Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN TEKANAN DARAH, KOLESTEROL TOTAL

DAN TRIGLISERIDA TERHADAP PASIEN STEMI DAN


STEMI

Correlation of blood pressure, total cholesterol and trigliserides in STEMI


and NSTEMI patient.

Henandwita Fadilla Pravitasari, *Iin Novita Nurhidayati Mahmuda, *Safari Wahyu


Jatmiko, *Dodik Nursanto
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*
Dokter Pembimbing, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi: Dodik Nursanto, Alamat Email : dn229@gmail.com

ABSTRAK

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyebab kematian tertinggi


di dunia. Gaya hidup pada masyarakat telah menyebabkan timbulnya berbagai
masalah pada gizi masyarakat sehingga menimbulkan adanya hipertensi,
hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida akibat pola makan yang kurang baik
dan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya sindrom koroner
akut. Tujuan peneltian untuk mengetahui hubungan tekanan darah, kolesterol total
dan trigliserida terhadap pasien STEMI dan NSTEMI di RS. PKU Muhammadiyah
Surakarta. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan dilakukan di
bulan November 2019 di RS. PKU Muhammadiyah Surakarta. Subyek penelitian
sebesar 70 responden yang terbagi menjadi 35 pasien STEMI dan 35 pasien
NSTEMI dengan Teknik purposive sampling. Pengambilan data dengan
menggunakan rekam medis. Analisis data dengan menggunakan uji chi-square
dan regresi logistik. Hasil penelitian terhadap hubungan signifikan tekanan darah
(p=0,037 dan OR=3,352), kolesterol total (p=0,048 dan OR= 3,229) dan
trigliserida (p=0,034 dan OR=3,538) terhadap pasien STEMI dan NSTEMI. Hasil
analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan tekanan darah p=0,037,
kolesterol total p=0,048, trigliserida p=0,034. Kesimpulan pada analisis bivariat
dan multivariat yaitu terdapat hubungan signifikan.

Kata kunci : tekanan darah, kolesterol total, trigliserida, STEMI, NSTEMI.

ABSTRACT

Acute Coronary Syndrome (ACS) is the highest cause of death in the world.
Lifestyle in the community has caused various problems in the nutrition of the
community, causing hypertension, hypercholesterolemia and hypertriglycerides
due to poor diet and is one of the factors that causes acute coronary syndrome.
The purpose of this study was to determine the relationship of blood pressure,
total cholesterol and triglycerides on STEMI and NSTEMI patients in the hospital.
PKU Muhammadiyah Surakarta. The study design was cross sectional and was

243
carried out in November 2019 at the hospital. PKU Muhammadiyah Surakarta.
The research subjects were 70 respondents who were divided into 35 STEMI
patients and 35 NSTEMI patients with purposive sampling technique.
Retrieval of data using medical records. Data analysis using chi-square test and
logistic regression. The results of research on the significant relationship of blood
pressure (p = 0.037 and OR = 3.352), total cholesterol (p = 0.048 and OR =
3.229) and triglycerides (p = 0.034 and OR = 3.538) against STEMI and NSTEMI
patients. The results of multivariate analysis with logistic regression found blood
pressure p = 0.037, total cholesterol p = 0.048, triglycerides p = 0.034. The
conclusion in the bivariate and multivariate analysis is that there is a significant
relationship.

Keywords: blood pressure, total cholesterol, triglycerides, STEMI, NSTEMI

1. PENDAHULUAN miokardium dan UAP (Unstable

Penyakit jantung koroner Angina Pectoris) serta IMA (Infarct

termasuk salah satu penyakit Myocard Acute) diantaranya Non-ST

degeneratif yang menjadi masalah Elevation Myocardial Infarct

serius di dunia karena prevalensinya (NSTEMI) dan STEMI (ST

yang terus meningkat. Keadaan yang Elevation Myocardial Infarct)

mengkhawatirkan dari penyakit (Tumade, et al., 2016).

jantung koroner adalah pada fase Sindrom Koroner Akut (SKA)

akut atau disebut dengan sindrom merupakan penyebab kematian

koroner akut (Ariandiny, et al., tertinggi di dunia, Berdasarkan

2014). World Health Organization (WHO)

