HASIL
dengan melihat data sekunder rekam medik pasien stroke iskemik rawat inap di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam kurun waktu Januari hingga Desember
Data yang diperoleh dari bagian rekam medic RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
tercatat sebanyak 341 pasien stroke iskemik yang rawat inap selama periode 1
tahun. Dari jumlah data yang tercatat tersebut, ternyata ada 366 pasien stroke
sebanyak 327 rekam medic pasien stroke iskemik yang memenuhi kriteria
Data yang terkumpul kemudian diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan
1
5.2 Hasil Analisis Univariat
karakteristik variabel yang diteliti. Data univariat ini terdiri atas umur, jenis
kelamin, suku, riwayat penyakit keluarga, tekanan darah, kadar gula darah
sewaktu, kolesterol total, kadar LDL, kadar HDL, indeks massa tubuh
Tahun 2015
persentase 42,8%.
2
5.2.4 Gambaran Faktor Risiko Stroke Iskemik yang Tidak Dapat
Dimodifikasi
Tabel 5.2 Gambaran Faktor Risiko Stroke Iskemik yang Tidak Dapat
2015
3
sebanyak 3 pasien (9%) berumur 5-11 tahun, 1 pasien (3%) berumur
dengan suku terbanyak yaitu Suku Bugis sebanyak 180 pasien dengan
lain-lain.
keluarga.
4
Tabel 5.3 Gambaran Faktor Risiko Stroke Iskemik yang Dapat
2015
(n) (%)
Tekanan Darah
Normal (sistolik < 120 dan diastolic < 80 28 8.6
mmHg)
Pre Hipertensi (sistolik 120 - 139 atau
37 11.3
diastolic 80-89 mmHg)
Hipertensi stage 1 (sistolik 140-159 atau
93 28.4
diastolic 90-99 mmHg)
Hipertensi stage 2 (sistolik > 159 dan
169 51.7
diastolic >99 mmHg)
Gula Darah Sewaktu
Bukan DM (< 90 mg/dl) 24 7.3
Belum pasti DM (90-199 mg/dl) 228 69.7
DM (≥200 mg/dl) 49 15.0
Missing 26 8
Kolesterol Total
Rendah (< 200 mg/dl) 57 17.4
Sedang (200-239 mg/dl) 17 5.2
Tinggi (> 239 mg/dl) 19 5.8
Missing 234 71.6
LDL
Optimal (< 100) 32 9.8
Mendekati optimal (100-129) 20 6.1
Batas tinggi (130-159) 11 3.4
Tinggi (160-189) 11 3.4
Sangat tinggi (> 189) 17 5.2
Missing 236 72.2
HDL
Tinggi (≥60 mg/dl) 2 0.6
Sedang (40-59 mg/dl) 29 8.9
Rendah (<40 mg/dl) 59 18
5
Missing 237 72.5
Indeks Massa Tubuh (BB/TB)
Kurang (< 18.50 kg/m2) 14 4.3
Normal (18.50-24.99 kg/m2) 71 21.7
Lebih (>24.50 kg/m2) 14 4.3
Indeks Massa Tubuh (LILA)
Underweight (<90%) 93 28.4
Normal (90-110%) 77 23.5
Overweight (110-120%) 9 2.8
Obesitas (>120%) 4 1.2
Riwayat Merokok
Merokok 51 15.6
Tidak merokok 77 23.5
Missing 199 60.9
Sumber : Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
pasien (69,7%) memiliki kadar gula darah yang tergolong belum pasti
6
sebanyak 49 pasien (15%), sedangkan yang tergolong bukan DM
7
memiliki kadar HDL sedang sebanyak 29 pasien (8,9%) dan yang
riwayat merokok
yaitu karakteristik sampel terhadap jenis kelamin pasien stroke iskemik RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2015. Uji Statistik yang digunakan adalah
8
value < 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna (signifikan). Jika p-
value > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kedua
5.3.1 Hubungan Faktor Risiko Stroke Iskemik yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Tabel 5.4 Hubungan Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi dengan
Jenis Kelamin Pada Pasien di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Tahun 2015
Jenis Kelamin
Variabel Laki-laki Perempuan p
n % n %
Umur
Kanak-Kanak (5-11 tahun) 2 1.10% 1 7%
Remaja Awal (12-16 tahun) 1 5% 0 0%
Remaja Akhir (17-25 tahun) 1 5% 0 0%
Masa dewasa awal < 36 tahun 3 1.60% 1 7%
1
Masa dewasa akhir (36-45 tahun) 10 5.30% 13 9.30%
Masa lansia awal (46-55 tahun) 45 24.10% 31 22.10%
Masa lansia akhir (56-65 tahun) 55 29.40% 50 35.70%
Masa manula 65 tahun ke atas 70 37.40% 50 35.70%
Suku
Suku Bugis 101 54.00% 79 56.40%
Suku Makassar 38 20.30% 24 17.10%
Suku Toraja 13 7.00% 12 8.60% 1
Suku Mandar 11 5.90% 6 4.30%
Suku Lain-Lain 24 12.80% 19 13.60%
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada riwayat 5 13.90% 2 8%
1
Tidak ada riwayat 31 86.10% 23 92.00%
9
Sumber : Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Berdasarkan hasil uji analisa bivariat antara variabel umur dengan jenis
kelamin didapatkan p = 1,000 lebih besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara umur dan jenis kelamin terhadap
proporsi suku dengan jenis kelamin menunjukkan bahwa Suku Bugis yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 101 pasien (54%), dan yang berjenis
bivariat antara variabel suku dengan jenis kelamin didapatkan p = 1,000 lebih
besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna
perempuan sebanyak 2 pasien (8%). hasil uji analisa bivariat antara variabel
10
besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna
antara riwayat penyakit keluarga dan jenis kelamin terhadap kejadian stroke
iskemik.
