
- Monitor berat
badan
- Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
- Pemberian cairan
IV monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
- Monitor adanya
tanda gagal ginjal
24
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu
Tabel 2.2
ketidakefektifan pola nafas
(Nurarif & Kusuma,2015 : 307 – 308 )
25
Hiperventilasi mengoptimalka
Sindrom n
hiperventilasi keseimbangan
Sindrom 12. Monitor
hipoventilasi respirasi dan
Gangguan status O2
muskuloskeletal Oxigen therapy
Kerusakan 1. Bersihkan
neurologis mulut, hidung
Imaturasi dan secret
neurologis trakea
2. Pertahankan
Disfungsi
jalan nafas
neuoromuskular
yang paten
Obesitas
3. Atur peralatan
Nyeri
oksigenai
Keletihan otot 4. Memonitor
pernafasan cedera aliran oksigen
medula sipinalis 5. Pertahankan
posis pasien
6. Observasi
adanya tanda-
tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya
kecemasan
pasien terhadap
oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya
fluktasi tekanan
darah
3. Monitor VS
saat pasien
berbaring,
dududk, ata
berdiri
4. Auskultasi TD,
nadi, RR,
seblum, elama,
dan setelah
aktivitas
5. Monitor
kualitas dari
nadi
6. Monitor
frekuensi dan
irama
bernapasan
7. Monitor suara
26
paru
8. Monitor pola
pernapasan
abnormal
9. Monitor suhu,
warna, dari
kelembaban
kulit
10. Monitor
sianosis perifer
11. Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
12. Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
c. Hipertermia berhubungan dengan inveksi virus dengue.
Tabel 2.3
Hipertermia
(Nurarif & Kusuma,2015 : 284 -285)
27
lingkungan yang untuk
panas mengatasi
Penyakit penyebab
Pemakaian pakean demam
yang tidak sesuai 10. Selimut pasien
dengan suhu 11. Lakukan tapid
lingkungan sponge
Peningkatan laju 12. Kolaborasi
metabolisme pemberian
Medikasi cairan intravena
Trauma 13. Kompres
Aktivitas berlebiha pasien pada
lipatan paha
dan aksila
14. Tingkatan
sirkulasi udara
15. Berikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temprature
regulation
1. Monitor suhu
minimal tiap 2
jam
2. Rencanakan
monitoring
suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD,
nadi, dan RR
4. Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
5. Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
6. Selimuti pasien
untuk
mencegahilang
nya kehangatan
tubuh
7. Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
kelebihan
akibat panas
8. Dikusikan
tetang
pentingnya
28
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negatif
dari kedinginan
9. Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
10. Ajarkan
indikasi dan
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan
11. Berikan anti
piretik jika
perlu
Vital sign Motoring
1. Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS
saat pasien
berbaring,
duduk, atau
berdiri
4. Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD,
dan RR,
sebekum,
selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor
kualitas dari
nadi
7. Monitor
frekuensi dan
irama
pernapasan
8. Monitor suara
pru
9. Monitor pola
29
pernapasan
abnormal
10. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
11. Monitor
sianosis perifer
12. Monitor adanya
cisthing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
13. Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun.
Tabel 2.4
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(Nurarif & Kusuma,2015 : 311- 312)
30
Berat badan 20% mal nutrisi pasien untuk
atau lebih dibawah - Menunjukkan meningkatkan
berat badan ideal peningkatan fungsi protein dan
Kerapuhan kapiler pengecapan dari vitamin C
Diare menelan 5. Berikan
Kehilangan - Tidak terjadi subtansi gula
rambut berlebihan penurunan berat 6. Yakinkan diet
Bising usus badan yang berarti. yang diamakan
hiperaktif mengandung
Kurang makan tinggi seratt
untuk
Kurang informasi
mencegah
Kurang minat
konstipasi
pada makanan
7. Berikan
Penurunan berat makanan yang
badan dengan
terpilih (sudah
asupan makanan
dikonsultasikan
adekuat dengan ahli
Kesalahan gizi)
konsepsi 8. Ajarkan pasien
Kesalahan bagaimana
informasi membuat
Membran mukosa catatan
pucat makanan harian
Ketidak mampuan 9. Monitor jumlah
memakan nutrisi dan
makanan kandungan
Tonus otot kalori
menurun 10. Berikan
Mengeluh informasi
ganguan sensasi tebntang
rasa kebutuhan
Mengeluh asupan nutrisi
makanan kurang 11. Kaji
dari RDA kemampuan
(Recommended pasien untuk
daily allowance) mendapatkan
Cepat kenyang nutrisi yang
setelah makan dibutuhkan
Sariawan rongga Nutrition Monitoring
mulut 1. BB pasien
Steatorea dalam batas
Kelemahan otot normal
pengunyah 2. Monitor adanya
Kelemahan otot penurunan berat
untuk menelan badan
Faktor – faktor yang 3. Monitor tipe
berhubungan : dan jumalah
Faktor biologis aktivitas yang
bisa diakukan
Faktor ekonomi
4. Monitor
Ketidak mampuan
interaksi anak
untuk
atau orangtua
mengabsorsi
31
nutrien selama makan
Ketidak mampuan 5. Monitor
untuk mencerna lingkungan
makanan selama makan
Ketidak mampuan 6. Jadwalkan
menelan makanan pengobatan dan
Faktor psikologis tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah
patah
10. Monitor mual
dan muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan
dari
perkembangan
13. Monitor pucata,
kemerahan,
dan kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori
dan intake
nutris
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
apabila lidah
dan cavitas oral,
16. Catat jika lidah
berwarna
megenta, scarlet
5. Implementasi
32
Implemenasi adalah realisai rencana tindakan untuk mencapai tujuan
pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Nikmatur.R dan Saiful.
6. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PendekatanPenelitian
B. SubyekPenelitian
Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
Anak Pertiwi. Secara lebih khusus subjek penelitian adalah pasien Demam
C. FokusStudi
1. Kriteria Inklusi
(Notoatmodjo, 2002)
34
a. Klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Kriteria Eksklusi
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
Aedesalbopictus.
dan / atau intraseluler, ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat
E. Instrument Penelitian
1. Kuesioner (Angket)
35
Angket yang dipakai dalam bentuk format pengkajian anak yang
meliputi identitas klien, identitas orang tua, keluhan pasien, riwayat kesehatan
dan hasil pemeriksaan fisik, sosial, spiritual, hasil pemeriksaan dan keadaan
yang telah tersedia dalam format, lalu dicatat secara rinci jawaban yang telah
diberikan oleh klien, atau orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua,
saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien, dari catatan
klien (wawancara atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit
dan perawatan klien di maa lalu, serta dari hasil pemeriksaan labolatorium,
atau stop-watch.
meteran, senter untuk membantu dalam pemeriksaan fisik, dan berupa alat
tulis menulis.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
36
2. Wawancaraterstruktur
1. Lokasi Penelitian
2. WaktuPenelitian
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini
cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
37
dilakukan dengan tabel, gambar, bagian maupun teksnaratif. Kerahasiaan dari
I. Etika Penelitian
2. Anonymity (tanpanama)
dengan data responden. Pada aspek ini peneli titidak mencantumkan nama
respon den pada kuesioner dan hanya di berikan kodea tauno mores ponden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspekini, data yang sudah terkumpul dari
khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan respon
yang mengetahuinya.
38
BAB IV
A. HASIL
Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi merupakan rumah
Sulawesi Selata. Rumah Sakit ini beralamat di Jl. Jend. Sudirman No.14
Telepon: (0411) 361634. Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
Khusus Daerah Ibu dan Anak pertiwi memiliki 8 ruangan rawat inap yang
salah satunya merupakan rawat inap anak yang berada di lantai 3 yaitu
a. Identitas Klien
1) Nama : An ―D‖
4) Agama : katolik
39
6) Tanggal masuk rumah sakit : 15 Mei 2018
1) Ayah
a) Nama : Tn ―M‖
b) Usia : 40 Tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Pekerjaan : Wiraswasta
e) Agama : Katolik
2) Ibu
a) Nama : Ny ―A‖
b) Usia : 36 Tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Pekerjaan : Wiraswasta
e) Agama : Katolik
Tabel 4.1
Identitas Saudara Kandung
40
a. Pengkajian
turun pada siang hari setelah diberi obat penurun panas seperti
2) Riwayat Kesehatan
b) Genogram 3 generasi
41
? ? ? ?
? ? ? ? ? ?
?
40 36
10
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Sudah meninggal
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
42
G1 : Nenek dan Kakek Klien dari Ibu dan Ayah masih hidup.
hidup.
c) Riwayat Imunisasi
Tabel 4.2
Riwayat Imunisasi
a) Pemeriksaan fisik
: 30 ( ) x 1 kg
: 30 kg
: 30 ( ) : 130 ( ) 1,30 ( )
: 30 ( ): ( )
43
: 30 ( ) : 1.1401
: 26.31 kg
1) Berguling : 3 bulan
2) Duduk : 4 bulan
3) Merangkak : 4 bulan
4) Berdiri : 5 bulan
5) Berjalan :7 bulan
5) Riwayat Nutrisi
a) Pemberian ASI
ruang perawatan.
44
c) Pemberian Makanan Tambahan
6) Riwayat Psikososial
sekitarnya baik.
7) Riwayat Spiritual
penyakitnya.
