DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
GABRIELLA (C1814201014)
MAKASSAR
c. Etiologi
Penyebab hipertiroid diantaranya:
1. Adenoma hipofisis, penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan
jarang terjadi.
2. Adenoma toksik (struma nodular tunggal, 5% kasus)
Suatu nodul yang hiperfungsi secara otonom menyebabkan kelebihan
hormon tiroid dan menekan sekresi TSH.
3. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang
disebabkan karena auto imun, yaitu dengan terbentuknya anti bodi yang
disebut tiroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid.
4. Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh
bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus dan
pneumococcus pneumonia.
5. Komsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan
sintesis hormon tiroid.
6. Terapi hipotiroid, pemberian obat-obatan hipotiroid untuk menstimulasi
sekresi hormon tiroid. Penggunaan tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah
hormon tiroid.
d. Patofisiologi
e. Manifestasi klinis
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan
kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,
tekanan darah sistol dan diastol meningkatnya 10-15mmHg, palpitasi
disritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat daridalam, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem endokrin
Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid
4. Sistem gastrointetinal
Gejalanya berupa peningkatan nafsu makan tetapi BB turun, diare, konstipasi,
bising usus hiperaktif, urin dalam jumlah banyak, kehausan, mual, dan
muntah.
5. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleran
panas.
6. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya output lain.
7. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, tremor.
8. Sistem saraf
Meningkatnnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup, gelisah, emosi
tidak stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido, impoten.
10. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata menonjol kedepan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adannya penimbuhan karbohidrat kompleks yang
menahan air di belakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata ke
depan sehinnga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada
keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna
sehingga mata menjadi kaering, iritasi atau kelainan kornea.
f. Penatalaksanaan
Gangguan kelenjar tiroid berupa hipertiroidisme dapat diobati dengan beberapa
cara berikut:
1. Terapi obat
Karbimazol menurunkan sistensis hormon tiroid. Dosis awal 40-60mg/hari,
kemudian dikurangi sampai tercapai dosis pemeliharaan. Dosisnya
dititrasikan sesuai dengan fungsi tiroid dan dilanjutkan selama 18 bulan.
Pendekatan alternatif adalah memberikan karbimazol (tecnic block
andreplace). Karbimazol menyebabkan agranulositosis. Pada 0,1% kasus
harus segera dihentikan apabila muncul sakit tenggorokan atau demam.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasinya untuk pasien umur 35 tahun/lebih, hipertiroidisme yang kambuh
stelah diopersi, goiter multinodular toksik, dan tidak mampu/tidak mau
pengobatan dengan obat antitiroid.
3. Pembedahan
Tiroidektomi untuk struma multinodular, adenoma toksik/relaps penyakit
graves setelah terapi antitiroid. Risikonya kecil tetapi termasuk kelumpuhan
pita suara, hipotiroid dan hipoparatiroid.
4. Terapi oftalmopati akibat tiroid.
a. Suportif: posisi kepala lebih tinggi dari pada kaki, air mata buatan,
kacamata prisma untuk mengatasi diplopia.
b. Definiti: terapi dengan steroid dosis tinggi dan imunosupresan lain (untuk
dekompresi bola mata), dekompresi bola mata dengan bedah atau
radioterapi bola mata.
g. Komplikasi
1. Krisis tiroid/tirotoksikosis
Suatu kondisi keadaan ketika tiba-tiba terjadi aktivitas kelenjar tiroid yang
sangat berlebihan. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang
sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera.
2. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini di
sebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang
bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
3. Penyakit jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
4. Stroma tiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami dengan
demam tinggi, takhikardia berat, derilium, dehidrasi dan iritabilitas yang
ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga penanganan
harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis
adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi,
ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, over dosis obat.
Penanganan pasien dengan struma tiroid adalah dengan menghambat
produksi hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan
menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang
diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium
ioded intravena, glucocorticoid, dexiamethasone dan propylthiouracilboral.
Beta-blockers diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatetik dan
takikardia.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Pola Nutrisi
Gejalanya berupa peningkatan nafsu makan tetapi BB turun, kehausan,
konstipasi, diare, bising usus hieraktif,mual dan muntah
2. Pola eliminasi
Terjadinya Urin dalam jumlah yang banyak, diare, keringat berlebih retemsi
cairan dan menurunya output lain
3. Pola aktivitas-latihan
Terjadinya kelelahan, kelemahan otot, dan tremor, meningkatnya refleks
tendon dalam, dan tremor halus. Pernafasan cepat dari dalam, bernafas
pendek dan penurunan kapasitas paru, meningkatnya heart rate, store
volume, kardiak output dan peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung.
4. Pola persepsi kesehatan
Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid’
5. Pola seksualitas-reproduksi
Menurunya libido, mens tidak teratur, amenorahae, anovulasi, dan impoten
6. Pola persepsi diri
Gangguan citra diri akibat perubahan struktur anatomi seperti, keadaan
dimana bola mata menonjol kedepan seperti mau keluar. Keadaan ini dapat
terjadi kesulitan dalam menutup mata dengan sempurnah sehingga mata
menjadi kering, iritasi, atau kelainan korne
Riwayat penyakit
- Sejak kapan pasien mengalami tanda dan gejala hiperpratiroid dan
tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut.
- Apakah pernah mengalami operasi khususnya pengangkatan kelenjar
tiroid atau paratiroid.
- Apakah pasien pernah mengalami tindakan penyinaran pada daerah
leher.
- Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama dengan pasien.
1. Keluhan utama pasien saat ini
- Adakah kelainan bentuk tulang, fraktur, deformitas tulang dan nyeri tulang.
- Penurunan berat badan, mualdan muntah, kejang.
- Nyeri abdomen karena peptik ulcer
- Nyeri kepala, kelemahan otot dan cepat lelah.
- Diuresis, gangguan pola eleminasi urin dan konstipasi.
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan integument
b.muskuloskeletal
- Kelemahan otot
- Fraktur patologik
c.sistem persarafan
d.sistem perkemihan
e.sistem kardiovaskuler
- Hipertensi
- Disritmia jantung
- Perubahan EKG
f..Psikologis
- Ritabilitasi
- Neurosit
- Depresi
b. Diagnosis keperawatan
c. Discharge planing
- Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000
kalori.
- Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis.
- Hindari hal-hal pemicu terjadinnya peningkatan hormon tiroid,
contohnnya: mengkonsumsi makanan tinggi iodium.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, A. W., dan Linda, Dharman. 2015. Kritis Tiroid (Thyroid Strom). http;//
ikaapda.com/resources/Endokrin/Reading/Krisis-tiroid.pdf