Anda di halaman 1dari 8

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI DI KEMILING RAYA KECAMATAN KEMILING

Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy2, Rika Yulendasari3, Lidya Ariyanti4

Fakultas Kedokteran, Universitas Mahalayati, Bandar Lampung


2 Akademi Keperawatan Malahayati Bandar Lampung
Email: usastiawatycasi@gmail.com; rikajeng@gmail.com; lidya123@gmail.com

ABSTRAK
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama dinegara
berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat
diare. Dari tahun ketahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan
malnutrisi pada anak. Tujuan dari penyuluhan kesehatan ini yaitu agar sejak dini mereka diberikan
pendidikan kesehatan agar tidak jajan sembarangan, sehingga tidak terkena bakteri atau virus yang
menyebabkan penyakit diare. Peserta hadir sebanyak 65 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Tempat yang digunakan sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan menggunakan
perlengkapan selama penyuluhan seperti alat prokyektor, laptop dan pengeras suara. Kegiatan ini
dibantu mahasiswa ilmu keperawatan dari universitas malahayati Bandar Lampung serta di fasilitasi
oleh pihak pendidikan dalam hal ini pihak SMA Kemala Bhayangkari. Pembagian peran dan tugas telah
ditetapkan mencakup penanggung jawab, moderator, notulen, observer, fasilitator dan dokumentasi.
Hasil kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan siswa-siswi tentang diare dan cara
pencegahannya. Saran pada pihak sekolah untuk membantu menyediakan tempat bagi pihak penyedia
jasa makanan dan memperhatikan kebersihan dan kualitas makanan yang disediakan.
Kata Kunci: Diare, Siswa, Penyuluhan

ABSTRACT
Until now diarrhea diseases are still a world health problem, especially in developing countries. The
magnitude of the problem can be seen from the high rates of morbidity and mortality from diarrhea.
From year to year diarrhea remains one of the diseases that cause mortality and malnutrition in
children. The purpose of this health education is that from the outset they are given health education so
as not to snack carelessly, so that they are not exposed to bacteria or viruses that cause diarrheal
disease. Participants attended as many as 65 people consisting of men and women. The place used is
in accordance with the plans that have been made and uses equipment during counseling such as
projector for presentation, laptops and loudspeakers. This activity was assisted by nursing science
students from the universities of Bandar Lampung and facilitated by the School department of the
Kemala Bhayangkari (Senior High School). The division of roles and tasks has been determined
including the person in charge, moderator, minutes, observers, facilitator and documentation. The
results of this activity can increase students' knowledge about diarrhea and how to prevent it. Advice to
the school to help provide a lace for food service providers and pay attention to the cleanliness and
quality of food provided
Keywords: Diarrhea, Students, Health education

PENDAHULUAN
Menurut data 10 penyakit yang ada di Puskesmas Kemiling yaitu Nasopharyngitis akut (Commond
Cold), Pharingitis akut, Hipertensi esensial, Dispepsia (gangguan fungsi lambung), Diabetes mellitus
tidak tergantung insukin (NIDDM), Febris, Dermatitis kontak alergi, Mialgia, Tonsilitis akut, dan Hyper
kolesterol. Penyakit Hipertensi termasuk dalam urutan ke 3. Masyarakat kemiling dengan jenis penyakit
Hipertensi Esensial jumlah kasus 6894 atau 11,4 % (Puskesmas Kemiling,2020). (Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung, 2020).
Dari hasil survey di Kelurahan Kemiling Raya Kecamatan Kemiling Bandar Lampung selama 1 bulan
dengan responden sebanyak 60 lansia didapatkan hasil.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden (N=60)

Distribusi Frekuensi N % M±SD P OR (95%Cl)


Karakteristik Value
Umur (tahun) (rentang) 60 (100%) 51.00 ± 0.127
(41-60) 5.909

Jenis Kelamin:
- Laki-laki 31 (51.7%) 0.485 1.497
- Perempuan 29 (48.3%) (0.481-4.661)

Pendidikan
SD 15 (25.0%) 0.895
SMP 14 (23.3%)
SMA 21 (35.0%)
Perguruan Tinggi 10 (16.7%)

Pekerjaan
Buruh 10 (16.7%) 0.223
Petani 11 (18.3%)
PNS/TNI/POLRI 9 (15.0%)
Wiraswasta 21 (35.0%)
Dll 9 (15.0%)

Status pernikahan 0.366


Belum menikah 2 (3.3%) 1.415
Sudah Menikah 58 (96.7%) (1.199-1.670)
0.043
Genetic
Ya 43 (71.7%) 0.298
Tidak 17 (20.3%) 0.199 (0.089-0.992)

Riwayat penyakit lain


Tidak ada 25 (41.7%)
Kolesterol 32 (53.3%)
Diabetes mellitus 3 (5.0%)

Berdasarkan table 1 diketahui bahwa usia rata-rata dari 60 responden dengan mean 51.00 dan
standart deviasi 5.909 dan rentan usia antara 41-60 tahun. Sebagian besar responden berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 31 responden (51.7%), mayoritas responden memiliki pendidikan Sekolah
Menengah Atas sebanyak 21 responden (35.0%), mayoritas bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 21
responden (35.0%), sedangkan status pernikahan responden sudah menikah sebanyak 58 responden
(96.7%), sebagian besar genetic hipertensi sebanyak 43 responden (71.7%) dan mayoritas responden
memiliki riwayat penyakit kolesterol sebanyak 32 reponden (53.3%).

