Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HIPOTIROID

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

HERMILA S. C1814201016

JELLYTSYA LESSIL C1814201019

JULAETA PALIMBONG C1814201020

JURNIAWATI GEMALA GITA PERORI C1814201021

KRISMA BASIANG C1814201022

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS

MAKASSAR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya sehingga Kami bisa
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu,meskipun banyak halangan.

Kami berharap Tugas ini berguna untuk kedepannya.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini.Untuk itu kami berharap
kritik dan saran dari dosen atau teman-teman.

Makassar, 3 Maret 2020

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4

A. Latar belakang ......................................................................... 4


B. Rumus masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan .....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 6

A. Konsep dasar medis ................................................................ 6


B. Konsep dasar keperawatan ..................................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................... 24

A. Kesimpulan .............................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang
mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau
ablasi radioisotope, atau  akibat destruksi oleh antibody autoimun yang beredar
dalam sirkulasi. Cacat perkembangannya dapat juga menjadi penyebab tidak
terbentuknya kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kongenital. Goiter dapat
terlihat pada pasien hipotiroidisme dengan dapat herediter dalam biosintesis
hormone tiroid;  pada penderita seperti ini terjadi peningkatan pelepasan TSH yang
menyebabkan pembesaran tiroid goiter dapat juga terlihat pada penderita tiroiditis
Hashimoto, suatu penyakit autoimun yang infiltrasi limfosit dan destruksi kelenjar
tiroidnya dikaitkan dengan antitiroglobulin atau antibodi mikrosomal sel antiroid.
Pasien dengan hipotoidisme sekunder mungkin menderita tumor hipofisis dan
defisiensi hormone-hormon trofik hipofisis lainya.  Hipotiroid suatu keadaan dimana
kelenjar tirod kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid
yang sangat berat disebut miksedema.Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar
hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme congenial atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Nanifestasi dini kritenisme
antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen,
dan kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita
hipotiroidisme congenital memperlihatkan tubuh yang pendek; profil kasar, lidah
menjulur kkeluar; hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut
jarang; kulit kering; perut menonjol; dan hernia umbilikalis.
Pemeriksaan radiologi rangka menunjukkan tulang yang mengalami keterlambatan
dalam pertumbuhan, disgenesis spifisis, dan keterlambatan perkembangan
gigi.Komplikasi utama dari hipotiroidisme congenial dan hipotiroidisme juvenilis yang
tidak diketahui dan tidak diobati adalah retardasi mental.Keadaan ini dapat dicegah
dengan memperbaiki hipotiroidisme secara dini.Para ahli medis yang merawat bayi
baru lahir dan bayi kecil harus menyadari kemungkinan ini.

B. RUMUSAN MASALAH

4
1. Apa yang dimaksud dengan hipotiroid ?
2. Bagaimana etiologi dari hipotiroid ?
3. Apakah manifestasi dari hipotiroid ?
4. Bagaiamana patofisiologi dari hipotiroid ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada hipotiroid ?
6. Bagaimana pengkajian klien dengan hipotiroid ?
7. Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid ?
8. Bagaimana Intervensi pada klien dengan hipotiroid ?

C. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan hipotiroid
2. Mampu mengetahui gejala dan pengobatan hipotiroid
3. Mampu menjelaskan penyebab penyakit hipotiroid
4. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan penyakit hipotiroid

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS


a. Pengertian
Kelenjar hipotiroid adalah organ endokrin terbesar pada manusia yang
mempunyai fungsi untuk mengatur metabolisme sebagian besar sel
tubuh.Kelenjar tiroid ini juga memainkan peran yang penting pada
perkembangan system saraf dan rangka.Kelenjar tiroid terletak dibagian anterior
dari trakea pada leher bagian bawah dan terdiri atas dua lobus yang
dihubungkan dengan jaringan yang disebut dengan “Isthmus”.
Kelenjar tiroid memiliki media penyimpanan pre-hormon yang secara
mikroskopis tersusun dalam saccus berbentuk bulat yang disebut dengan folikel
tiroid.Kelenjar tersebut juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan yodium,
sebagai tempat produksi hormon tiroid, bergantung pada ketersediaan
yodium.Pelepasan hormon tiroid diregulasi oleh kelenjar hipofisis anterior,
dimana kelenjar tersebut menyekresi thyroid-stimulating hormone (TSH). Kedua
hormon yang disekresi oleh folukel tiroid adalah :
1. T4 – prohormon yang berfungsi sebagai reservoir hormon di dalam plasma
darah.
2. T3 - hormon yang aktif.

Hipertiroid didefenisikan sebagai pelepasan hormon tiroid yang eksesif


sehingga mengakibatkan peningkatan metabolisme yang abnormal.Kondisi
tersebut ditandai dengan beberapa gejala klasik, misalnya Pasien merasa
demam, berkeringat, dan mengalami penurunan berat badan yang tidak wajar.

Hipotiroid didefenisikan sebagai penurunan pelepasan hormone tiroid


sehingga mengakibatkan penurunan metabolisme yang abnormal.Pasien
umumnya mengeluh kedinginan dan mengalami peningkatan berat badan yang
tidak wajar.

b. Anatomi dan Fisiologi


1. Kelenjar Tiroid

6
Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di inferior laring dan
cartilage criocoideus. Kelenjar tersebut memiliki dua lobus lateral yang berbentuk
pyramid, dengan panjang kira-kira 5cm, yang terhubung oleh bagian menyempit
yang disebut dengan “isthmus” dan melekat pada anterior pada anterior trakea.
Kelenjar tiroid umumnya terletak di atas cartilage trakea kedua dan ketiga.
Kelenjar tiroid melekat pada trakea oleh fascia pretracheal sehingga ia
bergerak bersama dengan trakea dan laring ketika menelan, namun tidak ikut
bergerak ketika menjulurkan lidah. Kelenjar tiroid dilapisi oleh capsula fibrosa
didalam focia.
Kelejar tiroid tersusun oleh kurang lebih satu juta folikel yang berbentuk
bulat.Dinding dari masing-masng folikel dibentuk oleh sel epitel,yang disebut
dengan sel folikuler.Sel-sel tersebut mengelilingi sebuah ruangan yang terisi
koloid.Sel folikuler menyekresi thyroglobin,bentuk penyimpanan dari hormon
thyroid,kedalam koloid.Ketika sel folikuler tidak sedang aktif menyekresi
hormon ,bentuknya bertransformasi menjadi kuboid atau pipih,namun dibawah
pengaruh TSH sel tersebut menjadi kuboid atau silindris dan menyekresi
hormone secara aktif.Ukuran penyimpanan koloid dan folikel meningkat ketika
tidak sedang menyekresikan hormone aktif.
Ketika sel folikuler dalam fase sekretorik aktif,bentuk microvilli dari
permukaan bagian dalam dan thyroglobin diabsorbsi.Hal tersebut membuat
ukuran penyimpanan koloid mengecil.Thyroglobin kemudian diurai didalam sel
dan dilepaskan sebagai hormone tiroid.Tipe lain dari sel sekretorik terletak pada
folikel didalam membrane basal yang mengelilingi folikel.Sel tersebut disebut
dengan sel parafolikuler (sel C),yang mensintesis dan menyekresi calcitonim.

2. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar tiroid merupakan dua pasang struktur kelenjar yang berbentuk
oval,kecil,dengan estimasi diameter 5 mm,dimana satu pasang terletak pada

7
permukaan posterior dari masing-masing lobus.Kelenjar tersebut didesain
sebagai pasangan superior dan inferior.Akan tetapi,penting unuk mengetahui
bahwa jumlah dan lokasi kelenjar paratiroid dapat bervariasi. Kelenjar paratiroid
terdiri dari 2 tipe sel epitel:
1. Chief cell (sel kepala),mensintesis hormone paratiroid (PTH),disebut juga
sebagai parathormone.
2. Oxyphil cell –chief cell yang ‘lelah’sejalan dengan penuaan.Sel tersebut tidak
berfungsi secara aktif.

3. Pembuluh Darah, Saraf, dan Limfa


Kelenjar tiroid mempunyai vaskularisasi yang baik, menerima 80-120mL darah
per menit.Suplai darah menuju kelenjar tiroid ditunjang oleh arteri thyroidea
superior dan a.thyroidea inferior; namun, pada sebagian kecil individu memiliki
arteri ketiga yang disebut dengan a.thyiroidea ima.
a. A. thyroidea superior adalah cabang pertama a.carotis externa dan arteri
tersebut turun menuju polus superior lobus lateral kelenjar. Ketika arteri
tersebut mencapai kelenjar tiroid, arteri bercabang menjadi ramus glanduralis
anterior dan posterior. R. glanduralis anterior a.thyroidea superior melewati
margin superior kelenjar dan beranastomose denga r.glanduralis anterior dari
sisi yang berlawanan. R.glanduralis posterior a.thyroidea superior
memvaskularisasi bagian posterior kelenjar tiroid.
b. A. thyroidea interior adalah cabang dari truncusthyrocervicalis yang muncul
dari bagian pertama a.subclavia. arteri tersebut naik melewati bagian
posterior carotid sheath, dan mencapai lobus lateral kelenjar pada polus
inferior. A.thyroidea inferior bercabang menjadi dua ramus, r.inferior dan
r.ascendens. R.inferior a.thyroidea inferior memcaskularisasi bagian bawah
kelenjar tiroid dan beranastomase dengan r.posterior a.thyrooidea superior.
R.ascendens a.thyroidea inferior memvaskularisasi kelenjar paratiroid.

8
c. A. thyroidea ima adalah arteri kecil yang tidak selalu muncul pada individu.
Areteri tersebut bisa muncul dati dua lokasi yang berbeda yaitu arcus aortae
atau truncus brachiocephalicus dimana arteri tersebut naik kebagian
permukaan anterior trakea untuk memvaskularisasi kelenjar tiroid. Kelenjar
tiroid didrainase oleh tiga pembuluh darah vena:
1) V. thyroidea superior,yang membawa darah dari area yang
divaskularisasi oleh a. thyroidea.
2) V. thyroidea media dan inferior,yang membawa darah dari sisi area
kelenjar tiroid.V. thyroidea superiaor dan media membawa darah dari
kelenjar tiroid menuju v. jugularis interna dan v. thyroidea inferior
membawa darah hingga bermuara pada v. brachiocephalica.
4. Hormon Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang mampu menyimpan produk
sekretorik dalam jumlah yang besar (sampai dengan 100 hari ).Hal ini
mengakibatkan kekurangan hormone tiroid membutuhkan waktu yang lama
sampai dengan timbulnya gejala klinis.
Tiga hormone disentisi dan disekresi didalam kelenjar :
a. Thyroxine (T4)
b. Tri-iodothyronine (T3)
c. Calcitonin.
5. Transpor Hormon Tiroid
Sebagian besar hormone tiroid terikat pada protein plasma yang diproduksi oleh
hati,yang memungkinkan hormone tersebut untuk bersirkulasi tanpa didegradasi
oleh enzim.Transpor hormone juga diperlukan karena baik T3 dan T4 adalah
molekul lipofilik,yang berarti bahwa hormone tiroid belum siap untuk dilarutkan
didalam darah.
a. 70% terikat pada thyroid binding globulin ( TBG)
b. 30% terikat pada albumin.
Hanya sebagian kecil dari hormone tiroid dalam sirkulasi (0,1% T 4 dan 1% T3)
yang tidak terikat dan aktif secara biologis.Hormone yang terikat protein tidak
dapat berdifusi kedalam sel tubuh.
c. Etiologic
1.      Malfungsi hipotalamus dan hipofisis anterior Malfungsi hipotalamus dan
hipofisis anterior akan menyebabkan rendahnya kadar TRH (Thyroid Stimulating
Hormone) dan TSH (Thyrotropin Releasing Hormone), yang akan berdampak pada
kadar HT (Hormon Tiroid)  yang rendah.

9
2.      Malfungsi kelenjar tiroid Kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan
kadar TRH dan TSH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada
hipofisis anterior dan hipotalamus.
3.      Sebab-sebab bawaan (kongenital)
4.      Ibu kurang mendapat bahan goitrogen (yodium, tiourasil, dsb) Kekurangan
yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di
negara terbelakang. Pada daerah-daerah dari dunia dimana ada suatu kekurangan
yodium dalam makanan, hipotiroid yang berat dapat terlihat pada 5% sampai 15%
dari populasi.
5.      Pengobatan yodium radio-aktif Pasien-pasien yang telah dirawat untuk suatu
kondisi hipertiroid (seperti penyakit Graves) dan menerima yodium ber-radioaktif
mungkin menimbulkan sedikit jaringan tiroid yang tidak berfungsi setelah
perawatan. Kemungkinan dari ini tergantung pada sejumlah faktor-faktor termasuk
dosis yodium yang diberikan, bersama dengan ukuran dan aktivitas dari kelenjar
tiroid. Jika tidak ada aktivitas yang signifikan dari kelenjar tiroid enam bulan setelah
perawatan yodium ber-radioaktif, biasanya diperkirakan bahwa tioroid tidak akan
berfungsi lagi secara memadai. Akibatnya adalah hipotiroid.
6.      Induksi obat-obatan Obat-obatan yang digunakan untuk merawat suatu tiroid
yang aktif berlebihan (hipertiroid) sebenarnya mungkin menyebabkan hipotiroid.
Obat-obat ini termasuk methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil (PTU).Obat
psikiatris, lithium (Eskalith, Lithobid) adalah juga diketahui merubah fungsi tiroid dan
menyebabkan hipotiroid. Menariknya, obat-obat yang mengandung suatu jumlah
yang besar dari yodium seperti amiodarone (Cordarone), potassium iodide (SSKI,
Pima), dan Lugol’s solution dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam
fungsi tiroid, yang mungkin berakibat pada tingkat-tingkat darah dari hormon tiroid
yang rendah. Idiopatik. e. Hashimoto’s Thyroiditis Penyebab yang paling umum dari
hipotiroid di Amerika adalah suatu kondisi yang diwariskan/diturunkan yang disebut
Hashimoto’s thyroiditis. Kondisi ini dinamakan menurut Dr. Hakaru Hashimoto yang
pertama kali menjelaskannya pada tahu 1912.Pada kondisi ini, kelenjar tiroid
biasanya membesar (gondokan) dan mempunyai suatu kemampuan yang
berkurang untuk membuat hormon-hormon tiroid.Hashimoto’s adalah suatu
penyakit autoimun dimana sistim imun tubuh secara tidak memadai menyerang
jaringan tiroid.Kondisi ini diperkirakan mempunyai suatu basis genetik.Contoh-
contoh darah yang diambil dari pasien-pasien dengan penyakit ini mengungkapkan
suatu jumlah yang meningkat dari antibodi-antobodi pada enzim ini, thyroid
peroxidase (antibodi-antibodi anti-TPO). Karena basis untuk penyakit autoimun
mungkin mempunyai suatu asal yang umum, adalah bukan tidak biasa menemukan

10
bahwa seorang pasien dengan Hashimoto’s thyroiditis mempunyai satu atau lebih
penyakit autoimun lainnya seperti diabetes atau pernicious anemia (kekurangan
B12).
Hashimoto’s dapat diidentifikasikan dengan mendeteksi antibodi-antibodi anti-
TPO dalam darah dan atau dengan melakukan suatu thyroid scan. Sebab-sebab
yang didapat (acquired):
1, Tiroiditis limfositik menahun Thyroiditis merujuk pada peradangan kelenjar
tiroid.Ketika peradangan disebabkan oleh suatu tipe tertentu dari sel darah putih
yang dikenal sebagai suatu limfosit, kondisinya dirujuk sebagai lymphocytic
thyroiditis.Pada kasus-kasus ini, biasanya ada suatu fase hipertiroid (dimana
jumlah-jumlah hormon tiroid yang berlebihan bocor keluar dari kelenjar yang
meradang), yang diikuti oleh suatu fase hipotiroid yang dapat berlangsung
sampai enam bulan. 2.      Tiroidektomi. Karsinoma tiroid dapat sebagai
penyebab, tetapi tidak selalu menyebabkan hipotiroidisme. Terapi untuk kanker
yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi. Tiroidektomi merupakan
pengangkatan kelenjar tiroid sewaktu operasi, yang biasanya akan diikuti oleh
hipotiroid. Selain itu, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif
untuk menghancurkan jaringan tiroid, semua pengobatan ini dapat
menyebabkan hipotiroidisme.(Price, 2000). 3.      Defisiensi yodium (gondok
endemik). Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam
makanan.Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid.Pada defisiensi iodium
terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam
usaha untuk menyerap semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang
rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan
balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan
pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
(Price,2000).

d. Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan
pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai
berikut : Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang
merangsang hipofisis anterior. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid
Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid
mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 =
Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen,
produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan

11
vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain. Hipotiroidisme dapat
terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai
oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh
HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat
malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar
TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena.tidak adanya umpan balik negatif baik dari
TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH. Penyakit Hashimoto, juga
disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang merusak jaringan
kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH
dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis otoimun tidak
diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk mengidap
penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis
Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan
hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar
yang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap
hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung
menyebabkan hipotiroidisme. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat
defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada
defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan
hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam darah.
Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena
minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan,
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun,
terapi untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi,
pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan
jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme.Pajanan ke
radiasi, terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid.Defisiensi iodium
juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut
merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid. Karena sebab-sebab yang
dijelaskan di atas maka akan terjadi gangguan metabolisme. Dengan adanya
gangguan metabolisme ini, menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun
sehingga menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan
yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dyspneu kemudian pada tahap lebih
lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh juga berdampak pada sistem

12
sirkulasi tubuh terutama jantung karena suplai oksigen ke jantung ikut berkurang dan
terjadilah bradycardia, disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem sirkulasi juga
dapat menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya
gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak. Selain itu
gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan pada fungsi gastrointestinal
dan pada akhirnya dapat menyebabkan menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga
menimbulkan konstipasi. Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada
turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga terjadiintoleransi
suhu dingin.

e. Manifestasi
Gejala Hipotiroidisme
Gejala hipotiroidisme bervariasi, tergantung seberapa rendah kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Gejala tersebut meliputi :
1. Mudah lelah dan pusing
2. Sembelit atau susah buang air besar
3. Otot-otot terasa lemah, nyeri dan kaku
4. Hipotermia karena metabolisme
5. Kulit kering, kasar, mudah mengelupas, dan keriput.
6. Berat badan naik tanpa penyebab yang jelas.
7. Wajah bengkak dan suara menjadi parau.
8. Rambut rontok dan tipis.
9. Kuku rapuh.
10. Mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
11. Perubahan menstruasi karena kadar hormon tiroid turun.

f. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
Terapi sulih hormon, obat pilihannya adalah sodium levo-thyroxine. Bila fasilitas
untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel berikut :

Umur Dosis g/kg BB/hari

0-3 bulan 3-6 bulan 10-15 8-10


6-12 bulan 6-8
1- 5 tahun 5-6

13
2-12 tahun 4-5
> 12 tahun 2-3

Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic trial
sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu. Bila ada
perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis pemberian
+ 100 μg/m2/hari. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji
fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi
hipotiroid.  

2. Pembedahan
Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya besar dan menekan jaringan
sekitar.Tekanan pada trakea dan esofagus dapat mengakibatkan inspirasi stridor
dan disfagia.Tekanan pada laring dapat mengakibatkan suara serak.

g. Pemeriksaan Diasnotik
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi
tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.
2. Radiologis
USG atau CT scan tiroid (menunjukkan ada tidaknya goiter),  X-foto tengkorak
(menunjukkan kerusakan hipotalamus atau hipofisis anterior), dan Tiroid
scintigrafi.
3. Skor Apgar Hipotiroid Kongenital
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak
adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan
hipotiroid kongenital.
Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital.

Gejala Klinis Skore

Hernia umbilicalis 2
Kromosom Y tidak ada (wanita) 1
Pucat, dingin, hipotermi 1

14
Tipe wajah khas edematus 2
Makroglosi 1
Hipotoni 1
Ikterus lebih dari 3 hari 1
Kulit kasar, kering 1
Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1
Konstipasi 1
Berat badan lahir > 3,5 kg 1
Kehamilan > 40 minggu 1
Total 15

h. Komplikasi
1. Koma miksedema
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran
hingga koma.Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedema), hormon tiroid
bisa diberikan secara intravena.
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Kretinisme)
Jika hipotiroidisme yang berat sudah terjadi sewaktu hidup fetal, maka kita akan
mendapatkan penderita yang cebol dan mungkin imbesil. Pada waktu lahir tidak
ditemukan kelainan tetapi pada umur 2-3 bulan sudah bisa timbul gejala lidah
tebal dan jarak antara ke dua mata lebih besar dari biasanya.Pada waktu ini kulit
kasar dan warnanya agak kekuningan.Kepala anak besar, mukanya bulat dan
raut mukanya (ekspresi) seperti orang bodoh sedangkan hidungnya besar dan
pesek, bibirnya tebal, mulutnya selalu terbuka dan juga lidah yang tebal
dikeluarkan.Pertumbuhan tulang juga terlambat. Sedangkan keadaan psikis
berbeda-beda biasanya antara agak cerdik dan sama sekali imbesil.
3.      Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala
dengan segera.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1. Data demografi

15
Data demografi yang penting dikaji adalah usia,jenis kelamin,karena
merupakan faktor yang berengaruh terhada hipotiroid.
2. 11 Pola Gordon
a) Pola persepsi dan Pemeliharaan kesehatan
Ketidaktahuan klien tentang informasi dari penyakit yang dideritanya.
Secara umum, hipotiroid ini adalah akibat dari menurunnya fungsi kelenjar
tiroid dalam memproduksi hormon tiroid. Penyakit ini termasuk dalam
autoimun yang menghasilkan antibody yang dapat menurunkan produksi
hormon tiroid secara bebas. Kurangnya pengetahuan klien tentang
penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipotiroid.
b) Pola nutrisi dan metabolic
Pada pasien hipotiroid terjadi gangguan metabolic yaitu berat badan sukar
menurun yang ditandai dengan nafsu makan meningkat.
c) Pola eliminasi
Pasien dengan hipotiroid akan mengalami konstipas, anoreksi, peningkatan
BB, distensi abdomen, pengeluaran urin menurun.
d) Pola aktifitas dan latihan
Pasien dengan hipotiroid sering terjadi kejang otot, kaku saat beraktifitas
gerakan tubuh lamban, lemah, pusing, capek, pucat, sakit pada sendi atau
otot, produksi keringat berkurang. Dan pasien mampu mandi, berpakaian,
eliminasi, dan mobilisasi ditempat tidur sendiri. Cepat mengalami kelelahan
dan paralisis saat melakukan aktivitas berat.
e) Pola istirahat dan tidur
Pasien dengan hipotiroid cenderung mengalami insomnia sehingga sulit
untuk berkonsentrasi, menyebabkan pola tidur dan istirahat terganggu.
f) Pola Kognitif perseptual
Perseptual ada kekhawatiran karena pusing, kesemutan, gangguan
penglihatan, penglihatan ganda, gangguan koordinasi, pikiran sukar
berkonsentrasi. Dan, atau pasien dalam keadaan sadar, bicara kurang jelas,
pendengaran dan penglihatan kurang jelas.
g) Pola reproduksi
Kemungkinan pasien mengalami penurunan libido, hipomenore, amenore,
dan impoten. Haid menjadi tidak teratur dan sedikit, kehamilan sering
berakhir dengan keguguran, gangguan fertilitas.
h) Pola peran hubungan
Kemampuan sosialisasi pasien terganggu (pada hipotiroid berat).
i) Pola nilai dan kepercayaan

16
Pasien percaya bahwa segala sesuatunya sudah di atur oleh Tuhan.
j) Pola konsep diri
Terjadi peningkatan berat badan, kulit kering, rambut mulai menipis.
k) Pola koping
Pasien mengalami kelelahan (sering lemas), sehingga tidak mampu
mengerjakan pekerjaan secara menyeluruh.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d gangguan frekuensi atau irama jantung
2. Nyeri akut b/d agen cedera biologis
3. Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen

N DIAGNOSA NOC NIC


o KEPERAWATAN
1 Penurunan curah jantung Pengetahuan : manajemen Perawatan jantung
b/d gangguan frekuensi gagal jantung
O:
atau irama jantung
a. Faktor-faktor - Monitor tanda-tanda
penyebab dan vital secara rutin
faktor yang - Monitor disritmia
berkontribusi jantung, termasuk
b. Tanda dan gangguan ritme dan
gejala anemia konduksi jantung
- Monitor respon pasien
terhadap obat
antiaritmia

M:

- Pastikan tingkat
aktivitas pasien tidak
membahayakan curah
jantung dan
memprovokasi
serangan jantung
- Lakukan terapi
relaksasi

17
sebagaimana
mestinya

E:

- Instrusikan pasien
tentang pentingnya
untuk segera
melaporkan nila
merasakan nyeri dada
- Instruksikan pasien
dan keluarga
mengenai terapi
modalitas, batasan
aktibitas dan
kemajuan

K:

- Sediakan terapi
antiaritmia sesuai
kebijakan unit
(misalnya, obat
antiaritmia, kardiversi,
atau defibrilasi)
sebagai mana
mestinya.
- Rujuk ke program
gagal jantung untuk
dapat mengikuti
program edukasi pada
rehabilitas jantung,
evaluasi dan
dukungan yang
sesuai panduan untuk
meningkatkan
aktivitas dan
membangun hidup

18
kembali, sebagaimana
mestinya

2 Nyeri akut b/d agen cedera 1. Kontrol nyeri 1. Pemberian analgesik


biologis a. Menggunakan O:
analgesic yang di - Tentukan lokasi,
rekomendasikan karakteristik, kualitas
dan keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
- Monitor TTV sebelum
dan sesudah
memberikan analgesic
narkotik pada
pemberian dosis
pertama kali atau jika
ditemukan tanda-
tanda yang tidak biasa
M:
- Berikan kebutuhan
dan kenyamanan
aktifitas lain yang
dapat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri
- Cek adanya riwayat
alergi obat
E:
- Informasikan pasien
yang mendapatkan
narkotika bahwa rasa
mengantuk kadang
terjadi selama 2-3
hari pertama
pemberian dan
selanjutnya akan

19
menghilang
K:
- Pilih analgesic atau
kombinasi analgesic
yang sesuai ketika
lebih dari satu yang
diberikan
- Berikan analgesic
sesuai waktu
paruhnya terutama
pada nyeri yang
berat.
2. Manajemen nyeri
O:
- Observasi adanya
petunjuk nonverbal
mengenai
ketidaknyamanan
terutama pada
mereka yang tidak
dapat berkomunikasi
secara efektif
M:
- Gali bersama pasien
faktor-faktor yang
dapat menurunkan
atau memperberat
nyeri
- Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk memgetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan
penerimaan pasien
terhadap nyeri.
E:

20
- Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
- Ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
K:
- Dorong pasien untuk
menggunakan obat-
obat penurun nyeri
yang adekuat
- Beritahu dokter jika
tindakan tidak berhasil
atau jika keluhan
pasien saat ini
berubah signifikan
dari pengalaman nyeri
sebelumnya.
3 Konstipasi b/d kelemahan 1. fungsi gastrointestinal 1. Manajemen saluran cerna
otot abdomen a. frekuensi BAB, O:
konsistensi, warna, - Monitor bising usus
dan jumlah feses. - Monitor adanya tanda
b. Bising usus dan gejala diare,
konstipasi dan impaksi
M:
- Berikan cairan hangat
setelah makan dengan
cara yang tepat
- Lapor berkurangnya
bising usus
- Mendorong penurunan
asupan makanan
pembentuk gas yang
sesuai
E:
- Ajarkan pasien
mengenai makanan-

21
makanan tertentu yang
membantu mendukung
keteraturan (aktivitas)
usus
- Anjurkan
pasien/kelluarga untuk
mencatat warna,
volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
K:
- Masukkan supositorial
rectal sesuai dengan
kebutuhan
- Memulai program
latihan saluran cerna
dengan cara yang tepat
2. Manajemen konstipasi
O:
- Monitor tanda dan
gejala konstipasi
- Monitor (hasil produksi)
pergerakan usus
(feses) meliputi
frekuensi, konsistensi,
volume, dan warna
dengan cara yang tepat
M:
- Dukung peningkatan
asupan cairan, jika
tidak ada kontraindikasi
- Buatlah jadwal untuk
BAB dengan cara yang
tepat
E:
- Ajarkan
pasien/keluarga untuk

22
tetap memiliki diari
terkait makanan
- Ajarkan oasien dan
keluarga mengenai
peroses pencernaan
K:
- Berikan petunjuk pada
pasien untuk dapat
berkonsultasi dengan
fokter jika
konstipasi/impasi masih
terjadi.
- Evaluasi jenis
pengobatan yang
memiliki efek samping
pada gastrointestinal
- Konsultasikan dengan
dokter mengenai
penurunan atau
peningkatan frekuensi
bising usus.

23
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan
ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme congenial atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau
menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Nanifestasi dini kritenisme
antara lain ikterus fisiologik yang menetap, tangisan parau, konstipasi, somnolen, dan
kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita hipotiroidisme
congenital memperlihatkan tubuh yang pendek; profil kasar, lidah menjulur keluar;
hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut jarang; kulit kering; perut
menonjol; dan hernia umbilikalis

24
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3


jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Barbara, C. Long.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung

Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi


Keperawatan.Jakarta.EGC

Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta

Digulio, mary.2007. keperawatan medikal bedah. jakarta

Nanda,nic,noc.2013.asuhan keperawatan.

Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

25

Anda mungkin juga menyukai