Sindrom Koroner Akut (SKA) pada tahun 2015 melaporkan

adalah salah satu penyakit tidak penyakit kardiovaskuler

menular dimana terjadi perubahan menyebabkan 17,5 juta kematian

patologis atau kelainan dalam atau sekitar 31% dari keseluruhan

dinding arteri koroner yang kematian secara global yang menjadi

menyebabkan terjadinya iskemik penyebab sindrom koroner akut

244
sebesar 7,4 juta. Penyakit ini penurunan fraksi lipid di dalam

diperkirakan akan mencapai 23,3 plasma darah disebut dislipidemia.

juta kematian pada tahun 2030 Dislipidemia memiliki hubungan

(Muhibbah, 2019). dengan terjadinya aterosklerosis

Peningkatan tekanan darah dan berujung pada SKA dikarenakan

sistemik merupakan salah satu faktor adanya kerusakan pada lapisan

risiko SKA. Secara fisiologis endotel pembuluh darah koroner

meningkatnya resistensi vaskuler (Ulinnuha, 2017).

terhadap pemompaan darah dari Menurut Penelitian

ventrikel kiri mengakibatkan kerja (Ramadhani, et al., 2016) bahwa

jantung khususnya ventrikel kiri Pasien STEMI dengan tekanan darah

bertambah sehingga ventrikel kiri sistolik 80 mmHg memiliki angka

hipertropi. Hipertrofi mengakibatkan kejadian mortalitas lebih tinggi

kebutuhan Oksigen Miokard dibandingkan pasien dengan tekanan

meningkat sehingga tekanan darah darah sistolik lebih dari 80 mmHg.

menjadi manifestasi klinis penting Sedangkan, Penelitian (Dhata, 2018)

dalam 24 jam pertama (Halimuddin, mengatakan bahwa tidak terdapat

2016). perbedaan bermakna antara nilai

Profil lipid penting sebagai rerata profil lipid (LDL, HDL) pada

data penunjang pada pasien jantung pasien NSTEMI dan STEMI. Namun,

yang meliputi kadar kolesterol total, Penelitian oleh (Budiman, 2015)

LDL, HDL, dan Trigliserida. menunjukan ada hubungan yang

Kelainan metabolisme lipid yang bermakna antara dislipidemia (p

ditandai dengan peningkatan maupun value = 0,0001), hipertensi (p value

245
= 0,003) dan diabetes melitus (p yang telah didiagnosis sebagai

value = 0,0001) dengan kejadian STEMI dan NSTEMI yang

infark miokard akut. menjalani rawat inap di RS. PKU

Berdasarkan data penelitian Muhammadiyah Surakarta. Waktu

diatas terdapat kontroversi maka penelitian adalah bulan November

disini memotivasi penulis untuk 2019. Sampel penelitian sebanyak 70

melakukan penelitian yang responden yang terbagi dalam 35

bertujuan untuk mengetahui adanya orang pasien STEMI dan 35 orang

hubungan tekanan darah, kolesterol pasien NSTEMI. Pengumpulan data

total dan trigliserida antara pasien penelitian menggunakan data rekam

STEMI dan pasien NSTEMI. medik pasien. Teknik analisis data

2. METODE menggunakan uji univariat, bivariat

Penelitian analitik menggunakan chi square dan

observasional dengan menggunakan multivariat menggunakan regresi

metode penelitian cross sectional. logistik.

Populasi penelitian adalah pasien

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

3.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Total


STEMI NSTEMI
Jenis Kelamin
Laki-laki 29 (51,7%) 27 (48,2%) 56 (100,0%)
Perempuan 6 (42,8%) 8 (57,1%) 14 (100,0%)

Umur
20-40 tahun 5 (71,4%) 2 (28,5%) 7 (100,0%)
41-60 tahun 9 (71,4%) 15 (62,5%) 24 (100,0%)
61-80 tahun 21 (53,8%) 18 (46,2%) 39(100,0%)

246
Tekanan Darah
Non Hipertensi 9 (29,0%) 22 (71,0%) 31 (100,0%)
Hipertensi 26 (66,7%) 13 (33,3%) 39 (100,0%)

Kolesterol Total
Normokolesterolemia 12 (31,6%) 26 (68,4%) 38 (100,0%)
Hiperkolesterolemia 23 (71,9%) 9 (28,1%) 32 (100,0%)

Trigliserida
Normotrigliserida 8 (28,8%) 23 (74,2%) 31 (100,0%)
Hipertrigliserida 27 (69,2%) 12 (30,8%) 39 (100,0%)

Tabel 1. Karakteristik Responden


3.1.2 Uji Bivariat Chi-square mengintrepetasikan bahwa tekanan

darah memiliki hubungan yang

signifikan terdapat pasien STEMI

dan NSTEMI. Selain itu, variabel

tekanan darah memiliki OR 4,889

yang berarti kelompok pasien

dengan hipertensi memiliki peluang

Grafik 1. Uji Bivariat Tekanan 4,889 kali risiko lebih besar untuk
Darah
mengalami STEMI daripada
Grafik 1. menunjukkan
kelompok pasien yang non hipertensi.
bahwa kelompok non hipertensi

sebagian besar mengalami NSTEMI

22 pasien (71,0%) sedangkan pasien

dengan hipertensi sebagian adalah

STEMI 26 pasien (66,7%). Dari

analisis chisquare didapatkan nilai p

= 0,002 (p<0,05) yang

247
Grafik 2. Uji Bivariat Kolesterol
Total

Grafik 2 menunjukkan bahwa

kelompok pasien dengan

normokolesterolemia lebih banyak

mengalami NSTEMI 26 pasien

(68,4%), sedangkan pasien

hiperkolesterolemia lebih banyak Grafik 3. Uji Bivariat Trigliserida

mengalami STEMI 23 pasien Grafik 3 menunjukkan bahwa

(71,9%). Dari analisis chi square kelompok pasien normotrigliserida

didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05) sebagian besar mengalami NSTEMI

yang mengintrepetasikan bahwa 23 pasien (74,2%). Sedangkan pada

kolesterol total memiliki hubungan pasien dengan hipertrigliserida

yang signifikan terdapat pasien sebagian besar mengalami STEMI 27

STEMI dan NSTEMI. Selain itu, pasien (69,2%). Dari analisis chi

variabel kolesterol total memiliki OR square didapatkan nilai p=0,000

5,537 yang berarti kelompok (p<0,05) yang mengintrepetasikan

pasien dengan normokolesterolemia bahwa kadar trigliserida memiliki

memiliki peluang 5,537 kali risiko hubungan yang signifikan terdapat

lebih tinggi dibandingkan dengan pasien STEMI dan NSTEMI. Selain

pasien hiperkolesterolemia untuk itu, variabel kadar trigliserida

mengalami STEMI. memiliki OR = 6,649 yang berarti

pasien dengan hipertrigliserida

memiliki peluang 6,649 kali risiko

248
lebih tinggi dibandingkan dengan (hipertensi) memiliki risiko 3,352

pasien normotrigliserida untuk lebih besar untuk STEMI

mengalami NSTEMI. dibandingkan dengan tekanan darah

3.1.3 Uji Multivariat Regresi normal (non hipertensi). Variabel

Logistik kolesterol total dengan nilai

koefisien regresi 1,172, p = 0,048

dengan OR = 3,229 artinya variabel

kolesterol total yang tinggi

(hikolesterolemia) memiliki risiko

3,229 lebih besar untuk STEMI

dibandingkan dengan kolesterol total

normal (normokolesterolemia).
Grafik 4. Uji Multivariat Regresi
Logistik Variabel trigliserida dengan nilai

Grafik 4 menunjukkan bahwa koefisien regresi 1,264, p = 0,034

variabel yang memiliki hubungan dengan OR = 3,538 artinya variabel


yang signifikan secara statistik trigliserida yang tinggi
terhadap terjadinya STEMI dan (hipertrigliserida) memiliki risiko
NSTEMI adalah tekanan darah, 3,538 lebih besar untuk STEMI
kolesterol total, dan trigliserida. dibandingkan dengan trigliserida
Variabel tekanan darah dengan normal (normotrigliserida). dengan
nilai koefisien regresi 1,210, p = pendekatan cross sectional dengan
0,037 dengan OR = 3,352 artinya cara mengobservasi variabel bebas
variabel tekanan darah yang tinggi dan variabel terikat pada satu waktu

249
untuk mengetahui hubungan antara dengan PJK (p=0,028), maka H0

kedua variabel tersebut, jumlah ditolak yang artinya terdapat

sampel 70 responden yang dipilih hubungan antara tekanan darah

dengan teknik purposive sampling. terhadap STEMI dan

Data diambil pada bulan November Dan jika dilihat dari OR

2019 pada pasien STEMI dan didapatkan variabel yang lebih

NSTEMI di RS. PKU berpengaruh terhadap pasien

Muhammadiyah Surakarta. STEMI dan NSTEMI berturut-turut

Grafik 1 menunjukkan hasil uji adalah trigliserida, tekanan darah

bivariat dengan menggunakan uji dan kolesterol total (OR = 3,538;

chi-square antara tekanan darah OR = 3,352; OR = 3,229).

terhadap STEMI dan NSTEMI. 3.2 Pembahasan

Hasil analisis bivariat antara Pada penelitian ini

tekanan darah dengan STEMI dan menggunakan rancangan penelitian

NSTEMI didapatkan nilai p=0,002, observasional analitik NSTEMI di

karena nilai p<0,05 maka terdapat Poliklinik Kardiologi RSUP Dr.

hubungan yang signifikan antara Mohammad Hoesin Palembang (Ira,

tekanan darah terhadap STEMI dan et al., 2014).

NSTEMI. Hasil ini sesuai dengan Hasil penelitian ini sejalan

penelitian yang dilakukan oleh Ira dengan teori yang menyatakan

Dwi Novriyanti (2014) bahwa hipertensi berpengaruh

menyebutkan bahwa terdapat terhadap kinerja jantung melalui

hubungan antara lama hipertensi meningkatnya beban jantung

250
sehingga menyebabkan hipertrofi mengalami penebalan dan kekakuan

ventrikel kiri dan mempercepat pada arteri. Kekakuan arteri

timbulnya aterosklerosis karena didefinisikan sebagai perubahan

tekanan darah yang tinggi dan diameter lumen atau dari luas

menetap akan menimbulkan trauma penampang selama setiap siklus

langsung terhadap dinding jantung, sebagai fungsi dari

pembuluh darah arteri koroner perubahan tekanan lebih satu siklus

sehingga memudahkan terjadinya jantung. Perubahan tekanan lebih

aterosklerosis koroner. Penyempitan dari satu siklus jantung adalah

pembuluh darah akan menyebabkan perbedaan antara Systolic Blood

aliran darah terhambat sehingga Pressure (SBP) dan Diastolic Blood

pasokan oksigen ke jantung menjadi Preasure (DBP) atau tekanan nadi.

berkurang. Kurangnya oksigen Diameter lumen berkurang karena

menyebabkan otot jantung menjadi kekakuan struktural dari pembuluh

lemah, nyeri dada, serangan jantung darah yang menyebabkan

bahkan kematian mendadak. Selain peningkatan kecepatan gelombang

itu, pengaruh lingkungan juga dapat denyut nadi. Sehingga menyebabkan

mengaktivasi system saraf simpatis peningkatan SBP dan penurunan

berupa katekolamin, norephinefrin. DBP. Hal tersebut disebabkan

Neurotransmitter akan meningkatkan penurunan suplai oksigen pada

denyut jantung dengan diikuti miokard. Kekakuan dan

kenaikan curah jantung sehingga vasokontriksi pada pembuluh darah

tekanan darah meningkat dan dapat menyebabkan aterosklerosis

251
(Rosendroff, 2010). Hipertensi Hasil penelitian ini sejalan dengan

kronis akan bermanifestasi terhadap penelitian yang dilakukan oleh

Sindrom Koroner Akut, yang Mercilia (2017) yaitu terdapat

membedakan antara STEMI dan hubungan bermakna antara rasio

NSTEMI adalah oklusi. Jika STEMI kadar kolesterol total terhadap HDL

ditandai adanya oklusi total pada dengan kejadian SKA di RSUP Prof.

seluruh lapisan miokardium dan Dr. D. Kandau Manado dengan nilai

pemeriksaan EKG tampak adanya p=0,026 (p<0,05) (Wenas, et al.,

elevasi segmen ST, sedangkan 2017). Pada penelitian yang

NSTEMI ditandai adanya oklusi dilakukan oleh Cicilia (2017) juga

sebagian pada lapisan miokardium menunjukkan bahwa terdapat

dan pemeriksaan EKG tampak hubungan antara riwayat lama

adanya delevasi segmen ST atau merokok dan kadar kolesterol total

tidak tampak adanya elevasi segmen dengan kejadian penyakit jantung

ST (Satoto, 2014). koroner di poliklinik jantung RSU

Grafik 2 menunjukkan hasil uji Pancaran Kasih GMIM Manado

bivariat dengan menggunakan uji dengan nilai p= 0,004 atau p value <

chi-square antara kolesterol total (0,05) (Malaeny, et al., 2017). Hal

terhadap STEMI dan NSTEMI. ini sejalan dengan teori yang

didapatkan nilai p=0,001 karena nilai menyatakan bahwa Kolesterol yang

p<0,05 maka terdapat hubungan tinggi akan menempel pada

yang signifikan antara kolesterol pembuluh darah dan mengakibatkan

total terhadap STEMI dan NSTEMI. terhambatnya aliran darah kejantung

252
dan terhambatnya oksigen yang ada Kailuan Beijing dengan nilai

dalam darah, dengan begitu jantung p=0,018 (p<0,05) (Jiao, et al., 2018).

akan kekurangan suplai darah dan Grafik 4 Menunjukkan regresi

O2 yang akan mengakibatkan cara logistik antara hubungan tekanan

kerja jantung terhambat dan darah, kolesterol total dan trigliserida

melemahnya otot-otot jantung terhadap STEMI dan NSTEMI.

sehingga terjadilah PJK (Bahri, Terdapat hubungan signifikan

2015). tekanan darah terhadap STEMI dan

Grafik 3 Menunjukan hasil uji NSTEMI dimana nilai p=0,037,

bivariat dengan menggunakan uji karena nilai p<0,05 dan nilai OR

chi-square antara trigliserida (exp.B) sebesar 3,352 sehingga

terhadap STEMI dan NSTEMI. Hasil pasien hipertensi akan berisiko

analisis bivariat antara trigliserida 3,352 kali dari pasien yang non

dengan STEMI dan NSTEMI hipertensi. Hasil ini sesuai dengan

didapatkan nilai p=0,000, karena penelitian yang dilakukan oleh Ira

nilai p<0,05 maka terdapat hubungan Dwi Novriyanti (2014) menyebutkan

yang signifikan antara trigliserida bahwa terdapat hubungan antara

terhadap STEMI dan NSTEMI. Hasil lama hipertensi dengan PJK

penelitian ini sejalan dengan (p=0,028) dan OR 2,957, maka H0

penelitian yang dilakukan oleh Zhen- ditolak yang artinya terdapat

Yu Jiao (2018) yaitu terdapat hubungan signifikan antara tekanan

hubungan bermakna antara darah terhadap STEMI dan NSTEMI

trigliserida dengan infark miokard di di Poliklinik Kardiologi RSUP Dr.

253
Mohammad Hoesin Palembang (Ira, normotrigliserida. Hal ini sesuai

et al., 2014). Selain itu terdapat dengan penelitian yang dilakukan

hubungan signifikan kolesterol total oleh Zhen-Yu Jiao (2018) yaitu

terhadap infark dimana nilai terdapat hubungan bermakna antara

p=0,048, karena nilai p<0,05 dan trigliserida dengan infark miokard di

nilai OR (exp B) 3,229 sehingga Kailuan Beijing dengan nilai

pasien hiperkolesterolemia berisiko p=0,018 (p<0,05) (Jiao, et al., 2018).

3,229 kali lebih besar daripada Hal ini sejalan dengan teori

normokolesterolemia. Hal ini sesuai bahwa Kandungan lemak berlebihan

dengan peanelitian oleh Mercilia dalam darah pada

(2017) yaitu terdapat hubungan hiperkolesterolemia dapat

bermakna antara rasio kadar menyebabkan penimbunan kolesterol

kolesterol total terhadap HDL pada dinding pembuluh darah

dengan kejadian SKA di RSUP Prof. sehingga pembuluh darah akan

Dr. D. Kandau Manado dengan nilai menyempit dan akibatnya tekanan

p=0,026 (p<0,05) (Wenas, et al., darah akan meningkat dan

2017). Terdapat hubungan yang terjadilah penyakit jantung koroner

signifikan antara trigliserida terhadap (Kumar, 2012).

infark dimana nilai p=0,034 karena 4. SIMPULAN DAN SARAN

nilai p<0,05 dan nilai OR(exp B) Kesimpulan penelitian ini

3,538 sehingga pasien adalah terdapat hubungan signifikan

hipertrigliserida berisiko 3,538 kali tekanan darah, kolesterol total dan

lebih besar daripada

254
terigliserida terhadap pasien STEMI Halimuddin, 2016. Tekanan Darah
dengan Kejadian Infark Pasien
dan NSTEMI. Acute Coronary Syndrome.
Universitas Syiah Kuala Banda
Saran untuk penelit i Aceh: Idea Nursing Journal. Vol7
(3), pp30-36. ISSN : 2087-2879
selanjutnya bisa menggunakan data
Ira, D., U, F. & Irwan, 2014. Pengaruh
Lama Hipertensi Terhadap
primer atau menggunakan metode Penyakit Jantung Koroner di
Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr.
penelitian lain dan dapat menelit i Mohammad Hoesin Palembang
2012. Universitas Sriwijaya:
variabel lain yang diduga faktor Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan,
Vol(1), pp. 55-60.
risiko terjadinya STEMI dan
Jiao, Z.-Y.et al., 2018. Correlation
NSTEMsehingga nantinya dapat of triglycerides with myocardial
infarction and analysis of risk
membantu menurunkan angka factors for myocardial infarction
in patients with elevated
kejadian STEMI dan NSTEMI. triglyceride. Vol 10(5), pp.
2551-2557.
DAFTAR PUSTAKA Kumar, P., 2012. Coronary Artery
Disease Clinical Medicin. Issue
Ariandiny, M., Afriwardi & Syafri, M., eight edition, pp. 723-724.
2014. Gambaran Tekanan Darah
pada Pasien Sindrom Koroner Malaeny, C. S., Katuuk, M. &
Akut di RS Khusus Jantung Onibala, F., 2017. Hubungan
Sumatera Barat tahun 2011- Riwayat Lama Merokok Dan
2012. Sumatera Barat: FK Kadar Kolesterol Total Dengan
Universitas Andalas. Kejadian Penyakit Jantung
Bahri, T., 2015. Penyakit Jantung Koroner Di Poliklinik Jantung
Koroner dan Hipertensi. Jakarta: Rsu Pancaran Kasih Gmim
Rineka Cipta. Budiman, R. S. Manado. Vol 5(1).
P. P., 2015. Hubungan Muhibbah, A. W., 2019. Karakteristik
Dislipidemia, Hipertensi, dan Pasien Sindrom Koroner Akut
Diabetes Melitus dengan kejadian pada pasien rawat inap ruang tulip
Infark Miokard Akut. Universitas di RSUD Ulin Banjarmasin. 1nd
Andalas: Jurnal Kesehatan ed. Universitas Lambung
Masyarakat Universitas Andalas. Mangkurat: Indonesian Journal for
Health Sciences.
Dhata, R. A., 2018. Perbedaan Profil
Lipid pada Penderita Infark Ramadhani, K., Wahid, A. & Hafifah, I.,
Miokard Tanpa Elevasi Segmen 2016. Gambaran Tekanan Darah
ST dan Dengan Elevasi Segmen Sistolik pada Kejadian Mortalitas
ST. Surakarta: Universitas Pasien STEMI di RSUD Ulin
Sebelas Maret. Banjarmasin.Vol 4 (III).

255
Banjarmasin: Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan.

Rosendroff, C., 2010. Ischemic Heart


Disease in Hypertension.
Braunwald's Heart Disease,
10th.pp. 253-255.

Satoto, H., 2014. Patofisiologi Penyakit


Jantung Koroner. Universitas
Diponegoro: Jurnal Anestesiologi
Indonesia, Volume IV.

Tumade, b., Jim, E. L. & Joseph, V.,


2016. Prevalensi sindrom
koroner akut di RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado periode 1
Januari 2014 – 31 Desember
2014. Manado: Jurnal e-clinic.

Ulinnuha, 2017. Perbedaan Rerata Profil


Lipid Pasien STEMI dan Non
STEMI di RSUD Kota Yogyakarta
tahun 2016. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Aisyiyah

Wenas, M. F., Jim, E. L. & Panda, A. L.,


2017. Hubungan antara Rasio
Kadar Kolesterol Total terhadap
High Density Lipoprotein (HDL)
dengan Kejadian Sindrom
Koroner Akut di RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado.Universitas
Sam Ratulanggi: Jurnal-e clinic
5(2).

256

Anda mungkin juga menyukai