Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,yang telah diberikan berkat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan ASKEP ini dengan judul “Asuhan Keperawatan DIABETES
MELITUS”.Penulisan ASKEP ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas ini.pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing.penulis menyadari bahwa
penulisan ASKEP ini masih jauh dari kesempurnaan,baik isi maupun susunan bahasanya.untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan ASKEP
selanjutna.semoga ASKEP ini bermanfaat bagi kalian semua ini saja yang bisa kami buat,akhir kata
kami mengucapkan terima kasih.

MAKASSAR, 25 Februari 2020

1
A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Defenisi
Diabetes Melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah Penyakit yang
ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat
tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah
menentukan apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak. Atau Diabetes
Melitus adalah kondisi dimana kadar Gula darah dalam tubuh melebihi batas normal
,yang dapat disebabkan Oleh beberapa faktor. Faktor tersebut salah satunya karena
kerusakan pada organ pankreas yang tidak dapat memproduksi hormon insulin
sesuai kebutuhan tubuh.Tingkat kadar glukosa darah menentukan seseorang
menderita Diabetes Melitus atau tidak.
2. Klasifikasi
 Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun. Diabetes ini terjadi jika sistem
kekebalan menyerang dan menghancurkan sel beta di pankreas, sehingga organ
tersebut tidak dapat memproduksi insulin.

 Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 diawali oleh resistensi tubuh terhadap insulin, yang membuat tubuh
tidak mampu menggunakan hormon tersebut dengan efisien. Kondisi resisten
insulin, memancing pankreas menghasilkan ekstra insulin, hingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan tubuh lagi

2
3. Etiologi

DM tipe 1

Penyebab terjadinya DM tipe 1 adalah adanya proses otoinum yang mengakibatkan


kerusakan sel beta sehingga menyebabkan terjadinya kekurangan produksi insulin,
sehingga glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel. Pada Dm tipe 1 sistem
kekebalan tubuh tersebut menyerang dan merusak sel beta pada pankreas sehingga tidak
dapat memproduksi insulin. Pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya antibody di
dalam darah yang sudah terdeteksi pada awal usia jauh pada saat di temukan manifestasi
klinis

DM tipe 2

penyebab tipe 2 yaitu organ pankreas dalam tubuh memproduksi sebuah hormone bernama
insulin yang berperan dalam mengendalikan kadar gula dalam darah. Pada penderita DM
tipe 2 tubuh pengidap tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mengontrol kadar
glukosa dalam darah. DM tipe 2 terjadi karena adanya resistensi insulin, kurangnya
produksi insulin atau gabungan keduanya. Pada awalnya terjadi resistensi insulin, dimana
tubuh untuk mencegah kadar glukosa darah tetap normal meningkatbkan produksi insulin
pada sel beta pancreas. Hal ini bisa berlangsung beberapa tahun sampai pada akhirnya sel
beta gagal memproduksi insulin yang cukup, bahkan mungkin sama sekali tidak mampu
memproduksi insulin untuk mengatasi resistensi insulin.hal ini menyebabkan terjadinya
hiperglikemi.

3
4. Patofisaiologi

Tubuh terdiri dari jutaan sel. Semua sel membutuhkan glukosa (gula) dari makanan yang
kita makan untuk energi. Sama seperti sebuah mobil tidak dapat berjalan jika tanpa bahan
bakar, begitu pula tubuh tidak dapat bekerja tanpa glukosa.insulin  adalah “kunci” yang
memungkinkan glukosa untuk memasuki sel. Tanpa kunci ini, glukosa tetap dalam aliran
darah dan sel-sel tidak dapat menggunakannya untuk energi.Pada penderita penyakit
diabetes melitus, makanan dipecah seperti umumnya, namun karena tubuh kekurangan
insulin bahkan tidak ada insulin sama sekali atau insulin tidak bekerja, kelebihan glukosa
tidak dapat disimpan, tetapi akan terakumulasi dalam aliran darah. Ketika glukosa naik di
atas tingkat tertentu, sisanya akan dibuang ke dalam urin melalui ginjal.Hati juga
memainkan peran ganda dalam pengolahan makanan. Hati mengubah bahan kimia
sederhana menjadi zat kompleks yang kemudian disimpan untuk digunakan kembali.Proses
ini dikendalikan oleh insulin juga. Namun, pada penderita penyakit diabetes melitus, insulin
tak bekerja sebagaimana mestinya sehingga meniadakan proses pemecahan karbohidrat
menjadi energi dan bahan makanan untuk sel.

4
5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kadar glukosa darah


Tabel : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring.

Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)


Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum Pasti DM
Plasma Vena >200 100-200
Darah Kapiler >200 80-100

Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)


Kadar Glukosa Darah Puasa DM Belum Pasti DM
Plasma Vena >120 110-120
Darah Kapiler >110 90-110

b. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes pemantauan
terapi, dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
 Tes saring, di gunakan untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat
di cegah kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini. Tes saring
biasanya menggunakan glukosa darah sewaktu. Tes saring pada DM adalah:
- GDP dan GDS
- Tes glukosa urin:
 Tes konvensional (metode reduksi/ benedict)
 Tes carik celup (metode glucose oxidase/ hexokinase)
 Tes diagnostik, tes ini bertujuan memastikan diagnosis DM pada individu dengan
keluhan klinis khas DM, atau yang terdiagnosis pada tes saring. Tes diagnostik
menggunakan tes glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial
sebagai sampel pemeriksaan. Tes-tes diagnostik pada DM adalah GDP, GDS,GD2PP
(Glukosa Darah 2 jam Post Prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO.

5
 Tes pemantuan terapi, tes-tes monitoring terapi DM adalah:
- GDP : Plasma vena,darah kapiler.
- GD2PP : Plasma vena
- A1c : Darah vena, darah kapiler.
 Tes untuk mendeteksi komplikasi, adalah :
- Mikroalbuminuria : Urin
- Ureum, Kreatinin, Asam Urat
- Kolesterol Total : Plasma vena (Puasa)
- Kolesterol LDL : Plasma vena (Puasa)
- Kolesterol HDL : Plasma vena (Puasa)
- Trigliserida : Plasma vena (Puasa).

- Hipoglikemia
- Ketoasidosis diabetik

6. KOMPLIKASI

1. Komplikasi metabolik kronik


Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2006)
dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi
pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) diantaranya:
 Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu :
(1) Kerusakan retina mata (Retinopati)
Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu mikroangiopati ditandai dengan
kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil.
(2) Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik)

6
Kerusakan ginjal pada pasien DM ditandai dengan albuminuria menetap (>300
mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6
bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
terminal.
(3) Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)
Neuropati diabetik merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada
pasien DM. Neuropati pada DM mengacau pada sekelompok penyakit yang
menyerang semua tipe saraf.
 Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke dan risiko
jantung koroner.

7
7 . Anatomi dan fisiologis pankreas

Pancreas merupakan organ yang


bentuknya datar dan panjang. Letaknya di bagian osterior lambung, memanjang di antara
duodenum dan limpah. Pancreas terdiri dari 4 bagian utama, kaput,
prosesusunsinatus,korpus dan ekor. Pancreas seperti spons dengan warna kekuningan.
panjang pancreas sekitar 15 cm dan lebarnya 3,8 cm. pancreas meluas sampai ke bagian
belakang perut, di belakang daerah perut dan melekat pada bagian pertama dari usus yang
disebut dedenum. Sebagai kelenjar endokrin menghasilkan hormone seperti insulin,
somastotatin, dan glucagon sebagai kelenjar eksokrin yang mengsintesis dan mengeluarkan
cairan pancreas yang mengandung enzim pencernaan yang selanjutnya di teruskan ke usus
kecil. Enzim-enzim pencernaan berkontribusi pada pemecahan dari karbohidrat lemak dan
protein yang hadir di paru makanan yang di cerna.
Bagian-bagian Pankreas:
 Kaput terletak pada lekukang berbentuk huruf C dari duodenum, dan bagian dari
anterior vena cava inferior
 Prosesus unsinatus merupakan proyeksi permukaan posterior kaput pancreas,
membentuk kait dari pancreas.pembuluh darah mesenterikus superior berjalan
anterior dari prosesus unsinatus, memisahkannya dari kaput pancreas
 Korpus dan ekor dari pancreas berjalan di bagian anterior melintasi aorta dan ginjal
kiri serta porterior dari lambung. Ekor pancreas berakhir pada hilus limpah.cabang
dari aorta terletak superior dan memberikan cabang arteri lienalis yang berjalan
 pada batas atas pancreas.

8
Duktus pancreas
Sekresi enzim pencernaan dari pancreas di kelurkan dari duodenum melalui duktus
pancreas. Di mulai dari ekor dan berjalan sepanjang pancreas ke kaput dimana bertemu
dengan duktus bildiaris untuk membentuk ampula vater. Enzim pencernaan di keluarkan ke
duodenum melalui sphingter oddi yang merupakan kumpulan dari otot polos.
Fungsi pancreas
1. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukogen, yang menambah kadar
gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.

2. pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glukogen dan menyimpannya di dalam
sel-selnya.
Hormon yang dihasilkan oleh pancreas
1. insulin
Insulin merupakan hormon yang meningkatkan ambilan, penyimpanan dan pengunaan
glukosa. Sel beta pancreas menyekresi insulin ketika mendeteksi kadar glukosa darah yang
tinggi. Dan ketika kadar glukosa turun beberapa jam setelah makan, sekresi insulin
berkurang. Glukosa cadangan dapat di lepaskan untuk mempertahankan kadar glukosa
darah. Sekresi insulin tidaak pernah berhenti total selalu ada insulin basah dalam darah.
 Sintesis insulin
Insulin merupakan hormone polipeptida yang terdiri dari 2 rantai pendek (A & B)
yang terhubung oleh ikatan disulfida. Gen tunggal mengontrol produksi
preproinsulin yang akan terpecah menjadi proinsulin. Pemotongan lebih lanjut
terjadi dalam vesikal sekretorik, menghasilkan dua molekul: insulin dan C-Peptide.
 Pengaturan sekresi insulin
Sekresi insulin diatur secara langsung dengan mendeteksi kadar glukosa darah.
Glukosa dan metabolic lainnya berdifusi ke dalam sel beta, berakibat peningkatan
produksi ATP. Kenaikan kadar ATP intraseluler menghambat kanal kalium terikat
membrane, menyebabkan depolarisasi sel beta. Hal ini menyebabkan saluran
kalsium voltage sensitive untuk membuka, menyebabkan openingkatan kalsium
intraseluler. Menyebabkan sekresi insulin dalam polabifasik. Produksi insulin
normal pada orang dewasa sekitar 45-50 unit.

9
2. Glucagon
Glucagon disintesis pada sel alfa pancreas dan di sekresi sebagai respons terhadap
kadar metabolic yang rendah, kemudian akan menyebabkan pelepasan metabolic
yang telah tersimpan sebelumnya. Glucagon berfungsi menaikkan kadar glukosa
dalam darah.
3. Somatostatin
Hormone ini berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormone yaitu insulin dan
glucagon.

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada lima komponen dalam penatalaksaan diabetes:
1) Diet
a. Prinsip Umum
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai
tujuan berikut:
- Memberikan semua unsur makanan esensial (vitamin dan mineral)
- Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
- Memenuhi kebutuhan energy
- Mencapai fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal dengan cara yang aman dan praktis
- Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Bagi semua penderita diabetes perencanaan makan harus mempertimbangkan
kegemaran pasien terhadap makanan tertentu, gaya hidup, jam-jam makan yang biasa
diikutinya dan latar belakang etnik serta budayanya.
b. perencanaan makan
Perencanaan makan bagi diabetes juga menfokuskan presentasi kalori yang
berasal dari karbohidrat, protein dan lemak.
- Karbohidrat. Tujuan diet ini adalah meningkatkan karbohidrat kompleks
seperti: roti gandum, nasi beras tumbuk, sereal, dan pasta. Karbohidrat

10
sederhana tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan dan
lebih baik jika di campur kedalam sayuran atau makanan lain daripada di
konsumsi secara terpisah.
- Lemak. Rekomendasi tentang kandungan lemak dalam diabetes mencakup
penurunan presentasi total kalori yang berasal dari sumber lemak hingga
kurang dari 30% total kalori yang berasal dari sumber lemak hingga 10% total
kalori.
- Protein. Rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa sumber
protein nabati untuk membantu mengurangu asupan kolesterol serta lemak
jenuh.

2) Latihan

Latihan sangat penting dengan penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat


menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus
otot juga di perbaiki berolah raga. Latihan dengan cara melawan tahanan dapat
meningkatkan lean body mass. Dengan demikian menambah laju metabolism
istirahat. Semua ini bermanfaat pada penderita DM karena dapat menurunkan berat
badan.

3) Pemantauan glukosa dan keton


Dengan melakukan hal ini penderita DM dapat mengatur terapinya untuk
mengendalikan kadar glukosa darah secara optimal. Cara memungkinkan deteksi
dan pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia dan berperan dalam menentukan
kadar glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi DM
jangka panjang.

4) Terapi insulin
Sebagaimana dinyatakan hormone insulin disekresikan oleh sel-sel beta. Hormone
ini bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan mempermudah
pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot.

5) Pendidikan pasien dan pertembangan perawatan di rumah


DM merupakan sakit kronis yang memerluka perilaku penanganan mandiri. Karena
diet, aktivitas fisik serta stress dapat mempengaruhi pengendalian diabetes. Maka
pasien harus belajar untuk mengatur keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan

11
hanya belajar keterampilan, merawat diri tetapi juga harus memiliki perilaku
preventif dalam gaya hidup
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PENDERITA DM

PENGKAJIAN
IDENTIFIKASI KLIEN KLIEN
Nama Ny. F
Umur 43 Tahun
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan IRT
Status perkawinan Kawin
Alamat Batu Putih
Suku Jawa
Tanggal MRS 03 Maret 2017
Tanggal Pengkaji 06 Maret 2017
Jam Masuk 12:03 WIB
Diagnose masuk DM

12
Riwayat Penyakit Klien
Keluhan Utama klien mengatakan badan lemah, dan

malas untuk beraktivitas karena kaki ada

luka diabetic di punggung kaki sebelah

kiri.

Riwayat penyakit sekarang Klien mengatakan menderita penyakit


gula

5 tahun, klien mengetahui di punggung

Kaki sebelah kiri ada luka sejak 1 tahun.

Tanggal 06 maret 2017 klien merasa


lemas,

Dan pusing, keluarga membawa ke


bidan

Setempat untuk mendapatkan perawatan

Karena merasa badannya tidak ada

Perubahan, keluarga membawa ke rsud

Pasuruan pada tanggal 09 maret 2017


jam

10.00 WIB klien mengatakan menderita

Penyakit diabeters mellitus sejak tahun

2010, klien mengatakan ada luka di kaki

13
Kirinya.

Riwayat penyakit dahulu mengalami penurunan berat badan,

Sebelum menderita diabetes mellitus

Lebih dari 60 kg dan setelah menderita

Diabetes mellitus lebih dari 45 kg.


Riwayat penyakit keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada

Anggota keluarganya yang memiliki


penyakit

Seperti TBC,jantung, darah tinggi dan

Diabetes mellitus.

POLA KESEHATAN SEBELUM MRS SAAT MRS


Nutrisi dan cairan Makan 3x1 nasi, sayur Makan diet rendah
dan lauk pauk minum air glukosa, makan 3x1
putih <500 – 1000 cc/hr seshari minum <500-
800cc/hr
Istirahat tidur Tidur siang <2 jam, tidur Tidur siang <1 jam tidur
malam <7 jam malam <7jam
Eliminasi BAB 1x/hr (bau khas BAB selama di RS 1x/2hr
feses, warna kuning) bau khas feses, warna
BAK 7-10x/hr warna kuning, BAK 8-9x/hr
kuning jernih
Personal Hygiene Mandi 2x sehari, Selama di rumah sakit
mengganti pakaian 2x/hr, klien gosok gigi 1x/hr.
keramas 2x/mgg, sikat belum keramas
gigi 2x/hr
Aktivitas Mandiri klien sebagai Seluruh kegiatan dibantu
IRT oleh Keluarga & perawat

14
Observasi Klien
TD 130/70 mmhg
RR 22X/menit
S 37°c
N 82x/menit
GCS 456
Kesadaran Compostmentis,klien Nampak
Keadaan umum lemah,ekspresi wajah
gelisah,seluruh kegiatan klien
dibantu oleh perawat dan
keluarga (mandi,gosok
gigi,BAB,BAK,barpakaian,klien
berpindah tempat menggunakan
kursi roda terdapat luka ulkus
diabetic di kaki kiri terdapat
luka ulkus diabetic
terdapat ulkus diabetik (S) di
punggung kaki
sebelah kiri, kedalaman luka 3
cm, luas 10 cm, luka
bau luka khas ganggren (+), ada
pus (+) pada luka
terdapat nekrosis (+) dan luka
berwarna kuning
kepucatan. Nampak tulang jari,
aktivitas dibantu
oleh perawat dan keluarga.
GDA 263

15
Diagnosa 1
No Diagnosa keperawatan Tujuan & Intervensi Rasionalisasi
kriteria hasil
1. resiko tinggi infeksi b/d kadar Setelah 1. observasi Pasien
Glukosa tinggi, penurunan dilakukan tanda-tanda mungkin
Leukosit. tindakan infeksi dan masuk dengan
keperawatan peradangan infeksi yang
kepada Ny.S, seperti biasanya telah
selama 3 x 24 kemerahan mencetuskan
jam dan adanya keadaan
diharapkan push pada koetoasidosis.
luka klien bisa luka.
membaik, 2. berikan Mencegah
dengan PENKES timbulnya
kriteria hasil tentang infeksi sialng
luka pentingnnya (infeksi
mengeluarkan cuci tangan nosocomial)
darah, sebagai untuk
tanda adanya mencegah Mengetahui
pertumbuhan terjadinya tanda-tanda
jaringan baru infeksi. vital klien
3. kaji TTV

2. Nutrisi, perubahan kurang Setelah 1. kaji status 1. menunjukan


dan kebutuhan tubuh b/d diberikan nutrisi faktor yang
ketidakcukupan insulin. perawatan mempengaruhi
kepada Ny.S 2. timbang BB kebutuhan
selama 3 x 24 klien nutrisi.
jam,
diharapkan 3. 2. membantu
kondisi fisik kolaborasikan menentukan
klien dapat pemberian perubahan
mencerna insulin secara status nutrisi
jumlah teratur
kalori/nutrient 3. insulin cepat
yang tepat. 4. kolaborasi dalam
pemberian diet membantu

16
rendah memindahkan
glukosa glukosa ke
dalam sel.

4. pemberian
makan melalui
oral lebih baik
jika pasien
sadar fungsi
gastrointestinal
baik.

1. tingkatkan
3. Kelelahan b/d penurunan Setelah partisipasi
produksi energy metabolic atau diberikan pasien dalam 1.
perubahan kimia darah perawatan melakukan meningkatkan
infusiensi insulin. kepada Ny.S aktifitas kepercayaan
selama 3 x 24 sehari-hari dan yang
jam, sesuai dengan positif sesuai
diharapkan yang dapat di tingkat
kondisi fisik toleransi. aktifitas yang
klien makan dapat aktifitas
membaik, 2. anjurkan yang dapat di
dengan pasien untuk toleransi
kriteria hasil mengatur pasien.
klien jadwal tidur
mendapatkan tetap. 2. untuk
istirahat yang mencegah
cukup kelelahan yang
sehingga berlebihan.
kelelahannya
berkurang.

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


(tujuan hasil)
Intoleransi aktivitas Tujuan : Setelah dilakukan a. bantu klien untuk

17
berhubungan dengan tirah asuhan keperawatan 1x24 jam mengenali akibat
baring. diharapkan klien dapat kelemahan dan
melakukan aktivitas secara keterbatasan aktivitas,
mandiri rasional :
merencanakan
Kriteria hasil : intervensi yang di
a. diharapkan tingkat butuhkan oleh klien
ketidaknyamanan sendiri dengan tepat.
klien berkurang.
b. diharapkan tingkat kelelahan b. bantu klien dalam
klien berkurang. melakukan
c. diharapkan klien mampu aktivitas secara
melakukan aktivitas mandiri
d. tanda-tanda vital normal (berganti pakian,
setelah melakukan kegiatan makan). Rasional :
secara mandiri. melatih
kekuatan aktivitas
yang dipilih oleh klien
secara mandiri.

C. bantu untuk
mendapatkan
alat bantu aktivitas,
(kursi roda).
Rasional :
Mempermudah klien
saat mobilisasi.

d. catat TTV.rasional :
mengkaji sejauh mana
perbedaan peningk
atan selama dilakukan.

e. berikan penjelasan
tentang kesehatan:
perubahan gaya hidup
rasional :
meningkatkan
pengetahuan dalam
perawatan diri.

18
f. bantu klien untuk
memilih aktifitas
yang sesuai dengan
kemampuan fisik.

IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi S= Klien mengatakan keadaan membaik


dan peradangan seperti: kemerahan dan O= TTV
adanya PUS dalam luka Td: 130/80 mmHg
Nadi: 90x/menit
2. Mengkaji TTV RR: 20x/menit
Suhu: 36,4 °C
A= Sebagian tindakan masalah teratasi
P= Tindakan dilanjutkan

1. Mengkaji status nutrisi pasien S= Klien mengatakan berat badan sudah


2. Memberi injeksi insulin secara teratur stabil
3. Memberikan makanan yang A= Masalah teratasi
mengandung rendah glukosa, rendah
natrium.

C. Discharge planning
a. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan berat badan yang ideal
b. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
c. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan
menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah
d. Pelajari mencegah infeksi: kebersihan kaki, hindari perlukaan.
e. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti sayuran dan
sereal.
f. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak kolesterol
LDL, antara lain: daging merah, produk susu, kuning telur, mentega,.
g. Hindari minuman yang berakohol dan kurangi konsumsi garam.

19
PENUTUP
KESIMPULAN

Diabetes Meliltus adalah pancreas yang dapat menghasilkan jumlah insulin untuk
metabolisme glukosa tetapi, tubuh tidak mampu memanfaatkan secara efisien. Seiring
waktu, penurunan produksi insulin dan kadar glukosa darah meningkat. Dalam patofisiologi
DM di mulai gangguan fase earlipit yang menyebabkan hiperglikemi dan selanjutnya
gangguan fase sekresi insulin di mulai 20 menit setelah stimulasi glukosa untuk
menghasilkan insulin yang banyak, tetapi sudah tidak mampu mengkatkan sekresi insulin
sebagaimana pada orang normal dimana tidak terjadi hiperinsulinemi akan tetapi gangguan
sel beta.
Faktor resiko DM seperti genetic, usia, stress, pola makan yang salah, dan obesitas.
Tindakan penanggulangan ialah pengendalian DM yang lebih di prioritaskan pada
pencegahan dini melalui upaya pencegahan faktor resiko DM melalui edukasi, perencanaan
makan, aktivitas fisik, dan pengobatan.

20
Daftar Pustaka

Amin Huda Nurarif, S.Kep, Ns. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS NANDA NIC NOC.
http://JURNAL PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DM TIPE II
DALAM PEMENUHAN NUTRISI.pdf.
Prof. DR. dr. Rudijanto Achmad, SpDP-KEMD.2019. Sistem Endokrin, metabolisme dan
nutrisi

21

Anda mungkin juga menyukai