Anda di halaman 1dari 111

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK “D” YANG


MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
DI RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH IBU DAN
ANAK PERTIWI

OLEH :

HASRY MUNANDAR NILAM


NIM : 1509057

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPAOUDANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MAKASSAR
2018

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK “D” YANG


MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
DI RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH IBU DAN
ANAK PERTIWI

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan Pada
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

OLEH :

HASRY MUNANDAR NILAM


NIM : 1509057

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MAKASSAR
2018

ii
SURAT PERNYATAAN PENELITI

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Hasry Munandar Nilam


Nim : 1509057
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak ―D‖ Yang Mengalami
Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Masalah Kekurangan
Volume Cairan Tubuh Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan
Anak Pertiwi.

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah sebagaimana disebutkan


dengan judul diata adalah benar merupakan karya tulis ilmiah saya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik.

Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.

Makassar, july 2018

Peneliti,

Ttd + Materai 6000

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KLIEN ANAK “D” YANG MENGALAMI DEMAM BERDARAH DEGUE
(DBD) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK
PERTIWI”.

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan di depan Tim Penguji


Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
Pada Hari , July 2018

Menyetujui

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KLIEN AN.“D” YANG MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DENGANMASALAH KEPERAWATAN KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI
”. Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Akademi Mappa Oudang
Makassar.

Tim Penguji

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : Hasry Munandar Nilam


Tempat/Tgl lahir : Ujung Pandang /02 Juni 1997
Suku/Bangsa : Makassar / Indonesia
Jenis kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl Pelita Raya V. LR. 5 No.- .Makassar

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Pada Tahun 2002-2003 TK Darul Istiqoma Nurul Jihad Gowa


2. Pada Tahun 2004-2009 SDN Inpres Bonto-Bontoa Gowa
3. Pada Tahun 20010-2012 SMP Lpp UMI Makassar
4. Pada Tahun 2013-2015 SMK Pratidina Makassar
5. Pada Tahun 2016-2018 Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-
Nya serta tak lupa salam dan shalawa kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para kerabatnya,Nabi yang diutus oleh Allah SWT sebgai
pembawa rahmat bag umat islam. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam menempuh ujian akhir Program Diploma III
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dimaksudkan untuk menguraikan secara


singkat pelayanan dan perawatan klien yang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN ANAK “D” YANG MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DENGANMASALAH KEPERAWATAN KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI
”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemui banyak hambatan
serta berbagai kendala. Namun berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak
akhirnya laporan hasil studi kasus ini dapat terselesaikan, olehnya itu penulis
menghaturkan hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya, terutama kepada :
1. Bapak KOMBES. Pol. dr. Aris Budiyanto, SP. THT selaku Ketua Yayasan Brata
Utama Bhayangkara Makassar.
2. Kepala Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak beserta staf yang telah
membantu menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini.
3. Pimpinan / pengelola program study Diploma III Keperawatan Akademi
Keperawatan Mappa Oudang Makassar, Kepada :
a. Direktur : Dardin, S.Kep,Ns,M.Kep.
b. Wakil Direktur I : Ns. Syharuddin, SKM.,S.Kep.,M.Kes

vii
c. Wakil Direktur II : Rezeki Nur, S.Kep,Ns,M.M.Kes
d. Wakil Direktur III : Ns. H. Hataul Madja, S.ST.,S.Kep.,M.Kes
e. Ketua LPM : Muh. Saleh S, S.Pd.,M.Pd.,M.M.Kes
4. Ibu Ns. Lala,S.Kep.,M.Kes. selaku pembimbing I dan penguji yang telah banyak
memberikan sumbangsih pemikiran, nasehat, dengan penuh kesabaran selama
proses bimbingan di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Ns. Rezeki Nur,S.Kep,MM.Kes. selaku pembimbing II dan penguji yang telah
memberikan banyak bantuan serta saran di dalam proses bimbingan penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Andriani Misdar, S.Kep, MH, selaku penguji I, Ibu Kasmawati Karim, S.Kep,
Ns, M.M.Kes, selaku penguji II, Ibu Lala, S.Kep,Ns,M.M.Kes, selaku penguji III,
Ibu Rezeki Nur, S.kep,Ns,M.M.Kes, selaku penguji IV, sebagaimana penguji
yang begitu banyak memberikan masukan dan saran demi kelengkapan Karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh Dosen pengajar dan Staf Akademi Keperawatan Mappaoudang Makassar
yang telah memberikan restu serta dorongan baik moral maupun material selama
penulis mengikuti pendidikan.
8. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga secara khusus disampaikan kepada
Ayahanda Lamollang, S.Ag dan Ibunda Sumarni tercinta yang dengan penuh
cinta dan kasih sayangnya selama ini dengan ikhlas mengasuh, mendidik, dan
selalu memberikan dukungan baik moral maupun material dan semangat serta doa
yang tulus di setiap sujudnya agar penulis menjadi orang yang dapat
membanggakan untuk mereka. Terima kasih untuk setiap cinta yang terpancar dan
senyuman manis yang kalian berikan kepada penulis yang selalu mengiringi
setiap langkah penulis sehingga penulis bisa sampai ke titik ini. Terima kasih
untuk tiap tetesan keringat yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, terima
kasih sudah menjadi orang tua yang baik untuk penulis selama ini.
―tiada kata yang paling indah selain rasa syukur, Tiada kata yang paling
bermakna selain terimah kasih, tapi tiada kata yang bisa saya ucapkan untuk

viii
menggambarkan kebahagiaan yang telah beliau berikan mulai dari kandungan
sampai saat ini. Jasa-jasamu tak akan bisa ku balas hingga akhir hayatku‖.
9. Keluarga penyemangat saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
10. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk
mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini Andrel Rajoan, Jorgi Mandala Putra, Syahrul,
Agus Salim, Fajar Adi Putra, Moh. Moeharsah, Muhrim Situru, Rian Jayakuaum,
Muh.Yasin, Anugrah Resa, serta teman yang tidak sempat saya tuliskan namanya.
11. Terimah kasih kepada teman-teman tingkat III.B yang memberikan dukungan
yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.
12. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan angkatan XII Akademi Keperawatan
Mappa Oudang Makassar terima kasih banyak atas bantuannya selama mengikuti
pendidikan, yang telah menemani penulis selama 3 tahun mengikuti pendidikan
Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.
13. Almamater kebanggaan Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang
telah memberikan banyak kenangan. Semoga semakin maju da berkembang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak yang
bersifat membangun penulis akan menerima dengan senang hati.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya
dan tenaga keperawatan khususnya dalam memberikan Asuhan keperawatan.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT. Semoga apa yang telah diperbuat
bernilai ibadah dimatanya. Amin yaa Robbal Alamin.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Makassar, July 2018

HASRY MUNANDAR NILAM

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .............................................................................. i


SURAT PERNYATAAN PENELITIAN . ............................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN. ................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii
ABSTRAK .............................................................................................. xiv
DAFTAR ISTILAH ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................... 4
D. Manfaat penelitian.................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7


A. Tinjauan Tentang Kekurangan Volume Caran ...................... 7
B. Tinjauan Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) ............. 8
1. Anatomi Fisiologi.............................................................. 8
2. Konsep Dasar Medis ......................................................... 13
3. Konsep Dasar Keperawatan .............................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 36


A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 36
B. Subyek Penelitian .................................................................... 36
C. Fokus Studi ............................................................................. 36

x
D. Definisi Operasional Fokus Studi ........................................... 37
E. Instrumen Penelitian................................................................ 37
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38
G. Lokasi & Waktu Penelitian ..................................................... 39
H. Analisis Data dan Penyajian Data ........................................... 39
I. Etika Penelitian ....................................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 41


A. Hasil ...................................................................................... 41
B. Pembahasan ........................................................................... 86

BAB VI PENUTUP ................................................................................. 87


A. Kesimpulan .................................................................................. 87
B. Saran ............................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kekurangan volume cairan ....................................................... 26

Tabel 2.2 Ketidakefektifan pola nafas ........................................................... 27

Tabel 2.3 Hipertermia .................................................................................... 29

Tabel 2.4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh......... 32

Tabel 4.1 identitas saudara kandung ......................................................... 42

Tabel 4.2 Riwayat imunisasi ..................................................................... 45

Tabel 4.3 pola nutris.................................................................................. 47

Tabel 4.4 pola cairan kebutuhan ............................................................... 48

Tabel 4.5 pola eliminasi BAB dan Bak .................................................... 48

Tabel 4.6 pola istirahat tindur .................................................................. 49

Tabel 4.7 pola personal hygine ................................................................ 49

Tabel 4.8 pola olahraga ............................................................................ 49

Tabel 4.9 pola mobilisasi fisik ................................................................. 50

Tabel 4.10 tanda-tanda nital ..................................................................... 50

Tabel 4.11 pemeriksaan laboratorium ...................................................... 51

Tabel 4.12 data fokus ................................................................................ 55

Tabel 4.13 analisa data ............................................................................. 55

Tabel 4.6 Diagnosa keperawatan .............................................................. 58

Tabel 4.7 Rencana tindakan keperawatan ................................................. 59

xii
Tabel 4.8 Implementasi keperawatan ........................................................ 62

Tabel 4.9 Evaluasi keperawatan ................................................................ 67

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi darah ....................................................................... 8

Gambar 2.2 Penyimpenan KDM ............................................................... 25

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Peneliti

Lampiran 2 Halaman Persetujuan

Lampiran 3 Halaman Pengesahan

Lampiran 4 Riwayat Hidup

Lampiran 5 Intrumen Penelitian

xv
ABSTRAK
HASRY MUNANDAR NILAM, ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
AN.―D‖ YANG MENGALAMI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUMAH
SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI.
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit demam akut yang dapat
menyebabkan kematian. Dengue disebarkan oleh genus Aedes, adalah nyamuk
yang tersebar luas di daerah tropis dan subbtropis diseluruh dunia, yang bertujuan
untuk dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami
Demam Berdarah Dengue dengan masalah kekurangan volume cairan di Rumah
Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi. Metode yang digunakasan yaitu
observasi non participant dan wawancara yang diarahkan pada klien yang
mengalami Demam Berdarah Dengue. Hasil Asuhan Keperawatan pada An ― D ―
dengan Demam Berdarah Dengue di ruang Anak di Rumah Sakit Daerah Ibu dan
Anak Pertiwi selama 3 hari didapatkan masalah utama adalah Kekurangan volume
cairan, hipertermia, dan nurisi kuranng dari kebutuhan dan setelah dilakukan
tindakan keperawatan hasil yang didapatkan adalah masalah teratasi ditandai
dengan cairan terpenuhi, suhu tubuh yang normal dan nutrisi terpenuhi dan tidak
ada tanda dan gejal adanya dehidrasi.
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, Asuhan keperawatan, Kekurangan volume

cairan.

16
ABSTRAK
HASRY MUNANDAR NILAM, NURSING CLIENT A NURSING WHO
EXPERIENCE DENGUE BLOOD FEVER (DHF) WITH THE PROBLEM OF
VOLUME LIQUID IN A SPESIALIS HOSPITAL AREA OF THE AND
DAUGTER PERTIWI.
Dengue Hemorrhagic Fever is an acute febrile illness that can cause death.
Dengue spread by the genus Aedes, is a mosquito that is widespread in tropical
and subtropical areas around the world, as for the purpose of implementing
Nursing Care on clients who have Dengue Hemorrhagic Fever with fluid volume
deficiency problem in A Spesialis Hospital Area Of The And Daugter Pertiwi, the
method used is non participant observation and interview Which is directed at
clients who experience Dengue Hemorrhagic Fever. The results of Nursing Care
in An "D" with Dengue Hemorrhagic Fever in Parkit Room at Spesialis Hospital
Area Of The And Daugter Pertiwi for 3 days found the main problem is Lack of
fluid volume, hyperthermia, and kuranngnurisi from requirement and after the
nursing action result obtained is problem solved marked with Fluids are met,
normal body temperature and nutrients are met.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Nursing Care, Lack of fluid volume.
hyperthermia, and kuranngnurisi from requirement and after the nursing action
result obtained is problem solved marked with Fluids are met, normal body
temperature and nutrients are met.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Nursing Care, Lack of fluid volume.

BAB I

PENDAHULUAN

17
A. Latar Belakang

Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomis, sedangkan pengertian kesehatan menurut organisasi kesehatan

dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah

sebagai ―suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan

hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan‖.

Pada tahun 1986, WHO dalam piagam ottawa untuk promosi

kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah ―sumber daya

bagi kehidupan sehari-sehari, bukan tujuan hidup kesehatan adalah konsep

positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik‖.

Demam dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah

penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan disebabkan

oleh empat serotipe virus dari gebus flavivirus, virus RNA dari keluarga

Flaviviridae. Infeksi oleh satu serotipe virus tersebut, dan kekebalan

sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya. Pada

waktu terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat beredar lebih

dari satu serotipe virus dengue.

Dengue disebarkan oleh genus Aedes, nyamuk yang tersebar luas di

daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Demam Berdarah Dengue juga

di sebut breakbone fever dan merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh

nyamuk yang terpenting pada manusia. (Soedarto, Demam berdarah dengue

Dengue harmoohagic fever, Hal.2, 2013).

18
Sekitar 2,5 milliar manusia yang merupakan 2/5 dari penduduk dunia

mempunyai resiko tinggi tertular demam dengue. Setiap tahunnya sekitar 50-

100 juta penderita dengue dan 500.000 penderita demam berdarah dengue

dilaporkan oleh WHO seluruh dunia, dengan jumlah kematian sekitar 22.000

jiwa, terutama anak-anak. Sekitar 2,5-3 milliar manusia yang hidup di 112

negara tropis dan subtropis berada dalam keadaan terancam infenksi dengue.

Hanya benua eropa dan antartika yang secara alami bebas dari infeksi dengue.

Pada 50 tahun terakhir, insiden dengue di dunia telah meningkat 30

kali. Di benua amerika saja jumlah penderita dengue meningkat dari 250.000

pada tahun 1995 menjadi lebih dari 890.000 pada tahun 2007 sedangkan

penderita demam berdarah dengue meningkat dari 7.000 orang pada tahun

1995 menjadi 26.000 orang (hampir 4 kali lipat) pada tahun 2007.(WHO)

(soedarto, 2013).

Beberapa tahun terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

seringkali muncul di musim pencaroba, khususnya bulan januari di awal

tahun seperti sekarang ini. Karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab

penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu mencegah

dan menanggulangi dengan baik.

Pada tahun 2014, sampai pertengahan tahun bulan Desember tercatat

penderita DBD di 34 provinsi di indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641

diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibanding tahun

sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511

orang dan jumlah kaus meninggal sebanyak 871 penderita (Pramudiyo. T

dkk, 2015).

19
Laporan P2PL, kasus DBD di sulawesi selatan pada tahun 2011

kategori tinggi pada Kab. Bulukumba, Gowa, Maros, Bone Dan Luwu (130-

361) kasus, terendah kabupaten/kota yaitu Selayar, Sinjai, Dan Tana Toraja

(0-19) dan kebupaten yang tidak terdapat kasus DBD yaitu kabupaten

bantaeng, dan berdasarkan laporan P2PL, insiden rate DBD di sulawesi

selatan pada tahun 2011 sebesar 21.80 per 100.000 penduduk dengan CFR

15.55% angka IR tertinggi adalah Kota Palopo 228 per 100.000, dan terendah

di Kabupaten Selayar dan Kabupaten Tanahtoraja IR 0%. Rata-rata angka

insiden rate di provensi Sulawesi Selatan cenderung mengalami penurunan

bila dibandingkan dengan target nasional (36 per 100.000 penduduk). Hal ini

menunjukkan upaya peningkatan pencegahan dan penanggulangan kasus

DBD mulai baik, namun hal ini masih perlu dukungan berbagai pihak. (Saril,

dkk:2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit

Khusus Daerah Ibu dan Anak pada tahun 2017 didapatkan kasus demam

berdarah dengue (DBD) dengan jumlah 4 kasus di tahun 2017.

Berdasarkan hal tersebut di atas dan hasil studi pendahuluan yang

sudah dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak, tentang data

kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD), maka penulis tertarik

untuk mengangkat asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan masalah keperawatan ketidakefektifan

bersihan jalan napas di Rumah Khusus Daerah Ibu dan Anak.

20
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka di dapatkan rumusan

masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan masalah kekurangan volum

cairan tubuh di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada

klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan masalah

kekurangan volume cairan tubuh di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan

Anak Pertiwi.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kekurangan volume cairan di

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

b. Dapat merumuskan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami

Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kekurangan volume cairan di

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

c. Dapat melaksanakan penyusun rencana keperawatan pada klien yang

menggalami Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kekurangan

volume cairan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

d. Dapat melaksananakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kekurangan volume cairan di

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

1
e. Dapat melaksanakan evaluasi pada klien yang mengalami Demam

Berdarah Dengue dengan kekurangan volume cairan di Rumah Sakit

Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Sebagai bahan referensi dalam pengembangan keilmuan khususnya di

bidang keperawatan tentang penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD)

2. Praktis

a. Institusi

Sebagai salah satu pernyataan dalam menyelesaikan program

Diploma III Keperawatan Di Akper Mappa Ouddang Makassar dan

menjadi bahan bacaan di perpustakaan mahasiswa.

b. Rumah sakit

Sebagai bahan bagi instansi terkait dalam penanganan Demam

Berdarah Dengue (DBD) sesuai dengan teori, khususnya bagian Rumah

Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

c. Klien

Dapat menambah informasi dan pengtahuan klien dan keluarga

tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

d. Penulis

Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengaplikasikan

ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan.

e. Perawat

2
Dapat menjadi masukan bagi perawat dalam meningkatkan kualitas

asuhan keperawatan khususnya bagi klien Demam Berdarah Dengue

(DBD) untuk membantu penyembuhan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kekurangan Volume Cairan Tubuh

1. Defenisi

Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan volume cairan

dan elektrolit ekstrakulikuler dalam jumlah yang propesional (isotonik),

kondisi ini seperti disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali

dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan

cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan

cairan ekstraseluler. Untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan

pemindahan cairan intra seluler. Secara umum, defisit volume cairan

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui

kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi

ketiga (lokasi tempat cairan perpindahan dan tidak mudah untuk

mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstrakulikuler

istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi

potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain

itu kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran

pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan. (rizki A.

Noviar, 2014)

Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler,

interstisial, dan/atau intraseluler, ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan

4
cairan saat tanpa perubahan pada natrium (Amin. H dan Hardi. K, Nanda

Nic-Noc, Hal. 293, 2015).

Kekurangan volume cairan terjadi akibat hilangnya cairan tubuh dan

lebih cepat terjadi jika disatukan dengan penurunan masukan cairan.

Kekurangan volume cairan mungkin terjadi akibat masukan yang tidak

adekuat jika penurunan masukan berlangsung lama. (Anonim, 2013)

B. Tinjauan Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Anatomi fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi darah

Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi

sangat dalam tumbuh yaitu fungsi transportasi dalam tumbuh yaitu membawa

nutrisi, oksigen dari usus dan paru-paru untuk kemudian diedarkan

keseluuruh tubuh. Darah mempunyai 2 komponen yaitu komponen padat dan

komponen cair. Darah berwarna merah, warna merah tersebut keadaannya

5
tidak tetap, tergantung kepada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Apabila

kandungan O2 lebih banyak maka warnanya akan menjadi merah muda.

Sedangkan Darah mengangkut enzim, elektrolit dan berbagai zat kimiawi

untuk didstribusikan ke seluruh tubuh.

Peran penting yang dilakukan darah yaitu dalam pengaturan suhu

tubuh, karena dengan cara konduksi darah membawa panas tubuh dari pusat

produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan

permukaan tubuh yang ada akhirnya diatur pelepasannya dalam upaya

homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia bervariasi

tergantung dari berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah 70

cc/KgBB.

Dalam komponen cair atau plasma ini mempunyai fungsi sebagai

media transport, berwarna kekuninga. Sedangkan pada komponen pada

terdiri dari sel-sel darah eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada batas tertentu

diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Bagian-

bagian padat darah terendam dalam plasma.

Sel-sel darah:

a. Eritrosit

Eritrosit dibuat di dalam sumsum tulang, di dalam sumsum tulang

masih berinti, inti dilepaskan sesaat sebelum lepaskan/keluar. Pada proses

pembentukan diperlukan Fe, Vit B12, asam folat dan rantai globulin yang

merupan senyawa protein. Selain itu untuk proses pemantangan

(maturasi) diperlukan hormon eritropoetin yang dibuat oleh ginjal,

6
sehingga bila kekerungan salah satu unsur pembekuan seperti di atas

(kurang gizi) atau ginjal mengalami kerusakan maka terjadi gangguan

eritrosit (anemia). Umur peredaran eritrosit sekitar 105—120 hari. Pada

keadaan penghancuran eritrosit yang berlebihan, misalnya pada keadaan

penghancuran eritrosit yang berlebihan, misalnya pada hemodialisis

darah, hepar kewalahan mengelolah billirubin yang tiba-tiba banyak

jumlahnya. Maka akan timbul juga gejalah kuning walaupun hati tidak

mengalami kerusakan. Eritrosit dihancurkan di organ klien terutama pada

proses penghancurannya dipelaskan zat besi dan pigmen billirubin. Zat

besi yang digunakan untuk proses sintesa sel eritrosit baru, sedangkan

pigmen billirubin di dalam hati akan mengalami proses konjungasi

kimiawi menjadi pigmen empedu dan di dalam hati akan mengalami

proses konjugasi kimiawi menjadi pigmen empedu dan keluar bersama

cairan empedu ke dalam usus. Jumlah normal eritrosit pada laki-laki 5,5

juta sel/mm³, pada perembuan 4,8 juta sel/mm³. Di dalam sel eritroit di

dapat hemoglobin suatu senyawa kimiawi yang terdiri dari atas molekul

hem yang mempunyai ion Fe (besi) yang terkait dengan rantai globulin

(suatu senyawa protein). Hemoglobin berperan mengangkut O2 dan CO2,

jumlah Hb pada laki-laki 14-16 gr%, pada perempuan 12-14 gr%.

b. Leukosit

Fungsi utama leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara

menghancurkan antige (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis

leukosit yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, monosit. Jumlah

7
normal leukosit 5.00-9.000/mm³. Bila jumlahnya berkurang disebut

leukopenia. Jika tubuh tidak membuat leukosit sama sekali disebut

agranulasitosis.

c. Trombosit

Trombosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk keping yang

merupakan bagian-bagian kecil dari sel besar yang membuatnya yaitu

megakaryosit, di sumsum tulang dan lien. Ukurannya sekitar 2-4 mikron,

dan umur peredarannyya sekitar 10 hari. Trombosit mempunyai

kemampuan untuk melakukan:

1) Daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)

2) Daya adhesi (melekat)

3) Daya agregasi (berkelompok)

Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm³, fungsinya sebagai

hemostatis dan pembekuan darah. Pembekuan darah proses kimiawi yang

mempunyai pola tertentu dan berjalan dalam waktu singkat. Bila ada

kerusakan pada dinding pembuluh darah maka tromboit akan berkumpul

dan menutup lubang yang bocor dengan cara saling melekat,

berkelompok dan menggumpal dan kemudian dilanjutkan dengan proses

pembekuan darah. Kemampuan trombosit seperti ini karena trombosit

mempunyai 2 zat yaitu protaglandin dan tromboxan yang segera

dikeluarkan bila ada kerusakan dinding pembuluh darah atau kebocoran,

8
zat ini menimbulkan efek vasokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran

darah berkurang dan membantu proses pembekuan proses.

d. Plasma

Plasma merupakan bagian cair dar darah, plasma membentuk sekitar

5% dari berat badan tubuh. Plasma adalah sebagai media sirkulasi

elemen-elemen darah yang berbentuk (sel-sel darah merah, sel-sel darah

putih, trombosit). Plasma juga berfungsi sebagai media transportasi

bahan-bahan organik dan anorganik dari satu organ atau jaringan ke

organ atau jaringan lain.

Komposis dari plasma :

1) Air : 91-92%.

2) Protein plasma.

3) Albumin (bagaian besar pembentuk plasma protein, dibentuk di

hepar).

4) Globulin a, b, g (terbentuk di dalam hepar, limfosit dan sel-sel

retikuloendotelial). Immunoglobulin merupakan bentuk globulin.

5) Fibrinogen.

6) Protrombin.

7) Unsur-unsur pokok anorganik : Na, K, Cl, Magnesium, zat besi,

iodin.

9
8) Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kriatinin, glukosa,

lemak, asam amino, enzim, hoemon.

Fungsi protein plasma :

1) Mempertahankan tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk

membentuk dan menyerap cairan juga.

2) Dengan bergabung bersama asam dan alkali protein plasma

bertindak sebagai penyangga dalam mempertahankkan pH normal

darah.

3) Fibrinogen dan protrombin adalah penting untuk pembekuan darah.

4) Immunoglobin merupakan hal yang esensial dalam pertahanan tubuh

melawan infeksi.

C. Konsep Dasar Medis Demam Berdarah Dengue (DBD)

a. Defenisi

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

haemorrhagic faver/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang

disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis

hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai dengan

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga

tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam

berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok. (Amin. H, dan Hardhi K,

Nanda NIC NOC Jilid 1, Hal.170, 2015).

10
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakityang

disebabkan oleh virus dengue yang dikeluarkan melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti dan Aedes albopictus. (Akhsin zulkoni, 2014)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue. Virus masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

aides aegypty betina. Masa inkubasi 13-15 hari dengan gejalah klinis yang

bervariasi berdasarkan derajat DHF. (Taufan nugroho, Asuhan keperawatan,

Hal. 62, 2014)

Penyakit DBD adalah penyakit yang disertai dengan : (1) demam tinggi

mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari,

(2) Manifestasi perdarahan termasuk uji Tourniquet, (3) Trombositopeni

(jumlah trombosit 00.000/µ 1), dan (4) Hemokonsentrasi (Peningkatan

hematokrit ≤ 20%), dan (5) Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati

(hepatomegali) (Andra. S dan Yessie. M, Keperawatan medikal bedah,

Hal.197, 2013)

b. Klasifikasi

Klasifikasi derajad DBD menurut WHO:

1) Derajat 1

Demam disertai gejalah tidak khas dan satu-satunya menifestasi perarahan

adalah uji tourniquet positif.

2) Derajat 2

Derajat 1 disertai pendarahan spontan dikulit dan/atau perdarahan lain.

3) Derajat 3

11
Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,

tekanan nadi menurun (≤ 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin,

lembab, dan pasien menjadi gelisah

4) Derajat 4

Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur

c. Etiologi

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus Dengue yang

termasuk kelomok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang

dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis

serotipe, yaitu; DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Seseorang yang tinggal di

daerah endemis Dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama

hidupnya, keempat serotipe ditemukan dan bersikulasi sepanjang tahun.

Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang terbanyak berhasil diisolasi

(48,6%), disusul berturut-turut DEN-2 (28,6%), DEN-1 (20%), DEN-4

(2,9%). (Koes irianto, Epidemologi prnyakit menular tidak menular panduan

klinis, 2014)

Struktur virus Dengue adalah, genomnya mempunyai berat molekul 11

kb tersusun dari protein struktural dan non-struktural (NS). Protein struktural

yang terdiri dari protein evelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein

core (C) merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural

merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 dan NS-5. Dalam

merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan

12
imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C.

Sedangkan pada pasien non-struktural yang paling berperan adalah protein

NS-1. (Akhsin zulkoni, Parasitologi, Hal.145, 2013).

d. Patofisiologi

Virus Dengue yang pertama kali masuk kedalam tubuh manusia melalui

gigitan nyamuk Aedies Aegypti dan menginfeksi pertama kali memberi

gejalah DF. Pasien akan mengalami gejalah viremia seperti demam, sakit

kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia ditenggorok,

timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada RES seperti

pembesaran kelenjar getah bening, hati dan linfa. Reaksi yang berbeda

nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang

berlebihan. Berdasarkan hal itu timbullah the secondary heterologous

infection atau the sequental infection of hypothesis. Re-infeksi akan

menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibodi, sehingga menimbulkan

konsentrasi kompleksi antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang tinggi.

Terdapat kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan

hal sebagai berikut:

1) pleks virus antibodi akan mengaktivitasi sistem komplemen, yang

berakibat dilepasnya anafilatoksin C3a dan C5a. C5a menyebakan

meninggi komnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan

menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan

yang sangat berperan terjadinya renjatan.

13
2) Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami

metamorfosis. Trombosit yang mengalami kerusakan metamorfosis akan

dimusnahkan oleh sistem retikuloendtelial dengan akibat trombositopenia

hebat dan pendarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit akan melepaskan

vasoaktif (hitsmin dan serotonin) yang bersifat meningkatkan

permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor III yang

merangsang koagulasi intravaskular.

3) Terjadinya aktivasi faktor hageman (faktor XII) dengan akibat kahir

terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi

ini, plasminogen akan menjadi plasmin yang berperan dalam

pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi fibrinogen

degradation product. Disamping itu aktivitas akan merangsang sistim

kinin yang berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah. (Andra. S dan Yessie. M, keperawatan medikal bedah,

Hal. 198-199, 2013)

e. Manifestasi klinis

Infeksi virus dapat terjadi dengan gejalah (simptomati) dan juga tanpa

gejalah (Asimptomatis). Pada infeksi virus simptomatis dapat bermanifestasi

klinis ringan, yaitu demam tanpa penyebab yang jelas, dengan dengue (DD),

demam berdarah dengue (DBD), termasuk sindrom syok dengue (SSD).

Infeksi dari satu serotipe dapat memberikan kekebalan seumur hidup terhadap

serotipe yang berangkutan, namun tetep tidak terbukti adanya proteksi silang

terhadap serotipe lainnya. Hal ini dapat menjelaskan adanya peningkatan

14
wabah dengan siklus 5 tahun. Menurut Niza Febri (2014) tanda DBD ialah

sebagai berikut:

1) Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari;

2) Tampak bintik-bintik merah pada kulit;

3) Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung;

4) Mungkin terjadi muntah atau berak darah;

5) Sering terasa nyeri di ulu hati;

6) Bila sudah parah, penderita gelisah. Tangan dan kakinya dingin dan

berkeringat.

Dari pertama munculnya beberapa gejalah dan tanda, keadaan penderita

dapat menjadi parah dan menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, pertolongan

dan pengobatan harus segera diberikan untuk menghindarinya. Demam

berdarah lamanya sekitar 6-7 hari. Hal ini kemudian berpuncak pada demam

lebih kecil yang terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet

akan jatuh hingga pasien dianggap afebril. Sesudah inkubasi selama 3-15 hari,

orang yang tertular dapat mengalami dengan salah satu dari 4 bentuk berikut

ini:

1) Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejalah apa pun;

2) Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri

pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak

pendarahan dibawah kulit;

15
3) Dengue haemorrhagic fever gejalahnya sama dengan dengue klasik

ditambah dengan pendarahan dari hidung, mulut, dubur, dan sebagainya;

4) Dengue syok sindrom, gejalahnya sama dengan DBD ditambah dengan

syok atau presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi pendarahan dan syok, maka pada penyakit ini

angka kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu, setiap penderita harus

segera dibawah ke dokter atau rumah sakit. (Septi. S, 14 penyakit paling

sering menyerang dan sangat mematikan, Hal, 100-102, 2013)

f. Pemeriksaan diagnostik

1) Darah lengkap

a) Leukpenia pada hari ke 2-3

b) Trombositopenia dan hemokonsentrasi

c) Masa pembekuan normal

d) Masa perdarahan memanjang

e) Penurunan faktor II, V, VII, IX, dan XII

2) Kimia darah

a) Hipoproteinemia, hiponatriam,hipodorumia

b) SGOT/SGPT meningkat

c) Umum meningkat

d) pH darah meningkat

3) Urinalis

Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

16
4) Uji sum-sum tulang

Pada awal sakit hipaseluler kemudian menjadi hiperselular. (Andra. S, dan

Yessie).

g. Penatalaksanaan

1) Pencegahan

Pemberantasan vektor:

a) Menggunakan insektisida

- Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (Adultisida) dengan

pengasapan (biasanya thermal fogging) atau pengabutan (cold

fogging)

- Temephis (abate) untuk membunuh jentik (larvasida) dengan

menaburkan pasir abate kebejana-kebejana tempat penampungan

air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram abate

SG 1% per 10 liter air.

b) Tanpa insektisida

Caranya adalah:

- Menguras tempat penampungan air minimal 1x seminggu

(perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari)

- Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

- Membersihkan halaman rumah dan kaleng-kaleng bekas, botol,

dan benda lain tempat nyamuk bersarang.

17
- Perlindungan perseorangan untuk mencegah gigitan nyamuk

dengan memasang kawat kasa dilubang angin di atas jendela, tidur

dengan kelambu.

2) Suportif

Penatalaksanaan bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan

plasma sebagai akibat pendarahan. Pasien demam dengue dapat berobat

jalan sedangkan pasien DHF dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada

kasus DHF dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Fase kritis

biasanya terjadi pada hari ketiga.

Rasa haus dan dehidrai dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksi

dan muntah. Pasien perlu diberi banyak minum, 50 ml/KgBB dalam 4-6

jam pertama berupa air teh dengan gula, sirup, susu, sari buah, atau oralit.

Setelah dehidrasi dapat diatasi, berikan cairan rumatan 80-1—ml/KgBB

dalam 24 jam berikutnya. Hiperpireksia diatasi dengan antipiretik dan bila

perlu surface cooling dengan kompres es dan alkohol 70%. Parasetamol

direkomendasikan untuk mengatasi demam demam dengan dosisi 10-15

mg/KgBB/kali.

Pemberian cairan intravena pada pasien DHF tanpa renjatan

dilakukan apabila pasien terus menerus muntah sehingga tidak mungkin

diberikan makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit yang

bertendensi terus meningkat (>40 vol %). Jumlah cairan glukosa 5%

dalam 1/3 larutan NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosi, ¼ dari jumlah larutan

total dikeluarkan dan diganti dengan larutan yang berisi 0.167 mol/liter

18
natrium biokarbon (3?5 bagian berisi larutan NaCl 0,9% +glukosa

ditambah ¼ natrium bikarbonat).

Apabila terdapat kenaikan hemokonsentrasi 20% atau lebih mka

komposisi jeni cairan yang diberikan harus sama dengan plasma. Volume

dan komposisi cairan yang diperlukan sesuai seperti cairan untuk

dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu cairan rumatan ditambah

defisit 6% (5-8%).

Perhatikan apabila terdapat perdarahan yang membahayakan maka

dilakukan tranfusi darah segera. Bila pasien kejang berikan diazepam.

Jangan lupa monitor TTV tiap 3 jam. Pemberian antibiotik bila terdapat

kekhawatir infeksi sekunder. Apabila pasien syok maka cairan IV diguyur.

D. Konsep Dasar Keperawatan Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Pengkajian

leluarga yang dapat dihubungi, catatan kedatangan, no MR.. Menurut:

Wijaya, Andara saferi, Yessi Mariza Putri. KMB 2 Keperawatan Medikal

Bedah: Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Askep. 2013)

a. Identita klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa, medis,

tanggal MRS,

b. Riwayat kesehatan klien

1) Keluhan utama

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3

hari, tidak mau makan, terdapat bintik merah pada tubuh.

2) Riwayat kesehatan sekarang

19
a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggil yang menyebabkan sakit

kepala.

b) Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat menelan, lemah.

c) Nyeri otot dan persendian.

d) Konstipasi dan bisa juga diare.

e) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

f) Batuk ringan.

g) Mata terasa pegal, sering mengelurkan air mata (lakrimasi), foto

fobia.

h) Ruam pada kulit (kemerahan).

i) Perdarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan perdarahan

lain: epistaksis, hematemesis, hematuria, melena.

3) Riwayat kesehatan dahulu

a) Pernah menderita DBD

b) Riwayat kurang gizi

c) Riwayat aktivitas sehari-hari

d) Pola hidup (life style)

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ada penderita penyakit DBD dalam keluarga

d. Pemeriksaan fisik

1) Pengkajian umum

a) Tingkat kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen, sopor, koma.

b) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat.

20
c) Keadaan gizi : tinggi badan & berat badan dengan gizi baik,

sedang, buruk.

d) Tanda-tanda vital : suhu meningkat, tekanan darah pada DBD

dapat meningkat, sedangkan pada DSS dapat menurun, nadi pada

DBD takikardi, sedangkan pada DSS dapat cepat dan lemah serta

proses penyembuhan bardikardi, pernafasan dapat normal dan

meningkat, pada DSS cepat dan dangkal.

2) Pengkajian sistem tubuh

a) Integumen : ruam, ptekie, ekimosis, purpura, hematom, hipertermi,

sedangkan pada DSS, dapat lembab, dingin, dan sianosis, pada

hidung, kuku, kaki, dan tangan.

b) Kepala dan leher : pembesaran kelenjar limfe (+) dan (-)

c) Mata : conjungtiva hipermia, lakrimasi, foto fobia.

d) Sistem kardiovakuler : pada DBD dapat hipotermi dan

hipertertensi, takikardi dan dapat bradikardi.

e) Abdomen : hepatomegali, splenomegali dan nyeri tekan hepar.

f) Muskuloskeletal : nyeri sendi dan otot.

21
2. Penyimpanan KDM

Arbovirus (melalui nyamuk Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue
aedes aegypti) (viremia)

PGE, Hipothalamus Membentuk & melepaskan Mengaktifkan sistem


zat C3a, C5a komplemen

Hipertermi Peningkatan reabsorbsi Permeabilitas membran


Na+ dan H2O meningkat

Kerusakan endotel Resiko syok hipovolemik


pembuluh darah
22

Merangsang & Renjatan hipovolemik


mengaktivasi faktor dan hipotensi
pembekuan
3. Diagnosa keperawatan

Menurut : Bulechek Gloria M, dkk. 2016 &Amin. H dan Hardi. K,

Nanda Nic-Noc, hal. 170, 2015 adalah sebagai berikut :

a. Kekurangan volume cairan.

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu

akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi.

c. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun.

4. Intervensi

a. Kekurangan volume cairan.

Tabel 2.1
kekurangan volume cairan
(Nurarif & Kusuma,2015 : 293 - 294)

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi
Keperawatan hasil
1 Kekurangan volume Noc Nic
cairan. - Fluid balance Fluid Manajement
Definisi : Penurunan - Hydration - Timbang
cairan intravaskuler, - Nutritional status : popok/jka
interstisial, dan/ atau Food and Fluid diperlukan
inraseluler. Ini Kriteria Hasil - Pertahankan
mengacu pada - Mempertahankan catatan intake dan
dehidrasi, kehilangan urine output dengan output yang akurat
cairan saat tanpa usian dan BB, BJ - Monitor status
perubahan pada urine normal dehidrasi (
natrium. - Tekanan darah, nadi, kelembaban
Batasan suhu tubuh dalam membran mukosa,
Kerakteristik batas normal nadi adekuat,
 Perubahan status - Tidak ada tanda- tekanan darah
mental tanda dehidrasi, ortostatik ) jika
 Penurunan elistisitas turgor kulit diperlukan
tekanan darah baik, membran - Monitor vital sign

23
 Penurunan mukosa lembab, - Monitor masukan
tekanan nadi tidak ada rasa haus makanan / ciran
 Penurunan yang berlebihan dan hitung intake
volume nadi kalori harian
 Penurunan turgor - Kaloborasi
kulit pemberian cairan
 Penurunan turgor IV
lidah - Berikan cairan IV
 Penurunan pada suhu ruangan
pengeluaran - Dorong masukan
urine oral
 Penurunan - Berikan
pengisisan vena penggantian
nasogatrik sesuai
 Membran
otput
mukosa kering
- Dorong keluarga
 Kuit kering
untuk membantu
 Peningkatan pasien makan
hematokrit
- Tawarkan snek (
 Peningkatan suhu jus buah, buah
tubuh segar )
 Peningkatan - Kaloborasi dengan
vrekuensi nadi dokter
peningkatan - Atur kemungkinan
konsentrasi urine tarnsfusi
 Penurunan berat Hypovolemia
badan Management
 Tiba – tiba - Monitor status
(kecuali pada cairan termasuk
ruangan ketiga ) intake dan output
 Haus - Pelihara IV line
 Kelelahan - Monitor tingkat
Faktor yang Hb dan
berhubungan Hematokrid
 Kehilangan ciran - Monitor tanda
aktif vital
 Kegagalan - Monitor repon
mekanisme pasien terhadap
regulasi pemberian cairan
- Monitor berat
badan
- Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
- Pemberian cairan
IV monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
- Monitor adanya
tanda gagal ginjal

24
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu

akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi.

Tabel 2.2
ketidakefektifan pola nafas
(Nurarif & Kusuma,2015 : 307 – 308 )

Tujuan dan kriteria


No Diagnosa keperawtaan Intervensi
hasil
1 Ketidakefektifan pola Noc Nic
nafas - Respiratory status : 1. Buka
Definisi : inspirasi dan / ventilation jalannafas,
atau ekpirasi yang tidak - Respiratory status : gunakan teknik
memberikan ventilasi Airway patency chinlift atau
Batasan kerakteristik : - Vital sign status jaw thrust bila
 Perubahan Kriteria hasil: perlu
kedalaman - Mendemonstrasikan 2. Posisikan
pernafasan batuk efektif dan pasien untuk
 Perubahan ekskursi suara nafas yang memaksimalka
dada bersih, tidak ada n ventilasi
 Mengambil posisi sianosis dan dyspneu 3. Identifikasi
tiga titik (mampu paien perlunya
 Bradipneu mengeluarkan pemasangan
 Penurunan tekanan sputum, mampu alat jalan nafas
ekspirasi bernafas dengan buatan
 Penurunan pentilasi mudah, tidak ada 4. Pasang mayo
permenit pursed lips) bila perlu
- Menunjukka jalan 5. Lakukan
 Dipneu
nafas yang paten fisioterapi dada
 Peningkatan
(klien tidak merasa jika perlu
diameter anterior –
tercekik, irama nafas, 6. Keluarkan
posterior
frekuensi pernafasan sekret dengan
 Pernafasan cuping dalam rentang batuk atau
hidung normal, tidak ada suction
 Ourtopneu suara nafas abnormal) 7. Auskultasi
 Fase ekspirasi - Tanda-tanda vital suara nafas,
memenjang dalam rentang normal catat adanya
 Pernafasan bibir (tekanan darah, nadi, suara tambahan
 Takipneu pernafasan) 8. Lakukan
 Pengunaan otot section pada
eksesorius untuk mayo
bernafas 9. Berikan
Faktor yang bronkodilator
berhubungan : bila perlu
 Ansietas 10. Berikan
 Posisi tubuh pelembab udara
 Deformitas tulang Kassa basah
 Deformitas NaCl lembab
dindung dada 11. Atur intake
 Keletihan untuk cairan

25
 Hiperventilasi mengoptimalka
 Sindrom n
hiperventilasi keseimbangan
 Sindrom 12. Monitor
hipoventilasi respirasi dan
 Gangguan status O2
muskuloskeletal Oxigen therapy
 Kerusakan 1. Bersihkan
neurologis mulut, hidung
 Imaturasi dan secret
neurologis trakea
2. Pertahankan
 Disfungsi
jalan nafas
neuoromuskular
yang paten
 Obesitas
3. Atur peralatan
 Nyeri
oksigenai
 Keletihan otot 4. Memonitor
pernafasan cedera aliran oksigen
medula sipinalis 5. Pertahankan
posis pasien
6. Observasi
adanya tanda-
tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya
kecemasan
pasien terhadap
oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya
fluktasi tekanan
darah
3. Monitor VS
saat pasien
berbaring,
dududk, ata
berdiri
4. Auskultasi TD,
nadi, RR,
seblum, elama,
dan setelah
aktivitas
5. Monitor
kualitas dari
nadi
6. Monitor
frekuensi dan
irama
bernapasan
7. Monitor suara

26
paru
8. Monitor pola
pernapasan
abnormal
9. Monitor suhu,
warna, dari
kelembaban
kulit
10. Monitor
sianosis perifer
11. Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
12. Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
c. Hipertermia berhubungan dengan inveksi virus dengue.

Tabel 2.3
Hipertermia
(Nurarif & Kusuma,2015 : 284 -285)

Diagnosa Tujuan dan kriteria


No Intervensi
kkeperawatan hasil
1 Hipertermia Noc Nic
berhubungan dengan Thermoregulation Faver treament
infeksi virus dengue Kriteria hail: 1. Memonitor
Definisi : peningkatan - Suhu tubuh dalam suhu sesering
suhu tubuh diatas kisaran rentang normal mungkin
normal - Nadi dan RR dalam 2. Monitor IWL
Batasan Kerakteristik : rentang normal 3. Monitor warna
 Konvulsi - Tidak ada perubahan kulit
 Kulit kemerahan warna kulit dan tidak 4. Monitor
 Peningkatan suhu ada pusing tekanan darah,
tubuh diatas nadi RR
kisaran normal 5. Monitor
 Kejang penurunan
 Takikardi tingkat
 Takipnea kesadaran
6. Monitor WBC,
 Kulit terasa hangat
Hb, dan Hct
Faktor- faktor yang
7. Monitor intakr
berhubungan :
dan output
 Anastesia
8. Berikan
 Penurunan respirasi antipiretik
 Dehidrasi 9. Berikan
 Pemajanan pengobatan

27
lingkungan yang untuk
panas mengatasi
 Penyakit penyebab
 Pemakaian pakean demam
yang tidak sesuai 10. Selimut pasien
dengan suhu 11. Lakukan tapid
lingkungan sponge
 Peningkatan laju 12. Kolaborasi
metabolisme pemberian
 Medikasi cairan intravena
 Trauma 13. Kompres
 Aktivitas berlebiha pasien pada
lipatan paha
dan aksila
14. Tingkatan
sirkulasi udara
15. Berikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temprature
regulation
1. Monitor suhu
minimal tiap 2
jam
2. Rencanakan
monitoring
suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD,
nadi, dan RR
4. Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
5. Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
6. Selimuti pasien
untuk
mencegahilang
nya kehangatan
tubuh
7. Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
kelebihan
akibat panas
8. Dikusikan
tetang
pentingnya

28
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negatif
dari kedinginan
9. Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
10. Ajarkan
indikasi dan
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan
11. Berikan anti
piretik jika
perlu
Vital sign Motoring
1. Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS
saat pasien
berbaring,
duduk, atau
berdiri
4. Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD,
dan RR,
sebekum,
selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor
kualitas dari
nadi
7. Monitor
frekuensi dan
irama
pernapasan
8. Monitor suara
pru
9. Monitor pola

29
pernapasan
abnormal
10. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
11. Monitor
sianosis perifer
12. Monitor adanya
cisthing triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
13. Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang

menurun.

Tabel 2.4
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(Nurarif & Kusuma,2015 : 311- 312)

Diagnosa Tujuan dan kriteria


No intervensi
keperawatan hasil
1 Ketidakseimbangan Noc Nic
nutrisi kurang dari - Nutrisional status: Natrition
kebutuhan tubuh - Nutritional status: Mnagement
berhubungan dengan food and fluid intake 1. Kaji adanya
intake nutrisi yang tidak - Nutrional status: alergi makanan
adekuat akibat mual nurion intake. 2. Kolaborasikan
dan nafsu makan yang - Weight control dengan ahli gizi
menurun Kriteria hasil: untuk
Definisi : asupan nutrisi - Adanya peningkatan menentukan
tidak cukup untuk berat badan sesuai jumlah kalori
memenuhi kebutuhan dengan tujuan dan nutrisi yang
metabolik - Berat badan ideal dibutuhkan
Batasan kerakteristik sesuai dengan tinggi pasien
: badan 3. Anjurkan
 Kram abdomen - Mampu pasien untuk
 Nyeri abdomen mengidntifikasi meningkatkan
 Menghidrari kebutuhan nutrisi intake Fe
makanan - Tidak ada tanda-tanda 4. Anjurkan

30
 Berat badan 20% mal nutrisi pasien untuk
atau lebih dibawah - Menunjukkan meningkatkan
berat badan ideal peningkatan fungsi protein dan
 Kerapuhan kapiler pengecapan dari vitamin C
 Diare menelan 5. Berikan
 Kehilangan - Tidak terjadi subtansi gula
rambut berlebihan penurunan berat 6. Yakinkan diet
 Bising usus badan yang berarti. yang diamakan
hiperaktif mengandung
 Kurang makan tinggi seratt
untuk
 Kurang informasi
mencegah
 Kurang minat
konstipasi
pada makanan
7. Berikan
 Penurunan berat makanan yang
badan dengan
terpilih (sudah
asupan makanan
dikonsultasikan
adekuat dengan ahli
 Kesalahan gizi)
konsepsi 8. Ajarkan pasien
 Kesalahan bagaimana
informasi membuat
 Membran mukosa catatan
pucat makanan harian
 Ketidak mampuan 9. Monitor jumlah
memakan nutrisi dan
makanan kandungan
 Tonus otot kalori
menurun 10. Berikan
 Mengeluh informasi
ganguan sensasi tebntang
rasa kebutuhan
 Mengeluh asupan nutrisi
makanan kurang 11. Kaji
dari RDA kemampuan
(Recommended pasien untuk
daily allowance) mendapatkan
 Cepat kenyang nutrisi yang
setelah makan dibutuhkan
 Sariawan rongga Nutrition Monitoring
mulut 1. BB pasien
 Steatorea dalam batas
 Kelemahan otot normal
pengunyah 2. Monitor adanya
 Kelemahan otot penurunan berat
untuk menelan badan
Faktor – faktor yang 3. Monitor tipe
berhubungan : dan jumalah
 Faktor biologis aktivitas yang
bisa diakukan
 Faktor ekonomi
4. Monitor
 Ketidak mampuan
interaksi anak
untuk
atau orangtua
mengabsorsi

31
nutrien selama makan
 Ketidak mampuan 5. Monitor
untuk mencerna lingkungan
makanan selama makan
 Ketidak mampuan 6. Jadwalkan
menelan makanan pengobatan dan
 Faktor psikologis tindakan tidak
selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah
patah
10. Monitor mual
dan muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan
dari
perkembangan
13. Monitor pucata,
kemerahan,
dan kekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori
dan intake
nutris
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
apabila lidah
dan cavitas oral,
16. Catat jika lidah
berwarna
megenta, scarlet

5. Implementasi

32
Implemenasi adalah realisai rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetepkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi pengimpulan

data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah

pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Nikmatur.R dan Saiful.

W, proses keperawatan : teori dan aplikasi, Hal.99, 2013)

6. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan (Nikmatur.R dan Saiful. W, proses

keperawatan : teori dan aplikasi, Hal.105, 2013)

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. PendekatanPenelitian

Penelitian ini menggunakan desain studikasus untuk mengeksplorasi

masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Demam Berdarah

Dengue (DBD) dengan masalah keperawatan Kekurangan volume cairan di

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

B. SubyekPenelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan

Anak Pertiwi. Secara lebih khusus subjek penelitian adalah pasien Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan Kekurangan volume cairan di Rumah Sakit

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

C. FokusStudi

Diarah kanpa dapasien yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD)

dengan masalah keperawatan Kekurangan volume cairan.

Adapun criteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah criteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2002)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :

34
a. Klien yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD)

b. Klien anak yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD) disertai

Kekurangan volume cairan

c. Di rawat di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

d. Bersedia menjadi informan consent

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan criteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian (Notoatmodjo, 2002)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Klien tidak bersedia untuk diteliti

b. Klien dewasa mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD)

c. Klien tidak mengalami Kekurangan volume cairan

D. Definisi Operasional Fokus Studi

1. Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang dikeluarkan melalui gigitan nyamuk Aedesaegypti dan

Aedesalbopictus.

2. Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairanin travaskuler, interstisial,

dan / atau intraseluler, ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat

tanpa peru bahan pada natrium.

E. Instrument Penelitian

1. Kuesioner (Angket)

35
Angket yang dipakai dalam bentuk format pengkajian anak yang

meliputi identitas klien, identitas orang tua, keluhan pasien, riwayat kesehatan

dan hasil pemeriksaan fisik, sosial, spiritual, hasil pemeriksaan dan keadaan

khusus lainnya. Format pengkajian digunakan dengan cara menanyakan data

yang telah tersedia dalam format, lalu dicatat secara rinci jawaban yang telah

diberikan oleh klien, atau orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua,

saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien, dari catatan

klien (wawancara atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit

dan perawatan klien di maa lalu, serta dari hasil pemeriksaan labolatorium,

dan dari pemeriksaan head to too (pemeriksaan fisik)

2. Alat Ukur Tanda-tanda

Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda vital tubuh yang

paling dasar. Yang terdiri Tensimeter, Termometer, Stetoskop, Arloji (jam)

atau stop-watch.

3. Alat Ukur Tambahan

Alat ukur lain yang membantu dalam penelitian adalah timbangan,

meteran, senter untuk membantu dalam pemeriksaan fisik, dan berupa alat

tulis menulis.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang

akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi non partisipan (Pengamatan tidak terkendali)

Padametode ini penelitin hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi.

36
2. Wawancaraterstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggun akan daftar

pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara yang dilakukan

meliputi identifikasi pengkajian asuhan keperawatan pada pasien Demam

Berdarah Dengue (DBD) dengan masalah kekurangan volume cairan.

Keuntungan metode ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas.

G. Lokasi &Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian di selenggarakan di ruang rawat inap anak Rumah Sakit

Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi.

2. WaktuPenelitian

Penelitian di selenggarakan selama 3 bulandan di mulai pada tangga l6

februari sampai dengan tanggal 18 Mei 2018.

H. Analisis Data dan Penyajian Data

Anslisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini

pembahasan. Teknikanalis yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-

jawaban yang diperoleh dari hasi linterprentasi wawancara mendalam yang

dilakukan untuk menjawa brumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan

cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya di interprestasikan dan di bandingkan teori yang ada sebagai bahan

untuk memberika nrekomendasi dalamin tervensi tersendiri. Penyajian data dapat

37
dilakukan dengan tabel, gambar, bagian maupun teksnaratif. Kerahasiaan dari

klien di jamin dengan jalan menghamburkan identitas dari klien.

I. Etika Penelitian

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

informan dengan memberikan persetujuan melalui imformed consent, dengan

memberikan lembar persetujuan kepa daresponden sebelum penelitian

dilaksanakan. Setelah calon responden memahami atas penjelasan peneliti

terkait penelitian ini, selanjutnya peneliti memberikan lembar informed

consent untuk di tanda tangani oleh sampel penelitian.

2. Anonymity (tanpanama)

Merupakan usaha menjaga kerahasian tentanghal-hal yang berkaitan

dengan data responden. Pada aspek ini peneli titidak mencantumkan nama

respon den pada kuesioner dan hanya di berikan kodea tauno mores ponden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden di jamin

kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspekini, data yang sudah terkumpul dari

respon den benar-benar bersifat rahasia dan penyimpanan dilakukan di file

khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan respon

yang mengetahuinya.

38
BAB IV

HASIL DAN PEMAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi merupakan rumah

sakit pemerintah yang ada di Indonesia tepatnya di Kota Makassar Provinsi

Sulawesi Selata. Rumah Sakit ini beralamat di Jl. Jend. Sudirman No.14

Sawiragading, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90112.

Telepon: (0411) 361634. Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

memimiliki visi ungul dalam pelayanan dan pengelolaan. Rumah Sakit

Khusus Daerah Ibu dan Anak pertiwi memiliki 8 ruangan rawat inap yang

salah satunya merupakan rawat inap anak yang berada di lantai 3 yaitu

merupakan tempat lokasi penelitian. Keadaan ruangan tersebut cukup Bgus

dimana situasi lingkungan aman, nyaman dan bersih serta memiliki

pelayanan yang baik.

2. Karakteristik Partisipan (Identitas Klien)

a. Identitas Klien

1) Nama : An ―D‖

2) Tempat Tanggal Lahir : 01 Maret 2008 / 10 tahun

3) Jenis Kelamin : laki-laki

4) Agama : katolik

5) Alamat : Jl. Muhammadiah No.139 B/8

39
6) Tanggal masuk rumah sakit : 15 Mei 2018

7) Tanggal pengkajian : 18 Mei 2018

8) Diagnosa Medik : Demam Berdarah Dengue (DBD)

b. Identitas Orang Tua

1) Ayah

a) Nama : Tn ―M‖

b) Usia : 40 Tahun

c) Pendidikan : SMA

d) Pekerjaan : Wiraswasta

e) Agama : Katolik

f) Alamat : Jl. Muhammadiah No.139 B/8

2) Ibu

a) Nama : Ny ―A‖

b) Usia : 36 Tahun

c) Pendidikan : SMA

d) Pekerjaan : Wiraswasta

e) Agama : Katolik

f) Alamat : Jl. Muhammadiah No.139 B/8

c. Identitas saudara kandung

Tabel 4.1
Identitas Saudara Kandung

No Nama Usia Hubungan Keterangan


1. An ―A‖ 5 thn Saudara kandung Sehat

3. Data Asuhan Keperawatan

40
a. Pengkajian

1) Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit

a) Keluhan Utama : Demam

b) Riwayat Keluhan Utama :

Keluarga klien mengatakan, klien ± 4 hari sudah demam lalu

dibawa kerumah. Sebelum dibawa kerumah sakit klien hanya

dirawat dirumah, ibu klien mengatakan demam anaknya akan

turun pada siang hari setelah diberi obat penurun panas seperti

paracetamol, akan tetapi akan timbul lagi pada malam hari.

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Ibu klien mengatakan anaknya masih demam, apabila pada

malam hari suhu tubuh klien meningkat. Ibu klienmengatakan

anaknya malas minum, Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah,

Ibu klien mengatakan anaknya malas makan, Ibu klien mengatakan

anakny tidak menghabiskan porsi maanannya.

b) Riwayat Kesehatan Lalu

Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah pengalami penyakit

ini sebelumnya dan belum pernah di rawat di rumah sakit.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

a) Ibu klien megatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami

penyakit yang sama dengan anaknya.

b) Genogram 3 generasi

41
? ? ? ?

? ? ? ? ? ?
?

40 36

10

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Sudah meninggal

: Tinggal serumah

? : Umur tidak diketahui


: Garis perkawinan

: Garis keturunan

42
G1 : Nenek dan Kakek Klien dari Ibu dan Ayah masih hidup.

G2 : Ibu Klien anak ke 1 dari 5 bersaudara, sedangkan ayah klien

anak ke 6 dari 6 bersaudara. Kedua orang tua klien masih

hidup.

G3 : Klien anak ke 1 dari 2 bersaudara.

c) Riwayat Imunisasi

Tabel 4.2
Riwayat Imunisasi

Waktu Reaksi setelah


No Jenis imunisasi
pemberian pemberian
1. BCG 1 bulan -
2. DPT (I, II, III) 2,4,6 bulan Demam
3. POLIO (I, II, III
2, 4, 6 bulan -
,IV)
4. Campak 9 bulan -
5. hepatitis 11 bulan -

4) Riwayat Tumbuh Kembang

a) Pemeriksaan fisik

1) Tinggi Badan : 130 cm

2) Berat Badan Ideal : ( TB ( ) - 100 ) x 1 kg

: ( 130 ( ) – 100 ) x 1kg

: 30 ( ) x 1 kg

: 30 kg

3) Indeks Massa Tubuh : BB ( ) : Kuadrat TB ( )

: 30 ( ) : 130 ( ) 1,30 ( )

: 30 ( ): ( )

43
: 30 ( ) : 1.1401

: 26.31 kg

4) Waktu Tumbuh Gigi : 6 Bulan

b) Perkembangan Tiap tahap

1) Berguling : 3 bulan

2) Duduk : 4 bulan

3) Merangkak : 4 bulan

4) Berdiri : 5 bulan

5) Berjalan :7 bulan

6) Senyum kepada orang lain : 9 bulan

7) Bicara pertama kali : 11 bulan

8) Berpakaian tanpa bantuan : -

5) Riwayat Nutrisi

a) Pemberian ASI

1) Pemberian asi pertama klien pada saat ibu di pindahkan ke

ruang perawatan.

2) Waktu pemberian: pada saat anak menangis.

3) Lama pemberian: 4 bulan.

b) Pemberian Susu Formula

1) Klien diberi susu fomula karna anak sudah tidak mau

menyusui dengan ibunya.

2) Jumlah pemberian 2 x sehari 200 cc.

3) Cara pemberian yaitu melalui Dot.

44
c) Pemberian Makanan Tambahan

1) Pertama kali klien diberikan makanan tambahan oleh ibunya

pada usia 6 bulan.

2) Jenis makanannya yaitu bubur yang di campur sayur seperti

wortel, kentang, hati ayam dan telur.

6) Riwayat Psikososial

a) Ibu klien mengatakan tinggal di rumah sendiri.

b) Lingkungannya berada di kota.

c) Hubungan klien antara otang tua, keluarga dan lingkungan

sekitarnya baik.

7) Riwayat Spiritual

a) Ibu klien mengatakan berharap anaknya cepat sembuh dari

penyakitnya.

b) Ibu klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya.

8) Reaksi hospitalisasi

a) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Keluarga klien membawa anaknya ke rumah sakit karna demam

tinggi selama ± 4 hari tidak sembuh-sembuh. Anggapan orang tua

membawa klien kerumah sakit adalah tempat perawatan atau

pengobatan yang baik untuk anaknya. Orang tua klien mendapat

penjelasan dari dokter mengenai tentang penyakit anaknya.

Sekarang orang tuanya sangat cemas tentang keadaan anaknya.

b) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

45
Pemahaman anak saat ini mengenai penyakitnya dan rawat inap

belum mengerti klien hanya menangis dan merasa takut apabila

petugas datang untuk melakukan tindakan medis.

9) Aktivitas Sehari-hari

a) Pola Sehari-hari

Tabel 4.3
Pola Nutrisi

No Kondisi Sebelum Sakit Setelah Sakit


1 Selera Makan Baik Kurang
2 Menu Makanan Nasi, Daging, Bubur, Telur,
Sayur Tempe
3 Frekuensi Makan 3 x Sehari 3 x Hanya 2
Sendok
4 Makanan Ynag Kerupuk Tidak Ada
Disukai
5 Mkanan Tidak Ada Tidak Ada
Pantangan
6 Pemberian Pola Tidak Ada Tidak Ada
Makanan
7 Sendiri Disuap
Cara Makan
8 Ritual Saat Tidak Ada Tidak Ada
Makan
9 Berat badan 30 Kg 25 kg

b) Pola Kebutuhan Cairan

Tabel 4.4
Pola Cairan Kebutuhan

No Kondisi Sebelum Sakit Setelah Sakit


1 Jenis Minuman Air Miniral Dan Cairan IV + Air
Susu Mineral + susu +
RL

46
2 Frekuensi 6 – 8 Gelas/ Hari Infus 1000 cc +
Minuman Air Mineral 750
cc + Susu 200 cc
C Cara Minum Mandiri Dibantu

c) Pola Eliminasi BAB dan BAK

Tabel 4.5
Pola Eliminasi BAB dan BAK

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 BAB
a. Tempat Wc Wc
Pembuangan
b. Frekuensi 1 – 2 x Sehari 2 – 3 x Sehari
c. Warna Kuning Kuning
d. Konsistensi Lembek Cair
e. cara Sendiri D ibantu
2 BAK
a. Tempat Wc
Pembuangan
b. Frekuensi 3 – 4 x Sehari 4 – 5 x Sehari
c. Warna Kuning Kuning
d. Bau Amonik Amoniak
e. Cara Sendiri Di bantu

d) Pola Isttirahat Tidur

Tabel 4.6
Pola Istrahat Tidur

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


Jam Tidur
a. Jam tidur
1 siang 2 Jam 2 Jam
b. Jam tidur
malam 8 Jam 7 Jm

Kebiasaan sebelum Tidak Ada Tidak Ada


3
tidur

4 Kesulitan tidur Tidak Ada Tidak Ada

e) Pola Personal Hygiene

47
Tabel 4.7
Pola Personal Hygiene

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Mandi
a. Cara Dimandikan Diwaslap
b. Frekuensi 3×sehari 3×sehari
c. Alat Mandi Sabun dan air Tissue basah
2 Cuci rambut
a. Frekuensi 1×sehari Tidak ada
b. Cara Dibantu Tidak ada
3 Gunting kuku
a. Frekuensi 1×seminggu Belum pernah
b. Cara Dibantu Belum pernah
4 Gosok gigi
a. Frekuensi 3×sehari 1×sehari
b. Cara Dibantu Dibantu

f) Pola Olahraga

Tabel 4.8
Pola Olahraga

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1 Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2 Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3 Kondisi setelah Tidak ada Tidak ada
olahraga

g) Pola Mobilisasi Fisik

Tabel 4.9
Pola Mobilisasi Fisik

Sebelum
No Kondisi Saat Sakit
Sakit
1 Kegiatan sehari-hari Bermain Tidak ada
2 Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
harian
3 Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu aktivitas
4 Kesulitan pergerakan Tidak ada Tidak ada
tubuh

48
26 Pemeriksaan fisik

a) Tanda-tanda vital:

Tabel 4.10
Tanda-tanda Fital

Tekanan Darah Nadi Suhu Pernafasan


100 / 90 88 ×/ menit 37.8˚C 24×/ menit

b) Antropometri

1) Tinggi badan : 130 cm

2) Berat badan : 30 Kg

3) Lingkar lengan atas : -

4) Lingkar Kepala :-

5) Lingkar dada :-

6) Lingar perut :-

c) Sistem Pencernaan

1) Inspeksi

Bibir klien tampak kering, lidah tampak kotor, tidak ada

stomatitis, kemampuan menelan klien baik, tidak ada

hemoroid, tampak kemerahan di daerah sekitar anus.

2) Palpasi

Tidak teraba adanya pembengkakan hati.

3) Perkusi

Tidak ada nyeri tekan.

4) Auskultasi

49
Peristaltic usus 24×/ menit.

27 Sistem immun

a) Alergi :

Ibu klien mengatakan kalau anaknya tidak mempunyai riwayat

alergi terhadap makanan atau minuman.

b) Penyakit yang berhubungan perubahan cuaca :

Ibu klien mengatakan anaknya biasa sakit Flu atau Batuk.

28 Pemeriksaan labolatorium

Tabel 4.11
pemeriksaan labolatorium

Parameter Result Ref - Range


WBC 8,89 10ˆ3/uL 4,00-10,00
Neu# 10ˆ3/uL
Lym# 10ˆ3/uL
Mon# 10ˆ3/uL
Eos# 10ˆ3/uL
Bas# 10ˆ3/uL
Neu% %
Lym% %
Mon% %
Eos% %
Bas% %
RBC 4,57 10ˆ6/uL 3,50-5,50
HGB 12,9 g/dL 12,0-18,0
HCT 38,7 % 37,0-54,0
MCV 84,8 fL 80,0-100,0
MCH 28,3 pg 27,0-34,0
MCHC 33,3 g/dL 32,0-56,0
RDW-CW 13,0 % 11,0-16,0
RDW-SD 42,5 fL 35,0-56,0
PLT L 93 10ˆ3/uL 150-400
MPV H 12,1 fL 6,5-12,0
PDW 16,7 9,0-17,0
PCT 0,112 % 0,108-0,282
P-LCC 39 10ˆ3/uL 30-90
P-LCR 41,9 % 11,0-45,0

29 Terapy

50
a) RL 12 tpm.

b) Asering 24 tpm.

c) Interhistin 10 mg.

d) Ambroxol 5 mg.

e) Metil prednosolon 1 mg.

f) Vitamin C 1/3 tab 3x1.

g) Paracetamol 3x1 cth.

30 Rumus Menghitung Balance Cairan (Anak)

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk

menentukan Air Metabolisme, meurut Iwasa M, Kogoshi (1995)

dari PT. Outsaka Indonesia yaitu :

Usia balita (1 – 3 tahun ) : 8 cc/kgBB/hari

Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari

Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari

Usia 12 – 14 tahun : 5 -6 cc/kgBB/hari

31 Rumus mengitung Insensible Water Loss ( IWL)

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk

menentukan Insensible Water Loss (IWL) yaitu jumlah cairan

keluarnya yang tidak disadari dan sulit dihitung, yaitu jumlah

keringat, uap hawa nafas.

IWL (Insensible Water Loss) Pada Anak = (30 – Usia Anak

dalam Tahun) x cc/kgBB/hari.

Hitungan Blance Cairan Anak Ini !

51
a) Intake Cairan :

- Mineral 750 cc

- Susu formula 2 x sehari 200 cc

- Infus 1000 cc

- Rumus AM : (7 cc x kg)

(7 cc x 30 kg) = AM 210 cc (+)

2160 cc

b) Output Cairan :

- Muntah 200 cc

- Urine 750 cc

- Rumus IWL : (30 – Usia Anak dalam Tahun) x cc/

kgBB/hari

: (30 - 10 Tahun) x 30 kgBB / 24 Jam

: 20 x 30 kgBB / 24 Jam

: 600 cc / 24 Jam atau 25 cc / Jam (+)

1550cc

c) Balance cairan = Inteke Cairan – Output Cairan

= 2160 cc – 1550 cc

= - 610 cc

32 Rumus IWL kenaikan suhu

IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8ºC) 36,8ºC adalah konstanta

An “D” = 600 + 200 (37,8ºC - 36,8ºC)

= 600 + 200 (1)

52
= 600 + 200

= 800 cc

Maka output cairan An “D” =

- Muntah 200 cc

- Urine 750 cc

- IWL = 800 cc (+)

1750 cc

Jadi balance cairannya kenaikan suhu = 2160 cc -1750 cc

= - 410

33 Klasifikasi data

a) Ibu klien mengatakan anaknya malas minum.

b) Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah.

c) Ibu klien mengatakan anaknya demam.

d) Klien tampak lemah.

e) Membran mukosa tampak kering.

f) Klien tampak kelembaban pada kulit.

g) Klien tampak kulitnya bintik – bintik merah.

h) Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.

i) Ibu klien mengatakan anaknya tidak mengahabiskan porsi

makanannya.

j) Klien tampak hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya.

k) Klien nampak berat badan IMT saat ini 21.92 kg.

l) Klien nampak Berat Badan Ideal (BBI) 25 kg

53
m) Tubuh klien teraba hangat.

n) Lab : PLT: 39 10ˆ3/uL.

o) Balance cairan = Inteke Cairan – Output Cairan

= 2160 cc – 1550 cc

= - 610 cc

p) Suhu : 37,8ºC

q) Jadi balance cairannya kenaikan suhu = 2160 cc -1750 cc

= - 410

34 Data fokus

Tabel 4.12
Data Fokus

Data subjektif Data objektif


1. Ibu klienmengatakan anaknya 1. Klien tampak lemah
malas minum 2. Balance cairan = (Inteke Cairan –
2. Ibu klien mengatakan anaknya Output Cairan)
mual muntah 1 – 2 x sehari = 2160 cc – 1550 cc
3. Ibu klien mengatankan anaknya = - 610 cc
demam 3. Membran mukosa kering
4. Ibu klien mengatakan anaknya 4. Tampak kelembaban kulit klien
malas makan 5. Klien tampak hanya menghabiskan ¼
5. Ibu klien mengatakan anaknya porsi makanannya
tidak menghabiskan porsi 6. Klien nampak Berat badan IMT saat
makanannya ini 21.92 kg
7. Klien nampak Berat Badan Ideal
(BBI) 25 kg
8. Tubuh klien nampak teraba hangat
9. Klien tampak kulitnya bintik – bintik
merah
10. Suhu : 37.8ºC
11. balance cairannya kenaikan suhu
= 2160 cc -1750 cc
= - 410
12. Lab: PLT: 93 10ˆ3/uL

35 Analisa Data

54
Nama : An ―D‖ Umur : 10 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Lakin Ruangan : Anak

Tabel 4.13
Analisa data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 2 3 4
1. Ds: Arbivirus (melalui Kekurangan
1. Ibu klien mengatan nyamuk aedes aegepty) volume cairan
anaknya malas minum
2. Ibu klien mengatakan
anaknya mual muntah Beredar dalam aliran
1 – 2 x Sehari darah
Do:
1. Klien tampak pucat
2. Mukosa bibir klien Infeksi virus dengue
kering (viremia)
3. Tampak kelembaban
kulit klien
4. Klien tampak kulitnya Mengaktifkan sistem
bintik – bintik merah komplemen
5. Balance cairan =
(Inteke Cairan –
Output Cairan) Membentuk dan
= 2160 cc – 1550 cc melepaskan zat C3a,
= - 610 cc C5a
6. PLT: 93 10ˆ3/uL