8) Reaksi hospitalisasi
45
Pemahaman anak saat ini mengenai penyakitnya dan rawat inap
9) Aktivitas Sehari-hari
a) Pola Sehari-hari
Tabel 4.3
Pola Nutrisi
Tabel 4.4
Pola Cairan Kebutuhan
46
2 Frekuensi 6 – 8 Gelas/ Hari Infus 1000 cc +
Minuman Air Mineral 750
cc + Susu 200 cc
C Cara Minum Mandiri Dibantu
Tabel 4.5
Pola Eliminasi BAB dan BAK
Tabel 4.6
Pola Istrahat Tidur
47
Tabel 4.7
Pola Personal Hygiene
f) Pola Olahraga
Tabel 4.8
Pola Olahraga
Tabel 4.9
Pola Mobilisasi Fisik
Sebelum
No Kondisi Saat Sakit
Sakit
1 Kegiatan sehari-hari Bermain Tidak ada
2 Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
harian
3 Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu aktivitas
4 Kesulitan pergerakan Tidak ada Tidak ada
tubuh
48
26 Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital:
Tabel 4.10
Tanda-tanda Fital
b) Antropometri
2) Berat badan : 30 Kg
4) Lingkar Kepala :-
5) Lingkar dada :-
6) Lingar perut :-
c) Sistem Pencernaan
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
4) Auskultasi
49
Peristaltic usus 24×/ menit.
27 Sistem immun
a) Alergi :
28 Pemeriksaan labolatorium
Tabel 4.11
pemeriksaan labolatorium
29 Terapy
50
a) RL 12 tpm.
b) Asering 24 tpm.
c) Interhistin 10 mg.
d) Ambroxol 5 mg.
51
a) Intake Cairan :
- Mineral 750 cc
- Infus 1000 cc
- Rumus AM : (7 cc x kg)
2160 cc
b) Output Cairan :
- Muntah 200 cc
- Urine 750 cc
kgBB/hari
: 20 x 30 kgBB / 24 Jam
1550cc
= 2160 cc – 1550 cc
= - 610 cc
52
= 600 + 200
= 800 cc
- Muntah 200 cc
- Urine 750 cc
1750 cc
= - 410
33 Klasifikasi data
makanannya.
53
m) Tubuh klien teraba hangat.
= 2160 cc – 1550 cc
= - 610 cc
p) Suhu : 37,8ºC
= - 410
34 Data fokus
Tabel 4.12
Data Fokus
35 Analisa Data
54
Nama : An ―D‖ Umur : 10 Tahun
Tabel 4.13
Analisa data
PGE, Hipothalamus
Hipertermi
Peningkatan reabsorbsi
Na+ dan H2O
Permeabilitas membran
meningkat
Resiko syok
hipovolemik
55
Renjatan hipovolemik
dan hipotensi
Kebocoran plasma
Kekurangan volume
cairan
3. Ds: Arbivirus (melalui Hipertermi
1. Ibu klien mengatakan nyamuk aedes aegepty)
anaknya demam
Do:
1. Klien namapak teraba Beredar dalam aliran
panas darah
2. S : 37.8ºC
3. balance cairannya
kenaikan suhu Infeksi virus dengue
= 2160 cc -1750 cc (viremia)
= - 410
Mengaktifkan sistem
komplemen
Membentuk dan
melepaskan zat C3a,
C5a
PGE, Hipothalamus
Hipertermi
4. Ds: Arbivirus (melalui Ketidakseimbangan
1. Ibu klien mengatakan nyamuk aedes aegepty) nutrisi kurang dari
anaknya malas makan kebutuhan tubuh
2. Ibu klien mengatan
anaknya tidak Beredar dalam aliran
menghabisikan porsi darah
makannnya
Do:
1. Klien tampak hanya Infeksi virus dengue
menghabisikan ¼ porsi (viremia)
makannya
2. Klien tampak lemah
3. Klien nampak Berat Mengaktifkan sistem
Badan Ideal (BBI) 25 komplemen
kg
56
4. Klien nampak Berat Membentuk dan
badan IMT saat ini melepaskan zat C3a,
21.92 kg C5a
PGE, Hipothalamus
Hipertermi
Peningkatan reabsorbsi
Na+ dan H2O
Permeabilitas membran
meningkat
Resiko syok
hipovolemik
Renjatan hipovolemik
dan hipotensi
Kebocoran plasma
Kekurangan volume
cairan
Ke Extravaskuler
Abdomen
Ascites
Mual muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
57
36 Diagnosa keperawatan
Tabel 4.14
Diagnosa Keperawatan
Tanggal Tanggal
No Diagnosa keperawatan
ditemukan teratasi
1 2 3 4
1 Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan 18 Mei 2018 20 Mei 2018
cairan aktif
Tabel 4.15
Rencana Tindakan Keperawatan
58
muntah 1 – 2 x normal tekanan darah
Sehari - Tekanan darah, ortostatik ) jika
