Anda di halaman 1dari 13

A.

Karakteristik Ibu dan Bayi


Tabel 1. Karakteristik Ibu dan Bayi Pada Kehamilan Dengan HIV/AIDS
Karakteristik Ibu Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
<20 tahun 2 6,7
20-35 tahun 26 86,7
>35 tahun 2 6,7
Pendidikan
D3 1 3,3
SLTA 22 73,3
SLTP 7 23,3
Pekerjaan
Tidak Bekerja 25 83,3
Bekerja 5 16,7
Asal Rujukan
Datang Sendiri 3 10,0
RS 24 80,0
SP.OG 3 10,0
Jumlah Kehamilan
Primigravida 7 23,3
Multigravida 23 76,7
ANC
<4 kali 5 16,7
≥4 kali 25 83,3
Riwayat Penyakit
Ada 4 13,3
Tidak ada 26 86,7
Infeksi Oportunistik
Ada 10 33,3
Tidak ada 20 66,7
Indikasi Obstetrik
Ada 7 23,3
Tidak ada 23 76,7
Usia Persalinan
<37 minggu 3 10,0
≥37 minggu 27 90,0
Presentasi Kelahiran
Kepala 28 93,3
Sungsang 2 6,7
Riwayat Penggunaan ARV
Ya 18 60,0
Tidak 12 40,0
Persalinan
Normal 14 46,7
Caesar 16 53,3
Karakteristik Bayi
Jenis Kelamin
Laki-laki 16 53,3
Perempuan 14 46,7
Panjang Badan Lahir
≤48 cm 25 83,3
>48 cm 5 16,7

Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa ibu yang mengalami kehamilan


dengan HIV/AIDS paling dominan adalah pada usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 26
orang (86,7%) dan sisanya adalah pada usia <20 tahun dan >35 tahun yang masing-
masing sebanyak 2 orang (6,7%). Berdasarkan data yang telah didapat juga diketahui
bahwa ibu yang mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS dengan usia paling tua
adalah 37 tahun, sedangkan usia yang paling muda adalah 16 tahun. Pendidikan ibu
yang mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS paling dominan adalah pada jenjang
SLTA yaitu sebanyak 22 orang (73,3%) dan yang paling sedikit adalah pada jenjang
D3 yaitu sebanyak 1 orang (3,3%). Ibu yang mengalami kehamilan dengan
HIV/AIDS paling dominan adalah pada status tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang
(83,3%) dan sisanya dengan status bekerja yaitu sebanyak 5 orang (16,7%).
Berdasarkan data yang telah didapat juga diketahui bahwa ibu yang mengalami
kehamilan dengan HIV/AIDS dengan status bekerja, memiliki pekerja antara lain
sebagai CS, wartawan, serta wiraswata. Sebagian besar kasus ibu yang mengalami
kehamilan dengan HIV/AIDS merupakan rujukan dari RS luar yaitu sebanyak 24
orang (80,0%) dan sisanya yaitu dari rujukan SP OG dan datang sendiri masing-
masing sebanyak 3 orang (10,0%).
Berdasarkan data jumlah kehamilan, ibu yang mengalami kehamilan dengan
HIV/AIDS paling dominan ada pada multigravida yaitu sebanyak 23 orang (76,7%)
dan sisanya ada pada primigravida yaitu sebanyak 7 orang (23,3%). Sebagian besar
ibu, yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) juga telah melakukan kunjungan ANC ≥4 kali
selama masa kehamilan, serta sisanya yaitu sebanyak 5 orang (16,7%) melakukan
kunjungan ANC <4 kali selama masa kehamilan. Sebagian besar ibu, yaitu 26 orang
(86,7%) tidak memiliki riwayat penyakit, serta sisanya yaitu sebanyak 4 orang
(13,3%) memiliki riwayat penyakit. Berdasarkan data juga diketahui bahwa
sebangian besar ibu, yaitu sebanyak 20 orang (66,7%) tidak mengalami infeksi
oportunistik, serta sisanya 10 orang (33,3%) mengalami infeksi oportunistik.
Berdasarkan data yang didapatkan juga diketahui bahwa sebagian besar ibu
yang mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS, yaitu sebanyak 23 orang (76,7%)
tidak memiliki indikasi obstetrik, dan sisanya yaitu sebanyak 7 orang (23,3%)
memiliki indikasi obstetrik. Ibu yang mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS
sebagian besar memiliki usia persalinan ≥37 minggu, yaitu sebanyak 27 orang
(90,0%), serta sisanya memiliki usia persalinan <37 minggu, yaitu sebanyak 3 orang
(10,0%). Berdasarkan data diketahui posisi janin pada saat kelahiran sebagian besar
ada pada presentasi kepala, yaitu sebanyak 28 orang (93,3%), serta sisanya yaitu
sebanyak 2 orang (6,7%) ada pada presentasi sungsang.
Berdasarkan data juga diketahui bahwa sebagian besar ibu yang mengalami
kehamilan dengan HIV/AIDS memiliki riwayat menggunakan ARV, yaitu sebanyak
18 orang (60,0%), serta sisanya sebanyak 12 orang (40,0%) tidak memiliki riwayat
penggunaan ARV. Selain itu, sebagian besar ibu diketahui melakukan persalinan
dengan cara Caesar, yaitu sebanyak 16 orang (53,3%), dan sisanya sebanyak 14 orang
(46,7%) melakukan persalinan dengan cara normal. Sedangkan berdasarkan
karakteristik bayi dari ibu yang mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS, dapat
diketahui bahwa bayi berjenis kelamin laki-laki lebih dominan, yaitu sebanyak 16
oramg (53,3%), sedangkan sisanya bayi bejenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
14 orang (46,7%). Serta, berdasarkan data panjang badan lahir, dapat diketahui bahwa
sebagian besar bayi, yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) terlahir dengan panjang badan
≤48 cm, dan sisanya yaitu sebanyak 5 orang (16,7%) terlahir dengan panjang badan
>48 cm.

B. Luaran (Pasca Persalinan) Ibu dan Bayi


Tabel 2. Luaran Ibu dan Bayi Pada Kehamilan Dengan HIV/AIDS
Luaran Ibu Frekuensi (n) Persentase (%)
Perdarahan Post Partum
Tidak 30 100,0
Ketuban Pecah Dini
Ya 6 20,0
Tidak 24 80,0
Infeksi Nifas
Tidak 30 100,0
Prematuritas
Ya 5 16,7
Tidak 25 83,3
Kematian Maternal
Ya 1 3,3
Tidak 29 96,7
Luaran Bayi
APGAR
APGAR 0-3 2 6,7
APGAR 4-6 11 36,7
APGAR 7-9 17 56,7
Berat Badan Lahir
<2500 gram 3 10,0
≥2500 gram 27 90,0
Kematian Neonatal
Ya 1 3,3
Tidak 29 96,7

Pada tabel 2. dapat diketahui tentang luaran ibu yang mengalami kehamilan
dengan HIV/AIDS. Berdasarkan data tersebut, keseluruhan ibu atau sebanyak 30
orang (100,0%) tidak mengalami perdarahan post partum. Sebagian besar ibu yaitu
sebanyak 24 orang (80,0%) tidak mengalami ketuban pecah dini, dan sisanya yaitu
sebanyak 6 orang (20,0%) mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan data infeksi
nifas, diketahui juga bahwa keseluruhan ibu atau sebanyak 30 orang (100,0%) tidak
mengalami infeksi nifas. Sebagian besar ibu, yaitu sebanyak 25 orang (83,3%) tidak
mengalami persalinan prematur, dan sisanya ada sebanyak 5 orang (16,7%) ibu yang
mengalami persalinan prematur. Sedangkan berdasarkan data kematian maternal, dari
30 orang ibu yang mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS dapat diketahui bahwa
terdapat 1 orang (3,3%) ibu yang mengalami kematian maternal.
Pada tabel 2. dapat diketahui tentang luaran bayi dari ibu yang mengalami
kehamilan dengan HIV/AIDS. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa bayi yang
dilahirkan sebagian besar, yaitu sebanyak 17 orang (56,7%) memiliki skor APGAR
7-9, serta sisanya memiliki skor APGAR 4-6 sebanyak 11 orang (36,7%) dan
APGAR 0-3 sebanyak 2 orang (6,7%). Sebagian besar bayi, yaitu sebanyak 27 orang
(90,0%) terlahir dengan berat ≥2500 gram, dan sisanya yaitu sebanyak 3 orang
(10,0%) terlahir dengan berat <2500 gram. Sedangkan berdasarkan data kematian
neonatal, dari 30 orang bayi yang terlahir dari ibu yang mengalami kehamilan dengan
HIV/AIDS dapat diketahui bahwa terdapat 1 orang (3,3%) bayi yang mengalami
kematian neonatal.

C. Perbandingan Luaran (Pasca Persalinan) Pada Ibu dan Bayi Berdasarkan Riwayat
Penggunaan ARV
Tabel 3. Perbandingan Luaran Ibu dan Bayi Berdasarkan Riwayat Penggunaan
ARV
Riwayat Luaran Ibu Frekuensi Persentase P-value
Penggunaan ARV (n) (%)
Perdarahan Post Partum
Ya Ya 0 0,0 -
Tidak 18 100,0
Tidak Ya 0 0,0
Tidak 12 100,0
Ketuban Pecah Dini
Ya Ya 4 22,2 1
Tidak 14 77,8
Tidak Ya 2 16,7
Tidak 10 83,3
Infeksi Nifas
Ya Ya 0 0,0 -
Tidak 18 100,0
Tidak Ya 0 0,0
Tidak 12 100,0
Prematuritas
Ya Ya 3 16,7 1
Tidak 15 83,3
Tidak Ya 2 16,7
Tidak 10 83,3
Kematian Maternal
Ya Ya 0 0,0 0,400
Tidak 18 100,0
Tidak Ya 1 8,3
Tidak 11 91,7
Luaran Bayi
APGAR
Ya APGAR 0-3 1 5,6 0,829
APGAR 4-6 6 33,3
APGAR 7-9 11 61,6
Tidak APGAR 0-3 1 5,6
APGAR 4-6 5 41,7
APGAR 7-9 6 50,0
Berat Badan Lahir
Ya <2500 gram 1 5,6 0,548
≥2500 gram 17 94,4
Tidak <2500 gram 2 16,7
≥2500 gram 10 83,3
Kematian Neonatal
Ya Ya 0 0,0 0,400
Tidak 18 100,0
Tidak Ya 1 8,3
Tidak 11 91,7

Pada tabel 3. dapat diketahui tentang perbandingan luaran pada ibu yang
mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS berdasarkan riwayat penggunaan ARV.
Dari keseluruhan ibu yang menggunakan ARV, seluruhnya yaitu sebanyak 18 orang
(100,0%) tidak mengalami perdarahan post partum, sedangkan dari keseluruhan ibu
yang tidak menggunakan ARV, seluruhnya yaitu sebanyak 12 orang (100,0%) juga
tidak mengalami perdarahan post partum. Dari keseluruhan ibu yang menggunakan
ARV, sebagian besar tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 14 orang
(77,8%) dan sisanya mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 4 orang (22,2%),
sedangkan dari keseluruhan ibu yang tidak menggunakan ARV, sebagian besar tidak
mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 10 orang (83,3%) dan sisanya
mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 2 orang (16,7%). Dari keseluruhan ibu
yang menggunakan ARV, seluruhnya yaitu sebanyak 18 orang (100,0%) tidak
mengalami infeksi nifas, sedangkan dari keseluruhan ibu yang tidak menggunakan
ARV, seluruhnya yaitu sebanyak 12 orang (100,0%) juga tidak mengalami infeksi
nifas. Dari keseluruhan ibu yang menggunakan ARV, sebagian besar tidak
mengalami persalinan prematur yaitu sebanyak 15 orang (83,3%) dan sisanya
mengalami persalinan prematur yaitu sebanyak 3 orang (16,7%), sedangkan dari
keseluruhan ibu yang tidak menggunakan ARV, sebagian besar tidak mengalami
persalinan prematur yaitu sebanyak 10 orang (83,3%) dan sisanya mengalami
persalinan prematur yaitu sebanyak 2 orang (16,7%). Serta dari keseluruhan ibu yang
menggunakan ARV, seluruhnya yaitu sebanyak 18 orang (100,0%) tidak mengalami
kematian maternal, sedangkan dari keseluruhan ibu yang tidak menggunakan ARV,
sebagian besar tidak mengalami kematian maternal yaitu sebanyak 11 orang (91,7%)
dan terdapat kematian maternal yaitu sebanyak 1 orang (8,3%).
Dari keseluruhan bayi dari ibu yang menggunakan ARV, sebagian besar
memiliki skor APGAR 7-9 yaitu sebanyak 11 orang (61,1%) dan sisanya memiliki
skor APGAR 4-6 sebanyak 6 orang (33,3%) dan APGAR 0-3 sebanyak 1 orang
(5,6%), sedangkan dari keseluruhan bayi dari ibu yang tidak menggunakan ARV,
sebagian besar memiliki skor APGAR 7-9 yaitu sebanyak 6 orang (50,0%) dan
sisanya memiliki skor APGAR 4-6 sebanyak 5 orang (41,7%) dan APGAR 0-3
sebanyak 1 orang (8,3%). Dari keseluruhan bayi dari ibu yang menggunakan ARV,
sebagian besar memiliki berat ≥2500 gram yaitu sebanyak 17 orang (94,4%) dan
sisanya memiliki berat <2500 gram yaitu sebanyak 1 orang (5,6%), sedangkan dari
keseluruhan bayi dari ibu yang tidak menggunakan ARV, sebagian besar memiliki
berat ≥2500 gram yaitu sebanyak 10 orang (83,3%) dan sisanya memiliki berat <2500
gram yaitu sebanyak 2 orang (16,7%). Serta dari keseluruhan bayi dari ibu yang
menggunakan ARV, seluruhnya yaitu sebanyak 18 orang (100,0%) tidak mengalami
kematian neonatal, sedangkan dari keseluruhan bayi dari ibu yang tidak
menggunakan ARV, sebagian besar tidak mengalami kematian neonatal yaitu
sebanyak 11 orang (91,7%) dan terdapat kematian neonatal yaitu sebanyak 1 orang
(8,3%).
Berdasarkan hasil uji pada luaran ibu, yaitu pada variabel perdarahan post
partum dan infeksi nifas tidak dapat dilakukan uji karena semua ibu baik yang
menggunakan ARV maupun tidak menggunakan, tidak mengalami perdarahan post
partum dan tidak mengalami infeksi nifas. Sedangkan variabel ketuban pecah dini
(fisher exact, p-value=1), prematuritas (fisher exact, p-value=1) dan kematian
maternal (fisher exact, p-value=0,400) tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan penggunaan ARV pada ibu hamil dengan HIV/AIDS. Berdasarkan hasil uji
pada luaran bayi, variabel asfiksia neonatorum (chi-square, p-value=0,829), berat
badan lahir (fisher exact, p-value=0,548), dan kematian neonatal (fisher exact, p-
value=0,400) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan ARV
pada ibu hamil dengan HIV/AIDS.

