Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU LATSAR CPNS PROV.

SUMSEL TAHUN 2021


ANGKATAN LXXI
29 SEPTEMBER 2021

Nama : dr. Devuandre Naziat


Kelompok :1
NDH :4

A. Pelayanan Publik

1. Belum optimalnya pengelolaan pasien di IGD


Triase adalah proses khusus memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya penyakit,
menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi. artinya memilih
berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup. Triase/Triage merupakan suatu
sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam
jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk dirawat atau dievakuasi ke fasilitas
kesehatan. Saat ini sistem triase di IGD RSUD Siti Fatimah masih belum optimal karena
masih banyak tenaga kesehatan yang belum berpengalaman atau mendapat pelatihan atau
pengetahuan yang memadai mengenai sistem triase.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Menyebabkan pasien ditempatkan di tempat yang tidak sesuai dengan kondisinya,
dapat menyebabkan overtreatment atau undertreatment.
- Dapat menyebabkan terlambatnya pelayanan pada pasien yang membutuhkan.
- Menyebabkan komplain dari pasien.

Pihak yang mengalami dampak


- Pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.

2. Belum optimalnya SOP Death on Arrival di IGD


Death on Arrival (DOA) adalah suatu kondisi dimana pasien sudah dalam keadaan
meninggal saat datang ke rumah sakit. Saat ini masih banyak tenaga Kesehatan di IGD
RSUD Siti Fatimah yang belum mengerti mengenai manajemen pelayanan pasien DOA.
Dampak jika isu tidak diselesaikan
- Dapat menyebabkan kesalahpahaman dari pihak pasien atau mungkin gugatan hukum
atau sanksi etik pada tenaga kesehatan.

Pihak yang mengalami dampak


- Tenaga kesehatan dapat menerima komplain atau gugatan hukum jika melakukan
tindakan tidak sesuai prosedur.

3. Belum optimalnya pengetahuan keluarga pasien terhadap pencegahan penyakit


menular khususnya Covid-19 di IGD RSUD Siti Fatimah Prov. Sumsel
Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah suatu upaya yang bertujuan untuk mencegah
penularan penyakit infeksi di antara pasien, petugas, keluarga, dan pengunjung. Saat ini
penyebaran covid-19 menjadi hal yang sangat ditakuti. Dibutuhkan pengetahuan yang
memadai mengenai cara pencegahan penyakit menular melalui pemakaian masker, jaga
jarak dan hand hygiene. Saat ini masih masih banyak keluarga pasien yang tidak
menerapkan hal – hal tersebut.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Menyebarnya penyakit menular di antara pasien atau pegawai rumah sakit

Pihak yang mengalami dampak


- Pasien dan pegawai rumah sakit.

B. Whole of Government

1. Kurangnya kesiapsiagaan kelengkapan trolley emergency.


Emergency trolley adalah trolley yang berisi peralatan dan obat-obatan untuk
keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara
mendadak dan tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat segera menyebabkan
kematian atau menimbulkan kesehatan jangka panjang sehingga diperlukan
intervensi segera atau tindakan resusitasi. Ketidaklengkapan trolley emergency
membuat tindakan life savings terganggu ketika sewaktu-waktu membutuhkan obat-
obat atau tindakan tertentu.
Dampak jika isu tidak diselesaikan
- Dapat menyebabkan terlambatnya penanganan pada pasien dengan kondisi
gawat darurat.
- Dapat menyebabkan komplain atau bahkan gugatan hukum dari pasien.

Pihak yang mengalami dampak


- Pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.

2. Kurangnya kelengkapan alat perawatan luka.


Alat perawatan luka seperti kassa, betadine, NaCl 0,9%, plester luka, alat bedah
minor, adalah hal penting yang harus selalu siap setiap saat di IGD. Saat melakukan
perawatan luka di IGD, seringkali sulit menemukan perlengkapan seperti yang
disebutkan di atas sehingga pelayanan menjadi terhambat.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Dapat menyebabkan terlambatnya penanganan pada pasien dengan kondisi
yang memerlukan perawatan luka segera.

Pihak yang mengalami dampak


- Pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.
- Tenaga kesehatan dapat menerima komplain dari pasien.

3. Kurangnya kesiapan stok obat di Instalasi Farmasi


Kesediaan obat menjadi hal yang sangat penting dalam pelayanan sebuah rumah
sakit. Di RSUD Siti Fatimah, sering terjadi kehabisan stok obat penting yang
menyebabkan terhambatnya pelayanan rumah sakit.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Dapat menyebabkan terlambatnya pemberian terapi pada pasien

Pihak yang mengalami dampak


- Pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.
- Tenaga kesehatan dapat menerima komplain dari pasien.
C. Manajemen ASN

1. Kurangnya kelengkapan pengisian rekam medis dalam waktu 24 jam pelayanan


IGD
Rekam medis pasien sebaiknya terisi lengkap kurang dari 24 jam setelah selesai
pelayanan. Di RSUD Siti Fatimah sering ditemui berkas rekam medis yang belum
terisi lengkap bahkan hingga lebih dari 24 jam. Hal ini mungkin disebabkan oleh
rekam medis yang terlalu banyak atau terlalu rumit. Kurang lengkapnya pengisian
data di rekam medis atau lembar persetujuan tindakan seperti identitas pasien, jam
kunjungan serta waktu catatan medis dokter dan perawat yang dituliskan dapat
menyebabkan turunnya kualitas pendataan dan pelayanan.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Terlambatnya administrasi rumah sakit seperti pengklaiman BPJS dll.
- Apabila dibiarkan berlarut – larut dapat menjadi kebiasaan buruk.

Pihak yang mengalami dampak


- Pihak administrasi rumah sakit.

2. Belum optimalnya serah terima pasien (handover) antar dokter dalam


melakukan tugas jaga di RSUD Siti Fatimah
Handover adalah proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk
memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang
lain, termasuk dokter jaga IGD, dokter ruangan, asisten dokter ataupun perawat. Di
RSUD Siti Fatimah, pelaksanaan serah terima pasien antar dokter belum dilakukan
secara optimal. Belum adanya kejelasan prosedur berupa standar prosedur operasional
(SPO) dalam pelaksanaan serah terima pasien antar dokter menjadi salah satu
penyebab isu tersebut.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Kesinambungan pelayanan pada pasien tidak berjalan dengan baik.
- Mistreatment dalam pelayanan pasien.
Pihak yang mengalami dampak
- Pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.

3. Lamanya waktu pindah pasien dari IGD ke ruang rawat inap di RSUD Siti
Fatimah
Pelayanan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan di dalam pelayanan IGD. Lamanya
waktu pindah pasien dari IGD ke ruang rawat inap akan memberi kesan buruknya
pelayanan rumah sakit. Terlambatnya waktu pindah pasien dari IGD ke ruang rawat
inap disebabkan oleh penyebab yang multifaktorial.

Dampak jika isu tidak diselesaikan


- Memberi kesan buruknya pelayanan rumah sakit.
- Menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien apabila terlalu lama di IGD.

Pihak yang mengalami dampak


- Pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai