Anda di halaman 1dari 5

NAMA : LITA OVIANA

NIP : 199410312020122016

TANGGAL : 15 APRIL 2021

TUGAS : WHOLE OG GOVERNMENT (WOG)

A. ISU TERKAIT WOG SECARA UMUM

PENDEKATAN WHOLE OF GOVERNMENT (WOG) DALAM KEBIJAKAN


JAMINAN KHUSUS (JAMKESUS) (STUDI IMPLEMENTASI PERGUB DIY NO
51 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENYELENGGARA JAMKESUS BAGI
PENYANDANG DISABILITAS DI DIY)

Jaminan Kesehatan Khusus (JAMKESUS) merupakan sebuah jaminan kesehatan satu-


satunya yang terdapat di DIY yang diperuntukan bagi penyandang disabilitas. Terdapat dua
paket manfaat dalam jaminan ini pertama paket pelayanan kesehatan dan kedua alat bantu
kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi JAMKESUS di
DIY dengan pendekatan Whole Of Government yaitu pendekatan yang mengembangkan
pemerintah yang solid dan terintegrasi untuk menjawab permasalahan fragmentasi pada sektor
publik dan pelayanan publik.
Aspek WOG yang memperngaruhi implementasi kebijakan adalah koordinasi, sharing
informasi, kapasitas organisasi, dan fleksibel organisasi. Temuan di lapangan menunjukan
bahwasannya implementasi kebijakan jaminan kesehatan khusus berdasarkan Pergub No 51
tahun 2013 di DIY belum efektif. Di sisi lain dampak yang tercapai baru sebatas dampak
langsung, sementara dampak menengah dan dampak jangka panjang belum tercapai. Di lihat dari
Whole Of Government penyebab belum efektif nya kebijakan ini, pertama dari sisi koordinasi,
pemerintah belum sampai pada ranah memahami fungsi instansi lain yang berhubungan dengan
fungsinya, Sebagai contoh jika pasien jamkesus ke Puskesmas lalu di rujuk kerumah sakit maka
puskesmas belum dapat bertanggung jawab membantu hingga urusan di rumah sakit selesai. Hal
ini menunjukan bahwasannya pemerintah belum mampu mengelola urusannya dengan struktur
tata kelola berjalur jamak. Kedua, keterbatasan kapasitas organisasi dalam hal ini dokter umum
khusus nya belum mampu melakukan pemeriksaan medis dasar yang berkaitan dengan dengan
spesialistik sehingga dalam ini dokter di tuntut untuk mengetahui fungsi lain yang berkaitan
dengan fungsinya. Selain itu belum semua dokter mengetahui bahasa isyarat juga merupakan
kendala di lapangan. Disisi lain dalam kaitannya dengan sharing data dan informasi yang masih
terjadi di lapangan adalah fragmentasi kepemilikan data dimana satu institusi hanya memiliki
satu data yang menjadi tugas dan tanggung jawab institusi tersebut. Ketiga, belum
terintegrasinya antar kebijakan sehingga yang berdampak jika difabel memiliki jaminan
kesehatan lain seperti jamkesda, jamkesos ataupun JKN perlu adanyanya rekomendasi tambahan
untuk mendapatkan jamkesus.

B. Identifikasi isu di Instasi terkait dengan kasus WOG


Whole Of Government (WOG) menurut United States Institusi of Peace (USIP) adalah
sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk
menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga di kenal sebagai kolaborasi, kerjasama antar
instansi, aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan.
Di instansi tempat saya bekerja yaitu RSUD Pakuhaji sudah menjalankan pendekatan Whole
Of Government (WOG) yaitu dengan menggunakan sistem rujuk dengan aplikasi SIJARIEMAS,
dengan aplikasi ini Puskesmas atau klinik akan memasukan data pasien barupa nama, alamat
diagnosa dan hasil pemeriksaan ke aplikasi sijariemas lalu mengirimkan data tersebut ke Rumah
sakit, sehingga pegawai rumah sakit sudah tahu bahwa akan ada pasien yang di rujuk ke rumah
sakit dan pegawai (perawat/bidan) akan mengkonfirmasi lewat aplikasi itu apakah fasilitas
ruangan dan dokter tersedia di rumah sakit, jika tersedia maka perawat/bidan akan meminta
pihak puskesmas atau klinik mengirim pasien dengan segera, dan jika fasilitas tidak tersedia
maka pihak rumah sakit akan meminta perujuk mengirim pasien ke rumah sakit lain yang
memiliki fasilitas yang di butuhkan.
Sejauh ini sistem rujuk menggunakan aplikasi sijariemas sudah berjalan dengan baik akan
tetapi masih ada kendala ang di temukan seperti (1.) Tidak taat nya perujuk menggunakan
aplikasi sijariemas, sehingga kadang-kadang perujuk langsung datang kerumah sakit tanpa
konfirmasi ke pihak rumah sakit yang mengakibatkan kurangnya kesiapan pada pegawai rumah
skait baik itu fasilitas ruangan ataupun dokter spesialis yang dibutuhkan. (2.) kurang nya
pengetahuan perujuk dalam menggunakan aplikasi, banyak di antara perujuk yang mengaku
belum tahu atau mengerti tentang aplikasi Sijariemas. (3.) kenjala jaringan internet, jaringan
internet juga merupakan kendala dalam menerapkan aplikasi ini seperti leletnya jaringan
sehingga kadang perujuk sudah mengirim data pasien akan tetapi belum sampai di aplikasi
sijariemas yang du rumah sakit, hal ini mengakibatkan keterlambatan perujuk dalam merujuk
pasien. (4) aplikasi sijariemas tidak selalu di aktifkan/dibuka oleh pegawai rumah sakit,
terkadang hal ini juga merupakan kendala dalam perujukan pasien, karena jika puskesmas sudah
mengirim data pasien yang akan di rujuk akan tetapi aplikasi sijariemas di rumah sakit tidak
diaktifkan/dibuka maka data pasien yang dikirim oleh puskesmas tidak akan masuk ke sijariemas
rumah sakit.

C. Identifikasi menggunakan APKL dan USG dan Cari Sebab Akibantnya dengan tool
Fishbone
1. Identifikasi Menggunakan APKL

FAKTOR
No ISU A P K L KETERANGAN

1 Tidak taat nya perujuk     Memenuhi syarat


menggunakan aplikasi
sijariemas.
2 kurang nya     Memenuhi syarat
pengetahuan perujuk
dalam menggunakan
aplikasi
3 kenjala jaringan     Memenuhi syarat
internet yang lelet
4 aplikasi sijariemas     Memenuhi syarat
tidak selalu di
aktifkan/dibuka oleh
pegawai rumah sakit

2. Tabel Teknik USG

NO ISU KRITERIA PRIORITAS


U S G
1 Tidak taat nya 3 3 3 9
perujuk
menggunakan
aplikasi sijariemas.
2 kurang nya 4 4 4 12
pengetahuan perujuk
dalam menggunakan
aplikasi
3 kendala jaringan 5 5 5 15
internet yang lelet
4 aplikasi sijariemas 3 3 3 9
tidak selalu di
aktifkan/dibuka oleh
pegawai rumah sakit
Ket : U : Urgency = Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk di
selesaikanberkaitan dengan dimensi waktu.

S : Seriousness = Mengacuh pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan akibat, bisa


menimbulkan masalah baru
G : Growth = Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk kalau tidak
diselesaikan

Menurut saya masalah paling prioritas adalah kendala jaringan internet yang lelet
karena jika jaringan internet yang lelet maka meskipun perujuk taat dan memeliki
pengetahun yang tinggi tebtang aplikasi sijari emas akan tetap berkendala karena aplikasi
tersebut menggunakan jaringan internet yang harus kuat, maka saran dari saya adalah
tingkatkan kualitas internet dan tingkatkan pengetahuan individu serta tumbuhkan rasa
komitmen yang kuat dalam ketaatan merujuk menggunakan aplikasi sijariemas, sehinnga
pasien dapat ditangani dengan baik, cepat dan tepat.

3. Tool Fishbone

kurang nya
pengetahuan Tidak taat
perujuk nya perujuk

banyak perujuk yg Perujuk langsung


blm tahu aps datang ke RS tanpa
sijariemas konfirmasi

Keterlambatan
merujuk pasien ke
Jaringan yg lelet jg rumah sakit
Pegawai RS yg tdk slalu
menjadi kendala dlm menggunakan
membuka aplikasi
merujuk aplikasi sijariemas
m

aplikasi kendala
sijariemas tidak jaringan
selalu di internet
aktifkan/dibuka

Anda mungkin juga menyukai