PGE, Hipothalamus

Hipertermi

Peningkatan reabsorbsi
Na+ dan H2O

Permeabilitas membran
meningkat

Resiko syok
hipovolemik

55
Renjatan hipovolemik
dan hipotensi

Kebocoran plasma

Kekurangan volume
cairan
3. Ds: Arbivirus (melalui Hipertermi
1. Ibu klien mengatakan nyamuk aedes aegepty)
anaknya demam
Do:
1. Klien namapak teraba Beredar dalam aliran
panas darah
2. S : 37.8ºC
3. balance cairannya
kenaikan suhu Infeksi virus dengue
= 2160 cc -1750 cc (viremia)
= - 410

Mengaktifkan sistem
komplemen

Membentuk dan
melepaskan zat C3a,
C5a

PGE, Hipothalamus

Hipertermi
4. Ds: Arbivirus (melalui Ketidakseimbangan
1. Ibu klien mengatakan nyamuk aedes aegepty) nutrisi kurang dari
anaknya malas makan kebutuhan tubuh
2. Ibu klien mengatan
anaknya tidak Beredar dalam aliran
menghabisikan porsi darah
makannnya
Do:
1. Klien tampak hanya Infeksi virus dengue
menghabisikan ¼ porsi (viremia)
makannya
2. Klien tampak lemah
3. Klien nampak Berat Mengaktifkan sistem
Badan Ideal (BBI) 25 komplemen
kg

56
4. Klien nampak Berat Membentuk dan
badan IMT saat ini melepaskan zat C3a,
21.92 kg C5a

PGE, Hipothalamus

Hipertermi

Peningkatan reabsorbsi
Na+ dan H2O

Permeabilitas membran
meningkat

Resiko syok
hipovolemik

Renjatan hipovolemik
dan hipotensi

Kebocoran plasma

Kekurangan volume
cairan

Ke Extravaskuler

Abdomen

Ascites

Mual muntah

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

57
36 Diagnosa keperawatan

Tabel 4.14
Diagnosa Keperawatan

Tanggal Tanggal
No Diagnosa keperawatan
ditemukan teratasi
1 2 3 4
1 Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan 18 Mei 2018 20 Mei 2018
cairan aktif

2 Hipertermia berhubungan dengan


18 Mei 2018 20 Mei 2018
infeksi virus dengue

3 Ketidak seimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak 18 Mei 2018 20 Mei 2018
adekuat akibat mual dan nafsu
makan yang menurun

37 Rencana tindakan keperawatan

Nama : An ―D‖ Umur : 10 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki Ruangan : Anak

Tabel 4.15
Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Kriteria (NOC) Intervensi (NIC)


1 2 3 4
1 Kekurangan volume Noc Nic
cairan berhubungan - Fluid balance Fluid Manajement
dengan kehilangan cairan - Hydration 1. Pertahankan catatan
aktif - Nutritional status inteke dan output
Ds: : Food and Fluid yang akurat
1. Ibu klien Kriteria Hasil 2. Monitor status
mengatakan anaknya - Mempertahankan dehidrasi (
malas minum urine output kelembaban
2. Ibu klien mengatana dengan usian dan membran mukosa,
anaknya mual BB, BJ urine nadi adekuat,

58
muntah 1 – 2 x normal tekanan darah
Sehari - Tekanan darah, ortostatik ) jika
Do: nadi, suhu tubuh diperlukan
1. Klien tampak pucat dalam batas 3. Monitor vital sign
2. Mukosa bibir klien normal 4. Dorong keluarga
kering - Tidak ada tanda- untuk membantu
3. Tampak kelembaban tanda dehidrasi, pasien makan
kulit klien elistisitas turgor Hypovolemia
4. Balance cairan = kulit baik, Management
(Inteke Cairan – membran mukosa 1. Monitor status cairan
Output Cairan) lembab, tidak ada termasuk intake dan
= 2160 cc – 1550 cc rasa haus yang output
= - 610 cc berlebihan 2. Monitor tanda vital
5. PLT: 93 10ˆ3/U 3. Monitor respon
6. Tanda Vita sign pasien terhadap
TD = 100/90 mmHg pemberian cairan
N = 88 x/menit 4. Monitor berat badan
S = 37,8 ºC 5. Dorong pasien untuk
P = 24 x/menit menambah intake
7. Klien nampak Berat oral
badan saat ini 25kg 6. Pemberian cairan IV
monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihan volume
cairan
2 Hipertermi berhubungan Noc Nic
dengan infeksi virus Thermoregulation Faver treament
dengue Kriteria hail: 1. Monitor suhu
Do: - Suhu tubuh sesering mungkin
1. Ibu klien dalam rentang 2. Monitor IWL
mengatakan anaknya normal 3. Monitor warna
demam - Nadi dan RR kulit
Do: dalam rentang 4. Memonitor
1. Klien nampak teraba normal tekanan darah,
panas - Tidak ada nadi, RR
2. Klien tampak perubahan warna 5. Monitor intake dan
kulitnya bintik – kulit dan tidak output
bintik merah ada pusing 6. Berikan antipiretik
3. Balance cairan = 7. Berikan
(Inteke Cairan – pengobatan untuk
Output Cairan) mengatasi
= 2160 cc – 1550 cc penyebab demam
= - 610 cc 8. Selimuti pasien
4. Suhu: 37.8ºC 9. Kompres pasien
5. balance cairannya pada lipatan paha
kenaikan suhu dan aksila
= 2160 cc -1750 cc 10. Tingkatkan
= - 410 sirkulasi udara
6. Tanda Vita sign

59
TD = 100/90 mmHg
N = 88 x/menit
S = 37,8 ºC
P = 24 x/menit
3 Ketidakseimbangan Noc Nic
nutrisi kurang dari - Nutrisional Natrition Mnagement
kebutuhan tubuh status: 1. Kaji adanya alergi
berhubungan dengan - Nutritional makanan
intake nutrisi yang tidak status: food and 2. Anjurkan pasien
adekuat akibat mual dan fluid intake untuk
nafsu makan yang - Nutrional status: meningkatkan
menurun nurion intake. protein dan
Ds: - Weight control vitamin C
1. Ibu klien Kriteria hasil: Nutrition Monitoring
mengatakan anaknya - Adanya 1. Monitor
malas makan peningkatan lingkungan selama
2. Ibu klien berat badan makan
mengatakan anaknya sesuai dengan 2. BB pasien dalam
tidak menghabisi tujuan batas normal
porsi makanannya - Berat badan 3. Monitor adanya
Do: ideal sesuai penurunan berat
1. Klien tampak hanya dengan tinggi badan
menghabisi ¼ pori badan 4. Monitor interaksi
makanannya - Mampu anak atau orang
2. Klien tampak lemah mengidntifikasi tua selama makan
3. Klien nampak Berat kebutuhan 5. Lingkungan
Badan Ideal (BBI) 25 nutrisi selama makan
kg - Tidak ada tanda- 6. Monitor turgor
4. Klien nampak Berat tanda mal nutrisi kulit
badan IMT saat ini - Menunjukkan 7. Monitor mual dan
21.92 kg peningkatan muntah
fungsi
pengecapan dari
menelan
- Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti.

60
B. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat mengenai

kesenjangan antara teori yang diperoleh dan hubungannya dengn hasil tinjauan

kasus yang ditemukan selama praktek asuhan keperawatan pada klen An ― D ‖

umur 10 tahun dengan gangguan Sistem Immun : Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak

Pertiwi dengan pelaksanaan Asuhan Keperawatan tersebut dilaksnakan dari

tanggal 18 s/d 20 Mei 2018 oleh penulis yang dibahas secara sistematis mulai

dipengkajian sampai evaluasi.

Untuk memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi seperti yang

dimaksud di atas, maka penulis akan membahasnya sebagai berikut.

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian penulis tidak banyak menemukan hambatan

dalam mendapatkan informasi baik dari klien, keluarga maupun dari perawat.

Pengkajian keperawatan pada An. ―D‖ penulis menggunakan pendekatan

system ditambah dengan riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,

riwayat kesehatan masa lalu, dan riwayat kesehatan keluarga.

Menurut Niza Febri (2014) tanda – tanda DBD pada pengkajian asuhan

keperawatan dan yang terdapat dalam teori adalah :

a. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari

b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit

c. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung

d. Mungkin terjadi muntah atau berak darah

61
e. Sering terasa nyeri di ulu hati

f. Bila sudah parah, penderita gelisah.

g. Tangan dan kakinya dingin dan berkeringat

Sedangkan dalam pelaksanaan studi kasus An.‖D‖ data yang didapatkan

antara lain :

a) Ibu klien mengatakan anaknya malas minum.

b) Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah.

c) Ibu klien mengatakan anaknya demam.

d) Klien tampak lemah.

e) Membran mukosa tampak kering.

f) Tampak kelembaban pada kulit..

g) Ibu klien mengatakan anaknya malas makan.

h) Ibu klien mengatakan anaknya tidak mengahabiskan porsi makanannya

i) Klien tampak kulit bintik – bintik merah.

j) Klien tampak hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya

k) Tubuh klien teraba hangat.

l) Suhu : 37,8ºC.

m) Lab : PLT: 39 10ˆ3/uL.

n) Balance cairan = Inteke Cairan – Output Cairan

= 2160 cc – 1550 cc

= - 610 cc

o) Suhu : 37,8ºC

p) Jadi balance cairannya kenaikan suhu = 2160 cc -1750 cc

62
= - 410

Dari data tersebut ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu

suhu badan meningkat 2-7, Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung,

berak darah, Sering terasa nyeri di ulu hati, Bila sudah parah penderita

gelisah, Tangan dan kakinya dingin dan berkeringat.

a) Pada teori ditemukan kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung, pada

kasus tidak ditemukan kerena pda saat pengkajian secara inspeksi, palpasi,

tidak terdapat pendarahan di hidung, hal ini disebabkan kerena setiap

orang memiliki respon tubuh yang berbeda.

b) Pada teori ditemukan adanya gejala mungkin terjadi muntah atau berak

darah, pada kasus tidak ditemukan kerena pada saat pengkajian fisik

secara inspeksi dan wawancara terhadap keluarga klien untuk

mendapatkan data subjektif dan data objektif, kemudian penulis tidak

menemukan adanya tanda gejala berak darah terhadap klien, tetapi pada

teori ditemukan adanya mungkin terjadi muntah dan pada kasus di

temukan Ibu klien mengatakan anaknya mual muntah tetapi tidak disertai

berak darah, hal ini disebabkan kerena setiap orang memiliki respon

tubuh yang berbedah.

c) Pada teori ditemukan adanya gejala sering terasa nyeri di ulu hati, pada

kasus tidak ditemukan kerena pada saat pengkajian fisik secara inpeksi

dan palpasi tidak terdapat nyeri tekanan dan klien tidak menujukkan

adanya keluhan nyeri. Kerena setiap orang respon tubuh seseorang

berbeda dalam menenanggapi nyeri.

63
d) Pada teori ditemukan adanya tanda dan gejala bila sudah parah penderita

gelisah, pada kasus tidak ditemukan kerena pada saat pengkajian klien

tidak nampak adanya tanda gejala bila sudah parah penderita gelisa dan

keluerga klien mengatakan anaknya tidak ditandai dengan gejala tersebut,

hal ini disebabkan setiap orang memiliki respon tubuh yang berbeda.

e) Pada teori ditemukan adanya tanda dan gejala Tangan dan kakinya dingin

dan berkeringat, pada kasus tidak ditemukan kerna pada saat pengkajian

secara inpeksi dan palpasi klien tdak nampak dengan adanya gejala

tersebut, tetapi pada saat pengkajian secara palpasi terhadap klien hanya

terdapat tubuh klien teraba hangat, hal ini disebabkan kerena setiap orang

memiliki respon tubuh yang berbeda.

f) Pada teori di temukan mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, pada kasus

ditemukan pada saat pengkajian keluhan utama kerena ibu klien

mengatakan anaknya demam, kemudian riwayat keluhan utama Keluarga

klien mengatakan klien ± 4 hari sudah demam lalu dibawa kerumah.

Sebelum dibawa kerumah sakit klien hanya dirawat dirumah, ibu klien

mengatakan demam anaknya akan turun pada siang hari setelah diberi

obat penurun panas seperti paracetamol, akan tetapi akan timbul lagi pada

malam hari .

g) Pada teori di temukan Tampak bintik-bintik merah pada kulit, pada kasus

ditemukan pada saat pengkajian klien nampak adanya bintik-bintik merah

di kulit.

2. Diagnosa keperawatan

64
Dalam konsep teori, penulis menetapkan empat diagnosa keperawatan

yang lazim ditemukan pada klien dengan Gangguan Sistem Immun : Demam

Berdarah Dengue (DBD). Penetapan diagnosa keperawatan dalam konsep

teori berdasarkan gambaran dari dampak penyimpanan KDM yang merupakan

hasil analisa dari beberapa literatur yang menjadi referensi utama penulis.

Adapun diagnosa keperawatan yang ditetapkan dalam konsep teori

menurut, Bluechek Gloria M, dkk.2016 & Amin. H dan Hardi.K, Nanda Nic-

Noc, hal.175, 2015 antara lain :

e. Kekurangan volume cairan.

f. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu

akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi.

g. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.

h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun.

Sedangkan dalam pelaksanaan studi kasus, diagnosa keperawatan yang

dapat ditegakkan ada 3 diagnosa keperawatan pada klien An. ―D‖ yaitu

sebagai berikut :

a. Kekurangan volume cairan.

b. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun.

65
Jadi kesenjangan yang terjadi adalah ada 1 diagnosa keperawatan yang

ada pada teori tapi tidak ada pada klien An.‖D‖ yaitu sebagai berikut:

a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu

akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi, pada kasus

setelah melakukan suatu pengkajian tidak terdapat diagnosa keperawatan

yang ada pada teori.

3. Rencana keperawatan

pada tahap perencanaa, penulis membuat Perencanaan Keperawatan

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien An ― D ―.

Adapun diagnosa keperawatan yang ditetapkan dalam konsep teori

menurut NIC (Nurcing Outcomeintervension) dan NOC (Nursing Outcome

Classification)antara lain :

a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif :

1) Rencana keperawatan yang ada pada kasus terdapat 10 kasus yaitu:

a) Nic Fluid Manajement

(1) Pertahankan catatan intake dan output

(2) Monitor status dehidrasi

(3) monitor tanda-tanda vital sign

(4) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

b) Hypovolemia Managemant

(1) Monitor status cairan termasuk itake dan output

(2) Monitor tanda vital

(3) Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan

66
(4) Monitor berat badan

(5) Dorong pasien untuk menambah intake oral

(6) Berikan terapi IV seperti yang ditentukan

2) Antara rencana keperawatan yang ada pada teori dan kasus ditemukan

7 kesenjangan yaitu :

a) Pada teori hitung atau timbang popok dengan baik, pada kasus

penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini kerena klien

tidak menggunakan popok.

b) Pada teori monitor adanya tanda-tanda syok, pada kasus penulis

tidak mengambil rencana keperawatan ini kerena klien tidak

nampak adanya tanda-tanda syok.

c) Pada teori monitor adanya tanda-tanda gagal ginjal, pada kasus

penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini kerena tidak ada

tanda-tanda gagal ginjal pada klien.

d) Pada teori konsultasi pada dokter jika tanda-tanda dan gejala

volume cairan, pada kasus penulis tidak mengambil rencana

keperawatan ini kerena tidak ada tanda-tanda dan gejala ataupun

tanda-tanda gejala kelebihan cairan pada klien.

e) Pada teori kalaborasikan pemberian cairan IV, pada kasus penulis

tidak mengambil rencana keperawatan ini kerena petugas tim

perawat yang telah memberikannya.

67
f) Pada teori distribusikan asupan cairan selama 24 jam, pada kasus

penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini kerena tim

perawat sudah melaksanakannya.

g) Pada teori berikan cairan dengan tepat, pada kasus penulis tidak

mengambil rencana keperawatan ini kerena hanya dilakukan oleh

petugas keperawatan.

b. Hipertermia b.d infeksi virus dengue

1) Rencana keperawatan yang ada pada kasus terdapat 10 kasus yaitu

a) Monitor suhu sesering mungkin

b) Monitor IWL

c) Monitor warna kulit

d) Monitor tekanan darah, nadi, RR

e) Monitor intake dan output

f) Berikan antipiretik

g) Berikan pengobatan untuk memastikan penyebab terjadinya

demam

h) Selimuti pasien

i) Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila

j) Tingkatkan sirkulasi udara

2) Antara rencana keperawatan yang ada pada teori dan kasus yaitu Tidak

terdapat kesengjangan antara teori kerena petugas perawat sudah dapat

melakukan tindakan – tindakan yang terdapat dalam teori.

68
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi

yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.

1) Rencana keperawatan yang ada pada kasus terdapat 9 yaitu :

a) Nic Natriton Mnagement

(1) Kaji adanya alergi makanan

(2) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

b) Nutrition Monitoring

(1) Monitoring lingkungan saat makan

(2) BB pasien dalam batas normal

(3) Monitoring interaksi anak atau orng tua selama makan

(4) Lngkungan selama makan

(5) Monitoring turgor kulit

(6) Monitoring mual dan muntah

2) Antara rencana keperawatan yang ada pada teori dan kasus ditemukan

kesenjangan yaitu :

a) Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien.

b) Bantu pasien dalam menentukan pedoman atau piramida makanan

yang cocok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi

misalnya piramida panduan makanan.

c) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk

memenuhi persyaratan gizi.

d) Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap

pilihan makanan yang lebih sehat, jika diperlukan.

69
e) Atur diet yang diperlukan yaitu menyediakan makanan protein

tinggi, menyarankan menggunakan bumbu dan rempah-rempah

sebagai alternative untuk garam, menyediakan pengganti gula,

menambah atau mengurangi kalori, menambah atau mengurangi

vitamin, mineral, atau suplemen.

f) Pastikan pasien menggunakan gigi palsu yang pas, dengan cara

yang tepat.

g) Beri obat-obatan sebelum makan misalnya penghilang rasa sakit

yang diperlukan

h) Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada

suhu yang paling cocok untuk konsumsi secara optimal.

i) Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang diperlukan.

j) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit

k) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu

berdasarkan perkembangan atau usia.

l) Pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serta untuk

mencegah konstipasi.

m) Monitor kalori dan asupan makanan.

n) Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake makanan.

o) Dorong untuk melakukan bagaimana cara menyiapkan makanan

dengan aman dan teknik-teknik pengawetan makanan.

p) Bantu pasien untuk mengakses program-program gizi komunitas.

70
3) Rencana Keperawatan yang ada pada teori tapi tidak ada pada kasus

yaitu :

a) Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien.

Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini karena makanan

yang dikonsumsi klien selama di rawat di rumah sakit telah diatur

oleh tim ahli gizi.

b) Bantu pasien dalam menentukan pedoman atau piramida makanan

yang cocok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi

misalnya piramida panduan makanan. Penulis tidak mengambil

rencana keperawatan ini karena klien masih belum mengerti

tentang pedoman dan piramida makanan.

c) Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk

memenuhi persyaratan gizi. Penulis tidak mengambil rencana

keperawatan ini karena penentuan jumlah kalori pada makanan

klien telah diatur oleh tim ahli gizi.

d) Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap

pilihan makanan yang lebih sehat, jika diperlukan. Penulis tidak

mengambil rencana keperawatan ini karena intervensi ini sudah

termasuk dengan dengan makanan yang telah disiapkan oleh tim

ahli gizi.

e) Atur diet yang diperlukan yaitu menyediakan makanan protein

tinggi, menyarankan menggunakan bumbu dan rempah-rempah

sebagai alternative untuk garam, menyediakan pengganti gula,

71
menambah atau mengurangi kalori, menambah atau mengurangi

vitamin, mineral, atau suplemen. Penulis tidak mengambil rencana

keperawatan ini karena masalah pengelolahan makanan dilakukan

oleh tim ahli gizi.

f) Pastikan pasien menggunakan gigi palsu yang pas, dengan cara

yang tepat. Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini

karena klien masih berusia 3 tahun 6 bulan dan klien tidak

menggunakan gigi palsu.

g) Beri obat-obatan sebelum makan misalnya penghilang rasa sakit

yang diperlukan. Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini

karena klien tidak mengkomsumsi obat penghilang rasa sakit

sebelum makan.

h) Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada

suhu yang paling cocok untuk konsumsi secara optimal. Penulis

tidak mengambil rencana keperawatan ini karena makanan yang

disajikan di rumah sakit sama penyajiannya.

i) Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang diperlukan.

Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini karena klien

belum mengerti tentang modifikasi diet.

j) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit.

Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini karena klie

belum mengerti tentang kebutuhan diet.

72
k) Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu

berdasarkan perkembangan atau usia. Penulis tidak mengambil

rencana keperawatan ini karena makanan klien selama dirawat di

rumah sakit di dapatkan dari tim ahli gizi.

l) Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake makanan.

Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini karena klien

belum mengerti tentang pemantauan intake makanan.

m) Dorong untuk melakukan bagaimana cara menyiapkan makanan

dengan aman dan teknik-teknik pengawetan makanan. Penulis

tidak mengambil rencana keperawatan ini karena penyajian

makanan telah dilakukan oleh tim ahli gizi selama klien di rawat di

rumah sakit.

n) Bantu pasien untuk mengakses program-program gizi komunitas.

Penulis tidak mengambil rencana keperawatan ini karena klien

belum mengerti tentang program gizi komunitas.

Walaupun dalam konsep teori telah dicantumkan berbagai rencana

keperawatan, namun penetapan perencanaan intervensi keperawatan oleh

penulis harus mempertimangkan beberapa faktor yaitu faktor pendukung dan

faktor penghambat. Adapun faktor pendukung dalam penerapan intervensi

keperawatan oleh penulis antara lain lengkapnya pemeriksaan fisik yang

disiapkan oleh penulis kelahan praktek, adanya dukungan dari keluarga klien

dan adanya dukungan dari pembimbing institusi. Sedangkan faktor

penghambat dalam penerapan intervensi keperawatan oleh penulis antara lain:

73
teratasnya waktu yang diberikan untuk bersama klien dan penjelasan tentang

masalah penyakitnya.

4. Implementasi

Pada peaksanaan asuhan keperawatan kasus nyata smua rencana

intervensi yang disusun untuk keempat disusun untuk ketiga diagnosa dapat

dilaksanakan pada kasus nyata. Dalam pelaksanaan ini, tindakan yang

dilakukan tidak jauh beda dengan teori-teori yang ada di dalam tindakan

keperawatan yang meliputi:

a. Tindakan mandiri keperawatan

b. Tindakan observasi

c. Tindakan yang bersifat edukatif

d. Tindakan yang bersifat kolaboratif

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi

bertujuan untuk menilai keberhasilan tujuan intervesi. Dari hasil ketiga

dianosa keperawatan yang penulis tegakkan selam 3 hari di tumah sakit

khusus daerah ibu dan anak pertiwi setelah melakukan tindakan keperawatan,

evaluasi dari kasus klien An. ―D‖ yang mengalami Demam Berdarah Dengue

dengan malsalah keperawatan kekurangan volume cairan adalah :

a. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa kekurangan volume cairan tubuh

berhubungan kehilangan cairan aktif telah teratasi dengan hasil ibu klien

memngatakan anaknya tidak malas minum lagi.

74
b. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa Hipertermi berhubungan dengan

infeksi virus dengue telah teratasi dengan hasil ibu klien mengatakan

anaknya sudah tidak demam lagi dan suhu klien nampak 36,5ºC.

c. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak

adekuat akibat mual dan nafsu makanan menurun telah teratasi dengan

hasil klien sudah menghabiskan porsi makanannya dan klien nampak

lahap menghabiskan makanannya.

75
38 Implementasi Keperawatan

Nama : An ― D ― Umur : 10 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki Ruangan : Anak

Tabel 4.8
Implementasi Keperawatan

Jum’at Sabtu Minggu


Dx 18 Mei 2018 19 Mei 2018 20 Mei 2018
Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
1 12:15 Nic 13:05 Nic 10:00 Nic
Fluid Manajement Fluid Manajement Fluid Manajement
1. Mempertahankan catatan 1. Mempertahankan catatan inteke 1. Mempertahankan catatan
inteke dan output dan output inteke dan output
Hasil : Hasil : Hasil :
Balance cairan = (Inteke Balance cairan = (Inteke Cairan Balance cairan = (Inteke
Cairan – Output Cairan) – Output Cairan) Cairan – Output Cairan)
= 2160 cc – 1550 cc = 2160 cc – 1550 cc = 2510 cc – 2350 cc
= - 610 cc = - 610 cc = - 160 cc
2. Memonitor status hidrasi 2. Memonitor status hidrasi 2. Memonitor status hidrasi
Hasil: Hasil: Hasil:
 Kelembaban : kering  Kelembaban : kering  Kelembaban : normal
 Membran mukosa: kering  Membran mukosa: kering  Membran mukosa: normal
 Balance cairan = (Inteke  Balance cairan = (Inteke  Balance cairan = (Inteke
Cairan – Output Cairan) Cairan – Output Cairan) Cairan – Output Cairan)
= 2160 cc – 1550 cc = 2160 cc – 1550 cc = 2510 cc – 2350 cc

1
= - 610 cc = - 610 cc = - 160 cc
3. Memonitor tanda-tanda vital 3. Memonitor tanda-tanda vital 3. Memonitor tanda-tanda vital
sign sign sign
Hasil: Hasil: Hasil:
 TD: 100 / 90 mmHg  TD: 110 / 80 mmHg  TD: 120 / 70 mmHg
 Nadi : 88 x/i  Nadi : 83 x/i  Nadi : 80 x/i
 Suhu: 37,8ºC  Suhu: 37ºC  Suhu: 36.5ºC
 RR : 24x/i  RR : 24x/i  RR : 24x/i
4. Mendorong keluarga untuk 4. Mendorong keluarga untuk 4. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan membantu pasien makan membantu pasien makan
Hasil : Ibu klien melaksanakan Hasil : Ibu klien melaksanakan Hasil : Ibu klien melaksanakan
Hypovolemia Management Hypovolemia Management Hypovolemia Management
1. Memonitor status cairan 1. Memonitor status cairan 1. Memonitor status cairan
termasuk intake dan output termasuk intake dan output termasuk intake dan output
Hasil : Hasil : Hasil :
Balance cairan = (Inteke Balance cairan = (Inteke Cairan Balance cairan = (Inteke
Cairan – Output Cairan) – Output Cairan) Cairan – Output Cairan)
= 2160 cc – 1550 cc = 2160 cc – 1550 cc = 2510 cc – 2350 cc
= - 610 cc = - 610 cc = - 160 cc
2. Memonitor tanda vital 2. Memonitor tanda vital 2. Memonitor tanda vital
Hasil : Hasil : Hasil :
 TD: 100 / 90 mmHg  TD: 100 / 90 mmHg  TD: 120 / 70 mmHg
 Nadi : 88 x/i  Nadi : 88 x/i  Nadi : 80 x/i
 Suhu: 37,8ºC  Suhu: 37,8ºC  Suhu: 36,5ºC
 RR : 24x/i  RR : 24x/i  RR : 24x/i
3. Memonitor respon pasien 3. Memonitor respon pasien 3. Memonitor respon pasien
terhadap pemberian cairan terhadap pemberian cairan terhadap pemberian cairan
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak malas minum Klien nampak malas minum Klien nampak sudah tidak
4. Memonitor berat badan 4. Memonitor berat badan malas minum
Hasil : Hasil : 4. Memonitor berat badan
Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan Hasil :

2
IMT saat ini 21.92 kg dan BBI IMT saat ini 21.92 kg dan BBI Klien nampak berat badan
saat ini 25 kg saat ini 25 kg IMT saat ini 33.33 kg dan BBI
5. Mendorong pasien untuk 5. Mendorong pasien untuk saat ini 25 kg
menambah intake oral menambah intake oral 5. Mendorong pasien untuk
Hasil : Hasil : menambah intake oral
Dilaksanakan Dilaksanakan Hasil :
6. Memberikan terapi IV seperti 6. Memberikan terapi IV seperti Dilaksanakan
yang ditentukan yang ditentukan 6. Memberikan terapi IV seperti
Hasil: Hasil: yang ditentukan
 Asering 28 tpm  Asering 28 tpm Hasil:
 Infus RL 24 tpm  Infus RL 24 tpm  Asering 28 tpm
 Infus RL 24 tpm
2 12:30 Nic 13:20 Nic 10:15 Nic
Faver treament Faver treament Faver treament
11. Memonitor suhu sesering 1. Memonitor suhu sesering 1. Memonitor suhu sesering
mungkin mungkin mungkin
Hasil : Suhu: 37.8ºC Hasil : Suhu: 37ºC Hasil : Suhu: 36,5ºC
12. Memonitor IWL 2. Memonitor IWL 2. Memonitor IWL
Hasil : Hasil : Hasil :
balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan
suhu suhu suhu
= 2160 cc -1750 cc = 2160 cc -1750 cc = 2160 cc - 2500 cc
= - 410 = - 410 = - 10
13. Memonitor warna kulit 3. Memonitor warna kulit 3. Memonitor warna kulit
Hasil : Hasil : Hasil :
Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit
klien klien klien
14. Memonitor tekanan darah, 4. Memonitor tekanan darah, 4. Memonitor tekanan darah,
nadi, RR nadi, RR nadi, RR
Hasil : Hasil : Hasil :
 TD: 100 / 90 mmHg  TD: 100 / 90 mmHg  TD: 170 / 70 mmHg
 Nadi : 88 x/i  Nadi : 83 x/i  Nadi : 80 x/i

3
 Suhu: 37,8ºC  Suhu: 37,8ºC  Suhu: 36,5ºC
 RR : 24x/i  RR : 24x/i  RR : 24x/i
15. Memonitor intake dan output 5. Memonitor intake dan output 5. Memonitor intake dan output
Hasil : Hasil : Hasil :
balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan balance cairannya kenaikan
suhu suhu suhu
= 2160 cc -1750 cc = 2160 cc -1750 cc = 2160 cc - 2500 cc
= - 410 = - 410 = - 10
16. Memberikan antipiretik 6. Memberikan antipiretik 6. Memberikan antipiretik
Hasil : Hasil : Hasil :
Diberikan obat Paracetamol Diberikan obat Paracetamol Diberikan obat Paracetamol
17. Memberikan pengobatan 7. Memberikan pengobatan untuk 7. Memberikan pengobatan
untuk mengatasi penyebab mengatasi penyebab demam untuk mengatasi penyebab
demam Hasil : demam
Hasil : Diberikan obat Paracetamol Hasil :
Diberikan obat Paracetamol 8. Menselimuti pasien Diberikan obat Paracetamol
18. Menselimuti pasien Hasil : 8. Menselimuti pasien
Hasil : Dilaksanakan Hasil :
Dilaksanakan 9. Menkompres pasien pada Dilaksanakan
19. Menkompres pasien pada lipatan paha dan aksila 9. Menkompres pasien pada
lipatan paha dan aksila Hasil : lipatan paha dan aksila
Hasil : Dilaksanakan Hasil :
Dilaksanakan 10. Mentingkatkan sirkulasi udara Dilaksanakan
20. Mentingkatkan sirkulasi Hasil : 10. Mentingkatkan sirkulasi
udara Dilaksanakan udara
Hasil : Hasil :
Dilaksanakan Dilaksanakan

4
3 12:45 Nic 14:35 Nic 15:30 Nic
Natrition Mnagement Natrition Mnagement Natrition Mnagement
3. Menkaji adanya alergi 1. Menkaji adanya alergi 1. Menkaji adanya alergi
makanan makanan makanan
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien tidak memiliki alergi Klien tidak memiliki alergi Klien tidak memiliki alergi
terhadap makanan terhadap makanan terhadap makanan
4. menganjurkan pasien untuk 2. menganjurkan pasien untuk 2. menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan meningkatkan protein dan meningkatkan protein dan
vitamin C vitamin C vitamin C
Hasil : Hasil : Hasil :
Keluarga klien Keluarga klien Keluarga klien
melaksanakannya melaksanakannya melaksanakannya
Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring
8. Memonitor lingkungan 1. Memonitor lingkungan selama 1. Memonitor lingkungan
selama makan makan selama makan
Hasil : Hasil : Hasil :
Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
9. BB pasien dalam batas 2. BB pasien dalam batas 2. BB pasien dalam batas
normal normal normal
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan
IMT saat ini 21.92 kg dan IMT saat ini 21.92 kg dan BBI IMT saat ini 33.33 kg dan
BBI saat ini 25 kg saat ini 25 kg BBI 25 kg
10. Memonitor adanya penurunan 3. Memonitor adanya penurunan 3. Memonitor adanya penurunan
berat badan berat badan berat badan
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan Klien nampak berat badan
IMT saat ini 21.92 kg IMT saat ini 21.92 kg IMT saat ini 33.33 kg
11. Memonitor interaksi anak 4. Memonitor interaksi anak atau 4. Memonitor interaksi anak
atau orang tua selama makan orang tua selama makan atau orang tua selama makan
Hasil : Hasil : Hasil :

5
Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan anaknya Ibu klien mengatakan
anaknya malas makan malas makan anaknya malas makan
12. Lingkungan selama makan 5. Lingkungan selama makan 5. Lingkungan selama makan
Hasil : Hasil : Hasil :
Dilaksankan Dilaksankan Dilaksankan
13. Memonitor turgor kulit 6. Memonitor turgor kulit 6. Memonitor turgor kulit
Hasil : Hasil : Hasil :
Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit Tampak kelembaban kulit
klien klien klien
14. Memonitor mual dan muntah 7. Memonitor mual dan muntah 7. Memonitor mual dan muntah
Hasil : Hasil : Hasil :
Klien nampak mual dan Klien nampak mual dan Klien nampak sudah tidak
muntah 1 -2 x sehari muntah 1 -2 x sehari mual dan muntah

39 Evaluasi Keperawatan

Nama : An ― N ― Umur : 3 Tahun

Jenis kelamin Ruangan : Parkit

Tabel 4.9 Evaluasi


Keperawatan

Jum’at Sabtu Minggu


Dx 18 Mei 2018 19 Mei 2018 20 Mei 2018
Jam Evaluasi Jam Evaluasi Jam Evaluasi

6
1 13:00 S: ibu klien mengatakan anaknya 15:05 S: ibu klien mengatakan anakanya 15:45 S: ibu klien mengatakan anaknya
malas minum masih malas minum sudah tidak malas minum lagi
O: membraan mukosa kering O: membran mukosa kering O: membran mukosa baik
A: masalah belum teratasi A: masalah belum teratasi A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P: mempertahankan intervensi.
Nic Nic
Fluid Manajement Fluid Manajement
1. Mempertahankan catatan 1. Mempertahankan catatan inteke
inteke dan output dan output
2. Memonitor status hidrasi 2. Memonitor status hidrasi
3. Memonitor tanda-tanda vital 3. Memonitor tanda-tanda vital
sign sign
4. Mendorong keluarga untuk 4. Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan membantu pasien makan
Hypovolemia Management Hypovolemia Management
1. Memonitor status cairan 1. Memonitor status cairan
termasuk intake dan output termasuk intake dan output
2. Memonitor tanda vital 2. Memonitor tanda vital
3. Memonitor respon pasien 3. Memonitor respon pasien
terhadap pemberian cairan terhadap pemberian cairan
4. Memonitor berat badan 4. Memonitor berat badan
5. Mendorong pasien untuk 5. mendorong pasien untuk
menambah intake oral menambah intake oral
6. Memberikan terapi IV seperti 6. Memberikan terapi IV seperti
yang ditentukan yang ditentukan
2 13:15 S: ibu klien mengatakan anaknya 14:30 S: ibu klien mengatakan anaknya 16:00 S: Ibu klien Mengatakan anaknya
demam masih demam sudah tidak demam lagi
O: 37,8ºC O: suhu 37ºC O: suhu 36,5ºC
A: masalah belum teratasi A: masalah belum teratasi A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi P: mempertahankan intervensi.
Nic Nic
Faver treament Faver treament

7
1. Memonitor suhu sesering 1. Memonitor suhu sesering
mungkin mungkin
2. Memonitor IWL 2. Memonitor r IWL
3. Memonitor warna kulit 3. Memonitor warna kulit
4. Memonitor tekanan darah, 4. Memonitor tekanan darah, nadi,
nadi, RR RR
5. Memonitor intake dan output 5. Memonitor intake dan output
6. Memberikan antipiretik 6. Memberikan antipiretik
7. Memberikan pengobatan untuk 7. Memberikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam mengatasi penyebab demam
8. Menselimuti pasien 8. Selimuti pasien
9. Menkompres pasien pada 9. Menselimuti pasien pada lipatan
lipatan paha dan aksila paha dan aksila
10. Mentingkatkan sirkulasi udara 10. Mentingkatkan sirkulasi udara
3 13:30 S: ibu klien mengatakan anaknya 14:45 S: ibu klien mengatakan anaknya 16:15 S: Ibu klien Mengatakan anaknya
malas makan malas makan sudah tidak malas makan lagi
O: klien tampak hanya menghabisi O: klien tampak hanya O: Klien nampak menghabiskan
¼ porsi makanannya menghabiskan ⁄ porsi makananya
A: masalah belum teratasi makanannya A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi A: masalah belum teratasi P: mempertahankan intervensi.
Nic P: lanjutkan intervensi
Natrition Mnagement Nic
1. Mengkaji adanya alergi Natrition Mnagement
makanan 1. Menkaji adanya alergi makanan
2. Menganjurkan pasien untuk 2. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan meningkatkan protein dan
vitamin C vitamin C
Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring
1. Memonitor lingkungan selama 1. Memonitor lingkungan selama
makan makan
2. BB pasien dalam batas normal 2. BB pasien dalam batas normal
3. Memonitor adanya penurunan 3. Memonitor adanya penurunan

8
berat badan berat badan
4. Memonitor interaksi anak atau 4. Memonitor interaksi anak atau
orang tua selama makan orang tua selama makan
5. Lingkungan selama makan 5. Lingkungan selama makan
6. Memonitor turgor kulit 6. Memonitor turgor kulit
7. Memonitor mual dan muntah 7. Memonitor mual dan muntah

9
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien yang di

rawat selama 3 hari, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pada pengkajian data, didapatkan keluhan utama klien yaitu demam

apabila pada malam hari suhu tubuh klien meningkat, dengan hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital: suhu: 37,8ºC, nadi: 88x/i, respirasi: 24x/i,

tampak terpasang cairan intravena dengan jenis RL dan Asering.

2. Diagnosa keperawatan utama yang ditemukan pada kasus An ― D ―

Demam Berdarah Dengue terdapat 3 diagnosa yaitu :

a. Kekurangan volume cairan.

b. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun.

3. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dan dipertahankan oleh penulis

yang ditemukan pada kasus yang telah disesuaikan dengan teori pada An

―D― Demam Berdarah Dengue terdapat 1 diagnosa yang telah di ambil

yaitu :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif yaitu :

1) Nic Fluid Manajement

a) Pertahankan catatan intake dan output

87
b) Monitor status dehidrasi

c) monitor tanda-tanda vital sign

d) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

2) Nic Hypovolemia Managemant

a) Monitor status cairan termasuk itake dan output

b) Monitor tanda vital

c) Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan

d) Monitor berat badan

e) Dorong pasien untuk menambah intake oral

f) Berikan terapi IV seperti yang ditentukan

4. Perencanaan keperawatan yang diambil oleh penulis pada kasus selama 3

hari ada terdapat 3 diagnosa yang telah ditetapkan antara lain :

a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif :

1) Nic Fluid Manajement

a) Pertahankan catatan intake dan output

b) Monitor status dehidrasi

c) monitor tanda-tanda vital sign

d) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

2) Nic Hypovolemia Managemant

a) Monitor status cairan termasuk itake dan output

b) Monitor tanda vital

c) Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan

d) Monitor berat badan

e) Dorong pasien untuk menambah intake oral

88
f) Berikan terapi IV seperti yang ditentukan

b. Hipertermia b.d infeksi virus dengue :

1) Monitor suhu sesering mungkin

2) Monitor IWL

3) Monitor warna kulit

4) Monitor tekanan darah, nadi, RR

5) Monitor intake dan output

6) Berikan antipiretik

7) Berikan pengobatan untuk memastikan penyebab terjadinya

demam

8) Selimuti pasien

9) Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila

10) Tingkatkan sirkulasi udara

c. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

menurun :

1) Nic Natriton Mnagement

a) Kaji adanya alergi makanan

b) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

2) Nic Nutrition Monitoring

a) Monitoring lingkungan saat makan

b) BB pasien dalam batas normal

c) Monitoring interaksi anak atau orng tua selama makan

d) Lngkungan selama makan

89
e) Monitoring turgor kulit

f) Monitoring mual dan muntah

5. Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan selama 3 hari pada masalah

keperawatan sudah teratasi antara lain :

a. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa kekurangan volume cairan

tubuh berhubungan kehilangan cairan aktif telah teratasi dengan hasil

ibu klien memngatakan anaknya tidak malas minum lagi.

b. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa Hipertermi berhubungan

dengan infeksi virus dengue telah teratasi dengan hasil ibu klien

mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi dan suhu klien nampak

36,5ºC.

c. Minggu 20 Mei 2018 dengan diagnosa ketidak seimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang

tidak adekuat akibat mual dan nafsu makanan menurun telah teratasi

dengan hasil klien sudah menghabiskan porsi makanannya dan klien

nampak lahap menghabiskan makanannya.

B. Saran

1. Diharapkan kepeada tenaga keperawatan agar memberikan asuhan

keperawatan secara komperatif dan kulturan agar perawatan yang

diberikan membawa hasil yang baik serta memberi kepuasan bagi klien,

keluarga dan perawat sendiri.

2. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit untuk tetap melakukan pendekatan

yang baik hingga terbina hubungan saling percaya antara klien dan

90
perawat agar dapat mengumpulkan data yang akurat sesuai dengan

masalah klien.

3. Diharapkan kepada pihak institusi/pendidikan agar memberikan waktu

yang lebih banyak dalam melaksnakan proses keperawatan agar

tercapainya hasil yang optimal supaya dapat meningkatkan tingkat

pendidikan dan menciptakan lulusan tenaga keperawatan yang bisa

bersaing di bidang kesehatan.

4. Diharapkan kepada mahasiswa yang memberikan asuhan keperawatan

bersunggu-sunggu dan dapat menerapkan teori dan kesimpulan yang

didapat saat kuliah

5. Diharapkan kepada keluarga agar dapat menerapkan apa yang menjadi

anjuran perawat dan dokter selama perawatan dan pengobatan untuk

mempercepat proses penyembuhan

6. Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan saran dan masukan

untuk dijadikan bahan acuan untuk kepentingan karya tulis ini selanjutnya.

91
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013 . Online. Asuhan Keperawatan dengan Kekurangan


Volume Cairan. Diakses tanggal 26 Januari 2018,
https://yeniachmad.wordpress.com/2010/01/02/asuhan-keperawatan-
dengan-kekurangan-volume-cairan/

Bulechek Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi


Keenam. Elsevier : Yogyakarta.

Herianto, K. 2014.Epidemologi Penyakit Menular Tidak Menular; Panduan


Klinis: Bandung : Alfabeta

Huda, A & Hardi Kusuma. 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC: Yogyakarta : Media Publisihing

Nugroho, Taufan. 2014. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit


Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika

Regina, S. 2014. Demam Berdarah Dengue. Online.


<http://askepregina.blogspot.co.id/2014/05/demam-berdarah-dengue-
dhf.html>.

Rohman, N & Saiful Wahid. 2013. Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.

Shinta Septi. S. 2015. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan Sangat


mematikan. Yogyakarta : Flash Books

Soedarto. 2013. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Sagung Seto

Tegus Pramudiyo. S. Dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Dan Jenis-Jenis Serotipe Virus
Dengue Di Kabupaten Semarang (Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia). Volume 14 No. 2

92
Wijaya, Andara Saferi, Yessi Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal
Bedah: Keperawatan Dewasa Teori Dan Contoh Akep. Yogyakarta: Nuha
Medika

Zulkoni, Aksin. 2014. Paraitologi. Yogyakarta : Nuha Medika

93

Anda mungkin juga menyukai