Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 2014 tentang ASN, Aparatur
Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pada pasal 10 UU ASN No. 5 Tahun 2014, ASN memiliki tiga peran utama,
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa.
Sebagai ASN yang bekerja di sektor kesehatan, yaitu sebagai seorang
dokter gigi, sudah seharusnya memegang teguh nilai-nilai dasar ASN ketika
menjalankan tugas. Dokter gigi sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu
mewujudkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal bagi masyarakat.
Sebagai ASN, dokter gigi juga diharapkan mampu mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA).
Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 1740/MENKES/SKB/XII/2003 Nomor 54
Tahun 2003, dokter gigi merupakan pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan.
Sebagaimana tercantum pada Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani
masa prajabatan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk
menyusun rancangan aktualisasi. Rancangan aktualisasi yang dibuat
berdasarkan kondisi dan permasalahan yang terjadi di instansi kerja.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap kesehatan gigi
dan mulut masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto,
terdapat beberapa masalah yang terjadi, salah satunya yaitu tingginya kasus
pulpitis irreversibel pada pasien poli gigi dan mulut Puskesmas Talawi Kota
Sawahlunto. Hal ini tampak dari kunjungan kasus poli gigi Puskesmas Talawi
dari bulan Januari sampai dengan Juli 2021 dengan total sebanyak 740 kasus,
yang mana diagnosa penyakit pulpitis irreversibel sebanyak 396 kasus
(53,5%).
Pulpitis irreversibel merupakan respon peradangan dari jaringan pulpa
terhadap iritasi, rasa sakit timbul karena adanya peningkatan intra pulpa, rasa
sakit berkisar antara ringan,sampai sangat hebat dengan intensitas yang tinggi,
terus-menerus,atau berdenyut. Gigi dengan pulpitis menunjukan nyeri yang
spontan. Paparan terjadi cepat terhadap perubahan suhu yang ekstrim,
terutama pada rangsangan dingin. Timbulnya rasa sakit yang berkelanjutan,
dan berkepanjangan meskipun stimulus termal dihilangkan. Rasa sakit terasa
sangat tajam dan terlokalisir.
Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut, teknik atau cara menyikat gigi yang kurang
tepat dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan
kesehatan gigi dan mulutnya ke fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, penulis
perlu melakukan peningkatan program promotif tentang kesehatan gigi dan
mulut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
media berupa leaflet yang menarik, selanjutnya melakukan penyuluhan kepada
masyarakat, baik dalam kegiatan UKGMD maupun penyuluhan dalam
gedung.
B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai dokter gigi di instansi
kerja, yaitu di UPTD Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto. Secara garis besar
ada 3 isu yang ditemukan penulis di instansi kerja, isu yang diangkat penulis
adalah tingginya kasus pulpitis irreversibel pada pasien poli gigi dan mulut
Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto, selanjutnya rendahnya kesadaran pasien
untuk datang kembali ke Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto pada pasien
yang memerlukan perawatan lanjutan, dan tingginya tingkat ketakutan pada
pasien anak dalam menjalani perawatan gigi dan mulut di Puskesmas Talawi
Kota Sawahlunto.

Tabel 1.1 Tabel Identifikasi Isu

Refleksi/Kaitan
No Identifikasi isu dengan Agenda Sumber Isu
Lingkup isu
III
1 Tingginya kasus Pelayanan Hasil observasi Tupoksi
pulpitis irreversibel Publik dan
pada pasien poli gigi pengalaman
dan mulut penulis selama
Puskesmas Talawi masa
Kota Sawahlunto. percobaan
CPNS
2 Rendahnya Pelayanan Hasil observasi Tupoksi
kesadaran pasien Publik dan
untuk datang pengalaman
kembali ke penulis selama
Puskesmas Talawi masa
Kota Sawahlunto percobaan
pada pasien yang CPNS
memerlukan
perawatan lanjutan
3 Tingginya tingkat Pelayanan Hasil observasi Tupoksi
ketakutan pada Publik dan
pasien anak dalam pengalaman
menjalani perawatan penulis selama
gigi dan mulut di masa
Puskesmas Talawi percobaan
Kota Sawahlunto. CPNS
C. Penetapan Core Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah ditemukan, perlu dilakukan proses
analisis isu untuk menentukan isu mana yang menjadi prioritas. Penulis
menggunakan analisis dengan teknik Urgency, Seriousness, Growth (USG).
Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) mempertimbangkan tingkat
kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variable dengan rentang skor
1-5 (skor 1 berarti ringan hingga skor 5 paling berat) dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Urgency yakni seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti, semakin mendesak suatu masalah maka semakin tinggi
tingkat urgensi masalah tersebut;
2. Seriousness yakni berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi, dampakmini terutama yang menimbulkan kerugian
bagi organisasi seperti dampak produktivitas, keselamatan jiwa manusia,
sumber daya atau sumber dana;
3. Growth seberapa besar kemungkinan memburuknya isu jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya, berkaitan dengan pertumbuhan masalah.
Jika cepat berkembang maka akan semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya.
Isu- isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu
menggunakan perangkat USG sebagai berikut :

