Anda di halaman 1dari 70

Respon Adaptasi

Biokimia dan Fisik


klinis Pada Atlet
Dr. Mirza Hapsari Sakti TP, S.Gz, RD, MPH
Lecturer at Health Nutrition Dept. Faculty of Medicine UGM,
Sports Dietitian at FIRST Sport Nutrition and Jogja Sport Clinic
Curriculum Vitae

Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz, MPH, RD


 Sekretaris Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM
 Dosen FKKMK UGM

Pendidikan

200 D3 Gizi, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta


2
200 S1 Gizi Kesehatan, Universitas Gadjah Mada
200
5 Pend. Profesi Dietisien, Gizi Kesehatan, Universitas Gadjah Mada
201
7 S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 7 Juni 1981 Penelitian &
201
1 S3 Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Gadjah Mada Publikasi
7 terbaru di
Studi implementasi kebijakan penempatan ahli gizi sebagai tenaga keolahragaan 2020-
Sport Dietitian lingkungan Kemenpora RI dalam rangka menunjang prestasi atlet nasional. RISPRO LPDP. 2021
Pengaruh edukasi balance diet dan pemberian suplementasi vitamin D, magnesium, dan kalsium
Timnas Sepakbola U-19 Indonesia (2014) terhadap perbaikan komposisi tubuh, somatotipe, pertumbuhan, dan performa atlet sepakbola 2020
Pegasus Continental Cycling Team (2015) remaja. Damas FKKMK UGM.
In-Line Skating Team, Pra-PON DIY (2015-2016) Dietary intake and strength training management among weight sports athletecategory: 2019
role of protein intake level to body composition and muscle formation. Asian J. Clin.
Jogja Sports Clinic (2016 - sekarang) Nutr., 11:24-31. 2019.
First Sports Nutrition Consulting (2015 - sekarang)
Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (2015 - sekarang) mirza.hapsari@ugm.ac.id mirza_penggalih
Timnas Sepeda ICF (2021 – sekarang)
MULA Cycling Team (2021 – sekarang)
Today’s Outline

01 Respon Biokimia 03 Laktat Thershold

02 Fisik Klinis 04 Studi Kasus

Penggalih, 2020
1
Respon
Biokimia

Penggalih, 2020
Ruang lingkup
Biomarka Pada Atlet
Latar Belakang
Pemeriksaan Biokimia Statik
Pemeriksaan Biokimia Fungsional
Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Biokima Sebagai Biomarka Status Gizi
Faktor Yang Mempengaruhi Biomarka
● Asupan nutrisi
● Penggunaan obat-obatan
● Penggunaan nutrisi suplemen
● Aktivitas/latihan fisik
Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Biomarka
Secara Umum
● Produksi dan kelangsungan hidup sel darah merahsangat dipengaruhi oleh
olahraga dan latihan fisik
● Stres yang tinggi dari olahraga meningkatkan jumlah leukosit dalam tubuh
● Trombosit dan parameter terkait trombosit cenderung meningkat juga dari
keberlanjutan dalam olahraga dan latihan fisik
● Respon biokimia tubuh terhadap latihan fisik termasuk perubahan elektrolit
darah, ureum dan kreatinin
● Plasma/serum elektrolit sebagian besar dipengaruhi oleh latihan fisik
● Atlet elit cenderung kehilangan lebih banyak elektrolit karena tingkat keringat
mereka meningkat
● Atlet memiliki adaptasi fisiologis yang lebih baik ketika latihan daripada non-atlet
Perubahan Biomarka Terhadap Atlet
● Hemolisis – kerusakansel darah merah

• Biomarkamyocardiac
■ Adapatasi fisiologis, BUKAN indikasi kerusakan jantung
● Rhabdomyolisis

○ Jaringan otot skelet mengalami kerusakan akibat matinya serat-serat otot dan keluarnya isi serat ke dalam aliran
darah

○ Rusaknya otot pelepasan mioglobin ke aliran darah. Mioglobin: protein berfungsi menyimpan oksigen dalam otot.

○ Kerusakan otot gagal ginjal(latihan ekstrem dan ultraendurance )

○ Akibat peningkatan ROS saat latihan mengakibatkan peroksidasi pada membran sel
Peningkatan Hemolisis Pada Atlet
● Hemolisis intravascular akibat terjadinya benturan dgn permukaan
tanah/bumi(footstrike hemolysis)  terus menerus  kerusakan mekanis
pd sel darah merah krn kontraksi otot yg berlanjut.
● Paparan terus menerus thd fluks O2 menyebabkan kerusakan oksidatif.
● Peningkatan homeostasis osmotik  sel darah merah lebih rentan terhadap
kerusakan membran ketika melalui mikro sirkulasi
Rhabdomyolisis
Biomarka Pada Atlet
● Beberapa biomarka lain kaitannya dengan fungsi :
○ Liver/hepar

○ Otot

○ Ginjal
● Dan juga kadar:
○ Asam urat

○ Glukosa

○ Profillipid
HEPAR
● Biomarka utk fungsi dan kerusakan hepar

○ Amino transferase (AST, ALT)

○ ALT (alanin amino transferase): sbgn besar di hepar (sbgn kecil ginjal, jantung, otot, dan
pankreas)

○ AST (aspartat amino transferase): sbgn besar di hepar, sbgn lain otot
AST DAN ALT
● Tidak ada perbedaan konsentrasi serum AST dan ALT antara atlet (pelari,
pegulat, angkat besi) dan subjek non-atlet dengan usia yang sama
● Amino transferase juga dilepaskan dari otot yang diaktifkan, dan tingkatnya
dapat meningkat setelah latihan fisik akut.
● Kadar AST dan ALT berbeda selama dan setelah pertunjukan olahraga,

○ contoh: Pasca maraton, pada 37 pelari: konsentrasi AST meningkat secara signifikan dari
nilai basal 29,3  51,6 U/L pada 4 jam setelah akhir lomba dan menjadi 106,9 U/L pada 24
jam, sedangkan ALT tidak meningkat secara signifikan
AST DAN ALT
● Kadar amino transferases terkait dengan intensitas dan durasi kinerja,
seperti yang ditemukan untuk kedua enzim pd ultra endurance, sedangkan
latihan pun ketika intens, tidak memodifikasi serum AST dan konsentrasi
ALT
● Dapat meningkat pd kasus penyalahgunaan steroid androgenik anabolik
yang dimetabolisme di hati
● Interpretasi konsentrasi serum aminotransferase pada atlet harus
mempertimbangkan pelepasan AST dari otot dan pelepasan ALT terutama
dari hati
BILIRUBIN
● Produksinya bergantung pada kerusakan eritrosit dan perubahan fisiologis,
pada katabolisme Hb
● Pada atlet, hemolisis meningkatkan total dan indirect bilirubin
● Kadar bilirubin meningkat pada akhir periode pemulihan (rata-rata 1,05
mg/dL), dan kemudian kembali ke baseline (0,7 mg / dL) sebelum dimulainya
musim baru, yaitu nilai yang diukur pada akhir musim mewakili fase
kelelahan maksimal.
● Peningkatan bilirubin setelah fase pemulihan, disertai dgn peningkatan
granulosit, interleukin 8 (IL-8), serum nitrat, dan ferritin
GINJAL
● Memfiltrasi sbgn besar kreatinin dan membuangnya melalui urin
● Kreatinin adalah senyawa kimia sisa yg dihasilkan oleh metabolisme otot
● Kreatinin ditransportasikan melalui pembuluh darah ke ginjal
Parameter Ginjal
● Beban latihan yang tinggi dan tekanan psikofisik karena kompetisi dapat
mengubah homeostasis nilai biokimia dan hematologi
● Konsentrasi kreatinin serum lebih tinggi pada atlet vs. pada orang yang tidak
aktif.
● Faktor yang mempengaruhi kreatinin:

○ Jenis olahraga

○ Antropometri

○ Umumnya, konsentrasi kreatinin serum tidak dipengaruhi secara signifikan oleh latihan dan
kompetisi, bahkan pada olahraga ekstrim
Menilai Kreatinin pada Atlet
● Konsentrasi kreatinin harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan
IMT atlet dan fase musim kompetisi.
● Konsentrasi kreatinin yang diukur selama satu musim sebaiknya tidak
diinterpretasikan terhadap interval referensi untuk populasi umum, tetapi
dipantau mengikuti nilai atlet berturut-turut.
● Nilai kreatinin berfluktuasi selama musim kompetisi - persamaan berbasis
kreatinin harus digunakan dengan hati-hati pada atlet.
Biomarka Miokardia
● Olahraga berat dptmenyebabkan:
○ iskemia sementara,

○ tekanan miokardial, dan

○ disfungsi ventrikel kiri diastolik,  menyebabkan peningkatan konsentrasi parameter biokimia utk
diagnosis penyakit jantung.

○ Biomarka ini ‘hanya’ mencerminkan respons tubuh yang umum terhadap kerja kardiovaskular yang
berat selama latihan.

■ NT-proBNP

■ Troponin
Biomarka Miokardia
● NT-proBNP

○ penanda gagal dinding jantung

○ meningkat setelah olahraga peningkatan konsentrasi NT-proBNP serum pada atlet tidak
boleh diartikan sebagai sinyal kerusakan atau stres dinding, melainkan sebagai tanda
pengaturan adaptasi miokard.
● Troponin

○ Meningkat setelah olahraga berat

○ tidak bisa diartikan sebagai kerusakan jantung tanpa adanya gejala klinis atau temuan
instrumental penyakit miokard
Asam Urat
● Produk akhir dari metabolisme purin dan antioksidan utama dalam plasma
manusia.
● Metabolisme purin sering meningkat pada atlet karena kandungan protein
hewani tinggi dalam makanan mereka dan peningkatan pergantian sel.
● Selama stres metabolik, asam urat memblok radikal peroksil dan radikal
hidroksil, ion karbonat dan nitrogen dioksida
Asam Urat
● Atlet sangat rentan terhadap risiko peningkatan oksidan dan potensi kerusakan sel dan
jaringan
● Konsentrasi serum asam urat mewakili perlindungan antioksidan thd kemungkinan efek
berbahaya dari spesies oksidan (ROS)
● Antioksidan yang tinggi  pro-oksidan ketika terjadi dalam konsentrasi tinggi dalam darah
● Asam urat tinggi  peningkatan risiko kecelakaan kardiovaskular, penyakit koroner, dan
strok
● Peningkatan serum asam urat berasal dari oksidasi hypoxanthine di hati, sedangkan
pembentukan asam urat pada otot rangka terbatas
● Asam urat meningkat pada atlet segera setelah olahraga berat
● Asam urat adalah antioksidan utama dalam darah dan meningkat setelah latihan akut
● Konsentrasi asam urat stabil selama musim kompetisi.
Asam Laktat
Glukosa
● Konsentrasi plasma glukosa plasma tidak dipengaruhi oleh olahraga jika
asupan makanan dan minuman benar
● latihan menginduksi adaptasi metabolisme glukosa yang meningkatkan
pemanfaatan glukosa pada atlet  mengurangi insensitivitas insulin di
nonatlet
● tergantung pada jenis olahraganya, atlet memiliki metabolisme glukosa yang
sedikit berbeda  tingkat parameter laboratorium
LIPIDA
● Atlet elit bisa mengalami perubahan profil lipid ketika off - season, kecuali
tingkat aktivitas fisik yang cukup dipertahankan
● Atlet memiliki konsentrasi lipoprotein (a) yang tinggi.
● Peningkatan lipoprotein plasma (a) tinggi  faktor risiko untuk penyakit
kardiovaskular, tetapi indeks aterogenik pada atlet lebih rendah vs. kontrol,
karena efek pengimbang dari profil superior dari parameter lipid lainnya
LIPIDA
● Olahraga/latihan fisik  profil lipid darah yang lebih baik daripada subjek yang
tidak aktif
● Konsentrasi HDLC yang tinggi antara atlet vs. subjek yang tidak aktif
● Profil lipid baik ketika atlet mempertahankan tingkat aktivitas fisik in dan off
season
● Kadar lipida bergantung pada asupan makanan, massa lemak tubuh, dan jenis
disiplin olahraga yang dilakukan
● Aktivitas fisik  HDLC
● Kadar lipida kembali ke nilai basal setelah latihan akut, dalam semua pertunjukan
dengan intensitas dan durasi yang berbeda
● Jenis olahraga  perubahan profil lipid yang berbeda: latihan intermittent
menginduksi peningkatan HDLC yang lebih besar
Zat Besi Pada Atlet
● Pemeriksaan biokimia pd atlet mgkn berubah akibat aktivitas fisik akut atau
kronis :
○ Kadar meningkat krn dehidrasi

○ Kadar menurun krn hemodilusi ketika terjadi peningkayan volume plasma berkaitan dgn
training endurance atau penyusuaian thd temp tubuh

○ Contoh :

■ Kadar ferritin pd kondisi aktivitas akut dapat meningkat (artifisial) sbg respon dari sesi
latihan yg berat

■ Kadar Zn menurun karena Zn disimpan di otot setelah sesi latihan


Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal Yang Perlu Diperhatikan
● Jadwal latihan dan jenis latihan atlet (mis., darah puasa, waktu pemeriksaan
kaitannya dengan sesi latihan, atau pengumpulan urinacak vs 24 jam)
● Beberapa pemeriksaan biokimia juga dapat berubah tergantung variasi
olahraga, latihan, & siklus sirkadian. Paling baik dilakukan pada waktu yang
sama setelah atlet beristirahat dengan baik dan berpuasa
● Mahal
● Tidak konvinien, invasive
● Harus ditemani dgn pemeriksaan lain – klinis dan diet
2
Fisik Klinis

Penggalih, 2020
Atlet

Stress Fisik

Berolahraga (latihan &


tanding)

Adaptasi Overload/overuse

Peningkatan Kapasitas Cedera & masalah


Fisik kesehatan lain hingga
kematian
Time And Frequency
Pre Participation Examination (PPE)

• Prior to participation in high school, college / start professional


level

Periodic Health Examination

• During active athlete (every 6 month – 1 years)


Pre-Participation Physical Evaluation, 4th edition
● A new evidence-based guideline
● Released in 2010, was created by a coalition of 6
medical societies
American Academy of Family American Medical Society for
Physicians Sports Medicine

American Academy of Pediatrics American Orthopedic Society for


Sports Medicine

American College of Sports American Osteopathic Academy


Medicine of Sports Medicine

● This guidelines describes how to conduct a thorough


medical history and a targeted physical exam, with a
focus on activity related risks to various organ systems
● A downloadable form
(http://www.ppesportsevaluation.org/body.html)
KLINIS
● Memastikan atlet berolahraga dengan aman
● Mengidentifikasi masalah medis (jantung, muskuloskeletal dll) yang
berpotensi memberikan masalah kesehatan ketika berolahraga sehingga
dapat dilakukan upaya pencegahan
● Mengidentifikasi risiko cedera dan kematian mendadak ketika menjadi atlet
● Memonitor kondisi atlet dan memantau efek latihan
Components

Anamnesis & History


Taking Dental

Physical
Laboratorium
Examination

•Whaley M H. ACSM’s Guidelines for exercise testing and prescription 7 th ed. 2006. USA: Lippincott Williams&
Wilkins
•The International Olympic Committee (IOC) Consensus Statement on Periodic Health Evaluation of Elite Athletes,
March 2009
45
Anamneses dan History Taking
● Identity, age, sex, kind of sports
● Vital Sign : Blood Pressure, Frequency rate, heart rate, temperature, resting
heart rate.
● Body Composition

○ Body Mass Index

○ Waist circumference

○ % Body Fat
Anamnesis
● Medical History is the most important part of health examination
● Medical history can identify 75% problems affecting athletes, including chronic
conditions and medications that may require adjustment or closer monitoring
● Scheduled at least 6 weeks before sports season starts  allow time for follow up
testing or consultation
● Structured and systematic
● All body system, mainly :

○ Cardiorespiratory

○ Neuromuscular
● Including bahaviour ec : smoking, alcohol, sleeping habit, anxiety level, drug &
medicine consumption (steroid, vitamin etc)
Blood Pressure in Children

Second task force on Blood Pressure control in children

Cleared for participation Not be cleared for participation (until further evaluation)

•Children with significant HTN • Children with severe HTN


•Adult with HTN stage I (140-159/90-99 • Adult with HTN stage II (> 159/99)
Female athlete triad
● When examining young women, be alert to signs and symptom of the
female athlete triad (a syndrome of disordered eating, amenorrhea and
osteopenia or osteoporosis)
● A study noted that nearly 6% of young female athletes met the criteria for
2 of 3 components of the triad, and as many as 20% had at least 1
Female athlete triad
● Health probelem in female athlete (marathon, gymnastic, martial art)
● Triad : anorexia, amenorhea dan osteoporosis

High volume of training


Body image

Body fat decrease (over


the lower limit)
Poor
nutrition/inta
ke
Hormonal disturbance

Amenorhea , osteoporosis
and multiple fracture
3
Laktat Threshold

Penggalih, 2020
Lactate Threshold
● Adalah upaya atau intensitas
maksimal yang dapat
dipertahankan seorang atlet
untuk waktu yang lama
dengan sedikit atau tanpa
peningkatan laktat dalam
darah.
● Peralihan dari sistem energi
aerobik yang dominan ke
sistem energi anaerobic
● Batas peningkatan lactate
threshold adalah 1mmol/L.
Lactate
Response
Aerobic
VS
Anaerobic
Apa yang terjadi ketika berolahraga melebihi lactate threshold?

● Asidosis (ion H +)
● Kontraksi otot tidak adekuat
● Kaki berat
● Kecepatan melambat
Lactate Threshold Trained VS Untrained

● Lactate threshold hubungannya dengan


konsumsi oksigen dipengaruhi oleh
tingkat pengkondisian.
● Sensitivitas terhadap latihan membuat
lactate threshold berguna untuk menilai
kebugaran aerobik dan efektifitas
program pelatihan.
● Atlet endurance yang terlatih cenderung
menunjukkan lactate threshold ketika
telah berolahraga pada kondisi 80%
atau lebih dari konsumsi oksigen
maksimal, sedangkan orang yang tidak
terlatih mengalami ambang laktat pada
intensitas yang jauh lebih rendah.
Onset of Blood Lactate Accumulation (OBLA)

● OBLA is the point at which lactate


begins to accumulate in the blood at
an accelerated rate.
● This is the point at which the body
can sustain a particular effort for
20-60 minutes on average and can
be a good guide to one’s
performance abilities.
Maximal Lactate Steady State
● Peningkatan Laktat akan stabil selama
kecepatan eliminasi laktat sejalan
dengan peningkatan produksinya.
● Kondisi ini disebut dengan maximal
lactate steady state (MLSS), dimana
kapasitas kerja tertinggi selama 30
menit tercapai tanpa adanya
peningkatan konsentrasi laktat.
● MLSS menggambarkan pengukuran
gold standar anaerobic threshold.
PENGUKURAN LACTATE THRESHOLD
● Lactate Pro
The gold standard for years was the Arkray Lactate Pro
● Lactate Pro 2
The Lactate Pro 2 replaced the Pro. It is almost twice as expensive as the Pro.
● Lactate Plus
The Lactate Plus, made by Nova Biomedical, has become the most logical replacement for the old
Pro. It is reasonably priced, and the test strips are cheaper than those that pair with other
monitors.
3 minute stages – adult
Short warm up
Easy walking/jogging < 10 menit protocol

Stage 1-2 mph Stage 2-3 mph Stage 3-4 mph Stage 4-5 mph
@ 3% grade @ 3% grade @ 3% grade @ 3% grade

Stage 7-6 mph Stage 6-6 mph Stage 5-6 mph


@ 7% grade @ 5% grade @ 3% grade

60 seconds of recovery between each stage to collect blood Test will continue until peak
sample and determine HR at end of stage and beginning of lactate has been reached
subsequent stage.
Note
 Sampel laktat saat latihan pemanasan memberikan gambaran tentang adaptasi aerobik
atlet.
 Jika terlihat penurunan laktat dari nilai 2 saat istirahat menjadi 1,7, lalu 1,5, lalu 1,3,
dan kemudian naik kembali ke 1,7 maka diketahui bahwa sistem aerobik atlet merespons
kebutuhan energi.
 Jika nilai laktat berubah dari 2 saat istirahat menjadi 2,3 lalu menjadi 2,7 dan menjadi
3,2 selama pemanasan, maka atlet memiliki Sindrom Kekurangan Aerobik.
4
Studi Kasus

Penggalih, 2020
Studi Kasus 1
Studi Kasus 2
Buku Series Gizi Olahraga
Thanks
Do you have any questions?
@mirza_penggalih
@firstsportnutrition

facebook.com/mirza.hapsari.9

mirza_hapsari@yahoo.com
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Penggalih, 2020

Anda mungkin juga menyukai