D. Perbandingan Luaran (Pasca Persalinan) Pada Ibu dan Bayi Berdasarkan


Persalinan
Tabel 4. Perbandingan Luaran Ibu dan Bayi Berdasarkan Persalinan
Persalinan Luaran Ibu Frekuensi Persentase P-value
(n) (%)
Perdarahan Post Partum
Normal Ya 0 0,0 -
Tidak 14 100,0
Caesar Ya 0 0,0
Tidak 16 100,0
Ketuban Pecah Dini
Normal Ya 3 21,4 1
Tidak 11 78,6
Caesar Ya 3 18,8
Tidak 13 81,3
Infeksi Nifas
Normal Ya 0 0,0 -
Tidak 14 100
Caesar Ya 0. 0,0
Tidak 16 100
Prematuritas
Normal Ya 4 28,6 0,157
Tidak 10 71,4
Caesar Ya 1 6,3
Tidak 15 93,8
Kematian Maternal
Normal Ya 1 7,1 0,467
Tidak 13 92,9
Caesar Ya 0 0,0
Tidak 16 100,0
Luaran Bayi
APGAR
Normal APGAR 0-3 2 14,3 0,171
APGAR 4-6 4 28,6
APGAR 7-9 8 57,1
Caesar APGAR 0-3 0 0,0
APGAR 4-6 7 43,8
APGAR 7-9 9 56,3
Berat Badan Lahir
Normal <2500 gram 3 21,4 0,090
≥2500 gram 11 78,6
Caesar <2500 gram 0 0,0
≥2500 gram 16 100,0
Kematian Neonatal
Normal Ya 1 7,1 0,467
Tidak 13 92,9
Caesar Ya 0 0,0
Tidak 16 100,0

Pada tabel 4. dapat diketahui tentang perbandingan luaran pada ibu yang
mengalami kehamilan dengan HIV/AIDS berdasarkan riwayat persalinan. Dari
keseluruhan ibu yang melakukan persalinan normal, seluruhnya yaitu sebanyak 14
orang (100,0%) tidak mengalami perdarahan post partum, sedangkan dari
keseluruhan ibu yang melakukan persalinan caesar, seluruhnya yaitu sebanyak 16
orang (100,0%) juga tidak mengalami perdarahan post partum. Dari keseluruhan ibu
yang melakukan persalinan normal, sebagian besar tidak mengalami ketuban pecah
dini yaitu sebanyak 11 orang (78,6%) dan sisanya mengalami ketuban pecah dini
yaitu sebanyak 3 orang (21,4%), sedangkan dari keseluruhan ibu yang melakukan
persalinan caesar, sebagian besar tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak
13 orang (81,3%) dan sisanya mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 3 orang
(18,8%). Dari keseluruhan ibu yang melakukan persalinan normal, seluruhnya yaitu
sebanyak 14 orang (100,0%) tidak mengalami infeksi nifas, sedangkan dari
keseluruhan ibu yang melakukan persalinan caesar, seluruhnya yaitu sebanyak 16
orang (100,0%) juga tidak mengalami infeksi nifas. Dari keseluruhan ibu yang
melakukan persalinan normal, sebagian besar tidak mengalami persalinan prematur
yaitu sebanyak 10 orang (71,4%) dan sisanya mengalami persalinan prematur yaitu
sebanyak 4 orang (28,6%), sedangkan dari keseluruhan ibu yang melakukan
persalinan caesar, sebagian besar tidak mengalami persalinan prematur yaitu
sebanyak 15 orang (93,8%) dan sisanya mengalami persalinan prematur yaitu
sebanyak 1 orang (6,3%). Serta dari keseluruhan ibu yang melakukan persalinan
normal, sebagian besar yaitu sebanyak 13 orang (92,9%) tidak mengalami kematian
maternal, dan terdapat kematian maternal yaitu sebanyak 1 orang (7,1%), sedangkan
dari keseluruhan ibu yang melakukan persalinan caesar, seluruhnya yaitu sebanyak 16
orang (100,0%) tidak mengalami kematian maternal.
Dari keseluruhan bayi dari ibu yang melakukan persalinan normal, sebagian
besar memiliki skor APGAR 7-9 yaitu sebanyak 8 orang (57,1%) dan sisanya
memiliki skor APGAR 4-6 sebanyak 4 orang (28,6%) dan APGAR 0-3 sebanyak 2
orang (14,3%), sedangkan dari keseluruhan bayi dari ibu yang melakukan persalinan
caesar, sebagian besar memiliki skor APGAR 7-9 yaitu sebanyak 9 orang (56,3%)
dan sisanya memiliki skor APGAR 4-6 sebanyak 7 orang 43,8%). Dari keseluruhan
bayi dari ibu yang melakukan persalinan normal, sebagian besar memiliki berat
≥2500 gram yaitu sebanyak 11 orang (78,6%) dan sisanya memiliki berat <2500
gram yaitu sebanyak 3 orang (21,4%), sedangkan dari keseluruhan bayi dari ibu yang
melakukan persalinan caesar, seluruhnya memiliki berat ≥2500 gram yaitu sebanyak
16 orang (100,0%). Serta dari keseluruhan bayi dari ibu yang melakukan persalinan
normal, sebagian besar tidak mengalami kematian neonatal yaitu sebanyak 13 orang
(92,9%), dan terdapat kematian neonatal yaitu sebanyak 1 orang (7,1%), sedangkan
dari keseluruhan bayi dari ibu yang melakukan persalinan caesar, seluruhnya tidak
mengalami kematian neonatal yaitu sebanyak 16 orang (100,0%).
Berdasarkan hasil uji pada luaran ibu, yaitu pada variabel perdarahan post
partum dan infeksi nifas tidak dapat dilakukan uji karena semua ibu baik yang
melahirkan dengan normal maupun caesar, tidak mengalami perdarahan post partum
dan tidak mengalami infeksi nifas. Sedangkan variabel ketuban pecah dini (fisher
exact, p-value=1), prematuritas (fisher exact, p-value=0,157) dan kematian maternal
(fisher exact, p-value=0,467) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
persalinan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS. Berdasarkan hasil uji pada luaran bayi,
variabel asfiksia neonatorum (chi-square, p-value=0,171), berat badan lahir (fisher
exact, p-value=0,090), dan kematian neonatal (fisher exact, p-value=0,467) tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan persalinan pada ibu hamil dengan
HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai