2 Riwayat melahirkan BBLR Pernah 2 (13.3 %)
Tidak Pernah 12 (80.0 %)
Tidak Relevan 1 (6.7 %)
Riwayat melahirkan
3 premature Tidak Pernah 14 (93.3 %)
Tidak Relevan 1 (6.7 %)
4 Riwayat keguguran Pernah 5 (33.3 %)
Tidak Pernah 9 (60.0 %)
Tidak Relevan 1 (6.7 %)
Kesiapan mental ibu saat
5 menikah Beresiko 3 ( 20.0 %)
Tidak Beresiko 12 (80.0 %)
Tabel …. Status Gizi Berdasarkan LILA
Min -
No Variabel Kategori N % Median Max
Beresiko 1 6.7 23.0 -
1 Status gizi 27
Tidak Beresiko 14 93.3 35.0
Tabel … Asupan Gizi
Min -
No Variabel Kategori N % Median Max
Kurang 8 53.3 856.6 -
1 Asupan Energi 1945.6
Cukup 6 40 2700.9
Lebih 1 6.7
Kurang 8 53.3 30.0 -
2 Asupan Protein 67.2
Cukup 5 33.3 155.7
Lebih 2 13.3
Kurang 6 40.0 18.4 -
3 Asupan Lemak 60.5
Cukup 2 13.3 125.8
Lebih 7 46.7
Kurang 12 80.0 104.1 -
4 Asupan KH 244.3
Cukup 2 13.3 483.7
Lebih 1 6.7
Defisit 7 46.7 3.0 -
5 Asupan Besi 27.5
Baik 8 53.3 257.9
Defisit 10 66.7 3.4 -
6 Asupan Zn 7.8
Baik 5 33.3 23.8
Defisit 11 73.3 121.7 -
7 Asupan Kalsium 652.4
Baik 4 26.7 1179.8
Sedang 10 ( 66.7 %)
Baik 3 ( 20.0 %)
2 Trimester 2 Tidak sesuai 3 (20.0 %)
Sesuai 9 (60 %)
Tidak Relevan 3 (20.0 %)
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indicator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh, maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan
rendahnya derajat Kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih
tingginya angka kematian ibu yang disebabkan oleh pendaharan karena anemia gizi
dan KEK selama masa indicator kehamilan[ CITATION Yul14 \l 1033 ].
KEK adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan Kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih
zat gizi [ CITATION Hel13 \l 1033 ]. Hal tersebut disebabkan karena tidak mengonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam kurun waktu yang
lama sehingga tidak mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau
disebabkan karena muntaber atau penyakit infeksi lainnya [CITATION RID01 \l 1033 ].
Ibu hamil membutuhkan sekitar 61 gram setiap harinya atau 10 gram lebih
banyak dari kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati
maupun hewani. Sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, dan
susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan [ CITATION
Wig16 \l 1033 ].
Kejadian kurangnya asupan protein pada ibu hamil di Kota Jakarta Selatan dan
Kota Tangerang Selatan dapat dilihat dari data hasil recall 2x24 jam pada responden
ibu hamil, dimana masih terdapat bahan makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi
kebutuhan zat gizi protein. Selain itu, rata-rata ibu hamil hanya mengonsumsi satu
jenis protein hewani maupun protein nabati. Kurangnya keanekaragaman asupan
protein menyebabkan terjadinya kejadian kurang asupan protein.
5.2.2.16 Asupan Lemak pada Ibu Hamil
Berdasarkan tabel…. Sebagian besar responden termasuk kedalam kategori
asupan lemak tidak normal (<80% dari AKG) sebanyak 86.7.% dengan median
asupan lemak 60.5 gram (18.4-125.8 gram). Berdasarkan penelitian, asupan lemak ibu
hamil di Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan terbanyak pada kategori
tidak normal.
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam
kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu
sewkatu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan trimester ke-3
[CITATION Sim18 \t \l 1033 ].
Hasil uji statistic dari tabel diatas diperoleh nilai p= 1.000 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan
status gizi ibu hamil yang berisiko KEK memiliki proporsi yang lebih besar dari
kategori asupan energi yang normal. Hasil ini berbeda halnya dengan penelitian Tri
Pujiatun (2014) menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan
status gizi ibu hamil dengan hasil p value=0.038.
5.2.1.1.2 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan LILA
Hasil uji statistic diperoleh nilai p=1.000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi berdasarkan
LILA (p>0.05). Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa ibu hamil yang
normal(tidak berisiko KEK ) memiliki proporsi yang lebih besar pada kategori
asupan protein yang tidak normal yaitu sebanyak 9 orang (90%) dibandingkan
dengan kategori asupan protein yang berisiko KEK. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Usmelinda (2015) dan Asrul (2013) bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan kejadian KEK pada ibu hamil,
namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Efrinita (2010) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi protein
dengan kejadian KEK.
5.2.1.1.3 Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Berdasarkan LILA
Hasil uji statistic dari tabel diatas diperoleh nilai p=0.133 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan
status gizi berdasarkan LILA (p>0.05). berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa
ibu hamil yang normal (tidak berisiko KEK) memiliki proporsi yang lebih besar
pada kategori asupan lemak yang tidak normal yaitu sebanyak 13 orang(100%)
dibandingkan dengan kategori asupan lemak yang berisiko KEK. Berbeda hal nya
dengan penelitian Menurut Azizah et al (2017) menyatakan bahwa Faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis adalah pola makan yang
kurang beragam dan porsi yang kurang. Lemak berfungsi sebagai sumber kalori
untuk persiapan menjelang persalinan dan untuk memetabolisme vitamin A, D, E,
dan K. Sumber makanan yang dapat menghasilkan lemak yaitu minyak, margarin,
dan mentega [CITATION Azi17 \l 1033 ].
Hasil uji statistic diperoleh nilai p=1.000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
berdasarkan LILA (p>0.05). Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa ibu hamil
yang normal (tidak berisiko KEK) memiliki proporsi yang lebih besar pada kategori
asupan karbohidrat yang tidak normal yaitu sebanyak 12 orang (92.3%)
dibandingkan dengan kategori asupan karbohidrat yang berisiko KEK. Karbohidrat
merupakan sumber tenaga untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan
biologis yang terjadi dalam tubuh meliputi pembentukan sel baru, pemberian
makanan bayi melalui plasenta, pembentukan enzim dan hormon penunjang
pertumbuhan janin [ CITATION Kri10 \l 1033 ].
Hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian [ CITATION Azi17 \l 1033 ]
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna dengan nilai p = 1,000 (p >
0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa antara ibu hamil tingkat kecukupan
karbohidrat sedang-baik dengan tingkat kecukupan karbohidrat kurang memiliki
persentase yang sama dan sama-sama berisiko untuk mengalami KEK.
5.2.1.1.5 Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi dan Kesehatan
Berdasarkan LILA
Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi berdasarkan Lila
Kategori Status gizi berdasarkan LILA Total P Value
Pengetahuan n(%)
Beresiko KEK Normal 1.000
Pengetahuan 1 (10.0%) 9 (90.0%) 10 (100.0%)
Kurang
Pengetahuan Baik 0 (0.0%) 5 (100.0%) 5 (100.0%)
Hasil uji statistic diperoleh nilai p=1.000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status Gizi Ibu berdasarkan LILA
(p<0.05). Berdasarkan tabel diatas maka didapatkan bahwa ibu hamil yang Normal (Tidak
Berisiko KEK) memiliki proporsi yang lebih besar pada kategori pengetahuan gizi yang
kurang yaitu sebanyak 9 orang (90%) dibandingkan dengan kategori pengetahuan gizi yang
baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Indriany(2014)
yang diperoleh infomasi tidak adanya hubungan pendidikan dan pengetahuan gizi dengan
kejadian KEK pada ibu hamil. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena pengetahuan ibu
yang baik tentang gizi belum tentu terdampak pada normalnya status gizi ibu. Sikap yang
positif dan perilaku ibu untuk meningkatkan kondisi gizi dan kesehatannya merupakan
faktor yang juga berperan terhadap kondisi ibu [ CITATION Ind14 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA
AKG. (2019). Angka Kecukupan Gizi Yang dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.
Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Azizah, A., & Andriani, M. (2017). Tingkat Kecukupan Energy Protein pada Ibu Hamil
Trimester Pertama dan Kejadian Kekurangan Energy Kronis.
BPS, B. S. (2017, Juni 06). Badan Pusat Statistik Tabel Dinamis. (D. K. Statistik, Ed.)
Retrieved from https://www.bps.go.id/site/resultTab
DepKes, R. (2001). Pedoman umum Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.
Helena. (2013). Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan pola Makan
dalam pemenuhan Gizi. Retrieved from www.repository.usu.ac.id.
Indriany, Bunga, A. P., & Siti, H. (2014, September). Tingkat Sosial Ekonomi Tidak
Berhubungan dengan kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Dalam Jurnal Gizi
dan Dietetik Indonesia, Vol. 2, No. 3, 116-125.
Kemenkes, R. (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: In Kementerian
Kesehatan RI. Retrieved from https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.803
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lubis, I. A. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa. Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Mahirawati, V. K. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronik
(KEK) pada ibu hamil di kecamatan kamoning dan tambelangan kabupaten sampang
jawa timur. In B. p. masyarakat. jawa timur: Badan Litbang kesehatan, Kemenkes RI.
Marwati, Lestari, H., & Afa, J. R. (2017, Agustus). TINGKAT ASUPAN ENERGI,
PROTEIN, ZAT BESI(FE), SENG (Zn), ASAM FOLAT, DAN VITAMIN A IBU
HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DIWILAYAH
PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017. JURNAL ILMIAH
MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT (JIMKESMAS), Vol.2/No. 7. Retrieved
Oktober 25, 2020, from
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/3425
Pontoh, A. S., Murniati, T., & Diana S, P. (2018). GAMBARAN KADAR KALSIUM TOTAL
DARAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER
MONGONSIDI MANADO (Vols. Volume 1,Nomor 2). Jakarta. Retrieved from
https://ejournalunsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/22274
Sibagariang. (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma
Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Simbolon D. Jumiyati. dan Rahamdi, A. (2018). Pencegahan dan penanggulangan kurang
energi kronik dan anemia pada ibu hamil. Sleman: Deepublish.
Teguh, N. A. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kurang energi kronis
(KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas I Pekutatan, Jembrana, Bali.,
506-510.
Wigati, D. N. (2016). Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia terhadap Perilaku Ibu Hamil
dalam Mengkonsumsi tablet Fe. Vol.1(1), pp.
Wijaksono, A. W., Rasyid, R., & Mariko, R. (2019). Hubungan kadar zink dan kenaikan
berat badan ibu hamil dengan berat badan lahir di RSUD Curup Kabupaten Rajang
Lebong Propinsi Bengkulu. Majalah Kedokteran Andalas, Vol. 42, No. 2, 56-61.
Retrieved from
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/download/619/333
Yuliastuti, E. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin, Vol 1:No. 2.
Retrieved from Https://dx.doi.org/10.31602/ann.v1i.220