Anda di halaman 1dari 14

5.

2 Data Analisis Ibu Hamil

Tabel …. Karakteristik Ibu Hamil


No Variabel Kategori n (%)
1 Usia ibu hamil 23 1 (6.7 %)
26 1 (6.7 %)
28 2 (13.3 %)
29 1 (6.7 %)
30 1 (6.7 %)
31 2 (13.3 %)
32 2 (13.3 %)
33 1 (6.7 %)
34 1 (6.7 %)
36 1 (6.7 %)
39 1 (6.7 %)
43 1 (6.7 %)
2 Hamil anak ke 1 1 (6.7 %)
2 3 (20.0 %)
3 9 (60.0 %)
4 1 (6.7 %)
    6 1 (6.7 %)
3 Usia kehamilan Trimester 1 2 (13.3 %)
(berdasarkan pertanyaan) Trimester 2 3 (20.0 %)
    Trimester 3 10 (66.7 %)
4 Pendidikan formal terakhir SD/sederajat 4 (26.7 %)
SMA/sederajat 7 (46.7 %)
Perguruan Tinggi 4 (26.7 %)
5 Pendapatan keluarga Rendah 5 (33.3 %)
Tinggi 10 (66.7 %)
6 Pekerjaan ibu Pegawai Swasta 2 ( 13.3 %)
Wirausaha/dagang 3 ( 20.0 %)
    Tidak bekerja/IRT 10 ( 66.7%)
7 Pekerjaan bapak Pegawai Swasta 9 ( 60.0 %)
Wirausaha/dagang 4 ( 26.7 %)
    Buruh 2 ( 13.3 %)
Tabel …. Maternal Factors
1 Umur kehamilan ibu Trimester 1 2 (13.3 %)
Trimester 2 3 (20.0 %)
Trimester 3 10 (66.7%)

 
2 Riwayat melahirkan BBLR Pernah 2 (13.3 %)
Tidak Pernah 12 (80.0 %)
Tidak Relevan 1 (6.7 %)
Riwayat melahirkan
3 premature Tidak Pernah 14 (93.3 %)
    Tidak Relevan 1 (6.7 %)
4 Riwayat keguguran Pernah 5 (33.3 %)
Tidak Pernah 9 (60.0 %)
Tidak Relevan 1 (6.7 %)
Kesiapan mental ibu saat
5 menikah Beresiko 3 ( 20.0 %)
    Tidak Beresiko 12 (80.0 %)
Tabel …. Status Gizi Berdasarkan LILA
Min -
No Variabel Kategori N % Median Max
Beresiko 1 6.7 23.0 -
1 Status gizi 27
Tidak Beresiko 14 93.3 35.0
Tabel … Asupan Gizi
Min -
No Variabel Kategori N % Median Max
Kurang 8 53.3 856.6 -
1 Asupan Energi 1945.6
Cukup 6 40 2700.9
Lebih 1 6.7
Kurang 8 53.3 30.0 -
2 Asupan Protein 67.2
Cukup 5 33.3 155.7
Lebih 2 13.3
Kurang 6 40.0 18.4 -
3 Asupan Lemak 60.5
Cukup 2 13.3 125.8
Lebih 7 46.7
Kurang 12 80.0 104.1 -
4 Asupan KH 244.3
Cukup 2 13.3 483.7
Lebih 1 6.7
Defisit 7 46.7 3.0 -
5 Asupan Besi 27.5
Baik 8 53.3 257.9
Defisit 10 66.7 3.4 -
6 Asupan Zn 7.8
Baik 5 33.3 23.8
Defisit 11 73.3 121.7 -
7 Asupan Kalsium 652.4
Baik 4 26.7 1179.8

Tabel … Konsumsi TTD


No Variabel Kategori n (%)

1 Kategori TTD Patuh 8 ( 53.3 %)


    Tidak Patuh 7 ( 46.7 %)
Tabel …. Pengetahuan Ibu

No Variabel Kategori n (%)


1 Pengetahuan pada ibu hamil Kurang 2 ( 13.3 %)

Sedang 10 ( 66.7 %)
    Baik 3 ( 20.0 %)

Tabel … Kunjungan Antenatal Care


No Variabel Kategori n (%)

1 Trimester 1 Tidak sesuai 5 ( 33.3 %)


Sesuai 10 ( 66.7 %)

   
2 Trimester 2 Tidak sesuai 3 (20.0 %)

Sesuai 9 (60 %)
    Tidak Relevan 3 (20.0 %)

3 Trimester 3 Tidak sesuai 6 (39.7 %)


Sesuai 2 (20.3 %)

.3    Tidak Relevan 6 (40.0 %)

5.2.2.1 Usia Ibu Hamil


Berdasarkan tabel …, semua responden termasuk kedalam kategori usia ibu hamil
yang tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 12 ibu hamil, dengan rata-rata dalam usia
31 tahun. Usia ibu hamil termuda adalah 23 tahun sedangkan usia ibu hami tertua
adalah 43 tahun. Proporsi usia ibu hamil yang paling banyak berada pada sampel
dengan usia 28 tahun, 31 tahun, dan 32 tahun ( 13.3%).
5.2.2.2 Hamil Anak Ke
Berdasarkan tabel …, proporsi berapa kali ibu hamil tertinggi ada pada kehamilan
anak ke-2 dan ke-3 yaitu sebesar 20% dan 60%, sedangkan proporsi pada kehamilan
anak ke-1, anak ke-4, dan anak ke-6 yaitu masing-masing sebesar 6.7%.
5.2.2.3 Usia Kehamilan berdasarkan pertanyaan
Berdasarkan pada hasil tabel …., Sebagian besar responden berada pada usia
kehamilan Trimester III (28 – 36 minggu) yaitu sebanyak 66.7%. Usia kehamilan
didapatkan berdasarkan pernyataan ibu hamil.
5.2.2.4 Riwayat Pendidikan terakhir
Berdasarkan pada tabel …. Hasil penelitian di Kota Jakarta Selatan dan Kota
Tangerang Selatan proporsi paling tinggi Riwayat Pendidikan terakhir pada ibu hamil
berada pada tingkat SMA/sederajat yaitu sebanyak 7 dari 15 orang (46.7%), jumlah
proporsi pada tingkat SD/sederajat dan tingkat perguruan tinggi masing-masing
sebanyak 4orang (26.7%).
5.2.2.5 Tingkat pendapatan keluarga
Berdasarkan pada tabel 21, tingkat pendapatan keluarga responden dibagi menjadi
dua kategorik yaitu tingkat pendapatan rendah dan tingkat pendapatan tinggi. Proporsi
pada responden dengan kategorik tingkat pendapatan tinggi lebih banyak yaitu
sebesar 66.7%, sedangkan pada kategorik tingkat pendapatan rendah sebanyak 33.3%.
5.2.2.6 Pekerjaan Ibu
Berdasarkan tabel … Sebagian besar ibu hamil tidak memilik pekerjaan atau hanya
sebagai ibu rumah tangga(IRT). Proporsi ibu hamil yang tidak bekerja/IRT lebih
tinggi yaitu sebanyak 66.7%, sedangkan ibu hamil yang bekerja sebagai
wirausaha/dagang adalah sebanyak 26.7% dan pada ibu hamil yang bekerja sebagai
pegawai swasta adalah sebanyak 13.3%
5.2.2.7 Pekerjaan Bapak
Berdasarkan pada hasil tabel …. Proporsi pekerjaan bapak yang bekerja sebagai
pegawai swasta lebih besar yaitu sebesar 60% , sedangkan pekerjaan bapak sebagai
wirausaha/ dagang dan sebagai buruh masing-masing sebesar 26.7% dan 13.3%.
5.2.2.8 Umur Kehamilan Ibu
Berdasarkan pada hasil tabel …., Sebagian besar responden berada pada usia
kehamilan Trimester III (28 – 36 minggu) yaitu sebanyak 66.7%. Usia kehamilan
didapatkan berdasarkan HPHT yang terdapat pada buku KIA ibu hamil.
5.2.2.9 Riwayat Melahirkan BBLR
Berdasarkan pada tabel …, proporsi responden yang tidak pernah melahirkan anak
dengan berat badan lahir <2500gram sebanyak 12 responden ( 80% ), sedangkan pada
responden yang pernah melahirkan anak dengan berat badan lahir <2500 gram
sebanyak 2 responden(13.3%).
5.2.2.10 Riwayat Melahirkan Premature
Berdasarkan hasil pada tabel …., proporsi ibu hamil yang tidak pernah memiliki
Riwayat melahirkan bayi premature (lahir <37 minggu kehamilan) sebanyak 93.3%.
5.2.2.11 Riwayat Keguguran
Berdasarkan pada tabel …, Sebagian besar ibu hamil tidak memiliki Riwayat
keguguran, dengan proporsi ibu hamil yang tidak memiliki Riwayat keguguran (60%)
lebih besar dibandingan ibu hamil yang memiliki Riwayat keguguran (33.3%).
5.2.2.12 Kesiapan mental ibu pada saat menikah (BELUM DIJELASKAN)
Berdasarkan pada tabel …., proporsi kesiapan mental ibu hamil saat menikah
dibagi menjadi dua kategorik yaitu berisiko dan tidak berisiko. Hasil menunjukkan
bahwa ibu yang tidak berisiko terdapat pada tingkat tertinggi yaitu sebesar 80%
sedangkan pada ibu yang berisiko sebesar 20%.
5.2.2.13 Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan LILA (Lingkar Lengan Atas)
Berdasarkan hasil pada tabel …., status gizi ibu hamil berdasarkan LILA dibagi
menjadi dua kategorik yaitu kategorik berisiko dan tidak berisiko. Hasil menunjukkan
bahwa Sebagian besar responden termasuk kedalam kategorik status gizi ibu hamil
tidak berisiko KEK (≥ 23.5cm) sebanyak 93.3% , sedangkan yang termasuk kedalam
kategorik status gizi ibu hamil berisiko KEK (<23.5cm) sebesar 6.7%. Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam namun prevalensi risiko KEK
pada ibu hamil masih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh usia menikah maupun
umur kehamilan yang berisiko pada usia <20tahun dan >35tahun [CITATION Teg19 \l
1033 ].

Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indicator dalam mengukur status gizi
masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh, maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan
rendahnya derajat Kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih
tingginya angka kematian ibu yang disebabkan oleh pendaharan karena anemia gizi
dan KEK selama masa indicator kehamilan[ CITATION Yul14 \l 1033 ].

KEK adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan Kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih
zat gizi [ CITATION Hel13 \l 1033 ]. Hal tersebut disebabkan karena tidak mengonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam kurun waktu yang
lama sehingga tidak mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau
disebabkan karena muntaber atau penyakit infeksi lainnya [CITATION RID01 \l 1033 ].

Beberapa factor yang berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis di


Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan adalah pola makan yang kurang
beragam dan porsi yang kurang. Hal ini dilihat berdasarkan hasil recall 2x24jam yang
peneliti lakukan. Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil dapat
menimbulkan gangguan selama kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungannya. Apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang lama maka akan
terjadi ketidakseimbangan asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran
energi sehingga menyebabkan ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
5.2.2.14 Asupan Energi pada Ibu Hamil
Berdasarkan tabel ….sebagian besar responden termasuk kedalam kategori asupan
energi tidak normal (<80% dari AKG) sebanyak 60% dengan median asupan energi
1945.6 kkal ( 856.6-2700.9 kkal).
Tambahan energi diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta, dan jaringan
tubuh ibu untuk mengimbangi meningkatnya kegiatan metabolisme (±15%),
meningkatnya aktivitas muskular, dan untuk mendapatkan kualitas kehamilan yang
baik. Tambahan untuk ibu hamil adalah ±300 kkal/hari (15%) selama trimester 2 dan
3. di trimester 1 ibu sering mengalami gangguan selera makan tambahan energi 180
kkal/hari. (Hardinsyah. & Supariasa 2016).
Pola makan yang tidak beragam pada saat kehamilan, pantangan makan,
melakukan diet pada saat kehamilan. Adanya suatu pengaruh terhadap kekurangan
Energi. Karena asupan makan yang kurang pada ibu hamil akan menyebabkan
terjadinya gangguan pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Bila keadaan
kekurangan asupan makan berlangsung lama maka akan terjadi ketikseimbangan
antara asupan untuk pemenuhan makan dan pengeluaran energi, sehingga
menyebabkan terjadinya kekurangan energi kronis. Hal ini dimungkinkan karena
adanya beberapa factor antara lain penyebab langsung kurangnya zat gizi tidak
memenuhi 80% AKG dan factor tidak langsung aktifitas fisik yang berat
(Paath,2010).
5.2.2.15Asupan protein pada Ibu Hamil
Berdasarkan tabel… menunjukkan bahwa terdapat 10 responden ibu hamil (66.7%)
termasuk kedalam kategori protein tidak normal (<80% dari AKG), dengan nilai
median asupan protein 67.2 gram ( 30.0 – 155.7 gram).
Berdasarkan penelitian, asupan protein ibu hamil di Kota Jakarta Selatan dan
Kota Tangerang Selatan terbanyak pada kategori tidak normal. Asupan protein yang
kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin didalam kandungan dan dapat
mempengaruhi berat badan lahir bayi. Hal ini disebabkan oleh sosial ekonomi yang
rendah, tingkat Pendidikan yang rendah serta kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang asupan konsumsi makanan yang mengandung zat gizi makronutrien yang
penting selama kehamilan [CITATION Sun11 \l 1033 ].

Ibu hamil membutuhkan sekitar 61 gram setiap harinya atau 10 gram lebih
banyak dari kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati
maupun hewani. Sumber protein hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, dan
susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan [ CITATION
Wig16 \l 1033 ].

Kejadian kurangnya asupan protein pada ibu hamil di Kota Jakarta Selatan dan
Kota Tangerang Selatan dapat dilihat dari data hasil recall 2x24 jam pada responden
ibu hamil, dimana masih terdapat bahan makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi
kebutuhan zat gizi protein. Selain itu, rata-rata ibu hamil hanya mengonsumsi satu
jenis protein hewani maupun protein nabati. Kurangnya keanekaragaman asupan
protein menyebabkan terjadinya kejadian kurang asupan protein.
5.2.2.16 Asupan Lemak pada Ibu Hamil
Berdasarkan tabel…. Sebagian besar responden termasuk kedalam kategori
asupan lemak tidak normal (<80% dari AKG) sebanyak 86.7.% dengan median
asupan lemak 60.5 gram (18.4-125.8 gram). Berdasarkan penelitian, asupan lemak ibu
hamil di Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan terbanyak pada kategori
tidak normal.
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam
kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu
sewkatu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan trimester ke-3
[CITATION Sim18 \t \l 1033 ].

Lemak berfungsi sebagai sumber kalori untuk persiapan menjelang persalinan


dan untuk memetabolisme vitamin A, D, E, dan K. Sumber makanan yang dapat
menghasilkan lemak yaitu minyak, margarin, dan mentega (Kristiyanasari, 2010).
Kebutuhan lemak seseorang dipengaruhi oleh ukuran tubuh (terutama berat badan),
usia atau tahap pertumbuhan dan perkembangan dan aktifitas. Pola umumnya secara
kuantitas adalah bila kebutuhan energi meningkat kebutuhan zat gizi makro juga
meningkat. Semakin banyak kecukupan energi semakin banyak pula zat gizi makro
termasuk lemak yang dibutuhkan.
Kecukupan lemak bagi ibu hamil yaitu 13 gram. Asupan lemak yang berasal dari
makanan apabila kurang maka akan berdampak pada kurangnya asupan kalori atau
energi untuk proses aktivitas dan metabolisme tubuh. Asupan lemak yang rendah
diikuti dengan berkurangnya energi di dalam tubuh akan menyebabkan perubahan
pada massa dan jaringan tubuh serta gangguan penyerapan vitamin yang larut dalam
lemak. Lemak merupakan zat gizi makro yang berfungsi sebagai penyumbang energi
terbesar, melindungi organ dalam tubuh, melarutkan vitamin dan mengatur suhu
tubuh.
5.2.2.17 Asupan Karbohidrat Pada Ibu Hamil
Berdasarkan tabel …, sebagian besar responden termasuk kedalam kategori
asupan karbohidrat tidak normal (<80% dari AKG) sebanyak 86.7 % dengan median
asupan karbohidrat sebesar 244.3 gram ( 104.1-483.7 gram). Berdasarkan penelitian,
asupan karbohidrat ibu hamil di Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan
terbanyak pada kategori tidak normal. Asupan konsumsi zat karbohidrat yang kurang
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin didalam kandungan dan dapat mempengaruhi
berat badan lahir bayi. Hal ini disebabkan oleh sosial ekonomi yang rendah, tingkat
pendidikan yang rendah serta kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang asupan
konsumsi makanan yang mengandung zat gizi makronutrien yang penting selama
kehamilan. [ CITATION Sun11 \l 1033 ].
Karbohidrat berfungsi untuk menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram
karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Sebagian karbohidrat dalam tubuh berada dalam
sirkulasi glukosa untuk keperluan energi segera, Sebagian disimpan sebagai glikogen
dalam hati dan jaringan otot, dan Sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi [ CITATION Sib10 \l 1033 ] . Zat gizi karbohidrat
diperoleh dari makanan pokok. Kelompok makanan pokok sebagai sumber
karbohidrat seperti: nasi, bihun, jagung segar, kentang, mie basah, mie kering,
singkong, dan lain-lain. Kandungan zat gizi per porsi nasi kurang lebih seberat 100
gram, setara dengan ¾ gelas adalah 175 kalori, 4 gram protein, dan 40 gram
karbohdirat [ CITATION Lub15 \l 1033 ].

5.2.2.18 Asupan Besi Pada Ibu Hamil


Berdasarkan tabel…, Sebagian besar responden ibu hamil memiliki asupan besi
yang baik (>77% menurut Gibson RS,2005) sebanyak 53.3% dengan median asupan
besi sebesar 27.5 mg (3.0-257.9 mg). berdasarkan penelitian asupan besi ibu hamil di
Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan terbanyak pada kategori baik.
Zat besi pada ibu hamil berfungsi untuk membantu sel darah emrah (hemoglobin)
dan mengurangi risiko anemia pada ibu hamil. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil
setelah usia kehamilan 20 minggu sebanyak 30 mg per harinya, dan dapat diperoleh
pada hati, ikan, atau daging.
Berdasarkan penilitian [ CITATION Mah14 \l 1033 ] menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna natara konsumsi pil besi dalam sehari dengan kejadian
KEK pada ibu hamil. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Signed
Ranks Test menyebutkan bahwa ada perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan
sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang mengkonsumsi tablet Fe
dipuskesmas 1 Ulu Palembang Tahun 2018.
5.2.2.19 Asupan Zn Pada Ibu Hamil
Berdasarkan pada hasil tabel …. Sebagian besar ibu hamil termasuk kedalam
kategori asupan zink defisit atau kurang (<77% menurut Gibson RS,2005) sebanyak
66.7% dengan nilai median asupan zink 7.8 mg( 3.4-23.8 mg). Berdasarkan
penelitian, asupan zink ibu hamil di Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan
terbanyak pada kategori defisit atau kurang.
Zink sangat penting untuk pembelahan sel dan pertumbuhan jaringan dari bayi
yang sedang berkembang. Zink memastikan bayi tidak premature, asupan zink yang
rendah telah dikaitkan dengan cacat tabung saraf (spina bifida, bibir sumbing dan
langit-langit), visual dan kerusakan otak, perkembangan tulang kurang. Status zink
selama kehamilan mempunyai kaitan erat dengan fungsi reproduksi dan outcome
kehamilan. Defisiensi zink yang ditunjukkan oleh rendahnya konsentrasi zink dalam
plasma pada ibu hamil menghasilkan 3-7 kali terjadi peningkatan kasus ketuban pecah
dini, 3 kali lebih besar terjadinya placental abrotuin dan 2-9 kali lebih tinggi
terdapatnya prevalensi plasma seng normal [ CITATION Mar17 \l 1033 ].
Kandungan zink yang rendah pada ibu hamil mengurangi transport nutrisi ke
Rahim dan mempengaruhi penyediaan gizi yang memadai ke bayi [ CITATION Wij19 \l
1033 ]. Hasil penelitian didapatkan kadar zink yang mengenai kenaikan berat badan
merupakan salah satu indicator seorang ibu berisiko mengalami KEK.
5.2.2.20 Asupan Kalsium Pada Ibu Hamil
Berdasarkan pada tabel… Sebagian besar responden ibu hamil termasuk kedalam
kategori asupan kalsium defisit atau kurang (<77% menurut Gibson RS,2005)
sebanyak 73.3% dengan nilai median 652.4 mg (121.7 – 1179.8 mg). Berdasarkan
penelitian, asupan kalsium ibu hamil di Kota Jakarta Selatan dan Kota Tangerang
Selatan terbanyak pada kategori defisit atau kurang.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didapatkan didalam tubuh.
Sekitar 99% kalsium di tubuh berada dalam bentuk kristal ditulang dan gigi. Dari
kalsium sisanya, sekitar 0,9% ditemukan di dalam sel jaringan lunak dan kurang dari
0,1% terdapat di CES (cairan ekstraseluler) [ CITATION Pon181 \l 1033 ] . Penambahan
asupan kalsium pada kehamilan untuk maisng-masing trimester (I,II,III) adalah 200
mg [ CITATION AKG19 \l 1033 ].

5.2.2.21 Tingkat kepatuhan Konsumsi TTD


Berdasarkan pada tabel …, tingkat kepatuhan konsumsi TTD responden dibagi
menjadi dua kategorik yaitu patuh dan tidak patuh. Proporsi pada responden dengan
kategorik patuh lebih banyak yaitu sebesar 53.3%, sedangkan pada kategorik tidak
patuh sebanyak 46.7%.
5.2.2.22 Tingkat Pengetahuan Ibu
Berdasarkan pada tabel … ,tingkat pengetahuan ibu hamil di Kota Jakarta Selatan
dan Kota Tangerang Selatan dibagi menjadi tiga kategori yaitu kurang, sedang, dan
baik. Proporsi tingkat pengetahuan ibu dengan kategori sedang lebih tinggi yaitu
sebesar 66.7%, sedangkan pada kategori kurang dan baik masing-masing sebesar
13.3% dan 20%.
5.2.2.23 Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil
Berdasarkan tabel…, kunjungan antenatal care pada ibu hamil dibagi menjadi
dua kategori yaitu tidak sesuai dan sesuai. Proporsi sebagian besar responden ibu
hamil termasuk kedalam kategori sesuai dalam antenatal care pada trimester 1 yaitu
sebanyak 66.7 %, sedangkan pada trimester 2 dan trimester 3 dengan kategori sesuai
masing-masing sebanyak 60% dan 20.3%.
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan
setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas
minimal 4 kali termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota
keluarga dan anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya 1 kali untuk
deteksi kelainan medis secara umum [ CITATION Kem131 \l 1033 ] . Kesehatan yang
paling banyak memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan adalah bidan Hal ini
menunjukkan bahwa bidan masih berperan penting dalam pelayanan pemeriksaan
kehamilan [CITATION Sta17 \l 1033 ].

5.2.1 Analisis Bivariat


5.2.1.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan
LILA
5.2.1.1.1 Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Berdasarkan LILA

 Hubungan Asupan Energy Dengan Status Gizi Berdasarkan LILA


Kategori Asupan Status gizi berdasarkan LILA Total P Value
energi n(%)
Beresiko KEK Normal 1.000
Tidak Normal 1 (11.1%) 8 (88.9%) 9 (100.0%)
Normal 0 6 (100.0%) 6 (100.0%)

Hasil uji statistic dari tabel diatas diperoleh nilai p= 1.000 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan
status gizi ibu hamil yang berisiko KEK memiliki proporsi yang lebih besar dari
kategori asupan energi yang normal. Hasil ini berbeda halnya dengan penelitian Tri
Pujiatun (2014) menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan
status gizi ibu hamil dengan hasil p value=0.038.
5.2.1.1.2 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan LILA

 Hubungan Asupan Protein Dengan Status Gizi Berdasarkan LILA


Kategori Asupan Status gizi berdasarkan LILA Total P Value
protein n(%)
Beresiko KEK Normal 1.000
Tidak Normal 1 (10.0%) 9 (90%) 10 (100.0%)
Normal 0 5 (100.0%) 5 (100.0%)

Hasil uji statistic diperoleh nilai p=1.000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status gizi berdasarkan
LILA (p>0.05). Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa ibu hamil yang
normal(tidak berisiko KEK ) memiliki proporsi yang lebih besar pada kategori
asupan protein yang tidak normal yaitu sebanyak 9 orang (90%) dibandingkan
dengan kategori asupan protein yang berisiko KEK. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Usmelinda (2015) dan Asrul (2013) bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan kejadian KEK pada ibu hamil,
namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Efrinita (2010) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi protein
dengan kejadian KEK.
5.2.1.1.3 Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Berdasarkan LILA

 Hubungan Asupan Lemak Dengan Status Gizi Berdasarkan LILA


Kategori Asupan Status gizi berdasarkan LILA Total P Value
lemak n(%)
Beresiko KEK Normal 0.133
Tidak Normal 0 13 (100%) 13 (100.0%)
Normal 1 (50.0%) 1 (50.0%) 2 (100.0%)

Hasil uji statistic dari tabel diatas diperoleh nilai p=0.133 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan
status gizi berdasarkan LILA (p>0.05). berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa
ibu hamil yang normal (tidak berisiko KEK) memiliki proporsi yang lebih besar
pada kategori asupan lemak yang tidak normal yaitu sebanyak 13 orang(100%)
dibandingkan dengan kategori asupan lemak yang berisiko KEK. Berbeda hal nya
dengan penelitian Menurut Azizah et al (2017) menyatakan bahwa Faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis adalah pola makan yang
kurang beragam dan porsi yang kurang. Lemak berfungsi sebagai sumber kalori
untuk persiapan menjelang persalinan dan untuk memetabolisme vitamin A, D, E,
dan K. Sumber makanan yang dapat menghasilkan lemak yaitu minyak, margarin,
dan mentega [CITATION Azi17 \l 1033 ].

5.2.1.1.4 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Berdasrkan LILA

 Hubungan Asupan Karbohidrat Dengan Status Gizi Berdasarkan LILA


Kategori Asupan Status gizi berdasarkan LILA Total P Value
karbohidrat n(%)
Beresiko KEK Normal 1.000
Tidak Normal 1 (7.7%) 12 (92.3%) 13 (100.0%)
Normal 0 2 (100.0%) 2 (100.0%)

Hasil uji statistic diperoleh nilai p=1.000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
berdasarkan LILA (p>0.05). Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa ibu hamil
yang normal (tidak berisiko KEK) memiliki proporsi yang lebih besar pada kategori
asupan karbohidrat yang tidak normal yaitu sebanyak 12 orang (92.3%)
dibandingkan dengan kategori asupan karbohidrat yang berisiko KEK. Karbohidrat
merupakan sumber tenaga untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan
biologis yang terjadi dalam tubuh meliputi pembentukan sel baru, pemberian
makanan bayi melalui plasenta, pembentukan enzim dan hormon penunjang
pertumbuhan janin [ CITATION Kri10 \l 1033 ].
Hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian [ CITATION Azi17 \l 1033 ]
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna dengan nilai p = 1,000 (p >
0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa antara ibu hamil tingkat kecukupan
karbohidrat sedang-baik dengan tingkat kecukupan karbohidrat kurang memiliki
persentase yang sama dan sama-sama berisiko untuk mengalami KEK.
5.2.1.1.5 Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi dan Kesehatan
Berdasarkan LILA
 Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi berdasarkan Lila
Kategori Status gizi berdasarkan LILA Total P Value
Pengetahuan n(%)
Beresiko KEK Normal 1.000
Pengetahuan 1 (10.0%) 9 (90.0%) 10 (100.0%)
Kurang
Pengetahuan Baik 0 (0.0%) 5 (100.0%) 5 (100.0%)

Hasil uji statistic diperoleh nilai p=1.000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status Gizi Ibu berdasarkan LILA
(p<0.05). Berdasarkan tabel diatas maka didapatkan bahwa ibu hamil yang Normal (Tidak
Berisiko KEK) memiliki proporsi yang lebih besar pada kategori pengetahuan gizi yang
kurang yaitu sebanyak 9 orang (90%) dibandingkan dengan kategori pengetahuan gizi yang
baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Indriany(2014)
yang diperoleh infomasi tidak adanya hubungan pendidikan dan pengetahuan gizi dengan
kejadian KEK pada ibu hamil. Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena pengetahuan ibu
yang baik tentang gizi belum tentu terdampak pada normalnya status gizi ibu. Sikap yang
positif dan perilaku ibu untuk meningkatkan kondisi gizi dan kesehatannya merupakan
faktor yang juga berperan terhadap kondisi ibu [ CITATION Ind14 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA

AKG. (2019). Angka Kecukupan Gizi Yang dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.
Almatsier, S. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Azizah, A., & Andriani, M. (2017). Tingkat Kecukupan Energy Protein pada Ibu Hamil
Trimester Pertama dan Kejadian Kekurangan Energy Kronis.
BPS, B. S. (2017, Juni 06). Badan Pusat Statistik Tabel Dinamis. (D. K. Statistik, Ed.)
Retrieved from https://www.bps.go.id/site/resultTab
DepKes, R. (2001). Pedoman umum Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat.
Helena. (2013). Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan pola Makan
dalam pemenuhan Gizi. Retrieved from www.repository.usu.ac.id.
Indriany, Bunga, A. P., & Siti, H. (2014, September). Tingkat Sosial Ekonomi Tidak
Berhubungan dengan kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Dalam Jurnal Gizi
dan Dietetik Indonesia, Vol. 2, No. 3, 116-125.
Kemenkes, R. (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: In Kementerian
Kesehatan RI. Retrieved from https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.803
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lubis, I. A. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa. Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Mahirawati, V. K. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronik
(KEK) pada ibu hamil di kecamatan kamoning dan tambelangan kabupaten sampang
jawa timur. In B. p. masyarakat. jawa timur: Badan Litbang kesehatan, Kemenkes RI.
Marwati, Lestari, H., & Afa, J. R. (2017, Agustus). TINGKAT ASUPAN ENERGI,
PROTEIN, ZAT BESI(FE), SENG (Zn), ASAM FOLAT, DAN VITAMIN A IBU
HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DIWILAYAH
PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017. JURNAL ILMIAH
MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT (JIMKESMAS), Vol.2/No. 7. Retrieved
Oktober 25, 2020, from
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/3425
Pontoh, A. S., Murniati, T., & Diana S, P. (2018). GAMBARAN KADAR KALSIUM TOTAL
DARAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER
MONGONSIDI MANADO (Vols. Volume 1,Nomor 2). Jakarta. Retrieved from
https://ejournalunsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/22274
Sibagariang. (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma
Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Simbolon D. Jumiyati. dan Rahamdi, A. (2018). Pencegahan dan penanggulangan kurang
energi kronik dan anemia pada ibu hamil. Sleman: Deepublish.
Teguh, N. A. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kurang energi kronis
(KEK) pada ibu hamil di wilayah kerja UPT Puskesmas I Pekutatan, Jembrana, Bali.,
506-510.
Wigati, D. N. (2016). Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia terhadap Perilaku Ibu Hamil
dalam Mengkonsumsi tablet Fe. Vol.1(1), pp.
Wijaksono, A. W., Rasyid, R., & Mariko, R. (2019). Hubungan kadar zink dan kenaikan
berat badan ibu hamil dengan berat badan lahir di RSUD Curup Kabupaten Rajang
Lebong Propinsi Bengkulu. Majalah Kedokteran Andalas, Vol. 42, No. 2, 56-61.
Retrieved from
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/download/619/333
Yuliastuti, E. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin, Vol 1:No. 2.
Retrieved from Https://dx.doi.org/10.31602/ann.v1i.220

Anda mungkin juga menyukai