Anda di halaman 1dari 3

Isu Aktual di RSUP dr.

Rivai Abdullah Palembang Terkait WOG dan Pelayanan Publik


1. Identifikasi dan Deskripsi Isu Berdasarkan Data dan Fakta yang Relevan
Ada beberapa isu yang dapat ditemukan di RSUP dr. Rivai Abdullah Palembang terkait
materi pelatihan WOG dan Pelayanan Publik yaitu diantaranya :
a. Pendayagunaan Whistleblowing Systems (WBS) yang belum diketahui oleh seluruh
pegawai dan masyarakat (WOG).
WBS atau Whistleblowing Systems merupakan media yang digunakan untuk pelaporan
dugaan tindak pidana korupsi. WBS ini merupakan bentuk kerjasama antar sektor KPK
dengan semua lembaga kementerian juga beberapa perusahaan BUMN. Pada kolom
pelaporan di website RSUP dr. Rivai Abdullah, juga tersedia pelaporan WBS ini. Namun,
pada kenyataannya setelah menanyakan kepada beberapa pegawai dan masyarakat
mengenai WBS, ternyata tidak semua pegawai dan masyarakat mengenal Whistleblowing
Systems ini.

b. Aplikasi Siponek yang kurang dimanfaatkan (WOG).


Aplikasi Siponek atau Sistem Informasi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif merupakan suatu aplikasi berbasis android dan web mobile yang
dipergunakan untuk memudahkan proses rujukan dan konsultasi kasus PONEK antara
tenaga kesehatan perujuk (dari FKTP 1) dengan dokter jaga IGD dan DPJP RSUP dr.
Rivai Abdullah. Namun walaupun sudah disosialisasikan, pemanfaatannya masih kurang.
c. Pelayanan terhadap pasien yang terkadang dikeluhkan karena pasien/keluarga pasien
harus menunggu lama di IGD (Pelayanan Publik).
Pasien yang berobat ke IGD dan akan rawat inap, terkadang mengeluhkan harus
menunggu lama di IGD sebelum pindah ke kamar di bangsal rawat inap. Padahal
peraturannya untuk pasien dari IGD yang akan dirawat inap atau pindah ke bangsal, tidak
boleh melebihi 6 jam waktu tunggunya di IGD. Hal ini menyebabkan pasien merasa
kurang puas.
d. Obat-obatan dan fasilitas yang kurang lengkap di IGD (Pelayanan Publik).
Kelengkapan sarana dan prasarana menjadi salah satu prinsip dalam pelayanan publik.
Obat-obatan tertentu yang tidak tersedia atau terkadang stoknya sedang kosong,
mengakibatkan pasien terpaksa menebus resep di luar. Fasilitas untuk pemeriksaan dan
penanganan kasus Mata dan THT juga masih kurang, sehingga pasien tidak bisa dilayani
di IGD, dan diarahkan ke RS lain atau langsung ke praktek dokter spesialis (terutama saat
malam hari saat poli rawat jalan sudah tutup).

2. Dampak yang Ditimbulkan Isu


Tidak dimanfaatkannya WBS karena kurang tahunya pegawai dan masyarakat dapat
menyebabkan tindakan yang diduga tindak pidana korupsi tidak terlaporkan. Padahal sistem WBS ini
menjamin kerahasiaan informasi pelapor. Sehingga diharapkan masyarakat untuk tidak takut dan
berpartisipasi aktif dalam upaya pemberantasan korupsi. Pihak yang dirugikan disini tentu RS dan
masyarakat sebagai pengguna layanan apabila budaya korupsi tetap berkembang.
Akibat dari pemanfaatan aplikasi Siponek yang kurang, seringkali bidan/ tenaga kesehatan
dari FKTP 1, langsung saja mengantarkan pasien PONEK ke IGD, bahkan ada yang langsung
mengarahkan pasien untuk langsung ke IGD tanpa bidan turut serta menemani. Padahal dengan
perujukan melalui aplikasi Siponek, diharapkan dokter jaga yang menerima dapat mengarahkan bidan
terlebih dahulu untuk melakukan pertolongan pertama demi keselamatan ibu hamil dan calon bayinya
serta dokter jaga juga dapat mempersiapkan respon terbaik sambil menunggu pasien tersebut datang
ke IGD. Pihak yang dirugikan dalam hal ini tentu pasien dan keluarga, bidan terkait kinerjanya, serta
dokter jaga yang menerima pasien.
Jika pasien/keluarga pasien harus menunggu lama di IGD serta sarana dan prasarana yng
tidak lengkap untuk pelayanan, tentu akan membuat kepuasaan mereka menurun terhadap pelayanan
RS. Pihak yang dirugikan disini adalah masyarakat sebagai pengguna layanan dan RS karena
kunjungan pasien yang berkurang.

3. Analisis Isu
Teknik analisis isu yang digunakan adalah teknik USG, apa itu USG? Urgency, Seriousness,
Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan
skala nilai 1 – 5. Urgency artinya seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi (1= tidak mendesak, 2= kurang mendesak, 3 = cukup mendesak, 4 = mendesak,
5= sangat mendesak). Seriousness artinya seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan (1= tidak
serius untuk dibahas, 2= kurang serius, 3 = cukup serius, 4 = serius, 5= sangat serius). Growth artinya
seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan
masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan (1= tidak memburuk, 2= kurang
memburuk, 3 = cukup memburuk, 4 = memburuk, 5= sangat memburuk).

No. Isu U S G Total Skor Prioritas


1. Pendayagunaan Whistleblowing Systems (WBS) yang belum 2 3 3 8 4
diketahui oleh seluruh pegawai dan masyarakat (WOG).
2. Aplikasi Siponek yang kurang dimanfaatkan (WOG). 2 4 4 10 2
3. Pelayanan terhadap pasien yang terkadang dikeluhkan karena 3 4 4 11 1
pasien/keluarga pasien harus menunggu lama di IGD (PP).
4. Obat-obatan dan fasilitas yang kurang lengkap di IGD (PP). 2 4 3 9 3

Jadi, yang menjadi prioritas adalah isu ke-3 yaitu Pelayanan terhadap pasien yang terkadang
dikeluhkan karena pasien/keluarga pasien harus menunggu lama di IGD (PP). Namun untuk mata
pelatihan WOG secara khusus, yang menjadi prioritas adalah isu ke-2 yaitu Aplikasi Siponek yang
kurang dimanfaatkan (WOG).

Anda mungkin juga menyukai