Anda di halaman 1dari 49

PROGRAM

PENANGGULANGAN
ANEMIA REMAJA DI
KABUPATEN SLEMAN

SLEMAN, 13 FEBRUARI 2021


Remaja adalah mereka yang
berada pada tahap transisi
antara kanak-kanak dan
dewasa.
Batasan usia remaja menurut
WHO adalah 10 sampai 19
tahun.
TUJUAN PENANGANAN ANEMIA
PADA REMAJA
Meningkatkan Status Gizi Remaja
Putri Sehingga dapat memutus mata
rantai terjadinya Stunting, mencegah
Anemia dan meningkatkan cadangan
zat besi dalam tubuh sebagai bekal
dalam mempersiapkan generasi yang
sehat berkualitas dan produktif
ANEMIA PADA REMAJA
Anemia pada remaja cenderung
meningkat sejalan dengan
peningkatan usia dan sebagai respon
terhadap pertumbuhan semasa
remaja. Prevalensi tertinggi pada usia
12-15 tahun, dengan prevalensi lebih
dari 50%
DI Indonesia, 29% pada usia 5-12
tahun, 22,7% pada usia 13-18 tahun
ANEMIA DEFISIENSI BESI

Gangguan sintesis Heme


2/3 zat besi dlm tubuh berbentuk
Heme pada hemoglobin, 1/3 dalam
bentuk feritin dan hemosiderin dalam
sumsum tulang, limpa, hepar, dan
makrofage
Etiologi: intake tidak adekuat,
malabsorpsi, kehilangan darah dan
hemolisis
LANJUTAN
Anemia: kondisi dimana jumlah
hemoglobin atau pigmen sel darah
merah berada di bawah angka normal
Angka normal hemoglobin: wanita: 12
gr/dL, pria: 13 gr/dL, ibu hamil: 11
gr/dL, anak: 10-16 gr/dL
Anemia gizi besi: anemia yang
disebabkan akibat kekurangan zat
besi
DEFSIENSI BESI &
ANEMIA DEFISIENSI BESI

 Anemia Defisiensi Besi pada umumnya


terjadi melalui proses panjang, kecuali
yang disebabkan oleh sebab akut
(perdarahan)

 Didahului dengan menurunnya simpanan


besi (Defisiensi Besi) untuk jangka waktu
yang relatif lama, tergantung persediaan
dan kebutuhan tubuh
MENGAPA REMAJA BERISIKO
MENDERITA DEFISIENSI BESI DAN
ANEMIA
1. Peningkatan kebutuhan Zat besi
2. Makanan yang dikonsumsi rendah
kandungan zat besi
3. Tingginya angka Infeksi dan Infestasi
parasit
4. Pernikahan Usia Dini dan Kehamilan
di usia remaja.
DAMPAK ANEMIA PADA REMAJA
PREVALENSI ANEMIA MENURUT GOL
UMUR (Riskesdas 2018)

45 42.3

38.5
40
35 32 31.7

30 26.8
24.5
25
18.8
20 15.1
16.7

15
10
5
0
0-59 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 > 75
bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
PERSENTASE REMAJA PUTRI ANEMIA
MENURUT KABUPATEN / KOTA

80 73.8

70
54.8
60

50
35.2
40

30
18.4 18.1
20

10

0
Bantul G Kidul Kota K Progo Sleman

Rata-rata di propinsi 36%


PREVALENSI ADB REMATRI
DI KAB. SLEMAN
TAHUN 2016 - 2020
18 17.13

15.74
16
14 13.41 13.41

12
10.22
10
8
6
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020
PROGRAM PENANGGULANGAN
ANEMIA REMAJA KAB. SLEMAN
PROGRAM PENANGGULANGAN
ANEMIA REMAJA DI KAB. SLEMAN
1. Promosi
2. Suplementasi Fe pada remaja putri
3. Kajian anemia rematri
4. Inovasi Getar Thala
1. PROMOSI PERMASALAHAN
ANEMIA
Pemberian KIE pada remaja dan
masyarakat mengenai anemia dan
penanganannya
Mengkonsumsi makanan tinggi zat
besi
Memberikan pengertian tatalaksana
mengkonsumsi TTD
2. SUPLEMENTASI GIZI BERUPA
TABLET TAMBAH DARAH (TTD)
UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN
2009
TENTANG KESEHATAN

Upaya Pebaikan Gizi dilakukan pada seluruh


siklus kehidupan dengan prioritas pada
kelompok rawan gizi yaitu bayi, anak balita ,
remaja Perempuan, ibu hamil dan menyusui.

Perpres No 42 Tahun 2013


Tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan LANDASAN
Gizi Yang menitikberatnya pada penyelamatan KEBIJAKAN
1000 HPK( Hari Pertama Kehidupan )
LAINNYA
Peraturan Bersama Antara Mendikbud, Menkes,Menag
dan Mendagri RI N0 6/X/PB/2014, No 73 Th 2014, N0
41 Th 2014, No 81 Th 2014 Tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah

PerMenkes No 88 Tahun 2014 Tentang


Standar Tablet Tambah Darah Bagi
Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
Lanjutan
Peraturan terbaru mengenai Pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD) : Surat
Edaran Nomor HK.03.03/V/0595/2016
tentang Pemberian Tablet Tambah
Darah pada Remaja Putri dan Wanita
Usia Subur
Adalah suplemen gizi yang mengandung
senyawa besi yang setara dengan 60
mg besi elemental dan 400 mcg asam
folat

TABLET TAMBAH
DARAH (TTD)
Macam-macam
TTD
lanjutan
◦ Diberikan pada remaja putri usia 12
-18 tahun di institusi pendidikan
( SMP dan SMA atau yang sederajat )
◦ Diberikan Wanita Usia Subur (WUS)
usia 15 – 19 tahun di institusi
tempat kerja.
PELAKSANAAN
TTD diberikan untuk Remaja Putri usia 12 –
18 Tahun ( siswi SMP dan SMA atau yang
sederajat)
Diberikan dengan dosis 1(satu)) tablet per
minggu sepanjang tahun
Pemberian TTD pada Remaja Putri melalui
UKS/M di Institusi pendidikan (SMP dan SMA
atau yang sederajat) dengan menentukan
hari minum TTD bersama setiap minggunya
sesuai kesepakatan di wilyah masing masing.
LANGKAH - LANGKAH
Dinas Kesehatan melakukan pemantauan
ketersediaan TTD di Institusi Farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Menerima TTD dari
Dinas Kesehatan Provinsi
Puskesmas mengambil TTD ke UPT POAK Dinas
kesehatan Sleman
Puskesmas melakukan Distribusi TTD Ke Sekolah
melalui kegiatan UKS/M dan melakukan
pemeriksaan gejala fisik anemia sebagai bagian
dari kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah
dan pekerja perempuan (Pemeriksaan HB bila
diperlukan)
Lanjutan
Tim Pelaksana UKS/M melakukan
pemantauan kepatuhan remaja putri
mengkonsumsi TTD
Memberikan Laporan berjenjang atas
kegiatan yang dilaksanakan
Dalam Pelaksanaannya agar
melibatkan Dinas Pendidikan dan
Kemenag di wilayahnya.
MENGAPA KEPATUHAN MINUM
TTD RENDAH ?

Dari 76% rematri yg mendapat TTD, 81% Dari 73.2 % Bumil yang dapat TTD, 24%
rematri mendapat disekolah dan, hanya menerima TTD > 90 tablet, hanya 38.1% yg
1.4% yg mengonsumsi > 52 tablet = 0.95% mengonsumsi > 90 tablet = 6.9%
3. KAJIAN ANEMIA REMAJA
PREVALENSI ANEMIA REMATRI DI
SMKN 2 GODEAN TH 2017

13.41%

86.59%

anemia
tidak anemia
KAJIAN ANEMIA REMAJA DI
PRAMBANAN TAHUN 2018
ADB Anemia Ringan Normal
17%

6%

77%

ADB: 74 orang anemia ringan: 25 orang normal: 324 org


HASIL KAJIAN
PREVALENSI ANEMIA REMAJA
DI KAB. SLEMAN 2016 - 2020
17.13
18 15.74
16
13.41 13.41
14
12 10.22

10
8
6
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020
KONDISI KESEHATAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANEMIA
Karakteristik Anemia Normal OR CI 95% p

Status gizi          
Malnutrisi 40 (42,11) 139 (43,30) 0,95 0,58-1,55 0,84
Normal 55 (57,89) 182 (56,70)
Status KEK          
Risiko KEK 36 (37,89) 101 (31,46) 1,33 0,8-2,19 0,24
Normal 59 (62,11) 220 (68,54)
Durasi mens          
Abnormal 16 (16,67) 60 (19,05) 0,85 0,43-1,6 0,6
Normal 80 (83,33) 255 (80.95)
Frekuensi mens          
Abnormal 6 (6,25) 24 (7,62) 0,81 0,26-2,11 0,65
Normal 90 (93,75) 291 (92,38)
Siklus mens          
Abnormal 31 (32,29) 98 (31,21) 1,05 0,62-1,76 0,84
Normal 65 (67,71) 216 (68,79)
Volume mens          
Banyak 17 (17,89) 23 (7,30) 2,77 1,31-5,7 0,002
Normal 78 (82,11) 292 (92,70)
Karakteristik Anemia Normal OR CI 95% p

BAB berdarah          
Ya 0 9 (2,85) 0 0 0,09
Tidak 96 (100) 307 (97,15)  
Kehilangan darah          
Ya 2 (2,08) 5 (1,58) 1,32 0,12-8,24 0,74
Tidak 94 (97,92) 311 (98,42)
Konsumsi suplemen Fe          
Tidak  96 (100)  308 (97,47)  0  0  0,11
Ya 0 8 (2,53)
Frekuensi makan          
Tidak 42 (43,75) 150 (47,47) 0,86 0,53-1,4 0,52
Teratur 54 (56,25) 166 (52,53)
Konsumsi lauk hewani          
Tidak 64 (66,67) 219 (69,75) 0,87 0,52-1,47 0,57
Ya 32 (33,33) 95 (30,25)
Konsumsi sayur hijau          
Tidak 42 (43,75) 150 (47,47) 0,86 0,53-1,4 0,52
Ya 54 (56,25) 166 (52,53)
Konsumsi vitamin C          
Tidak 85 (88,54) 263 (83,23) 1,56 0,76-3,46 0,21
Ya 11 (11,46) 53 (16,77)
Konsumsi Teh          
Ya 18 (18,75) 69 (21,84) 0,82 0,44-1,51 0,52
Tidak 78 (81,25) 247 (78,16)
REKOMENDASI
• Konsumsi Tablet Tambah Darah baik untuk
perbaikan status anemia maupun untuk
pencegahan  program suplementasi
• Monitoring dan evaluasi kepatuhan
dalam konsumsi TTD
• Edukasi untuk semua siswa (ADB dan
normal)  anemia dan gizi seimbang
• Diharapkan  perbaikan pola makan dan
perbaikan status gizi serta peningkatan
derajat kesehatan
4. Inovasi Getar Thala
RUANG LINGKUP
PROGRAM GETAR THALA
Program Getar Thala meliputi beberapa kegiatan terkait
penanggulangan anemia remaja, yang meliputi:
1. Sosialisasi anemia dan cara pencegahannya di
sekolah-sekolah;
2. Screening anemia dengan pemeriksaan klinis;
3. Screening anemia dengan pemeriksaan Kadar
Haemoglobin;
LANJUTAN
4. Penanganan anemia remaja;
5. Pemeriksaan laboratorium untuk
menegakkan diagnosa anemia defisiensi
besi;
6. dan pemeriksaan untuk melacak
Thalasemia.
TUJUAN PROGRAM
GETAR THALA

1. Menemukan remaja dengan anemia


2. Mencari penyebab anemia dalam 3 sebab yaitu
akibat defisiensi zat besi, akibat thalasemia, atau
bukan keduanya.
3. Menemukan penderita Thalasemia mayor dan
minor
4. Penanganan anemia sesuai penyebab
5. Mencegah munculnya Thalasemia Mayor
TUJUAN PROGRAM GETAR THALA

6. Menurunkan angka anemia remaja


7. Menurunkan angka anemia pada ibu
hamil
8. Menurunkan jumlah bayi lahir berat
badan rendah atau sangat rendah
9. Menurunkan prevalensi stunting
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN GETAR THALA
1. Puskesmas melakukan screening atau pemeriksaan
penapisan terhadap remaja putri di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau yang sederajad di wilayah kerja Puskemas
2. Jumlah remaja putri yang di-screening disesuaikan
dengan kemampuan Anggaran dan Sumber Daya
Manusia Puskesmas;
3. Dalam melakukan pemeriksaan ini Puskesmas akan
dibantu oleh Guru dan Karyawan dari sekolah;
LANJUTAN

4. Penapisan anemia menggunakan metode wawancara,


pemeriksaan secara klinis, dan pemeriksaan
laboratorium Haemoglobin;
5. Rematri yang secara laboratoris terbukti anemia, akan
diperiksa profil darah tepi dan pelacakan Thalasemia
6. Jumlah Rematri yang diperiksa profil darah dan
pelacakan Thalasemia tergantung kesediaan Dana
Puskesmas;
LANJUTAN
7. Rematri yg terdiagnosa anemia defisiensi zat besi akan
diberi tablet tambah darah (TTD) hingga kadar
haemoglobin darahnya normal, & dilanjutkan dgn dosis
pemeliharaan seminggun sekali sepanjang tahun;
8. Rematri yg secara laboratoris terbukti Thalasemia
Minor, akan dirujuk ke Rumah Sakit yg kompeten u/
mendapat penanganan lebih lanjut;
LANJUTAN

9. Puskesmas melakukan edukasi &


pendampingan kpd Rematri yg menderita
Thalasemia & keluarganya, tentang cara-cara
pemeliharaan kesehatan pd penderita
Thalasemia & mencegah kejadian
Thalasemia Mayor pd anak keturunannya.
10. Puskesmas melakukan pencatatan dan
pelaporan hasil pemeriksaan untuk bahan
evaluasi dan penyusunan program
selanjutnya
HASIL SKRINING 2019
Kriteria Jumlah Persentase (%)
Dalam batas normal 302 60,4
Anemia Defisiensi besi (ADB) 67 13,4
Anemia ringan 35 7
Defisiensi besi 31 6,2
Mikrositik hipokromik 20 4
HB pati E 18 3,6
Talasemia minor/trait 12 2,4
Anemia Mikrositik Hipokromik 11 2,2
ADB dan Talasemia minor/trait 2 0,4
ADB dan HB pati E 2 0,4
TOTAL 500 100

ADB 71
Talasemia 34
HASIL SKRINING 2020
Kategori Jumlah Persen Tindak lanjut
Monitor rutin dan
Dalam batas normal 282 77,90 suplementasi besi
Anemia Defisiensi Besi 37 10,22 Terapi besi
Defisiensi besi namun belum anemia 9 2,49 Terapi besi

talasemia beta trait atau varian Hb E Edukasi/konseling dan


13 3,59 terapi besi
Kombinasi Hemoglobinopati E dan
Anemia Defisiensi Besi 6 1,66 Edukasi/konseling

Mikrositik hipokromik 10 2,76 Pemeriksaan lebih lanjut


Curiga Anemia Defisiensi Besi 5 1,38 Pemeriksaan status besi
TOTAL 362
KESIMPULAN

 Penyebab terbanyak Anemia


disebabkan defisiensi
 Defisensi besi sangat
merugikan Kesehatan dan
produktivitas
 Pentingnya Minum Tablet Tambah
Darah ( TTD) setiap hari pada:
 Anemia defisiensi besi
 Defisiensi besi
LANJUTAN

 Pentingnya Minum Tablet Tambah


Darah ( TTD) setiap
menstruasi pada:
 Anemia ringan
 Anemia mikrositik hipokromik
 Perlunya monitor laboratorium
LANJUTAN

 Meskipun Talasemia tidak bisa disembuhkan


namun mempunyai keturunan dengan
talasemia mayor bisa dicegah, dengan cara
menikah dengan pasangan yang tidak
mempunyai sifat pembawa talasemia
 Perlunya skrining talasemia terutama untuk
pasangan sebelum menikah
ANAK NEGERI
MARI KITA
LAKUKAN
KERJA KERAS!
KERJA CERDAS!
dan
KERJA IKHLAS!
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai