Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PERMASALAHAN YANG ADA DILINGKUNGAN

PEKERJAAN

MATA KULIAH
KEPEMIMPINAN DAN BERPIKIR KESEHATAN
MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

Dr. Hj. Linda Novianti

Nyanyu Ela Eliza S.Kep Ners

dr. Dina Riana

dr. Merry Iriani

dr. Dwi Yuliani

dr. Siti Anisah Maulidia

dr. Maryamah

Desti Emil Dahlia, SKM

DOSEN:

Dr. Syntia Rahutami, ST, M.Si


Instansi Rumah Sakit

Permasalahan

1. Sarana dan prasarana alat kesehatan yang kurang seperti regulator oksigen
2. Terhambatnya pelayanan di IGD karena pelayanan rekam medis masih manual.
3. Tarif pelayanan pasien umum yang sudah lama tidak sesuai lagi dengan harga
bahan habis pakai

Penyelesaian:

1. Melakukan koordinasi kepada pihak manajamen dengan membuat telaah staf


permintaan alat kesehatan (regulator oksigen). Hasil : telaah staf permintaan
sudah diajukan tapi belum ada realisasi, regulator oksigen masih kurang.
2. Mengajukan pelayanan dengan bersistem rekam medis elektronik, melakukan
koordinasi dengan manajamen terkait hal tersebut agar pelayanan berjalan lancar
dan tersistem.
3. Melakukan koordinasi dengan pihak manajemen terkait tarif pelayanan yang
sesuai dengan keadaan harga sekarang. Hal ini sudah lama dirapatkan tapi belum
ada hasil keputusan mengenai tarif yang baru.

Instansi Puskesmas

Permasalahan

1. Siring dengan kemajuan zaman maka pekerjaan yang dilakukan harus mengikuti
kemajuan teknologi sehingga mau tidak mau semua pegawai harus mau dan
mampu untuk menerapkan teknologi pada pekerjaan baik itu dalam pelaksanaan
maupun pelaporan yang sudah beralih ke dalam bentuk aplikasi (online) dan
offline. Adapun permasalahan di instansi kami adalah dimana ada banyak
pegawai yang senior tidak bisa mengoperasikan computer/aplikasi baik secara
online maupun offline sehingga keadaan tersebut sangat menghambat jalannya
pekerjaan pada suatu unit kerja. Ditambah lagi dengan lokasi unit kerja kami
yang berada jauh dari pusat kota.
Penyelesaian

1. Untuk kelancaran pekerjaan di unit kerja maka, setiap pegawai senior terutama
pemegang program yang tidak bisa mengoperasikan computer ataupun aplikasi
baik itu online maupun offline diberikan operator yang diambil dari pegawai
sukarela yang bisa mengoperasikan teknologi.

Instansi Rumah Sakit

Permasalahan

1. Kurangnya kepatuhan petugas medis dan non medis dalam melakukan


kebersihan tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
2. Tercampurnya sampah infeksi ke dalam sampah non infeksi dalam pembuangan
akhir ke TPA.
3. Ruang Isolasi TB sudah ada tapi belum memenuhi syarat berdasarkan Permenkes
No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam HAIs transmisi kontak, droplet dan airbone

Penyelesaian:

1. Melakukan In House Training terhadap karyawan RS baik itu petugas medis atau
pun non medis terkait masalah Kewaspadaan Isolasi termasuk didalamnya
tentang Hand Hygiene. Untuk melakukan In House Training ini dari Komite PPI
bekerjasama dengan bagian Diklat RS
2. Melakukan sosialisasi kembali kepada pihak ketiga tentang penanganan dalam
memilah limbah infeksi dan non infeksi dengan bekerjasama kepada pimpinan
pihak ketiga.
3. Komite PPI melakukan koordinasi dengan Direktur, bagian keperawatan dan
pihak manajemen terkait ruangan Isolasi TB dengan memberikan rekomendasi
sesuai dengan Permenkes No. 27 tahun 2017, tentang persyaratan dalam ruang
isolasi :
 Adanya Hepafilter ( penyaring udara )
 Ekshouse pan ( alat untuk mengeluarkan udara dari dalam keluar )
 Magnahelik (alat penentu negatif/positif dalam tekanan udara)
 Magnometer ( alat pengukur kecepatan udara dalam ACH)
 Ventilasi 100% untuk jendela apabila isolasi negative
 Anteroom ( ruang perantara sebelum petugas masuk ke kamar pasien )
 Penggunaan alat pelindung diri (APD) lengkap dalam setiap aktifitas di
ruang isolasi

Agar ruang isolasi TB bisa digunakan, Komite PPI merekomendasikan untuk


memprioritaskan diadakannya terlebih dahulu fasilitas hepafilter, ekshouse pan
dan anteroom.

Permasalahan

1. Sarana dan prasarana alat kesehatan yang kurang seperti regulator oksigen
2. Terhambatnya pelayanan di IGD karena pelayanan rekam medis masih manual.
3. Tarif pelayanan pasien umum yang sudah lama tidak sesuai lagi dengan harga
bahan habis pakai

Penyelesaian:

1. Melakukan koordinasi kepada pihak manajamen dengan membuat telaah staf


permintaan alat kesehatan (regulator oksigen). Hasil : telaah staf permintaan
sudah diajukan tapi belum ada realisasi, regulator oksigen masih kurang.
2. Mengajukan pelayanan dengan bersistem rekam medis elektronik, melakukan
koordinasi dengan manajamen terkait hal tersebut agar pelayanan berjalan lancar
dan tersistem.
3. Melakukan koordinasi dengan pihak manajemen terkait tarif pelayanan yang
sesuai dengan keadaan harga sekarang. Hal ini sudah lama dirapatkan tapi belum
ada hasil keputusan mengenai tarif yang baru.

Instansi UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat

Permasalahan yang dhadapi :

1. Masalah Sarana dan Prasarana serta alat kesehatan yang belum terpenuhi
2. Pendanaan kegiatan dan kebutuhan instansi hanya berasal dari dana APBD dan
alokasi minimal
3. Belum teregistrasi balai kesehatan masyarakat di portal registrasi Kemenkes
4. Sumber daya manusia juga masih kurang

Penyelesaian

1. Melakukan koordinasi dan pendekatan kedinas kesehatan dan ke DPRD untuk


pemenuhan sarpras dan alkes secara bertahap mulai dari perencanaan dan
pengadaanny. Hasil : telah bertahap mulai dipenuhi permintaan. Sarpras dan alat
kesehatan walo masih kurang dari standar minimal pemenuhan dan akan terus diminta
pemenuhannya
2. Memanfaatkan dana yang di dapat semaksimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan
instansi tempat bekerja dan untuk pendanaan pelaksaaan kegiatan baik di dalam dan
di luar gedung serta terus berkoordinasi untuk mendapatkan support lebih dari dinas
kesehatan terutama pendanaan dari APBD untuk intansi agar dapat ditambah naikkan
pertahunnya. Hasil: masih belum sesuai dengan pengajuan dari balai kesehatan
pertahunnya
3. Melakukan koordinasi mulai dari tingkat daerah,provinsi dan pusat terkait regulasi
belum teregistrasi balai kesehatan masyarakat di portal kemenkes serta trus
memfollow up dan meminta pendapat dari inspektorat dan DPRD. Hasil : dalam
proses peralihan fungsi balai kesehatan menjadi Puskesmas
4. Melakukan pendataan SISDMK dan mengajukan permintaan tertulis ke dinas
kesehatan hasil : masih menunggu jawaban dan pemenuhan dari SISDMK

Instansi Dinas Kesehatan

Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Public safety Center yang selanjutnya disebut
PSC 119 adalah pusat pelayanan yang menjamin akses masyarakat dalam hal-hal yang
berhubungan dengan kegawatdaruratan medis yang berada di Kota Palembang, dan
merupakan ujung tombak pemberi pelayanan untuk mendapatkan respon cepat dan tepat
selama 24 jam secara terus menerus kepada masyarakat yang membutuhkan.

PSC 119 berfungsi sebagai penerima laporan adanya kejadian kegawatdaruratan,


memberi bantuan terhadap kejadian gawat darurat prafasilitas pelayanan kesehatan
melalui panduan pertolongan pertama, mengirimkan tim bantuan medis, evakuasi atau
transportasi penderita ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegawatdaruratan yang dilayani adalah kejadian gawat darurat medis sehari-hari,
seperti kecelakaan lalu lintas, kegawatdaruratan ibu dan anak, kejadian sakit mendadak
yang menimpa masyarakat seperti serangan jantung/serebrocardiovaskuler dan berbagai
macam trauma, kondisi kritis, keluhan medis, nyeri dan lain sebagainya.

Selain itu, terdapat Tim P3K di dalam susunan keanggotaan tim PSC 119 Kota
Palembang. Tim P3K ini berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan lapangan, baik
sebagai petugas kesehatan bakti sosial (pengobatan massal), khitanan massal atau sebagai
tim P3K pada kegiatan even olahraga, pagelaran musik, budaya dan lain- lain baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palembang maupun dari pihak swasta.

Permasalahan

1. Petugas kesehatan datang terlambat pada saat kegiatan (event olahraga, bakti sosial
atau kegiatan Insidentil P3K lainnya.
2. Petugas kesehatan merasa tidak adil karena yg bertugas pada kegiatan tertentu hanya
orang itu saja

Penyelesaian

1. Satu hari sebelum kegiatan mengingatkan kembali pada Tim yang bertugas untuk
datang tepat waktu
2. Memberi pengertian kepada petugas kesehatan lain bahwa petugas kesehatan yang
selalu ikut kegiatan karena memiliki keterampilan atau mengganti petugas kesehatan
yang biasa ikut serta dengan petugas lainnya yang memiliki keterampilan yang sama.

Hasil

1. Petugas kesehatan datang tepat waktu


2. Petugas kesehatan mengerti dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing
petugas

Anda mungkin juga menyukai