Anda di halaman 1dari 5

USULAN PEMINATAN SKRIPSI

PILIHAN PERTAMA (ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT)

PENGARUH KOMUNIKASI DOKTER GIGI MUDA TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN PASIEN LANSIA SEBELUM TINDAKAN
PENCABUTAN GIGI DI RSKGM PALEMBANG

Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S1)

Disusun Oleh:

SITI ZAKIYYAH

04031181621016

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam melakukan komunikasi, kita dapat menyampaikan, menerima dan bertukar pesan.
Salah satu bentuk komunikasi dalam pelayanan kesehatan ialah komunikasi interpersonal.1
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, dengan
dua arah bisa secara verbal maupun nonverbal. 1,6.
Dalam pelayanan kesehatan gigi, komunikasi interpersonal mempunyai peranan penting
untuk membangun suatu hubungan yang baik antara dokter dengan pasien. Menurut Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), seorang dokter harus mampu untuk berkomunikasi secara
efektif dengan pasiennya. Ketika dokter mampu untuk menggali dan bertukar informasi dengan
pasiennya, maka akan menimbulkan rasa percaya dari pasien terhadap dokter. Sehingga
komunikasi interpersonal yang efektif dapat mengontrol kecemasan pasien pada saat dilakukan
perawatan, terutama saat tindakan pencabutan gigi. 1
Tindakan pencabutan gigi merupakan tindakan mengeluarkan gigi dari soket tulang
alveolar dan merupakan suatu tindakan dalam kedokteran gigi yang dapat menimbulkan
kecemasan pada pasien.1,7 Kecemasan adalah suatu keadaan emosional karena timbulnya
perasaan tegang dan tidak nyaman pada diri seseorang, yang merupakan kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar serta disebabkan oleh suatu hal yang belum jelas. .8 Dengan demikian, pasien
yang memiliki kecemasan terhadap tindakan pencabutan gigi akan mengalami rasa sakit yang
bertahan lebih lama dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami kecemasan. 2 Selain itu,
mereka juga melebih-lebihkan ingatan akan rasa sakit dan berdampak pada kunjungan
selanjutnya. 2,4
Dampak yang dapat ditimbulkan dari tingkat kecemasan gigi (dental anxiety) yang tinggi
pada anak-anak dan lansia terbukti lebih sulit untuk dilakukan perawatan, dikarenakan
membutuhkan lebih banyak waktu dan mempunyai masalah perilaku. Sehingga menghasilkan
pengalaman yang penuh tekanan dan tidak menyenangkan bagi pasien dan praktisi gigi saat
melakukan perawatan.4 Menurut penelitian Abdulrahman Alatram, kecemasan dental mempunyai
prevalensi yang cukup tinggi (70,5%).5 Oleh karena itu, untuk mengurangi kecemasan perawatan
gigi pada masyarakat, praktisi dapat membuat pengalaman pasien lebih baik dengan cara
melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien sebelum dilakukan tindakan.3,5

Berdasarkan uraian diatas, sehingga peneliti merasa perlunya dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh komunikasi dokter gigi muda terhadap tingkat kecemasan pasien,
terutama pada pasien lansia sebelum tindakan pencabutan gigi di RSKGM Palembang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana pengaruh komunikasi dokter gigi muda terhadap tingkat kecemasan pasien
lansia sebelum tindakan pencabutan gigi di RSKGM Palembang?
1.3 KERANGKA TEORI

PASIEN LANSIA EKSTRAKSI GIGI


DATANG DENGAN KECEMASAN
DENTAL (DENTAL ANXIETY)

DILAKUKAN PENANGANAN KECEMASAN DENTAL BERUPA


KOMUNIKASI (NON-FARMAKOLOGI)

KECEMASAN DENTAL
MENURUN
DAFTAR PUSTAKA

1. Mariska RF, dkk. 2016. Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Sebelum Tindakan Pencabutan Gigi Di Rsgm Fk Unsrat. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol.
5 No. 4 : 1-2.
2. Appukuttan, DP. Strategies to manage patients with dental anxiety and dental phobia:
literature review. Clinical, Cosmetic and Investigational Dentistry. 2016. Hal. 1-3.
3. Moosavi H, et al. Study the Effects of Communication Skills Training on Satisfaction and
Anxiety Level of Dentistry Students and their Patients. Journal of Dentistry and Oral Care
Medicine. 2015. Vol. 1, Issue 3 : 1-2.
4. Armfield JM, Heaton LJ. Management of fear and anxiety in the dental clinic: a review.
2013. Australian Dental Journal. 58: 390–407. Hal. 1-2.
5. Alatram A. Assessment Of Pre And Post Dental Treatment Anxiety Among Saudi Arabian
Population. MAJMAAH JOURNAL OF HEALTH SCIENCE. 2014. Vol 2, Issue 1, Hal 3.
6. Liansyah TM, Kurniawan H. 2015. PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER. JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA. Vol 5 (2) : 120
7. Rahman MK, dkk. Efek Pencabutan Gigi terhadap Peningkatan Tekanan Darah pada
pasien hipertensi. Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(1)
8. Annisa DF , Ifdil. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).
KONSELOR. Vol 5 (2) : 94

Anda mungkin juga menyukai