Do: nadi, suhu tubuh diperlukan
1. Klien tampak pucat dalam batas 3. Monitor vital sign
2. Mukosa bibir klien normal 4. Dorong keluarga
kering - Tidak ada tanda- untuk membantu
3. Tampak kelembaban tanda dehidrasi, pasien makan
kulit klien elistisitas turgor Hypovolemia
4. Balance cairan = kulit baik, Management
(Inteke Cairan – membran mukosa 1. Monitor status cairan
Output Cairan) lembab, tidak ada termasuk intake dan
= 2160 cc – 1550 cc rasa haus yang output
= - 610 cc berlebihan 2. Monitor tanda vital
5. PLT: 93 10ˆ3/U 3. Monitor respon
6. Tanda Vita sign pasien terhadap
TD = 100/90 mmHg pemberian cairan
N = 88 x/menit 4. Monitor berat badan
S = 37,8 ºC 5. Dorong pasien untuk
P = 24 x/menit menambah intake
7. Klien nampak Berat oral
badan saat ini 25kg 6. Pemberian cairan IV
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
2 Hipertermi berhubungan Noc Nic
dengan infeksi virus Thermoregulation Faver treament
dengue Kriteria hail: 1. Monitor suhu
Do: - Suhu tubuh sesering mungkin
1. Ibu klien dalam rentang 2. Monitor IWL
mengatakan anaknya normal 3. Monitor warna
demam - Nadi dan RR kulit
Do: dalam rentang 4. Memonitor
1. Klien nampak teraba normal tekanan darah,
panas - Tidak ada nadi, RR
2. Klien tampak perubahan warna 5. Monitor intake dan
kulitnya bintik – kulit dan tidak output
bintik merah ada pusing 6. Berikan antipiretik
3. Balance cairan = 7. Berikan
(Inteke Cairan – pengobatan untuk
Output Cairan) mengatasi
= 2160 cc – 1550 cc penyebab demam
= - 610 cc 8. Selimuti pasien
4. Suhu: 37.8ºC 9. Kompres pasien
5. balance cairannya pada lipatan paha
kenaikan suhu dan aksila
= 2160 cc -1750 cc 10. Tingkatkan
= - 410 sirkulasi udara
6. Tanda Vita sign
59
TD = 100/90 mmHg
N = 88 x/menit
S = 37,8 ºC
P = 24 x/menit
3 Ketidakseimbangan Noc Nic
nutrisi kurang dari - Nutrisional Natrition Mnagement
kebutuhan tubuh status: 1. Kaji adanya alergi
berhubungan dengan - Nutritional makanan
intake nutrisi yang tidak status: food and 2. Anjurkan pasien
adekuat akibat mual dan fluid intake untuk
nafsu makan yang - Nutrional status: meningkatkan
menurun nurion intake. protein dan
Ds: - Weight control vitamin C
1. Ibu klien Kriteria hasil: Nutrition Monitoring
mengatakan anaknya - Adanya 1. Monitor
malas makan peningkatan lingkungan selama
2. Ibu klien berat badan makan
mengatakan anaknya sesuai dengan 2. BB pasien dalam
tidak menghabisi tujuan batas normal
porsi makanannya - Berat badan 3. Monitor adanya
Do: ideal sesuai penurunan berat
1. Klien tampak hanya dengan tinggi badan
menghabisi ¼ pori badan 4. Monitor interaksi
makanannya - Mampu anak atau orang
2. Klien tampak lemah mengidntifikasi tua selama makan
3. Klien nampak Berat kebutuhan 5. Lingkungan
Badan Ideal (BBI) 25 nutrisi selama makan
kg - Tidak ada tanda- 6. Monitor turgor
4. Klien nampak Berat tanda mal nutrisi kulit
badan IMT saat ini - Menunjukkan 7. Monitor mual dan
21.92 kg peningkatan muntah
fungsi
pengecapan dari
menelan
- Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti.
60
B. Pembahasan
kesenjangan antara teori yang diperoleh dan hubungannya dengn hasil tinjauan
(DBD) di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
tanggal 18 s/d 20 Mei 2018 oleh penulis yang dibahas secara sistematis mulai
1. Pengkajian
dalam mendapatkan informasi baik dari klien, keluarga maupun dari perawat.
Menurut Niza Febri (2014) tanda – tanda DBD pada pengkajian asuhan
61
e. Sering terasa nyeri di ulu hati
antara lain :
l) Suhu : 37,8ºC.
= 2160 cc – 1550 cc
= - 610 cc
o) Suhu : 37,8ºC
62
= - 410
Dari data tersebut ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu
berak darah, Sering terasa nyeri di ulu hati, Bila sudah parah penderita
kasus tidak ditemukan kerena pda saat pengkajian secara inspeksi, palpasi,
b) Pada teori ditemukan adanya gejala mungkin terjadi muntah atau berak
darah, pada kasus tidak ditemukan kerena pada saat pengkajian fisik
menemukan adanya tanda gejala berak darah terhadap klien, tetapi pada
temukan Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah tetapi tidak disertai
berak darah, hal ini disebabkan kerena setiap orang memiliki respon
c) Pada teori ditemukan adanya gejala sering terasa nyeri di ulu hati, pada
kasus tidak ditemukan kerena pada saat pengkajian fisik secara inpeksi
dan palpasi tidak terdapat nyeri tekanan dan klien tidak menujukkan
63
d) Pada teori ditemukan adanya tanda dan gejala bila sudah parah penderita
gelisah, pada kasus tidak ditemukan kerena pada saat pengkajian klien
tidak nampak adanya tanda gejala bila sudah parah penderita gelisa dan
hal ini disebabkan setiap orang memiliki respon tubuh yang berbeda.
e) Pada teori ditemukan adanya tanda dan gejala Tangan dan kakinya dingin
dan berkeringat, pada kasus tidak ditemukan kerna pada saat pengkajian
secara inpeksi dan palpasi klien tdak nampak dengan adanya gejala
tersebut, tetapi pada saat pengkajian secara palpasi terhadap klien hanya
terdapat tubuh klien teraba hangat, hal ini disebabkan kerena setiap orang
f) Pada teori di temukan mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, pada kasus
Sebelum dibawa kerumah sakit klien hanya dirawat dirumah, ibu klien
mengatakan demam anaknya akan turun pada siang hari setelah diberi
obat penurun panas seperti paracetamol, akan tetapi akan timbul lagi pada
malam hari .
g) Pada teori di temukan Tampak bintik-bintik merah pada kulit, pada kasus
di kulit.
2. Diagnosa keperawatan
64
Dalam konsep teori, penulis menetapkan empat diagnosa keperawatan
yang lazim ditemukan pada klien dengan Gangguan Sistem Immun : Demam
hasil analisa dari beberapa literatur yang menjadi referensi utama penulis.
menurut, Bluechek Gloria M, dkk.2016 & Amin. H dan Hardi.K, Nanda Nic-
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
dapat ditegakkan ada 3 diagnosa keperawatan pada klien An. ―D‖ yaitu
sebagai berikut :
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
65
Jadi kesenjangan yang terjadi adalah ada 1 diagnosa keperawatan yang
ada pada teori tapi tidak ada pada klien An.‖D‖ yaitu sebagai berikut:
3. Rencana keperawatan
Classification)antara lain :
b) Hypovolemia Managemant
66
(4) Monitor berat badan
2) Antara rencana keperawatan yang ada pada teori dan kasus ditemukan
7 kesenjangan yaitu :
a) Pada teori hitung atau timbang popok dengan baik, pada kasus
67
f) Pada teori distribusikan asupan cairan selama 24 jam, pada kasus
g) Pada teori berikan cairan dengan tepat, pada kasus penulis tidak
petugas keperawatan.
b) Monitor IWL
f) Berikan antipiretik
demam
h) Selimuti pasien
2) Antara rencana keperawatan yang ada pada teori dan kasus yaitu Tidak
68
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi
yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
b) Nutrition Monitoring
2) Antara rencana keperawatan yang ada pada teori dan kasus ditemukan
kesenjangan yaitu :
69
e) Atur diet yang diperlukan yaitu menyediakan makanan protein
yang tepat.
yang diperlukan
mencegah konstipasi.
70
3) Rencana Keperawatan yang ada pada teori tapi tidak ada pada kasus
yaitu :
ahli gizi.
71
menambah atau mengurangi kalori, menambah atau mengurangi
sebelum makan.
72
k) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu
makanan telah dilakukan oleh tim ahli gizi selama klien di rawat di
rumah sakit.
disiapkan oleh penulis kelahan praktek, adanya dukungan dari keluarga klien
73
teratasnya waktu yang diberikan untuk bersama klien dan penjelasan tentang
masalah penyakitnya.
4. Implementasi
intervensi yang disusun untuk keempat disusun untuk ketiga diagnosa dapat
dilakukan tidak jauh beda dengan teori-teori yang ada di dalam tindakan
b. Tindakan observasi
5. Evaluasi
khusus daerah ibu dan anak pertiwi setelah melakukan tindakan keperawatan,
evaluasi dari kasus klien An. ―D‖ yang mengalami Demam Berdarah Dengue
berhubungan kehilangan cairan aktif telah teratasi dengan hasil ibu klien
74
b. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa Hipertermi berhubungan dengan
infeksi virus dengue telah teratasi dengan hasil ibu klien mengatakan
anaknya sudah tidak demam lagi dan suhu klien nampak 36,5ºC.
adekuat akibat mual dan nafsu makanan menurun telah teratasi dengan
75
38 Implementasi Keperawatan
Tabel 4.8
Implementasi Keperawatan
1
= - 610 cc = - 610 cc = - 160 cc
3. Memonitor tanda-tanda vital 3. Memonitor tanda-tanda vital 3. Memonitor tanda-tanda vital
sign sign sign
Hasil: Hasil: Hasil:
TD: 100 / 90 mmHg TD: 110 / 80 mmHg TD: 120 / 70 mmHg
Nadi : 88 x/i Nadi : 83 x/i Nadi : 80 x/i
Suhu: 37,8ºC Suhu: 37ºC Suhu: 36.5ºC
RR : 24x/i RR : 24x/i RR : 24x/i
4. Mendorong keluarga untuk 4. Mendorong keluarga untuk 4. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan membantu pasien makan membantu pasien makan
Hasil : Ibu klien melaksanakan Hasil : Ibu klien melaksanakan Hasil : Ibu klien melaksanakan
Hypovolemia Management Hypovolemia Management Hypovolemia Management
1. Memonitor status cairan 1. Memonitor status cairan 1. Memonitor status cairan
termasuk intake dan output termasuk intake dan output termasuk intake dan output
Hasil : Hasil : Hasil :
Balance cairan = (Inteke Balance cairan = (Inteke Cairan Balance cairan = (Inteke
Cairan – Output Cairan) – Output Cairan) Cairan – Output Cairan)
= 2160 cc – 1550 cc = 2160 cc – 1550 cc = 2510 cc – 2350 cc
= - 610 cc = - 610 cc = - 160 cc
2. Memonitor tanda vital 2. Memonitor tanda vital 2. Memonitor tanda vital
Hasil : Hasil : Hasil :
TD: 100 / 90 mmHg TD: 100 / 90 mmHg TD: 120 / 70 mmHg
Nadi : 88 x/i Nadi : 88 x/i Nadi : 80 x/i
Suhu: 37,8ºC Suhu: 37,8ºC Suhu: 36,5ºC
RR : 24x/i RR : 24x/i RR : 24x/i
3. Memonitor respon pasien 3. Memonitor respon pasien 3. Memonitor respon pasien
terhadap pemberian cairan terhadap pemberian cairan terhadap pemberian cairan
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak malas minum Klien nampak malas minum Klien nampak sudah tidak
4. Memonitor berat badan 4. Memonitor berat badan malas minum
Hasil : Hasil : 4. Memonitor berat badan
Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan Hasil :
2
IMT saat ini 21.92 kg dan BBI IMT saat ini 21.92 kg dan BBI Klien nampak berat badan
saat ini 25 kg saat ini 25 kg IMT saat ini 33.33 kg dan BBI
5. Mendorong pasien untuk 5. Mendorong pasien untuk saat ini 25 kg
menambah intake oral menambah intake oral 5. Mendorong pasien untuk
Hasil : Hasil : menambah intake oral
Dilaksanakan Dilaksanakan Hasil :
6. Memberikan terapi IV seperti 6. Memberikan terapi IV seperti Dilaksanakan
yang ditentukan yang ditentukan 6. Memberikan terapi IV seperti
Hasil: Hasil: yang ditentukan
Asering 28 tpm Asering 28 tpm Hasil:
Infus RL 24 tpm Infus RL 24 tpm Asering 28 tpm
Infus RL 24 tpm
2 12:30 Nic 13:20 Nic 10:15 Nic
Faver treament Faver treament Faver treament
11. Memonitor suhu sesering 1. Memonitor suhu sesering 1. Memonitor suhu sesering
mungkin mungkin mungkin
Hasil : Suhu: 37.8ºC Hasil : Suhu: 37ºC Hasil : Suhu: 36,5ºC
12. Memonitor IWL 2. Memonitor IWL 2. Memonitor IWL
Hasil : Hasil : Hasil :
balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan
suhu suhu suhu
= 2160 cc -1750 cc = 2160 cc -1750 cc = 2160 cc - 2500 cc
= - 410 = - 410 = - 10
13. Memonitor warna kulit 3. Memonitor warna kulit 3. Memonitor warna kulit
Hasil : Hasil : Hasil :
Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit
klien klien klien
14. Memonitor tekanan darah, 4. Memonitor tekanan darah, 4. Memonitor tekanan darah,
nadi, RR nadi, RR nadi, RR
Hasil : Hasil : Hasil :
TD: 100 / 90 mmHg TD: 100 / 90 mmHg TD: 170 / 70 mmHg
Nadi : 88 x/i Nadi : 83 x/i Nadi : 80 x/i
3
Suhu: 37,8ºC Suhu: 37,8ºC Suhu: 36,5ºC
RR : 24x/i RR : 24x/i RR : 24x/i
15. Memonitor intake dan output 5. Memonitor intake dan output 5. Memonitor intake dan output
Hasil : Hasil : Hasil :
balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan
suhu suhu suhu
= 2160 cc -1750 cc = 2160 cc -1750 cc = 2160 cc - 2500 cc
= - 410 = - 410 = - 10
16. Memberikan antipiretik 6. Memberikan antipiretik 6. Memberikan antipiretik
Hasil : Hasil : Hasil :
Diberikan obat Paracetamol Diberikan obat Paracetamol Diberikan obat Paracetamol
17. Memberikan pengobatan 7. Memberikan pengobatan untuk 7. Memberikan pengobatan
untuk mengatasi penyebab mengatasi penyebab demam untuk mengatasi penyebab
demam Hasil : demam
Hasil : Diberikan obat Paracetamol Hasil :
Diberikan obat Paracetamol 8. Menselimuti pasien Diberikan obat Paracetamol
18. Menselimuti pasien Hasil : 8. Menselimuti pasien
Hasil : Dilaksanakan Hasil :
Dilaksanakan 9. Menkompres pasien pada Dilaksanakan
19. Menkompres pasien pada lipatan paha dan aksila 9. Menkompres pasien pada
lipatan paha dan aksila Hasil : lipatan paha dan aksila
Hasil : Dilaksanakan Hasil :
Dilaksanakan 10. Mentingkatkan sirkulasi udara Dilaksanakan
20. Mentingkatkan sirkulasi Hasil : 10. Mentingkatkan sirkulasi
udara Dilaksanakan udara
Hasil : Hasil :
Dilaksanakan Dilaksanakan
4
3 12:45 Nic 14:35 Nic 15:30 Nic
Natrition Mnagement Natrition Mnagement Natrition Mnagement
3. Menkaji adanya alergi 1. Menkaji adanya alergi 1. Menkaji adanya alergi
makanan makanan makanan
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien tidak memiliki alergi Klien tidak memiliki alergi Klien tidak memiliki alergi
terhadap makanan terhadap makanan terhadap makanan
4. menganjurkan pasien untuk 2. menganjurkan pasien untuk 2. menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan meningkatkan protein dan meningkatkan protein dan
vitamin C vitamin C vitamin C
Hasil : Hasil : Hasil :
Keluarga klien Keluarga klien Keluarga klien
melaksanakannya melaksanakannya melaksanakannya
Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring
8. Memonitor lingkungan 1. Memonitor lingkungan selama 1. Memonitor lingkungan
selama makan makan selama makan
Hasil : Hasil : Hasil :
Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
9. BB pasien dalam batas 2. BB pasien dalam batas 2. BB pasien dalam batas
normal normal normal
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan
IMT saat ini 21.92 kg dan IMT saat ini 21.92 kg dan BBI IMT saat ini 33.33 kg dan
BBI saat ini 25 kg saat ini 25 kg BBI 25 kg
10. Memonitor adanya penurunan 3. Memonitor adanya penurunan 3. Memonitor adanya penurunan
berat badan berat badan berat badan
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan
IMT saat ini 21.92 kg IMT saat ini 21.92 kg IMT saat ini 33.33 kg
11. Memonitor interaksi anak 4. Memonitor interaksi anak atau 4. Memonitor interaksi anak
atau orang tua selama makan orang tua selama makan atau orang tua selama makan
Hasil : Hasil : Hasil :
5
Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan anaknya Ibu klien mengatakan
anaknya malas makan malas makan anaknya malas makan
12. Lingkungan selama makan 5. Lingkungan selama makan 5. Lingkungan selama makan
Hasil : Hasil : Hasil :
Dilaksankan Dilaksankan Dilaksankan
13. Memonitor turgor kulit 6. Memonitor turgor kulit 6. Memonitor turgor kulit
Hasil : Hasil : Hasil :
Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit
klien klien klien
14. Memonitor mual dan muntah 7. Memonitor mual dan muntah 7. Memonitor mual dan muntah
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak mual dan Klien nampak mual dan Klien nampak sudah tidak
muntah 1 -2 x sehari muntah 1 -2 x sehari mual dan muntah
39 Evaluasi Keperawatan
6
1 13:00 S: ibu klien mengatakan anaknya 15:05 S: ibu klien mengatakan anakanya 15:45 S: ibu klien mengatakan anaknya
malas minum masih malas minum sudah tidak malas minum lagi
O: membraan mukosa kering O: membran mukosa kering O: membran mukosa baik
A: masalah belum teratasi A: masalah belum teratasi A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P: mempertahankan intervensi.
