I. PENGANTAR
III. HASIL
Karakteristik demografi dari keduanya (wanita hamil dan wanita yang tidak hamil)
disajikan pada Tabel 1. Dalam kelompok umur di bawah 25 tahun, 62,6% hamil dan 45,2%
tidak hamil. Perbedaannya adalah signifikan secara statistik (nilai p <.0001). Perbedaan
antara wanita hamil dan yang tidak hamil dengan. Berkaitan dengan tempat tinggal,
pendidikan dan pekerjaan secara statistik tidak signifikan.
Wanita hamil lebih cenderung memiliki gigi karies dan gingivitis dibandingkan
dengan wanita yang tidak hamil. 61,5% wanita hamil memiliki karies gigi dibandingkan
dengan 44,8% wanita yang tidak hamil yang memiliki karies gigi. Perbedaannya secara
statistik signifikan (nilai p - 0001). Gingivitis terlihat pada 66,8% wanita hamil dan 52,6%
wanita tidak hamil. Sekali lagi hasilnya adalah signifikan secara statistik (nilai p - .0008)
(Tabel 2).
Gingivitis
Ya 177 (66.8) 142 (52.6) Chi sq 11.20
Tidak 88 (33.2) 128 (47.4) df 1
Nilai p : 0.0008
Pemukiman
Kota 55 (38.7) 51 (50.0) 60 (33.9) 46 (52.3)
Desa 108 (61.3) 51 (50.0s) 117 (66.1) 42 (47.7)
Pendidikan
Buta huruf 101 (61.9) 42 (38.1) 104 (58.8) 39 (44.3)
Terpelajar 62 (38.1) 60 (41.2) 73 (41.2) 49 (55.7)
Pekerjaan
Bekerja 57 (34.9) 43 (42.2) 54 (30.5) 46 (52.3)
Ibu Rumah Tangga 106 (65.1) 59 (57.8) 123 (69.5) 42 (47.7)
Prediktor karies gigi dan gingivitis berdasarkan analisis regresi logistik ditunjukkan
pada Tabel 4. Kami menemukan bahwa wanita hamil sekitar 2 kali lebih mungkin menderita
karies gigi (Odd ratio 1.97; 95% CI, 1,39 - 2,78, p = 0,0001) dan 1,81 kali lebih banyak
kemungkinan menderita radang gusi (ransum ganjil 1,81; 95% CI, 1,28 - 2,57; nilai p - .0008)
daripada wanita yang tidak hamil. Terjadinya karies gigi secara signifikan lebih tinggi pada
wanita hamil yang berusia di bawah 25 tahun usia (Odd ratio 1.82; 95% CI 1.09 - 3.03; nilai
p - .02), buta huruf (Odd ratio 2.33; 95% CI 1.40 - 3.86; nilai p - 001) dan penduduk daerah
pedesaan (Odd ratio 1.96; 95% CI 1,18 - 3,26; nilai p - 008). Tidak ada yang signifikan
perbedaan kejadian karies gigi pada ibu rumah tangga dan wanita yang bekerja (Odd ratio
1,36; 95% CI 0,82 - 2,25; nilai p - 0,2). Gingivitis 2,2 kali lebih banyak pada wanita hamil di
bawah 25 tahun (Odd ratio 2.22; 95% CI 1,31 - 3,75; p value - 0,004), wanita buta huruf
(Odd ratio 1,79; 95% CI 1,07 - 2,99; nilai p - 0,02), milik daerah pedesaan (Odd ratio 2.14;
95% CI 1.27 - 3,59; p value - 0,004) dan ibu rumah tangga (Odd ratio 2,49; 95% CI 1,47 -
4,22; nilai p - 0,015).
Tabel 4. Prediktor karies dan gingivitis dengan sampel wanita
Kelompok usia (tahun) 1 Reference 0.02 1.8 (1.09 1 Reference 0.004 2.22
> 25
– 3.03) (1.31 – 3.75)
≤ 25
Tabel 5. Asosiasi karies gigi dengan status kebersihan mulut, pengetahuan perawatan gigi, sikap, dan
perilaku pada wanita hamil
Tanpa Karies
Karies (n = 163) ORa p-value
Faktor (n =102) (95% CI)b
Pengetahuan
49 (30.1) 33 (32.4) 1
Baik Reference (0.65 – 1.9) 0.6
114 (69.9) 69 (67.6) 1.11
Buruk
Sikap
62 (38.0) 49 (48.0) 1
Baik Reference (0.91 – 2.49) 0.1
101 (62.0) 53 (52.0) 1.51
Buruk
Buruk
Tabel 6. Asosiasi gingivitis dengan status kebersihan mulut, pengetahuan perawatan gigi, sikap, dan
perilaku pada wanita hamil.
Pengetahuan
63 (35.6) 47 (53.4) 1 Reference
Baik 0.005
114 (64.4) 41 (46.6) 1.67 (1.01 to 2.75)
Buruk
Sikap
68 (38.8) 48 (54.5) 1 Reference
Baik 0.01
109 (61.2) 40 (45.5) 1.92 (1.15 – 3.22)
Buruk
Reference
Perilaku 72 (40.7) 51 1 0.008
(1.20 – 3.38)
Baik 105 (59.3) 37 (58.0) 2.01
Buruk (42.0)
IV. DISKUSI
Kami juga menginvestigasikan hubungan antara karies dan faktor – faktor resikonya.
Hasil dari studi terbaru mengungkapkan kejadian lebih tinggi pada karies gigi diantara wanita
rumah tangga (65,1%) daripada wanita pekerja (34,9%). Kejadian lebih tinggi pada karies
gigi juga terjadi diantara wanita yang buta huruf sebesar 61,9% daripada wanita yang
teredukasi atau berpendidikan. Tingginya angka karies pada masyarakat umum terutama pada
mereka yang status sosial ekonomi nya rendah disebabkan oleh buruknya oral hygiene atau
kesehatan dan kebersihan mulut, kurangnya kewaspadaan terhadap penyakit, rendahnya
konsumsi makan yang bergizi dan status keluarga. Temuan ini mirip dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sogi G. dan Baskar D.J. Terdapat bukti yang jelas dan kuat untuk hubungan
berkebalikan antara sosial ekonomi dan kejadian karies. Temuan yang sama juga dapat dilihat
pada kasus gingivitis, yang lebih umum terjadi pada wanita rumah tangga dan buta huruf
dengan persentase masing – masing sebesar 69,5% dan 58,8% yang juga sependapat dengan
temuan pada penelitian lainnya. Akses ke perawatan gigi berhungan langsung dengan tingkat
pendapatan. Wanita dengan ekonomi rendah mendapat perawatan kesehatan gigi yang sangat
kurang.
V. KESIMPULAN
Kesimpulannya, karies gigi dan gingivitis lebih umum terjadi di antara wanita hamil
daripada yang tidak hamil. Mereka yang memiliki status kebersihan mulut yang buruk,
pengetahuan yang tidak memadai tentang perawatan kesehatan gigi, dan praktek kebersihan
gigi yang buruk dua sampai tiga kali lebih berisiko terkena penyakit gigi tersebut. Kehamilan
adalah sebuah momen yang "dapat diajarkan" ketika wanita termotivasi untuk mengadopsi
perilaku yang sehat. Untuk wanita yang lebih rendah status sosial ekonomi, kehamilan
memberikan kesempatan yang unik untuk mendapatkan perawatan gigi. Karena itu, wanita
harus diberikan pelatihan dalam kebiasaan kebersihan mulut yang baik, dan program
kesadaran masyarakat yang seharusnya dilakukan dari waktu ke waktu untuk meningkatkan
kesadaran mereka mengenai kesehatan gigi.