Tabel 2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Hipertensi (N=60)

Faktor Pemicu Hipertensi Kasus % Kontrol % P OR (95%Cl)


N = 30 N = 30 Value
Kebiasaan merokok
Ya 27 (90.0%) 19 (63.3%) 0.015 5.211
Tidak 3 (10.0%) 11 (36.7%) (1.278-21.237)

Menghabiskan 1bungkus
rokok dalam sehari
Ya
Tidak 5 (16.7%) 5 (16.7%) 1.000 1.000
25 (83.3%) 25 (83.3%) (0.257-3.888)

Kebiasaan konsumsi kopi


Ya 25 (83.3%) 13 (43.3%) 0.001 6.538
Tidak 5 (16.7%) 17 (56.7%) (1.967-21.739)

Kebiasaan konsumsi
alcohol 4 (13.3%) 3 (10.0%) 1.000 1.385
Ya 26 (86.7%) 27 (90.0%) (0.282
Tidak -6.796)

Kebiasaan konsumsi
daging kambing
Ya 23 (76.7%) 8 (26.7%) 0.000 9.036
Tidak 7 (23.3%) 22 (73.3%) (2.802-29.134)

Kebiasaan konsumsi
makanan berlemak
Ya 25 (83.3%) 15 (50.0%) 0.006 5.000
Tidak 5 (16.7%) 15 (50.0%) (1.510-16.560)

Mengkonsumsi makanan
asin
Ya 20 (66.7%) 13 (43.3%) 0.069 2.615
Tidak 10 (33.3%) 17 (56.7%) (0.917-7.457)

Mengkonsumsi obat
Ya 21 (70.0%) 12 (40.0%) 0.020 3.500
Tidak 9 (30.0%) 18 (60.0%) (1.201-10.196)

Kebiasaan begadang
Ya 24 (80.0%) 11 (36.7%) 0.001 6.909
Tidak 6 (20.0%) 19 (63.3%) (2.160-22.098)

Mengalami stress
Ya 23 (76.7%) 9 (30.0%) 0.000 7.667
Tidak 7 (23.3%) 21 (70.0%) (2.424-24.245)

Memerlukan tenaga besar


dalam pekerjaan
Ya 22 (73.3%) 10 (33.3%) 0.002 5.500
Tidak 8 (26.7%) 20 (66.7%) (0.183
-1.545)
Menjaga berat badan
normal
Ya 15 (50.0%) 12 (40.0%) 0.436 1.500
Tidak 15 (50.0%) 18 (60.0%) (0.539-4.171)

Kebiasaan melakukan
olahraga
Ya 17 (56.7%) 7 (23.3%) 0.008 4.297
Tidak 13 (43.3%) 23 (76.7%) (1.413-13.068)

Mencoba pengobatan
alternative
Ya 18 (60.0%) 6 (20.0%) 0.002 6.000
Tidak 12 (40.0%) 24 (80.0%) (1.890-19.043)

Lingkungan rumah yang


bising
Ya 24 (80.0%) 10 (33.3%) 0.000 8.000
Tidak 6 (20.0%) 20 (66.7%) (2.475-25.860)

Mencurahkan emosi
dengan marah marah
Ya 25 (83.3%) 10 (33.3%) 0.000 10.000
Tidak 5 (16.7%) 20 (66.7%) (2.946-34.008)

Rutin memeriksakan TD
dipelayanan kesehatan
Ya
Tidak 22 (73.7%) 8 (26.7%) 0.000 7.563
8 (26.7%) 22 (73.3%) (2.408-23.750)

Berlibur untuk
mengurangi stress
Ya 22 (73.7%) 6 (20.0%) 0.000 11.000
Tidak 8 (26.7%) 24 (80.0% (3.329-36.751)

Berdasarkan dalam penelitian pada table 2 hasil penelitian diketahui bahwa terdapat resiko ayng
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada usia 40-60 tahun, diperoleh hampir semua
berpengaruh terhdapa kejadian hipertensi pada usia 40-60 tahun yaitu kebiasaan konsumsi kopi,
kebiasaan konsumsi daging kambing, kebiasaan begadang, mengalami stress, memerlukan tenaga
besar dalam pekerjaan, mencoba pengobatan alternative, lingkungan rumah yang bising,
mencurahkan emosi dengan marah marah, rutin memeriksakan tekanan darah dipelayanan kesehatan,
dan berlibur untuk mengurangi stress.

Table 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi (N = 60)

Kejadian Hipertensi N% P value OR (95% Cl)


Pola Makan
Makanan berlemak 40 (66.7%) 0.006 5.000
(1.510-16.560)
Makanan asin 33 (55.0%) 0.069 2.615
(0.917-7.457)
Gaya Hidup
Kebiasaan 38 (63%) 0.001 6.538
mengkonsumsi kopi (1.967-21.739)
Jarang berolahraga 24 (40.0%) 0.008
4.297
Kualitas Tidur (1.413-13.068)
Begadang 35 (58.3%) 0.001
6.909
(2.160-22.098)

Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian menujukan bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi
pada pola makan yaitu makanan berlemak 40 (66.7%). Sedangkan faktor gaya hidup yang
mempengaruhi kejadian hipertensi yaitu kebiasaan mengkonsumi kopi 38 (63%). Mayoritas pada faktor
kualitas tidur yang mempengaruhi kejadian hipertensi yaitu begadang 35 (58.3%).

Table 4. Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Deangan Kejadian Hipertensi (N=60)

Faktor Lingkungan N%

Padat Penduduk 40 (66.7%)


Ya 20 (33.3%)
Tidak

Lingkungan bising
Ya 33 (55.0%)
Tidak 27 (45.0%)

Ventilasi rumah tidak standart


Ya 34 (56.7%)
Tidak 26 (43.3%)

Sumber air PDAM


Ya 34 (56.7%)
Tidak 26 (43.3%)

Berdasarkan table 4 diketahui bahwa faktor lingkungan terbesar adalah padat penduduk
(66.7%), selanjutnya yaitu ventilasi rumah tidak standart (56.7%), sumber air PDAM (56.7%),
lingkungan bising (55.0%) dan pengaruh suku (55.0%).

MASALAH
Alasan saya memilih tempat penyuluhan kesehatan tentang diare di SMA Kemala Bhayangkari
kotabumi ialah mayoritas anak sekolah sering terjadi diare dikarnakan jajan sembarangan. Untuk anak
remaja biasanya tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi kemudian mereka jajan sembarangan
disekolah, yang kadang kita tidak mengetahui makannya bersih atau tidak. Dimana, tujuan saya agar
sejak dini mereka diberikan pendidikan kesehatan agar tidak jajan sembarangan, sehingga tidak
terkena bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit diare.

Foto :Lokasi Penyuluhan Kesehatan

3. METODE PELAKSANAAN

Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan ini adalah pembuatan pre planning, persiapan penyajian alat proyektor,
laptop, Microsoft power point dan pengeras suara.

Tahap Pelaksanaan
Diawali?, dihadiri? Lama pelaksanaan? Media?
Acara ini diawali dengan pemberitahuan kepada siswa-siswi oleh kepala sekolah dan dilanjutkan
penyuluhan tentang penyakit Diare pada remaja.
Evaluasi
a. Struktur

Peserta hadir sebanyak 65 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Setting tempat sudah sesuai
dengan rencana yang telah dibuat dan perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan (alat
prokyektor, laptop dan pengeras suara) tersedia dan sudah digunakan sebagaimana mestinya. Peran
setiap mahasiswa sudah sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan baik sebagai penanggung jawab,
moderator, notulen, observer, fasilitator dan dokumentasi. Penggunaan bahasa sudah komunikatif
dalam penyampaian, siswa-siswi dapat memahami dengan apa yang sudah diampaikan dan
mahasiswa dapat memfasilitassi audiens selama jalannya diskusi.
b. Proses

Pelaksanaan kegiatan pukul 13.00 sampai 13.30 wib sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
Kemampuan kognitif yang ingin dicapai:

HASIL

Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit diare dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 April 2018,
pukul13.00 s/d 13.30. Jadwal ini sesuai dengan rencana penyuluhan kesehatan yang saya laksanakan
telah diberi izin oleh kepala sekolah. Peserta penyuluhan yang hadir adalah sebanyak 65 anak.
Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir. Sedangkan
perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah laptop, proyektor, Microsoft power point, dan
pengeras suara).
Setelah diberikan penyuluhan dilakukan evaluasi melalui lembaran post test dengan hasilnya semua
siswa dapat memahami semua materi yang telah diberikan. Berikut gambar pelaksanaan penyuluhan:

Gambar 4.1 Pelaksaan Kegiatan Penyuluhan


Bagaimana pemahaman masyarakat tentang hipertensi

PEMBAHASAN
kaji dan sesuikan dengan teori ttg hipertensi?

Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang
tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan stres (Puspitorini
dalam Sount, 2014).(Mahmudah, Maryusman, Arini, & Malkan, 2015; Rihiantoro, & Widodo, 2018)

SIMPULAN

Sekitar 80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Diare merupakan salah
satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor 3 bagi bayi, serta nomor 5 bagi semua
umur. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya
(3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita.
Berdasarkan data-data diatas, maka dianggap perlu untuk membahas mengenai persoalan penyakit
diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua pihak dapat
mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare demi peningkatan
kualitas anak.
Kepada pada pihak sekolah agar menyediakan tempat yang layak dan memfasilitasi kebersihan
pedagang makananan disekitar sekolah seperti penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan. Begitu
juga melakukan pengawasan pada para penjual makanan disekitar sekolah. Kegiatan penyuluhan
Kesehatan selalu diadakan setiap semester sehingga mampu semua siswa-siswi dapat terpapar
pendidikan kesehatan dan khususnya pencegahan diare.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai