Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah


adalah pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan merupakan salah
satu hak mendasar yang dimiliki oleh masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan
kesehatan harus mampu menyentuh semua golongan, termasuk di dalamnya
adalah golongan masyarakat lanjut usia (Lansia). Mengingat para lansia ini
dihadapkan pada masalah-masalah penyakit degeneratif sehingga membutuhkan
perhatian dari Pemerintah maupun dinas terkait.
Menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan
bahwa masyarakat lanjut usia juga dihadapkan pada perubahan-perubahan yang
meliputi perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Tak jarang perubahan-
perubahan tersebut dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang lebih serius. Pada
dasarnya penyakit yang diderita lanjut usia jarang dengan diagnosis tunggal,
melainkan hampir selalu multidiagnosis (sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013).
Begitu juga dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019
tentang Puskesmas menyatakan bahwa Puskesmas  harus menyelenggarakan
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Dan lansia termasuk dalam unsur tersebut.
Begitu juga halnya dengan pemerintah kota Sawahlunto yang sangat
memperhatikan kondisi lansia di Sawahlunto. Kota Sawahlunto memiliki Visi
“Dengan kebersamaan kita wujudkan Sawahlunto sebagai kota wisata yang
kreatif, inovatif, unggul bermartabat, berkeadilan dan sejahtera”. Beberapa
misi prioritas termasuk perhatian pemerintah terhadap lansia tertuang dalam misi
ke delapan yaitu penanganan khusus terhadap kelompok marginal seperti lansia,
penyandang disabilitas, gangguan jiwa dan kelompok marginal lainnya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004
mendefinisikan lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun keatas, baik pria maupun wanita. Lanjut usia adalah kelompok orang
yang sedang mengalami proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu
tertentu. Menurut Suardiman (2011) suatu negara dikatakan berstruktur tua jika
mempunyai populasi lansia di atas tujuh persen.
MAKALAH DOKTER TELADAN
1
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk
Indonesia 270,20 juta jiwa bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus
penduduk tahun 2010. Jumlah penduduk lansia 25,9 juta dengan persentase 9,78
% (naik dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 7,59%). Sedangkan data proyeksi
penduduk, diperkirakan tahun 2045 terdapat 63,3 juta jiwa penduduk lansia di
Indonesia, yaitu sekitar 19,9 % dari keseluruhan jumlah penduduk (sumber :
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI,2021).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, tahun
2019, jumlah penduduk lanjut usia (lansia)  sebanyak 533.528 orang atau 9,8 %
dari jumlah penduduk, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 244.890 orang dan
perempuan 288.638 orang. Jumlah lansia di kota Sawahlunto, 6.720 orang atau
10,7 % dari jumlah penduduk 62.524 orang. Untuk Kecamatan Talawi, jumlah
lansia 1.764 orang atau 9, 01 % dari jumlah penduduk 19.425 orang. (sumber :
BPS Kota Sawahlunto).
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam negara
berstruktur tua. WHO memprediksi bahwa Indonesia akan mengalami
peningkatan tertinggi di dunia, sehingga pemerintah harus segera mewujudkan
Kota Ramah Lansia (Age Friend City) di Indonesia.
Mengingat para lansia dihadapkan pada masalah penyakit degeneratif yang
cukup serius, maka mereka perlu mendapatkan perhatian dari keluarga,
masyarakat, pemerintah, maupun dinas terkait. Salah satu upaya yang ditempuh
pemerintah untuk memberdayakan lansia adalah melalui Puskesmas. Sebagai
penyedia layanan kesehatan, salah satu upaya Puskesmas untuk memberikan
pelayanan prima kepada lansia adalah melalui perwujudan Puskesmas Santun
Lansia. Puskesmas Santun Lansia adalah Puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada penduduk lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif (sumber : Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI,2017).

MAKALAH DOKTER TELADAN


2
Grafik 1
Prevalensi dan Estimasi Jumlah Puskesmas Santun Lansia Menurut Provinsi
Tahun 2015

Sumber: Direktorat BUKD, kementerian kesehatan RI,2015

Dari gambar diatas nampak bahwa Provinsi Sumatera Barat belum memiliki
Puskesmas santun lansia pada tahun 2015. Namun jumlah ini sudah bertambah
seiring berjalannya waktu. Pada tahun 2020, sudah ada Puskesmas santun lansia
di Provinsi Sumatera Barat. Kota Sawahlunto khususnya, belum memiliki
Puskesmas santun lansia. Dengan jumlah penduduk lansia terbanyak berada di
Kecamatan Talawi, serta untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi Kota
Sawahlunto, sehingga Walikota Sawahlunto menetapkan Puskesmas Talawi
sebagai Puskesmas Santun Lansia sesuai keputusan Walikota Sawahlunto
nomor: 188.45/121/Wako-swl/2022.
Bentuk pelayanan kesehatan santun lansia yang diberikan di Puskesmas yaitu
berupa memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, memberikan prioritas
pelayanan kepada lanjut usia, penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses,
memberikan dukungan dan bimbingan pada lansia dan keluarga secara
berkesinambungan (continuum of care), melakukan pelayanan secara proaktif
untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah
Puskesmas, melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan
siklus hidup dan melakukan Kerjasama dengan lintas sektor termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha dengan azas kemitraan.

MAKALAH DOKTER TELADAN


3
Pelayanan terintegrasi harus dilaksanakan di Puskesmas. Kunci keberhasilan
pemberdayaan lansia ini adalah Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan
kepada penduduk lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
sehingga kualitas hidup lansia lebih baik dan tetap sejahtera. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pelayanan terintegrasi dalam perwujudan Puskesmas Talawi
sebagai Puskesmas santun lansia di kota Sawahlunto agar mampu mengurangi
masalah kesehatan pada lansia.

1.2 Tujuan
 Tujuan umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai persyaratan dan bahan
expose untuk mengikuti Penilaian

 Tujuan khusus
a. Melakukan upaya promotif, dengan mensosialisasikan masalah-
masalah kesehatan pada lansia dengan mengoptimalkan peran kader
dan posyandu lansia serta melakukan advokasi kepada lintas sektor
terkait guna meningkatkan pemberdayaan lansia. Dokter dan kita
semua peduli lansia#
b. Melakukan upaya preventif, dengan melakukan skrining kesehatan
lansia di posyandu secara rutin dan dikelompokkan sesuai hasil
skrining sehingga bisa mendapatkan solusi sesuai masalah yang ada.
Salah satunya Kelas gizi lansia. Kelas gizi lansia#
c. Melakukan Upaya Kuratif, dengan membuat alur pelayanan kesehatan
bagi lansia serta monitoring, pelaksanaan dan evaluasi untuk
pelayanan santun lansia di Puskesmas sehingga lansia tidak bersusah
payah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. One stop service
lansia (GELAS)#
d. Melakukan Upaya Rehabilitatif, dengan melakukan kunjungan rumah
kepada lansia resiko tinggi dari hasil skrining dan pemeriksaan di
Puskesmas dengan bantuan keluarga, kader lansia, Koordinator
program lansia, lintas sektor serta penanggungjawab wilayah setempat.
Gelas Gelas Kaca (Gerakan Lansia Sehat, Tingkatkan lansia jadi
berkualitas, Cakap dan SMART)

MAKALAH DOKTER TELADAN


4
1.3 VISI, MISI, DAN TUJUAN UPTD PUSKESMAS TALAWI
Visi UPTD Puskesmas Talawi adalah “Dengan kebersamaan wujudkan
keluarga mandiri untuk hidup sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu,
adil dan merata.” Untuk mewujudkan visi tersebut, UPTD Puskesmas Talawi
memiliki misi yaitu:
1) Meningkatkan kepedulian masyarakat melalui Pendekatan Keluarga Sehat
2) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk membudayakan perilaku
hidup bersih dan sehat
3) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan kelompok
marginal seperti lansia, penyandang disabilitas, gangguan jiwa dan
kelompok lainnya
4) Mendorong masyarakat dalam mewujudkan keluarga sadar gizi
5) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dengan meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia.

Tujuan UPTD Puskesmas Talawi adalah :


1) Memberdayakan individu, keluarga dan masayarakat agar mampu untuk
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
2) Meningkatkan akses/jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
serta meningkatkan sarana prasarana Puskesmas guna mencapai
pelayanan kesehatan yang optimal
3) Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan
tidak menular
4) Menurunkan risiko kesakitan dengan lingkungan yang bersih dan sehat
5) Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kecukupan gizi melalui
keluarga sadar gizi
6) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, serta mengembangkan
kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung
penyelenggaraan program kesehatan.

1.4 MOTTO LAYANAN UPTD PUSKESMAS TALAWI


Moto Layanan UPTD Puskesmas Talawi adalah “Kita semua peduli
kesehatan.”

MAKALAH DOKTER TELADAN


5
1.5 MAKLUMAT/ JANJI LAYANAN UPTD PUSKESMAS TALAWI
a. Maklumat Layanan UPTD Puskesmas Talawi
Maklumat Layanan UPTD Puskesmas Talawi adalah “Dengan ini kami
pimpinan dan petugas UPTD Puskesmas Talawi menyatakan sanggup
menyelenggarakan pelayanan publik sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang telah ditetapkan, bila kami tidak menepati janji kami siap
menerima complain, aduan, saran, menuju perubahan yang lebih baik”.
b. Janji Layanan UPTD Puskesmas Talawi
Janji Layanan UPTD Puskesmas Talawi adalah “Melayani Semakin Hari
Semakin Baik.”
Gambar 2
Petugas Puskesmas Talawi

MAKALAH DOKTER TELADAN


6
BAB II
ANALISA SITUASI
2.1 Sumber Daya
 Geografis
Gambar 1
Peta Wilayah Kecamatan Talawi
KAB. TANAH DATAR

KEC. BARANGIN
Kolok

Puskesmas Induk
Santur
Puskesmas Pembantu
Polindes
Posyandu
Batas wilayah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Ganting Kabupaten
Tanah Datar
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan X Koto Diatas Kabupaten
Solok dan Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Koto VII Kabupaten
Sawahlunto Sijunjung

UPTD Puskesmas Talawi terletak di Kecamatan Talawi dengan luas


wilayah kerja lebih kurang 99,39 km2 yang merupakan dataran rendah dan
perbukitan terdiri dari 11 desa, yaitu:
1. Desa Talawi Hilir
2. Desa Talawi Mudik
3. Desa Bukit Gadang
4. Desa Batu Tanjung
5. Desa Kumbayau
6. Desa Tumpuk Tangah

MAKALAH DOKTER TELADAN


7
7. Desa Datar Mansiang
8. Desa Sijantang Koto
9. Desa Salak
10. Desa Sikalang
11.Desa Rantih

Seluruh desa yang ada dikecamatan Talawi, dapat diakses baik dengan
kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Jarak Puskesmas Talawi
dengan pusat kota Sawahlunto ±18 Km atau ± 30 menit dengan kendaraan
bermotor.
Tabel 1
Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Talawi
Luas Jarak ke
Waktu tempuh
No Desa Wilayah Puskesmas
ke Puskesmas
(Km2) (Km)

1 Talawi Hilir 10.21 1/2-1 5

2 Talawi Mudik 8.76 1 5

3 Bukit Gadang 7.74 5 15

4 Batu Tanjung 15.9 5 15

5 Datar Masiang 6.29 12 30

6 Kumbayau 8.36 7 20

7 Tumpuk Tangah 16.3 12 35

8 Sijantang 6.4 3 10

9 Salak 6.6 5 15

10 Sikalang 6.59 8 20

11 Rantih 6.22 10 30

Jumlah 99,39

Sumber Data : Buku Sawahlunto Dalam Angka Tahun 2021

MAKALAH DOKTER TELADAN


8
 Demografis
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Talawi Tahun 2021
sebagai berikut :
Tabel 2
Jumlah Sebaran Komposisi dan Penduduk Kecamatan Talawi Tahun 2021
JUMLAH
LUAS KEPADATAN RATA2
JUMLAH JUMLAH RUMAH
NO DESA WILAYAH PENDUDUK JIWA/
DUSUN PENDUDUK TANGGA
(KM2) (PER KM2) RT
(RT)
1 Talawi Hilir 10,21 4 443,3 4.526 1202 3,8
2 Talawi Mudik 8,76 4 336,2 2.945 937 3,1
3 Bukit Gadang 7,74 3 177,6 1.375 452 3,0
4 Batu Tanjung 15,90 4 142,1 2.259 587 3,9
5 Kumbayau 8,36 4 193,2 1.615 501 3,2
6 Tumpuk Tangah 16,32 6 125,7 2.052 623 3,3
7 Datar Mansiang 6,29 2 30,0 189 65 2,9
8 Sijantang Koto 6,40 3 235,8 1.509 380 4,0
9 Salak 6,60 3 222,4 1.468 432 3,4
10 Sikalang 6,59 4 193,0 1.272 524 2,4
11 Rantih 6,22 2 107,1 666 202 3,3
TOTAL 99,39 39 200,0 19.877 5.905 3,4
Sumber Data : Kecamatan Talawi Dalam Angka Tahun 2021(BPS), Data Rumah Tangga Di
Desa Kecamatan Talawi, dan Proyeksi Dinkesdalduk dan KB Tahun 2021

 Sosial Budaya
Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Talawi mayoritas
beragama Islam (99%) dan (1 %) beragama non muslim.

 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan merupakan sasaran pada beberapa program
pokok Puskesmas yang ada dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Talawi,
mulai dari jenjang taman kanak – kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) sampai
tingkat Sekolah Menengah (SLTP DAN SLTA)
Tabel 3
Jumlah fasilitas pendidikan dan pelajar di Kecamatan Talawi tahun 2021
No Desa Jumlah sekolah

TK SD/MI SLTP/MTS SLTA


MAKALAH DOKTER TELADAN
9
1 Talawi Hilir 3 5 1 1

2 Talawi Mudik 1 3 1 0

3 Bukit Gadang 1 1 0 0

4 Batu Tanjung 2 2 0 1

5 Kumbayau 1 3 1 0

6 Tumpuk Tangah 2 2 0 0

7 Datar Mansiang 0 0 0 0

8 Sijantang Koto 2 2 1 0

9 Salak 1 2 0 0

10 Sikalang 1 2 0 0

11 Rantih 0 1 0 0

JUMLAH 14 23 4 2

Sumber Data : Laporan Promosi Kesehatan 2021

 Fasilitas Kesehatan
a. Gedung Puskesmas
Gedung UPTD Puskesmas Talawi dibangun permanen berlantai dua yang
terletak di pusat ibu kota kecamatan yaitu desa Talawi Hilir. Puskesmas
induk terdiri dari gedung utama, UGD dan rawat inap.
Unit / ruang pelayanan Rawat jalan yang tersedia di Puskesmas Talawi
antara lain :
 Unit pendaftaran dan rekam medis
 Poliklinik Umum
 Poliklinik Lansia
 Poliklinik Ibu, KB, IVA, dan IMS
 Poliklinik Anak
 Poliklinik Imunisasi
 Poliklinik TB-DOTS- Infeksi
 Poliklinik Fisioterapi
 Ruang Bermain Anak
 Ruang Laktasi
MAKALAH DOKTER TELADAN
10
 Poliklinik Gigi
 Apotik
 Laboratorium
 Ruang konseling
Kapasitas Ruang Rawat inap Puskesmas Talawi, yaitu :
 Rawat inap umum kapasitas 12 tempat tidur
 Rawat inap anak kapasitas 1 tempat tidur
 Rawat inap lansia kapasitas 2 tempat tidur
 Rawat inap pasca persalinan 2 tempat tidur
Beberapa bagian UPTD Puskesmas Talawi sudah mengalami renovasi dan
pengembangan, yaitu : Tahun 2014 dilakukan renovasi pada bagian UGD, Tahun
2015 dilakukan renovasi pada unit pendaftaran dan ruang tunggu, Tahun 2016
dilakukan renovasi pada tampak depan Puskesmas Talawi dan Tahun 2020
dilakukan renovasi besar besaran untuk gedung utama, UGD dan ruang rawat
inap Puskesmas Talawi.

Gambar 3
Gedung Utama Puskesmas Talawi

b. Jaringan Puskesmas
UPTD Puskesmas Talawi memiliki jaringan sebanyak 7 buah Puskesmas
Pembantu (PUSTU) dan 4 buah poskesdes/polindes. Dimana di masing-masing
pustu dan polindes bertugas 1 orang bidan.

MAKALAH DOKTER TELADAN


11
Dari 11 desa yang ada dikecamatan Talawi, terdapat 3 desa yang belum
memiliki pustu/polindes, yaitu : desa Talawi Mudik, desa Talawi Hilir dan desa
Sijantang. Hal ini dikarenakan letak desa tersebut strategis dan dekat dengan
Puskesmas induk, sehingga akses pelayanan masih dapat dijangkau oleh
masyarakat.
Dengan adanya jaringan Puskesmas seperti pustu/polindes diharapkan
akses pelayanan kesehatan dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tabel 4
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2021

No Jenis Sarana Jumlah


1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 7
3 Polindes/ Poskesdes 4
4 Poliklinik swasta 0
5 Posyandu 25
6 Dokter praktek 4
7 Bidan praktek swasta 5
8 Apotik 3
9 Optikal 2
10 Toko Obat Berizin 5
11 Kendaraan roda empat 1
12 Ambulance 2
13 Puskesmas Keliling 1
14 Kendaraan roda dua 22
Sumber Data : Profil Puskesmas Talawi Tahun 2021

 KETENAGAAN
Personil UPTD Puskesmas Talawi berjumlah 88 orang yang terdiri dari
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. SDM yang ada di UPTD
Puskesmas Talawi sudah sesuai dengan standar ketenagaan menurut
Permenkes Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Jenis tenaga/ SDM di UPTD Puskesmas Talawi dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5
Jenis Tenaga di UPTD Puskesmas Talawi Tahun 2021

NO Jabatan PNS/ CPNS PTT NS Jumlah


MAKALAH DOKTER TELADAN
12
P3K

1. Kasubag TU(Eselon IV) 1 - - - 1

2. Dokter umum 3 - - 2 5

3. Dokter gigi 1 - - - 1

4. Bidan 21 - 7 - 28

5. Perawat 17 1 6 2 26

6. Perawat gigi 2 - - - 2

7. Penyuluh kesmas 1 - 3 - 4

8. Apoteker 1 - - - 1

9. Asisten apoteker 4 - - - 4

10. Sanitarian 2 - - - 2

11. ATLM 1 - - 1 2

12. Nutrisionis 3 - 1 - 4

13. Fisioterapi - - 1 - 1

14. Perekam medis 1 - - - 1

15. Epidemiolog kesehatan 1 - - - 1

16. Administrator kesehatan 1 - 1 - 2

17. Petugas kebersihan - - 4 - 4

18. Penjaga malam - - 2 - 2

19. Sopir - - 2 - 2

20. Juru Masak - - 1 - 1

TOTAL 60 1 28 5 94

Sumber data : Laporan Kepegawaian UPTD Puskesmas Talawi Tahun 2021

2.2 Sarana Penunjang


Sarana Penunjang yang terdapat diPuskesmas talawi, antara lain :
 Alat – alat promosi kesehatan, yaitu : ambulans Puskesmas keliling, TOA,
Wireless, DVD, Kaset dan CD, Laptop, Standar Banner, Infocus, Camera
dan Papan Informasi.
 Kendaraan operasional, yaitu : 3 unit ambulans. 1 kendaraan operasional
dan 22 kendaraan roda dua.

MAKALAH DOKTER TELADAN


13
2.3 Peran Serta Masyarakat
Sesuai dengan salah satu fungsi Puskesmas sebagai pusat
pemberdayaan masyarakat, maka dalam melaksanakan tugas di UPTD
Puskesmas Talawi telah berupaya untuk mendorong peran serta masyarakat
demi terwujudnya Visi Dan Misi Puskesmas Talawi. Adapun bentuk peran
serta masyarakat untuk pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Talawi adalah melalui kegiatan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Bentuk UKBM yang terdapat diwilayah
kerja UPTD Puskesmas Talawi, yaitu :
 Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu merupakan pemberdayaan masyarakat yang telah
berjalan sejak lama. Posyandu yang terdapat di wilyah kerja Puskesmas
talawi yaitu posyandu balita dan posyandu lansia. Dengan jumlah
posyandu balita sebanyak 25 buah dan jumlah posyandu lansia
sebanyak 15 buah. Posyandu mempunyai pengaruh yang cukup besar
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat sehingga kegiatan
UKBM ini mendapat perhatian yang cukup besar dari berbagai pihak.
 Desa Siaga
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa siaga. Untuk itu beberapa kegiatan pengembangan
desa siaga yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Talawi, antara
lain :
 Sosialisasi desa siaga di tingkat desa
 Pembentukan Kepengurusan desa siaga
 Pelatihan Kader untuk pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD)
 Pelaksanaan SMD dengan melakukan kunjungan rumah
 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

MAKALAH DOKTER TELADAN


14
Tabel 6
Peran Serta Masyarakat dalam Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Talawi Tahun
2021

Kader Kader
Kader Dokter
No Desa Posy Posy KKR SBH
PTM kecil
Balita Lansia

1 Talawi Hilir 35 5 5 30 30 16
2 Talawi Mudik 16 5 5 30 15 0
3 Bukit Gadang 15 0 10 10 0 0
4 Batu Tanjung 11 0 10 20 15 16
5 Kumbayau 10 5 10 30 15 0
6 Tumpuk Tangah 11 5 10 20 0 0
7 Datar Mansiang 5 0 5 0 0 0
8 Sijantang 6 5 5 20 10 0
9 Salak 6 5 5 10 0 0
10 Sikalang 10 5 5 20 0 0
11 Rantih 5 - 5 10 0 0
Jumlah 130 35 75 200 85 32

Sumber Data : Laporan Tahunan Promkes UPTD Puskesmas Talawi 2021

Disamping peran serta diatas, bentuk partisipasi masyarakat lainnya terdiri


dari:
1. Pondok Bersalin Desa (Polindes)/Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
sebanyak 4 buah:
a. Polindes/Poskesdes Datar Mansiang
b. Polindes/Poskesdes Kumbayau
c. Polindes/Poskesdes Batu Tanjung
d. Polindes/Poskesdes Rantih
2. Bina Keluarga Balita (BKB) yang terintegrasi dengan posyandu
3. Taman Obat Keluarga (TOGA) di masing–masing dasawisma
4. Forum Kota Bersih dan Sehat (FORTASIH)
MAKALAH DOKTER TELADAN
15
5. Forum Desa siaga Aktif
6. Kader Sahabat Ibu

BAB III
TUGAS POKOK DAN TUGAS INTEGRASI

3.1 TUGAS POKOK


a) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan konsul pertama
dokter muda
b) Melakukan tindakan khusus oleh dokter umum komplek tingkat I
(pertama) dokter muda
c) Melakukan Tindakan darurat medik /P3K tingkat sedang
d) Melakukan kunjungan pada pasien rawat inap
e) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu, bayi dan balita serta anak
f) Melakukan penyuluhan medik
g) Membuat catatan medik untuk pasien rawat inap dan rawat jalan
h) Melakukan visum et repertum
i) Melakukan tugas jaga di tempat
j) Mengikuti seminar/ lokakarya untuk update ilmu
k) Keanggotaan organisasi profesi dokter

3.2. TUGAS INTEGRASI


a. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
b. Ketua Tim Gerak Cepat dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di
lingkungan UPTD Puskesmas Talawi, sesuai Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Talawi nomor 188.47/013/PUSK-TLW/2021

3.3. FUNGSI
Fungsi Dokter umum di Puskesmas adalah sebagai innovator, Fasilitator,
Motivator dengan tujuan untuk melayani masyarakat dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat

3.4. KETERLIBATAN DALAM MASYARAKAT

MAKALAH DOKTER TELADAN


16
a. Anggota Pokja IV Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (TP.PKK) kecamatan Talawi periode 2018-2023, sesuai SK
Camat Talawi Nomor 188.47/13/CAMAT.TLW-SWL/2019
b. Koordinator Bidang KIE dan SDM POKJANAL Posyandu, BKB dan PAUD
kecamatan Talawi tahun 2019, sesuai SK Camat Talawi Nomor
188.47/13/CAMAT.TLW-SWL/2019
c. Anggota Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) kecamatan Talawi
tahun 2019, sesuai SK Camat Talawi Nomor 188.47/09/CAMAT.TLW-
SWL/2019
d. Anggota Bidang Perencanaan Sekretariat Tim Pembina Usaha Kesehatan
Sekolah kecamatan Talawi tahun 2019, sesuai dengan SK Camat Talawi
Nomor 188.47/14/CAMAT.TLW-SWL/2019
e. Anggota Tim Pembinaan dan Penilaian Posyandu se kecamatan Talawi
tahun 2022, sesuai Surat Perintah Tugas dari Camat Talawi Nomor
800/01/ST-Kec Talawi/2022
f. Gerak Cepat dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di
lingkungan UPTD Puskesmas Talawi, sesuai Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Talawi nomor 188.47/013/PUSK-TLW/2021

URAIAN TUGAS

 Kegiatan Penyuluhan/Sosialisasi tentang Kesehatan


Kegiatan penyuluhan/sosialisasi merupakan upaya promotif yang
dapat dilakukan oleh dokter. Promosi kesehatan merupakan upaya
Puskesmas dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,
keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan
upaya kesehatan bersumber masyarakat. Kegiatan ini dilakukan
didalam maupun diluar gedung.7
 Tujuan
Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
dengan harapan akan merubah perilaku masyarakat untuk peduli
terhadap kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan.
 Input
MAKALAH DOKTER TELADAN
17
Jadwal kegiatan penyuluhan/sosialisasi di susun oleh Penanggung
jawab promkes setiap tahunnya, namun materi yang akan
disampaikan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
sasaran/masyarakat atau adanya program kesehatan yang penting
untuk lebih dulu disampaikan kepada masyarakat.
 Proses
Pemberian informasi tentang kesehatan dilakukan secara sistematis
agar masyarakat dapat memahami, timbul kesadaran dan dapat
merubah perilakunya. Penyuluhan dilakukan sesuai dengan jadwal
kunjungan rutin luar gedung seperti posyandu balita, posyandu
lansia, posbindu PTM dan UKS dengan menggunakan media
informasi yang menarik seperti menggunakan lembar balik maupun
video.
 Output
Dari penyuluhan yang sudah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa
terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
 Outcome/Dampak
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk
hidup sehat
Tabel 8
Pencapaian Kunjungan Luar Gedung tahun 2021
Jenis Target Tahun 2020 Tahun 2021
Kunjungan
Jumlah Persentas Jumlah Persentase
kunjungan e kunjungan

Posyandu Balita 300 132 44% 296 98,67%

Posyandu
150 49 32,67% 174 116%
Lansia

Usaha
Kesehatan 258 121 47,07% 278 107,75 %
Sekolah

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Talawi tahun 2021

MAKALAH DOKTER TELADAN


18
Dari data diatas nampak terjadi peningkatan kunjungan petugas dalam
memberikan penyuluhan kesehatan ke sarana UKBM yang telah terjadwal rutin
yaitu sebesar ± 50%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 masih dalam masa
pandemi sedangkan pada tahun 2021 sarana UKBM sudah mulai berjalan
Kembali. Pencapaian ini sudah lebih dari target yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan yaitu 100%.

Gambar 4
Penyuluhan di sekolah

Gambar 5
Penyuluhan di posyandu balita

MAKALAH DOKTER TELADAN


19
 Melakukan kegiatan upaya preventif pencegahan penyakit
Kegiatan preventif atau pencegahan yang dapat dilakukan oleh dokter,
antara lain melakukan pelayanan imunisasi, melakukan pemeriksaan
skrining lansia saat di posyandu lansia dan kegiatan lainnya.
 Tujuan
Kegiatan preventif dilakukan dalam upaya untuk mencegah suatu
penyakit. Kegiatan preventif sangat efektif dilakukan pada
masyarakat untuk mencegah timbulnya suatu penyakit yang
seharusnya dapat dilakukan pencegahan
 Input
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
imunisasi bahwa kegiatan imunisasi dapat dilakukan didalam
maupun diluar gedung. Jadwal kegiatan pelayanan imunisasi luar
gedung dilakukan sesuai dengan jadwal posyandu balita atau
sesuai jadwal BIAS bagi siswa di Sekolah, dan pelayanan dalam
gedung dapat dilakukan di Puskesmas setiap hari. Program
imunisasi termasuk program essensial Puskesmas, sehingga wajib
dilaksanakan oleh Puskesmas. Sedangkan untuk skrining pasien
lansia dilakukan setiap bulannya di posyandu lansia dan skrining
P3G (Pengkajian paripurna pada pasien geriatri), puskemas talawi

MAKALAH DOKTER TELADAN


20
menetapkan jadwal pemeriksaan P3G didapatkan oleh lansia pada
kunjungan baru di setiap awal tahun.
 Proses
Kegiatan imunisasi yang dapat dilakukan didalam maupan diluar
gedung. Sebelum imunisasi diberikan, keluarga mendapatkan
informasi tentang jenis vaksin yang akan diberikan, efek samping
yang mungkin timbul dan persetujuan lisan dari orangtua bayi.
Setelah dilakukan imunisasi, kemudian diberikan edukasi tentang
antisipasi efek samping yang mungkin terjadi pada bayi.
Untuk kegiatan deteksi dini pada lansia berupa skrining di
posyandu lansia dilakukan atas kesadaran dari masyarakat yang
datang ke Puskesmas. Sebelum dilakukan skrining, kader
posyandu lansia telah memberikan informasi baik berupa halo-halo
maupun pengumuman dalam bentuk apapun bahwa akan
dilaksanakan skrining di posyandu lansia. Saat melakukan
skrining, lansia membuat persetujuan tindakan. Setelah dilakukan
pemeriksaan, dokter memberitahu hasil pemeriksaan dan
memberikan edukasi yang diperlukan kepada lansia.
Setelah di skrining maka lansia akan dikelompokkan sesuai
masalah kesehatan yang dialaminya, lalu lewat kerja sama lintas
program akan diadakan kelas gizi lansia.

 Output
Meningkatnya cakupan imunisasi pada bayi dan rutinnya skrining
lansia di posyandu lansia serta terlaksananya kelas gizi lansia.
 Outcome/Dampak
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat

Grafik 1
Cakupan Imunisasi MR/Campak, Polio Suntik (IPV), dan Imunisasi Dasar
LengkapTahun 2020 dan 2021

MAKALAH DOKTER TELADAN


21
350.00

300.00

250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
CAMPAK/MR
IPV
IDL

Dari grafik diatas, nampak peningkatan dalam cakupan pelayanan imunisasi


dasar lengkap sebesar 1,65% pada tahun 2021.

Grafik 2
Cakupan Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia per Desa

MAKALAH DOKTER TELADAN


22
700

600

500

400

607 638
300 574 574

200 406
364
283 282
249
100 179
109
0
T.H T.M B.G B.T Kby T.T Dtm Sij Salak Sik Rantih

Dari data diatas, terjadi peningkatan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya kunjungan lansia untuk di skrining kesehatannya di posyandu lansia.
telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kegiatan pemeriksaan skrining
lansia ini dari tahun 2020.. Hasil pencapaian diatas, telah melebihi target yang
ditetapkan oleh dinas kesehatan sesuai dengan surat nomor 800/601/Dinkes-
PdukKB/P2-P/II/2021 tanggal 16 Februari 2021, bahwa Puskesmas Talawi
diberikan target skrining lansia di posyandu sebesar 180 orang dengan 15 orang
setiap bulannya.

Gambar 6

Kegiatan Imunisasi di sekolah

MAKALAH DOKTER TELADAN


23
Gambar 7
Kegiatan Skrining Kesehatan di Posyandu Lansia

 Melakukan Pelayanan Kesehatan di dalam maupun luar gedung


Sesuai Dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran, dalam melakukan pelayanan
kesehatan, dokter wajib memperhatikan beberapa kegiatan, antara
lain :11

MAKALAH DOKTER TELADAN


24
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
b. Setiap tindakan kedokteran yang akan dilakukan oleh dokter
terhadap pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien/keluarga baik secara lisan maupun tertulis
c. Dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam
medis, dan harus segera dilengkapi setelah pasien selesai
menerima pelayanan kesehatan
d. Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan
Kegiatan pelayanan oleh dokter dapat dilakukan baik di dalam
maupun diluar gedung. Kegiatan pelayanan yang dilakukan dalam
gedung yaitu pelayanan di poli umum/KIA, Visite pasien rawat inap,
pelayanan di Unit Gawat Darurat, sedangkan pelayanan yang
dilakukan diluar gedung seperti kegiatan P3K, kegiatan sunatan
massal, dan sebagainya
 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat
mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh dokter sesuai dengan
kompetensinya sebagai tenaga medis.
 Input
Jadwal kegiatan pelayanan dalam gedung oleh dokter dilakukan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, sedangkan pelayanan
luar gedung dilaksanakan sesuai surat tugas dari Kepala Dinas
Kesehatan atau Kepala Puskesmas.
 Proses
Pemberian pelayanan kesehatan oleh dokter yaitu sesuai dengan
jam pelayanan di Puskesmas. Untuk rawat jalan, dilakukan pada
hari senin – kamis, jam 08.00 – 14.30; hari jumat, jam 08.00 –
11.00 dan hari sabtu jam 08.00 – 12.00. Sedangkan untuk
pelayanan UGD dilakukan 24 jam.
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, dokter melakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik, menetapkan diagnosa dan
memberikan tindakan/pengobatan sesuai dengan hasil
pemeriksaaan yang telah dilakukan. Dalam memberikan pelayanan
MAKALAH DOKTER TELADAN
25
kesehatan pada pasien, dokter mengacu pada Kepmenkes nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
dokter difasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Setelah
dilakukan pemeriksaan, apabila dokter membutuhkan pemeriksaan
penunjang, maka dokter merujuk ke laboratorium dengan
memberikan blanko laboratorium yang berisi jenis pemeriksaan
yang dibutuhkan. Dan apabila dokter membutuhkan adanya
konseling kepada pasien (tentang gizi/kesehatan
lingkungan/program lainnya) yang sesuai dengan penyakit pasien,
maka dokter dapat merujuk ke unit konseling agar pasien
mendapatkan edukasi dalam rangka mendukung penyembuhan
pasien. Setelah pelayanan kepada pasien selesai dilakukan, maka
dokter akan memberikan resep obat kepada pasien dan pasien
dapat mengambilnya di apotik Puskesmas.
Tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien dan yang akan
dilakukan oleh dokter, harus mendapatkan persetujuan dari pasien
atau keluarga pasien. Pasien dan keluarga pasien sebelum
memberikan persetujuan tindakan, setidaknya mendapatkan
informasi dari dokter mengenai diagnosis dan tata cara tindakan
medis yang akan dilakukan, tujuan tindakan medis, serta risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi apabila dilakukan atau tidak
dilakukannya tindakan medis. Setelah dilakukannya tindakan
medis oleh dokter, dokter wajib melengkapi rekam medis dengan
hal – hal yang telah dilakukan kepada pasien. Namun apabila dari
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, didapatkan kondisi
pasien diluar kemampuan dokter, maka dokter melakukan rujukan
ke dokter lainnya yang mempunyai keahlian yang lebih baik.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan luar gedung, dokter
melakukannya secara tim, yang terdiri dari berbagai profesi.
Pelayanan yang diberikan dalam pelayanan luar gedung dilakukan
sesuai masing – masing profesi, sesuai dengan asuhan dan standar
profesi/ standar pelayanan masing – masing profesi.
 Output
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dilakukan sesuai
Standar operasional prosedur yang mengacu pada panduan praktik
klinis bagi dokter.
MAKALAH DOKTER TELADAN
26
 Outcome/Dampak
Meningkatnya cakupan kunjungan masyarakat dan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas talawi

Grafik 3
Cakupan Rawat Jalan Tahun 2020 dan 2021

3000.00
2500.00
2000.00
1500.00
1000.00
500.00
0.00
n b r r y n l g p t v c k
Ja Fe Ma Ap Ma Ju Ju Au Se Oc No De Pus

Dari data diatas nampak peningkatan cakupan kunjungan baik rawat jalan
Puskesmas talawi sebesar ± 1,2%, hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas talawi meningkat dari tahun
sebelumnya.

Gambar 8
Pelayanan oleh dokter di dalam gedung

MAKALAH DOKTER TELADAN


27
Gambar 10
Pelayanan oleh dokter di luar gedung

Gambar 11
Kegiatan Sunatan Massal Bersama Ikatan Dokter Indonesia Cabang
Sawahlunto

MAKALAH DOKTER TELADAN


28
 Melakukan Konseling/konsultasi kesehatan
Kegiatan konseling/konsultasi kesehatan dilakukan oleh dokter sesuai
dengan kasus yang diderita pasien. Konseling selain diberikan kepada
pasien, juga diberikan kepada keluarga, sehingga keluarga dapat
memahami kondisi penyakit pasien dan mendukung penyembuhan
terhadap penyakit pasien. Dalam memberikan konseling/konsultasi
kepada pasien dapat mengacu pada buku yang dikeluarkan oleh konsil
kedokteran indonesia (KKI) tahun 2006 tentang komunikasi efektif
dokter-pasien.
 Tujuan
Tujuan dari kegiatan konseling/konsultasi adalah memberikan
informasi/edukasi kepada pasien dan atau keluarga tentang
kondisi penyakit pasien dan perawatan kesehatan pasien dirumah,
serta memperkenalkan cara perilaku hidup sehat kepada pasien
dan keluarga yang mungkin dapat mengubahperilaku hidup pasien
menjadi lebih baik
 Input
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kasus yang memerlukan
konseling/konsultasi.
 Proses

MAKALAH DOKTER TELADAN


29
Sebelum melakukan konseling/konsultasi, dokter perlu
mengumpulkan data dan riwayat penyakit pasien. Dalam
memberikan konseling/konsultasi kepada pasien, dokter
melakukannya dengan sikap profesional dengan diawali dengan
memberikan salam/menyapa pasien, memperkenalkan diri, dan
membangun rasa nyaman & aman, serta berupaya menjadi
pendengar yang baik, sehingga timbul kepercayaan pasien terhadap
dokter dan terbentuk komunikasi yang efektif serta terbina
hubungan yang baik antara pasien dan dokter, sehingga tujuan
dari konseling/konsultasi dapat diterima oleh pasien.
 Output
Dapat mendukung penyembuhan pasien, seiring dengan
mengkonsumsi obat – obatan yang diberikan oleh dokter.
 Outcome/Dampak
Pasien dan keluarga dapat menjalankan perilaku hidup sehat guna
pencegahan penyakit dimasa yang akan datang

Gambar 12
Kegiatan konseling pada pasien

 Melakukan Kunjungan rumah pada pasien risiko tinggi


Kegiatan Kunjungan rumah dilakukan pada sasaran yang mempunyai
risiko tinggi dan memerlukan penanganan secara komprehensif,
sehingga dihasilkan kegiatan yang terpadu.

MAKALAH DOKTER TELADAN


30
 Tujuan
Dengan dilakukannya kunjungan rumah maka dapat dilakukan
identifikasi penyebab masalah, dan penanganan secara
komprehensif oleh seluruh anggota tim sesuai dengan
kompetensinya masing - masing
 Input
Kegiatan ini dilakukan pada kasus risiko tinggi yang terdata sebagai
sasaran di Puskesmas talawi
 Proses
Sebelum melakukan kunjungan rumah, tim yang akan turun
melakukan briefing tentang kondisi pasien dan rencana asuhan,
edukasi dan penanganan yang akan dilakukan terhadap pasien. Hal
ini sangat berguna agar kunjungan rumah mempunyai tujuan yang
sama dalam masing – masing anggota tim
 Output
Sasaran risiko tinggi mendapatkan pelayanan kesehatan secara
komprehensif
 Outcome/Dampak
Dapat menurunkan angka kesakitan dan komplikasi pada sasaran

Gambar 13
Kunjungan rumah pada bayi dengan ikterik patologis

 Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


MAKALAH DOKTER TELADAN
31
Kegiatan sebagai penanggungjawab UKM merupakan tugas integrasi
yang dilakukan untuk meningkatkan koordinasi antar sesama
Koordinator program, baik lintas program maupun lintas sektor,
monitoring dan evaluasi jalannya program sehingga dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
 Tujuan
Sebagai penanggungjawab UKM, dapat memberikan motivasi
kepada Koordinator program dalam melaksanakan program tepat
kegiatan, tepat sasaran dan tepat waktu, menjembatani kerja sama
lintas program dan lintas sektor serta melakukan inovasi dalam
memberikan pelayanan UKM kepada masyarakat.
 Input
Kegiatan ini dilakukan setiap bulan saat pre lokakarya bulanan, di
awal tahun saat perencanaan, saat pelaksanaan program, saat
evaluasi program dan di akhir tahun saat evaluasi. Setiap saat
disaat Koordinator program ingin berdiskusi terkait masalah dalam
pelaksanaan program dan kegiatan yang membutuhkan kerja sama
lintas program dan lintas sektor. Kegiatan ini bisa berupa rapat
diantara seluruh Koordinator program, bisa juga rapat kecil hanya
dengan beberapa Koordinator ataupun diskusi Bersama melalui
media whatsapp grup UKM.
 Proses
Pemberitahuan adanya rapat/diskusi dilakukan melalui grup WA,
baik yang sudah dijadwalkan setiap bulan seperti prelokakarya
maupun yang incidental. Seluruh Koordinator program berkumpul
sesuai dengan jadwal yang telah diberitahukan. Kegiatan yang
dilakukan dalam diskusi antara lain : memberikan motivasi kepada
Koordinator program, mengevaluasi program yang sudah berjalan,
permasalahan yang ada, membagi informasi terbaru tentang
pelaksanaan dan kebijakan terkait program. Kegiatan lainnya
berupa kunjungan lapangan untuk pemantauan pelaksanaan
program apakah tepat waktu, tepat sasaran dan tepat
pelaksanaannya.
 Output
Terjalin komunikasi dan koordinasi antar sesama Koordinator
program. Meningkatnya cakupan program dan menghasilkan
MAKALAH DOKTER TELADAN
32
produk UKM yang berkualitas sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat.
 Outcome/Dampak
Produk UKM dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keberhasilan UKM juga
mendukung akreditasi Puskesmas Talawi menjadi paripurna.

Gambar 15
Rapat Bersama Koordinator program UKM

Gambar 16
Lintas sektor dalam pelaksanaan Program UKM

MAKALAH DOKTER TELADAN


33
Gambar 17
Pemantauan pelaksanaan program UKM

 Ketua Tim Gerak Cepat dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
di lingkungan UPTD Puskesmas Talawi
Kegiatan sebagai ketua tim gerak cepat dan penanggulangan KLB
merupakan tugas integrasi yang dilakukan untuk meningkatkan
pemberantasan dan pencegahan berulangnya KLB. Mengaktifkan system
siaga seluruh anggota dengan membuat alur dan Standar Operasional
Prosedur bila terjadi KLB.
 Tujuan
Sebagai tim gerak cepat dan penanggulangan KLB dapat melakukan
penanggulangan KLB dengan cepat dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat agar terhindar dari penyebaran kasus KLB yang
massif.
 Input
Kegiatan ini dilakukan setiap ada kasus. Selama tahun 2020 dan
2021, kegiatan tim memang terpusat pada pemberantasan
penyebaran penyakit COVID 19.
 Proses

MAKALAH DOKTER TELADAN


34
Pemberitahuan adanya kasus KLB dari Koordinator program,
maupun dari masyarakat ataupun penanggungjawab wilayah
setempat dan lintas sektor terkait melalui grup WA ataupun telfon
maupun pemberitahuan langsung. seluruh tim melaksanakan tugas
sesuai tupoksi masing-masing. Saat pandemic, dokter sebagai
tracer selain menggali Riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan
bila disertai penyakit comorbid, memberikan terapi obat. Selain itu,
sebagai ketua tim juga memantau kinerja tim dan pasien KLB
dalam proses pengobatan hingga dinyatakan benar-benar sembuh.
 Output
Terjalin komunikasi dan koordinasi antar sesama anggota tim
dalam menanggulangi dan memberantas KLB.
 Outcome/Dampak
Berkurangnya kasus KLB sehingga meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.

Gambar 15
Pelaksanaan tracing KLB

MAKALAH DOKTER TELADAN


35
Gambar 16
Koordinasi antar tim gerak cepat

BAB IV
KEGIATAN INOVASI
MAKALAH DOKTER TELADAN
36
INPUT

GELAS-GELAS KACA (Gerakan Lansia Sehat, tingkatkan


lansia jadi berkualitas dan cakap dan SMART) dibentuk dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Walikota Sawahlunto dimana
salah satu misinya yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan penanganan khusus terhadap kelompok
marginal seperti lansia, penyandang disabilitas, gangguan jiwa
dan kelompok marginal lainnya. Lansia sebagai kelompok usia
yang rentan memiliki masalah yang kompleks. Permasalahan
lansia pada umumnya adalah inanition (malnutrisi), immobility
(kurang bergerak), instability (mudah jatuh), incontinence
(inkontinensia), intellectual impairment (gangguan
intelektual/demensia), infection (infeksi), immunodeficiency
(penurunan kekebalan tubuh), dan lain-lain.

Puskesmas Talawi dengan jumlah penduduk lansia


terbanyak di Kota Sawahlunto sampai tahun 2018 telah
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi lansia baik di dalam
gedung maupun di luar gedung seperti Posyandu lansia. Namun,
semakin bertambahnya jumlah penduduk lansia resiko tinggi,
masalah kesehatan lansia yang tidak kunjung habis maka
Puskesmas menetapkan perlu adanya kegiatan inovasi pada
program lansia dalam rangka pemecahan masalah, tindak lanjut
serta meningkatkan capaian program.

Dari data Survey Kepuasan Masyarakat Puskesmas Talawi


pada tahun 2018, ternyata didapatkan kesimpulan bahwa lansia
cukup sering menunggu lama pelayanan di Puskesmas karena
pasien diatas 6 tahun digabung dalam satu poli yang sama.
Berdasarkan peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaran Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas sehingga pada tahun 2019
dirasa perlu inovasi berupa pelayanan one stop service pada
lansia. Inovasi ini dinamakan Gerakan Lansia Sehat (GELAS).
GELAS dibentuk pada tanggal 16 November 2019 melalui surat
keputusan Kepala Puskesmas Talawi Nomor 188.47/ 192/
MAKALAH DOKTER TELADAN
37
PUSK-TLW/ 2020.
Kegiatan GELAS ini terdiri dari:
1. GELAS SATU (Singkat wAktu TUnggu lansia)
2. GELAS DUA (Dikaji dengan paripUrnA) dengan P3G
3. GELAS TIGA (TIngkatkan konselinG lansiA)
4. GELAS EMPAT (Efektifkan PenAtalaksanaan lanjuT)
5. GELAS LIMA (Layanan edukasI dan Minum obAt lansia)
6. GELAS ENAM (ayo sENAM lansia)
7. GELAS TUJUH (TelusUri dengan kunJungan rUmaH bagi lansia
resiko tinggi)

GELAS pada awalnya hanya berupa pelayanan satu pintu


untuk pasien lansia. Dari mulai pendaftaran, pemeriksaan oleh
dokter, pemeriksaan penunjang bahkan sampai pengobatan dan
konseling semuanya didapatkan di poli lansia. Kesimpulannya
GELAS hadir untuk memaksimalkan pelayanan kuratif terhadap
lansia.

Pada tahun 2020, inovasi GELAS dievaluasi. Cakupan


kunjungan lansia usia 50-69 tahun hanya sebesar 432 orang
dari target sasaran 2168 orang. Begitu juga dengan kunjungan
lansia resti > 70 tahun, hanya sebesar 227 orang dari target
sasaran 731 orang. Pun sama halnya, dengan kunjungan ke
posyandu lansia. Lansia yang memanfaatkan pelayanan di
posyandu lansia hanya orang-orang itu saja. Sehingga setelah
dievaluasi akhirnya Puskesmas memutuskan untuk
mengembangkan inovasi GELAS sebelumnya menjadi inovasi
GELAS-GELAS KACA (Gerakan Lansia Sehat, tingkatkan lansia
jadi berkualitas dan cakap dan SMART.) GELAS-GELAS KACA
dibentuk pada tanggal 10 Desember 2020 melalui surat
keputusan Kepala Puskesmas Talawi Nomor 188.47/ 182/
PUSK-TLW/ 2021.

GELAS-GELAS KACA adalah inovasi berupa pelayanan


terintegrasi mulai dari preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif untuk lansia yang diharapkan mampu menjawab
permasalahan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Talawi
yang belum terselesaikan dengan baik dengan inovasi GELAS
MAKALAH DOKTER TELADAN
38
sebelumnya.

PROSES
Sebelum menjalankan kegiatan ini, penulis melakukan evaluasi
kegiatan inovasi sebelumnya yaitu GELAS bersama Kepala Puskesmas dan
Koordinator program lansia. Dari hasil koordinasi, didapatkan bahwa perlu
ada pelayanan terintegrasi untuk lansia. Penulis mengusulkan nama inovasi
ini adalah GELAS-GELAS KACA. GELAS-GELAS KACA ini perlu dilakukan
oleh semua pihak yang terlibat sesuai dengan peran dan tugas masing–
masing dalam rangka meningkatkan cakupan kunjungan lansia dan
menekan angka masalah kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas
talawi dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
Setelah mendapatkan kesepakatan bersama, maka penulis
melakukan beberapa kegiatan dalam rangka kegiatan tersebut, yaitu :
1. Menyusun konsep pelayanan terintegrasi GELAS-GELAS KACA mulai
dari kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Setelah
konsepnya disusun, penulis mendiskusikannya bersama Kepala
Puskesmas.
Setelah berdiskusi dengan Kepala Puskesmas Talawi, penulis berkoordinasi
langsung dengan lintas program dan penanggungjawab unit layanan untuk
melakukan pelayanan terintegrasi ini. Setelah konsep dipaparkan dan di
sepakati, maka terbentuklah Surat keputusan Kepala Puskesmas beserta
Standar Operasional Prosedur dari inovasi ini.
Konsep kegiatan GELAS-GELAS KACA ini terdiri dari:
a. Melakukan upaya promotif, dengan mensosialisasikan masalah-masalah
kesehatan pada lansia dengan mengoptimalkan peran kader dan Posyandu
lansia serta melakukan advokasi kepada lintas sektor terkait guna
meningkatkan pemberdayaan lansia. Kegiatan ini dinamakan “Dokter dan
Kita Semua Peduli lansia”.
Upaya promotif juga dimaksimalkan lewat peran aktif “DUTA LANSIA” UPTD
Puskesmas Talawi, dimana duta lansia ini dibentuk pada tanggal 16
Februari 2021 melalui surat keputusan Kepala Puskesmas Talawi
Nomor 188.47/ 13/ PUSK-TLW/ 2021.
b. Melakukan upaya preventif, dengan melakukan skrining kesehatan lansia di
Posyandu secara rutin dan dikelompokkan sesuai hasil skrining sehingga

MAKALAH DOKTER TELADAN


39
bisa mendapatkan solusi sesuai masalah yang ada. Contohnya bila dari
skrining didapatkan bahwa masalah lansia terbanyak adalah menderita
hipertensi maka akan dibentuk kelompok lansia hipertensi, begitu juga
dengan diabetes melitus yang sangat berkaitan erat dengan gizi lansia.
Kelompok-kelompok ini akan mendapatkan “Kelas Gizi Lansia” dimana
dalam kegiatan ini diharapkan lansia dapat menerapkan ilmu dari gelas gizi
sehingga bisa mengendalikan masalah kesehatannya.
c. Melakukan Upaya Kuratif, dengan membuat alur pelayanan kesehatan bagi
lansia serta monitoring, pelaksanaan dan evaluasi untuk pelayanan santun
lansia di Puskesmas sehingga lansia tidak bersusah payah dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dinamakan “One stop
service lansia”.
Upaya kuratif juga didukung dengan terlaksananya kegiatan “Caregiver
lansia lewat PMO (Pengawas Minum Obat Lansia)” karena masalah
kesehatan pada lansia umumnya memerlukan Kerjasama semua pihak
terutama keluarga agar kondisi lansia lebih terkontrol.
d. Melakukan Upaya Rehabilitatif, dengan melakukan senam lansia dan
fisioterapi bagi lansia. Kegiatan utamanya adalah senam lansia dan
dibentuknya poli fisioterapi di Puskesmas.

Gambar 17
Koordinasi dengan kepala Puskesmas

MAKALAH DOKTER TELADAN


40
Gambar 18
Koordinasi dengan lintas program dan unit layanan

2. Melakukan Koordinasi dengan Kepala Camat Talawi dan Kepala Desa se


Kecamatan Talawi, Kader lansia dan POKJANAL Posyandu kecamatan
Penulis melakukan koordinasi dengan kepala camat Talawi dan kepala desa
se kecamatan talawi tentang inovasi GELAS-GELAS KACA ini yang
membutuhkan kerjasama dengan kader lansia yang sudah ada dan
mengoptimalkan peran posyandu lansia. Kegiatan “Kader dan Posyandu
Sayang Lansia” ini membutuhkan Kerjasama semua pihak.
Awalnya kader dan posyandu lansia hanya melakukan pemeriksaan dan
pengobatan dengan obat-obatan dari Puskesmas. Namun dengan inovasi
ini, kader dituntut untuk bisa melakukan skrining P3G (pengkajian
Paripurna Pasien Geriatri) Bersama petugas kesehatan penanggungjawab
wilayah. Kader dan petugas juga akan melakukan skrining lansia serta
pemeriksaan kimia klinik seperti gula darah, asam urat dan kolesterol.
Penulis menyampaikan kepada kepala camat dan kepala desa bahwa karena
keterbatasan stick, setiap kali pemeriksaan lansia hanya bisa diperiksa 1
jenis pemeriksaan saja, sehingga kondisi kesehatan lansia tidak bisa dilihat
secara optimal. Namun, hal ini direspon cukup baik oleh kepala desa se
MAKALAH DOKTER TELADAN
41
kecamatan talawi yang akan memfasilitasi pembelian bahan habis pakai
untuk pemeriksaan kimia klinik darah seperti gula darah, asam urat dan
kolesterol lewat APBDES, sehingga sasaran lansia jadi lebih banyak yang
diperiksa.
Hasil dari pertemuan ini, kepala camat dan kepala desa se kecamatan
Talawi sepakat dalam pelaksanaan GELAS-GELAS KACA melalui
pelaksanaan Kader dan Posyandu sayang lansia dan terbentuklah surat
keputusan camat Talawi tentang kegiatan kader dan posyandu sayang
lansia.

Gambar 19
Koordinasi dengan lintas Sektor

3. Ekspose kegiatan dalam staff meeting terkait one stop service lansia,
pembentukan poli fisioterapi, kelas gizi lansia, senam lansia,
(pelayanan lansia satu pintu) dan menyepakati hal-hal terkait
persiapan pelaksanaan kegiatan.
Gambar 20
Ekspose pada staff meeting

MAKALAH DOKTER TELADAN


42
4. Melakukan koordinasi bersama lintas program ke seluruh posyandu
lansia yang ada di Kecamatan Talawi.
Koordinasi ini tentang pelaksanaan posyandu lansia yang dirumuskan
dalam kegiatan “kader dan posyandu sayang lansia” berupa skrining,
pemeriksaan P3G Bersama petugas kesehatan, penyuluhan oleh dokter
penanggungjawab wilayah, pemeriksaan kimia klinik dan status gizi, serta
pengobatan.
Gambar 21
Sosialisasi Bersama Koordinator program lansia dan lintas program ke
posyandu lansia Talawi Hilir

Gambar 22

MAKALAH DOKTER TELADAN


43
Sosialisasi Bersama Koordinator program lansia dan lintas program ke
posyandu lansia Kumbayau

5. Pelaksanaan posyandu lansia dengan mengutamakan P3G dalam


kegiatan “Dokter dan Kita Semua Peduli Lansia”
Gambar 23
Pelaksanaan Posyandu Lansia dalam kegiatan “Dokter dan Kita Semua
Peduli Lansia”

MAKALAH DOKTER TELADAN


44
6. Mengoptimalkan Peran “DUTA LANSIA”
Duta lansia UPTD Puskesmas Talawi ditetapkan melalui surat keputusan
kepala Puskesmas. Duta lansia terpilih adalah Ibu Erlina Said, seorang
pensiunan berumur 70 tahun dan telah memenangkan kompetisi
KELUARGA SAKINAH tingkat Sawahlunto. Ibu Erlina ini merupakan
seorang bundo kanduang atau sosok perempuan yang memiliki semangat
sehat yang tinggi, rajin control ke Puskesmas dan posyandu serta memiliki
kemampuan sebagai motivator bagi lansia yang lain. Sehingga diharapkan
kehadiran beliau setiap minggunya dapat memotivasi lansia lainnya untuk
rajin control kesehatan menggunakan pelayanan di poliklinik lansia
maupun posyandu.

Gambar 24
Peran Duta Lansia dalam Peningkatan Upaya Promotif

7. Melaksanakan one stop service lansia di Puskesmas Talawi


Kegiatan one stop service lansia masih mengadopsi kegiatan GELAS
sebelumnya, dimana pelayanan untuk lansia dibuat satu pintu yang
bertempat di poli lansia.
One stop service lansia ini terdiri dari beberapa kegiatan:
1. Pendaftaran tersendiri bagi pasien lansia yang merupakan tanggung
jawab ahli rekam medis

MAKALAH DOKTER TELADAN


45
2. Skrining P3G dengan format yang sudah disediakan pada pasien lansia
baru oleh perawat/Koordinator program lansia
3. Anamnesa awal dan pemeriksaan vital sign serta status gizi lansia oleh
perawat penanggungjawab poli lansia
4. Pemeriksaan fisik oleh dokter poli lansia
5. Pemeriksaan penunjang oleh tenaga laboratorium
6. Konseling gizi, dan sanitasi dari tenaga gizi dan sanitarian Puskesmas
7. Layanan informasi obat dan pemberian obat dari tenaga farmasi

Gambar 25
One stop service lansia di pendaftaran

Gambar 26
One stop service lansia di kaji dengan P3G

MAKALAH DOKTER TELADAN


46
Gambar 27
One stop service lansia pemeriksaan dengan dokter

Gambar 28
One stop service lansia pemeriksaan penunjang oleh tenaga
laboratorium
MAKALAH DOKTER TELADAN
47
Gambar 29
One stop service lansia konseling dengan nutrisionis atau
sanitarian

Gambar 30
MAKALAH DOKTER TELADAN
48
One stop service lansia Pemberian Obat dan Informasi Obat oleh
tenaga farmasi

8. Melaksanakan kelas gizi lansia


Kelas gizi lansia diharapkan menjadi salah satu upaya preventif untuk
masalah-masalah kesehatan lansia yang dipengaruhi gizi. Untuk saat ini
yang baru dilakukan adalah kelas gizi lansia dengan hipertensi dan kelas
gizi lansia dengan diabetes melitus berdasarkan hasil skrining di posyandu
dan pelayanan one stop service di Puskesmas.
Kelas gizi lansia dilaksanakan setelah senam lansia di Puskesmas. Senam
lansia sudah dijadwalkan sesuai kelompok masalah kesehatan. Setelah
mengikuti senam lansia, lansia diarahkan menuju aula untuk mengikuti
kelas gizi lansia. Kelas gizi dilaksanakan setiap 3 bulan.
Gambar 31
Kelas Gizi Lansia

MAKALAH DOKTER TELADAN


49
9. Melaksanakan senam lansia
Lansia dengan permasalahan otot dan jaringan sudah bukan rahasia lagi.
Dari data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas talawi, penyakit otot dan
jaringan menduduki tempat pertama. Begitu juga dengan lansia. Salah
satu pengobatan non farmakologis pada penyakit seperti hipertensi,
diabetes melitus dan otot serta jaringan adalah dengan aktifitas fisik.
Sehingga senam lansia diharapkan menjadi solusi untuk re-use fungsi
jantung, pancreas maupun otot dan jaringan pada lansia.
Senam lansia juga dijadwalkan setiap minggunya, jadwalnya yaitu:
- Sabtu di Minggu 1 : senam lansia hipertensi
- Sabtu di Minggu 2 : senam lansia diabetes melitus
- Sabtu di minggu 3 dan 4 : senam untuk masyarakat umum dan lansia
sehat
Gambar 32
Senam Lansia

MAKALAH DOKTER TELADAN


50
10. Pelayanan di poli fisioterapi
Pada awalnya poli fisioterapi belum ada di Puskesmas talawi. Dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada yaitu Puskesmas talawi memiliki
tenaga kontrak daerah seorang fisioterapis akhirnya dibuka poli fisioterapi
dari hari senin sampai hari sabtu. Untuk alat terapi yang digunakan
didukung dari dana JKN.

11. Meningkatkan peran pengawas minum obat lansia bekerja sama


dengan program PTM (penyakit tidak menular)

Gambar 33
Kunjungan PMO lansia

MAKALAH DOKTER TELADAN


51
Gambar 34
Penetapan PMO saat interaksi di Puskesmas

12.Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan


Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan di setiap bagian kegiatan
GELAS-GELAS KACA. Monitoring serta evaluasi sesudah posyandu lansia,
monitoring dan evaluasi setelah one stop service dan monitoring serta
evaluasi kegiatan senam lansia dan berjalannya pelayanan di poli fisioterapi
setiap triwulan.
Gambar 35
Form Monitoring dan evaluasi
MAKALAH DOKTER TELADAN
52
Gambar 36
Monitoring dan evaluasi setelah posyandu lansia format baru

MAKALAH DOKTER TELADAN


53
OUTPUT / HASIL
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang masalah-masalah
kesehatan pada lansia seperti penyakit hipertensi, diabetes melitus dan
penyakit lainnya.
 46,6% masyarakat lansia belum mengetahui tentang penyakit
yang sering pada lansia berdasarkan hasil Survey Masyarakat
Desa tahun 2020.

 Meningkatnya pencapaian skrining kesehatan dini secara sukarela karena


timbulnya kesadaran masyarakat di posyandu lansia
 Pencapaian skrining kesehatan di posyandu lansia pada tahun
2020, pencapaiannya 25 % meningkat menjadi 100 % pada
tahun 2021

 Ditemukannya pasien baru lansia hipertensi, diabetes melitus dengan


komplikasi yang dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin dan mendapat
prolanis dengan PMO yang telah disepakati bersama

 Membantu pencapaian TPB yang menunjukkan bahwa kota


Sawahlunto telah berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan
pada lansia kota Sawahlunto karena usia harapan hidup lansia
Sawahlunto sudah meningkat menjadi 72,88 tahun dari awalnya
72,39 tahun

 Keberhasilan dalam lingkup Puskesmas dilihat pada tahun 2021, cakupan


kunjungan pralansia meningkat dari 18,2 % menjadi 41,6 %,
cakupan kunjungan lansia meningkat dari 22,7 % menjadi 100,7
%.

 Adanya dukungan dan perhatian terhadap lansia resiko tinggi dengan


adanya kunjungan rumah, serta terpantaunya kondisi lansia resiko tinggi.
 Adanya peningkatan motivasi lansia dan pengetahuan lansia
tentang hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan
yang dirasakan dan mencegah kekambuhan penyakit

MAKALAH DOKTER TELADAN


54
PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH

1. Terbaik II Peserta terbaik Pelatihan Peningkatan Kapasitas Dokter di


Kabupaten/Kota Lokus Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi tahun 2022 melalui metode blended learning

2. Juara II peserta terbaik dalam pelatihan EKG dan AED bagi dokter umum di
Puskesmas tahun 2021 di Hotel Grand Royal Denai Bukittinggi dengan metode
blended learning

3. Juara I tenaga medis teladan tingkat Kota Sawahlunto tahun 2022

4. Inovasi ini telah lolos seleksi Administrasi SINOVIK KEMENPANRB tahun 2022

MAKALAH DOKTER TELADAN


55
BAB V

PENUTUP

Jumlah penduduk lansia terus meningkat setiap tahunnya. Akibatnya


Indonesia cenderung menjelma menjadi negara berstruktur tua. Masalah
kesehatan pun juga terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk lansia yang
meningkat. Padahal masalah kesehatan ini dapat dicegah dengan melakukan
pemberian informasi kesehatan semasif mungkin, skrining kesehatan dan upaya
pencegahan sesegera mungkin dan melakukan pengobatan yang teratur, serta
upaya rehabilitative lainnya.

Dokter yang merupakan gate keeper diharapkan mampu melakukan


berbagai upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik dalam
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dengan melakukan kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif.

Dengan meningkatnya pencapaian yang telah dilakukan dari kegiatan ini,


nampak bahwa sektor kesehatan tidak dapat berjalan sendiri tanpa menggandeng
stakeholder dan melakukan pemberdayaan masyarakat.

MAKALAH DOKTER TELADAN


56

Anda mungkin juga menyukai