Nic Nic
Fluid Manajement Fluid Manajement
1. Mempertahankan catatan 1. Mempertahankan catatan inteke
inteke dan output dan output
2. Memonitor status hidrasi 2. Memonitor status hidrasi
3. Memonitor tanda-tanda vital 3. Memonitor tanda-tanda vital
sign sign
4. Mendorong keluarga untuk 4. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan membantu pasien makan
Hypovolemia Management Hypovolemia Management
1. Memonitor status cairan 1. Memonitor status cairan
termasuk intake dan output termasuk intake dan output
2. Memonitor tanda vital 2. Memonitor tanda vital
3. Memonitor respon pasien 3. Memonitor respon pasien
terhadap pemberian cairan terhadap pemberian cairan
4. Memonitor berat badan 4. Memonitor berat badan
5. Mendorong pasien untuk 5. mendorong pasien untuk
menambah intake oral menambah intake oral
6. Memberikan terapi IV seperti 6. Memberikan terapi IV seperti
yang ditentukan yang ditentukan
2 13:15 S: ibu klien mengatakan anaknya 14:30 S: ibu klien mengatakan anaknya 16:00 S: Ibu klien Mengatakan anaknya
demam masih demam sudah tidak demam lagi
O: 37,8ºC O: suhu 37ºC O: suhu 36,5ºC
A: masalah belum teratasi A: masalah belum teratasi A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P: mempertahankan intervensi.
Nic Nic
Faver treament Faver treament
7
1. Memonitor suhu sesering 1. Memonitor suhu sesering
mungkin mungkin
2. Memonitor IWL 2. Memonitor r IWL
3. Memonitor warna kulit 3. Memonitor warna kulit
4. Memonitor tekanan darah, 4. Memonitor tekanan darah, nadi,
nadi, RR RR
5. Memonitor intake dan output 5. Memonitor intake dan output
6. Memberikan antipiretik 6. Memberikan antipiretik
7. Memberikan pengobatan untuk 7. Memberikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam mengatasi penyebab demam
8. Menselimuti pasien 8. Selimuti pasien
9. Menkompres pasien pada 9. Menselimuti pasien pada lipatan
lipatan paha dan aksila paha dan aksila
10. Mentingkatkan sirkulasi udara 10. Mentingkatkan sirkulasi udara
3 13:30 S: ibu klien mengatakan anaknya 14:45 S: ibu klien mengatakan anaknya 16:15 S: Ibu klien Mengatakan anaknya
malas makan malas makan sudah tidak malas makan lagi
O: klien tampak hanya menghabisi O: klien tampak hanya O: Klien nampak menghabiskan
¼ porsi makanannya menghabiskan ⁄ porsi makananya
A: masalah belum teratasi makanannya A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi A: masalah belum teratasi P: mempertahankan intervensi.
Nic P: lanjutkan intervensi
Natrition Mnagement Nic
1. Mengkaji adanya alergi Natrition Mnagement
makanan 1. Menkaji adanya alergi makanan
2. Menganjurkan pasien untuk 2. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan meningkatkan protein dan
vitamin C vitamin C
Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring
1. Memonitor lingkungan selama 1. Memonitor lingkungan selama
makan makan
2. BB pasien dalam batas normal 2. BB pasien dalam batas normal
3. Memonitor adanya penurunan 3. Memonitor adanya penurunan
8
berat badan berat badan
4. Memonitor interaksi anak atau 4. Memonitor interaksi anak atau
orang tua selama makan orang tua selama makan
5. Lingkungan selama makan 5. Lingkungan selama makan
6. Memonitor turgor kulit 6. Memonitor turgor kulit
7. Memonitor mual dan muntah 7. Memonitor mual dan muntah
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
apabila pada malam hari suhu tubuh klien meningkat, dengan hasil
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
yang ditemukan pada kasus yang telah disesuaikan dengan teori pada An
yaitu :
aktif yaitu :
87
b) Monitor status dehidrasi
88
f) Berikan terapi IV seperti yang ditentukan
2) Monitor IWL
6) Berikan antipiretik
demam
8) Selimuti pasien
dengan intake yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
menurun :
89
e) Monitoring turgor kulit
dengan infeksi virus dengue telah teratasi dengan hasil ibu klien
mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi dan suhu klien nampak
36,5ºC.
tidak adekuat akibat mual dan nafsu makanan menurun telah teratasi
B. Saran
diberikan membawa hasil yang baik serta memberi kepuasan bagi klien,
yang baik hingga terbina hubungan saling percaya antara klien dan
90
perawat agar dapat mengumpulkan data yang akurat sesuai dengan
masalah klien.
untuk dijadikan bahan acuan untuk kepentingan karya tulis ini selanjutnya.
91
DAFTAR PUSTAKA
Rohman, N & Saiful Wahid. 2013. Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.
92
Wijaya, Andara Saferi, Yessi Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal
Bedah: Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Akep. Yogyakarta: Nuha
Medika
93