5.3.2 Hubungan Faktor Risiko Stroke Iskemik yang Dapat Dimodifikasi dengan
Jenis Kelamin
Tabel 5.5 Hubungan Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi dengan Jenis
Jenis Kelamin
Variabel Laki-laki Perempuan p
n % n %
Tekanan Darah
Normal (sistolik < 120 dan diastolic <
80 mmHg) 17 9.10% 13 9.30%
Pre Hipertensi (sistolik 120 - 139 atau 17.60
diastolic 80-89 mmHg) 33 % 27 19.30% 1
Hipertensi stage 1 (sistolik 140-159 31.00
atau diastolic 90-99 mmHg) 58 % 40 28.60%
Hipertensi stage 2 (sistolik > 159 dan 42.20
diastolic >99 mmHg) 79 % 60 42.90%
Gula Darah Sewaktu
Bukan DM (< 90 mg/dl) 15 8.70% 9 7.00%
1
Belum pasti DM (90-199 mg/dl) 130 75.1% 98 76.6%
DM (≥200 mg/dl) 28 16.2% 21 16.4%
Kolesterol Total
62.30
Rendah (< 200 mg/dl) 33 % 24 60.00%
18.90 1
Sedang (200-239 mg/dl) 10 % 7 17.50%
18.90
Tinggi (> 239 mg/dl) 10 % 9 22.50%
LDL 0.566
Optimal (< 100) 22 42.30 10 25.60%
11
%
17.30
Mendekati optimal (100-129) 9 % 11 28.20%
11.50
Batas tinggi (130-159) 6 % 5 12.80%
11.50
Tinggi (160-189) 6 % 5 12.80%
17.30
Sangat tinggi (> 189) 9 % 8 20.50%
HDL
Tinggi (≥60 mg/dl) 1 2.00% 1 2.60%
33.30 1
Sedang (40-59 mg/dl) 17 % 12 30.80%
64.70
Rendah (<40 mg/dl) 33 % 26 66.70%
Indeks Massa Tubuh (BB/TB)
25.00
Kurang (< 18.50 kg/m2) 9 % 5 7.90%
0.517
69.40
Normal (18.50-24.99 kg/m2) 25 % 46 73.00%
Lebih (>24.50 kg/m2) 2 5.60% 12 19.00%
Indeks Massa Tubuh (LILA)
Underweight (<90%) 48.10
51 % 42 54.50%
Normal (90-110%) 43.40 0.993
46 % 31 40.30%
Overweight (110-120%) 6 5.70% 3 3.90%
Obesitas (>120%) 3 2.80% 1 1.30%
Riwayat Merokok
Merokok 47 48.1% 4 5.3% 0.994
Tidak merokok 21 23.2% 56 73.8%
Sumber : Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
darah dengan jenis kelamin, proporsi tekanan darah dengan jenis kelamin
12
uji analisa bivariat antara variabel tekanan darah dengan jenis kelamin
didapatkan p = 1,000 lebih besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan bahwa
tidak ada hubungan bermakna antara tekanan darah dan jenis kelamin
Berdasarkan hasil uji analisa bivariat antara variabel kadar gula darah
sewaktu dengan jenis kelamin didapatkan p = 1,000 lebih besar dari α = 0,05
yang dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara kadar gula
Pada penelitian ini dari hasil uji analisa bivariat antara variabel
kolesterol total dengan jenis kelamin didapatkan p = 1,000 lebih besar dari α =
0,05 yang dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara kadar
antara variabel kadar LDL dengan jenis kelamin didapatkan p = 0,566 lebih
besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna
antara kadar LDL dan jenis kelamin terhadap kejadian stroke iskemik
Dari hasil uji analisa bivariat antara variabel kadar HDL dengan jenis
kelamin didapatkan p = 1,000 lebih besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara kadar LDL dan jenis kelamin
13
Hasil Uji Bivariat untuk variabel indeks massa tubuh dibagi menjadi
dua, yaitu berdasarkan BB/TB dan LILA. Dari hasil uji analisa bivariat antara
didapatkan p = 0,517 lebih besar dari α = 0,05 yang dapat diartikan bahwa
tidak ada hubungan bermakna antara indeks massa tubuh berdasarkan BB/TB
dan jenis kelamin terhadap kejadian stroke iskemik. Untuk vaiabel indeks
massa tubuh (LILA) dengan jenis kelamin didapatkan p = 0,993 lebih besar
dari α = 0,05 yang dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara
indeks massa tubuh berdasarkan LILA dan jenis kelamin terhadap kejadian
stroke iskemik
dengan jenis kelamin didapatkan p = 0,994 lebih besar dari α = 0,05 yang
dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara riwayat merokok
14
BAB 6
PEMBAHASAN
6.2.1 Umur
lebih banyak berada pada golongan manusia usia lanjut (manula). Dari
sekitar 120 pasien (36,7%) yang masuk dalam kategori manusia usia
lanjut (manula) 65 tahun keatas dan sisanya berada pada usia dibawah
dari 65 tahun. Penelitian ini didukung oleh Aini (2016) di RSUD Dr.
