Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

PEMASANGAN INFUS
DI IGD RUMAH SAKIT DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Kegawatdaruratan


Pembimbing Klinik : Andani Lubis, S.Kep.,Ners
Pembimbing Akademik : M. Syamsul Arif, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :
ALIFIA JAYA WANDIRA
P1337420921102

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
Identitas Pasien :
Nama : Tn. R
Umur : 65 Tahun
Tanggal Masuk : 26 Januari 2022
A. Pengertian
Intravena (IV) alias infus adalah sebuah metode pemberian obat yang dilakukan secara
langsung melalui pembuluh darah. Terapi ini biasanya menjadi pilihan terbaik jika
kondisi tubuh pasien sudah tidak memungkinkan minum obat secara oral (lewat mulut).
Tidak semua penyakit memerlukan pemasangan infus. Biasanya dokter
merekomendasikan pemasangan infus ketika seorang pasien mengalami kondisi darurat
medis yang mengharuskan obat masuk ke dalam tubuhnya secara cepat.
B. Indikasi
- Kebutuhan pemberian obat intravena
- Hidrasi intravena
- Transfusi darah atau komponen darah dan situasi lain di mana akses langsung ke
aliran darah diperlukan. Sebagai contoh :
a. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan untuk
pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh darah Intra Vena
b. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemid, digoxin)
c. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-menerus
melalui pembuluh darah Intra vena
d. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
e. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kepentingan
dgn injeksi intramuskuler.
f. Alat dan Bahan
- Standar infus
- Cairan infus sesuai kebutuhan
- IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
- Perlak
- Tourniquet
- Plester
- Guntung
- Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Kapal alkohol / Alkohol swab
g. Sistematika Prosedur
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama
pemasangan infus
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan
gantungkan pada standar infus
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
9. Pakai sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk secara satu arah dan sekali usap dengan
diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infus
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam
pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi keperawatan
22. Rapikan alat – alat
23. Mencuci tangan
24. Berpamitan dengan pasien
25. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
h. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
1. Prinsip memasang infus yaitu steril
2. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
3. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi
4. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
5. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
6. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
7. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus
perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
8. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan
memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu)
9. Gunakan alat-alat yang steril saat pemasangan, dan gunakan tehnik sterilisasi
dalam pemasangan infus
10. Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang infeksi, vena yang telah
rusak, vena pada daerah fleksi dan vena yang tidak stabil
11. Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus dengan tepat.
12. Penghitungan cairan yang sering digunakan adalah penghitungan millimeter
perjam (ml/h) dan penghitungan tetes permenit.

Anda mungkin juga menyukai