Tabel 1.2 Tabel Analisis Teknik Tapis Isu USG

NO IDENTIFIKASI ISU NILAI TOTAL RANKING


U S G
1 Tingginya kasus pulpitis 5 5 4 14 1
irreversible pada pasien poli
gigi dan mulut Puskesmas
Talawi Kota Sawahlunto
2 Rendahnya kesadaran pasien 4 4 3 11 2
untuk datang kembali ke
Puskesmas Talawi Kota
Sawahlunto pada pasien yang
memerlukan perawatan
lanjutan
3 Tingginya tingkat ketakutan 4 3 3 10 3
pada pasien anak dalam
menjalani perawatan gigi dan
mulut di Puskesmas Talawi
Kota Sawahlunto.
Berdasarkan hasil Analisis Isu dengan Teknik USG didapatkan isu yang
mendapatkan skor tertinggi yaitu isu “Tingginya kasus pulpitis irreversibel
pada pasien poli gigi Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto”.
Isu ini dipilih karena memuat keterkaitan dengan mata pelatihan
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu sebagai pelayanan publik yang
mana pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam hal ini
penulis melakukan pelayanan dalam bidang kesehatan yaitu dengan
mengoptimalkan upaya promotif tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut.

D. Penyebab Isu
Dari isu yang diangkat tersebut ada 3 penyebab isu tersebut, yaitu :
1. Belum optimalnya upaya promotif untuk mengurangi kasus pulpitis
irreversibel
2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut
Dari 3 penyebab isu di atas, langkah selanjutnya adalah mengidentifkasi akar
permasalahan penyebab isu melalui kegiatan analisis yang dilakukan untuk
menetapkan kriteria isu dan kualitas isu sehingga mendapatkan kualitas isu yang
paling tepat untuk dijadikan bahasan dalam rancangan aktualisasi ini. Untuk
Memilih Penyebab Isu yang akan menjadi prioritas, dapat digunakan alat analisis
seperti USG (Urgency, Seriousness, and Growth). Metode ini sering digunakan
oleh organisasi dalam menentukan prioritas masalah yang akan diselesaikan.
Instrumen analisis isu menggunakan teknik USG dengan kriteria :
4. Urgency yakni seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti, semakin mendesak suatu masalah maka semakin tinggi
tingkat urgensi masalah tersebut;
5. Seriousness yakni berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi, dampakmini terutama yang menimbulkan kerugian
bagi organisasi seperti dampak produktivitas, keselamatan jiwa manusia,
sumber daya atau sumber dana;
6. Growth seberapa besar kemungkinan memburuknya isu jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya, berkaitan dengan pertumbuhan masalah.
Jika cepat berkembang maka akan semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya.
Berikut adalah hasil identifikasi penyebab isu dengan teknik USG yang
penulis sajikan dalam sebuah tabel lengkap dengan kriteria penilian berdasarkan
hasil pengamatan penulis:
Tabel Identifikasi Penyebab Isu dengan Teknik Analisis USG
Kriteria Ranking
No Identifikasi Isu U S G Total
1 Belum optimalnya upaya promotif untuk 5 5 5 15 I
mengurangi kasus pulpitis irreversibel di
Puskesmas
2 Kurangnya kesadaran masyarakat akan 5 4 5 14 II
kesehatan gigi dan mulut
3 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang 4 4 5 13 III
kesehatan gigi dan mulut

Keterangan :
5 = Sangat mendesak/gawat dan dampak
4 = Mendesak/ gawat dan dampak
3 = cukup mendesak / gawat dan dampak
2 = Tidak mendesak/gawat dan dampak
1 = Sangat tidak mendesak /gawat dan dampak
Berdasarkan hasil analisis USG diatas, maka penyebab isu yang dipilih adalah
“Belum optimalnya upaya promotif untuk mengurangi kasus pulpitis
irreversibel di Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto”

E. Gagasan Aktualisasi
Setelah didapatkan penyebab isu yang dominan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan gagasan yang merupakan solusi dari penyebab isu yang
dipilih:

Unit Kerja
Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto
Core isu
Tingginya kasus pulpitis irreversibel pada pasien poli gigi dan mulut Puskesmas
Talawi Kota Sawahlunto
Penyebab Isu
Belum optimalnya upaya promotif untuk mengurangi kasus pulpitis irreversibel di
Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto
Gagasan Pemecahan
Membuat leaflet tentang kesehatan gigi dan mulut, memberikan edukasi dan
sosialisasi kepada pasien di poli gigi tentang cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut sebagai upaya mencegah terjadinya pulpitis irreversibel,serta melakukan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat pada kegiatan
UKGMD (Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa).

Anda mungkin juga menyukai