15
meningkat sesuai dengan peningkatan umurnya. Meningkat dua kali
lipat pada setiap dekade mulai dari usia 55 tahun (Soler dan Ruiz,
2010). Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kabi
dinyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dan jenis
terkait.
yang dilakukan oleh Rau dan Koto (2011) yang menunjukkan bahwa
16
Hasil yang sama juga dilakukan oleh Petrea et al (2009) yang
stroke iskemik rentang usia 45-84 tahun lebih sering terjadi pada laki-
2010).
6.2.3 Suku
orang berkulit hitam. Sekitar 2 kali lipat dibanding pasien lain nya.
kejadian stroke pada orang berkulit hitam 2,4 kali lebih tinggi
jenis kelamin didapatkan hasil bahwa pasien yang bersuku bugis dan
tentunya.
bahwa dari 327 pasien stroke iskemik yang menjadi sampel penelitian,
(16,5%) tidak ada riwayat penyakit stroke keluarga. Hal ini berbeda
pasien (46%). Penelitian yang sama juga menunjukkan hal serupa, dari
meningkatkan risiko stroke 3-4 kali lebih tinggi (Soler dan Ruiz,
tekanan darah dan jenis kelamin terhadap kejadian stroke iskemik (p-
value = 1,000). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sukmawati dkk di bangsal Neurologi RSUP Dr. Kariadi, pada hasil uji
Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Sofyan dkk (2012) di RSU
sesuai dengan teori dimana tekanan darah merupakan salah satu faktor
dkk (2014) pada pasien stroke rawat inap di RSUP Dr. Kandou
(16,2%). dari hasil uji bivariat antara kadar gula darah sewaktu dengan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara gula darah sewaktu
dengan jenis kelamin terhadap kejadian stroke iskemik. Hal ini sesuai
lebih kecil dibandingkan pasien stroke tanpa diabetes mellitus. hal ini
22
mellitus tidak banyak, artinya sebagian besar pasien mendapatkan
kategori tinggi lebih kecil nilainya yaitu 19 pasien (5,8%). Hasil yang
kejadian stroke iskemik (p-value = 1,000). Hal ini tidak sesuai dengan
hasil yang dicapai oleh Aini (2016) pada pasien stroke di RSUD Dr.
6.3.4 LDL
kolesterol total dan LDL serta kadar HDL yang rendah berhubungan
Hasil yang sama juga ditemukan oleh Hasibuan dkk (2015) yang
nilai p-value = 0,271 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang
terkhusus untuk daerah tertentu atau tidak universal dan tentu saja
faktor risiko lain seperti indeks masaa tubuh (IMT), tekana darah,
6.3.5 HDL
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa serum
sesuai dengan hasil yang dicapai oleh Azmi dkk (2011) pada pasien
rendah memiliki keparahan stroke yang besar dan luaran klinis yang
buruk. Setelah dilakukan uji Chi-Square antara kadar HDL dan jenis
dengan kejadian stroke iskemik dengan nilai p-value = 0,822. Hasil ini
dinilai dengan indeks barthel pada pasien stroke iskemik di RSUP Dr.
27
Seseorang dengan berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi
univariat diatas tentunya berbeda dengan teori yang ada selama ini
penyakit jantung (Soler dan Ruiz, 2010). Hal ini disebabkan oleh
cara untuk mengatasi berat badan yang berlebih yang dilakukan oleh
tidak ada hubungan antara obesitas dengan stroke dengan nilai p-value
Hasil yang sama juga diperoleh Pane (2014) pada penelitian nya yang
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Marisa (2014) pada pasien
p = 0,094. Hasil yang sesuai juga dilakukan oleh Deoke dkk (2012)
bahwa nilai p = 0,12 yang berarti tidak ada keterkaitan antara merokok
dengan kejadian stroke. Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil
30
faktor risiko biasanya akan mengurangi konsumsi rokok atau bahkan
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional sehingga hanya bisa
Penggunaan data rekam medik pasien stroke rawat inap memiliki berbagai
ada sebagian variabel yang tidak tercatat dan menyebabkan missing value.
Perolehan data dengan menggunakan data sekunder berupa status rekam medis
juga berpotensi untuk menyebabkan bias informasi dan sampel pada penelitian
Beberapa variabel juga dapat berubah dengan cepat seperti tekanan darah dan
gula darah, sehingga tidak dapat mengetahui hubungan temporal antara kadar
31
32