Kelompok 9
Anggota Kelompok
◦ Amana Fitria Chusaeni 22010217120015
◦ Clara Kristanti Kati 22010217110021
◦ Muhamad Labiib 22010217130052
◦ Mila Dena Yurisya 22010217130067
◦ Efika Choirunnisa 22010217140027
◦ Farah Divanti Sulistyono 22010217140033
◦ Aurelia Putri Fadhilatuzzahra 22010217130040
◦ Jihan nabilatsanya Dhaifullah 22010217140045
Definisi Frenektomi
◦ Frenektomi adalah penghilangan frenulum secara lengkap,
termasuk perlekatannya dengan tulang dibawahnya, dan dapat
digunakan untuk memperbaiki diastema yang abnormal antara
insisivus sentral rahang atas.
Hemostat
hemostat Scissor
Scalpel blade no 15 Suture pliers
pinset
4-0 Black silk suture Gauze sponge
Gauze Sponge
Periodontal pack
(COE-Pack)
TATALAKSANA
FRENEKTOMI
Teknik konvensional frenektomi merupakan teknik yang
paling umum dan sering digunakan. Namun selain teknik
ini, ada beberapa teknik modifikasi lain. Teknik yang
biasa digunakan adalah:
◦ Conventional (Classical) Frenectomy
◦ Miller’s Technique
◦ V-Y Plasty
◦ Z Plasty
◦ Frenectomy which was done by using electrocautery
◦ Incision Below The Clamp (IBC)
Conventional (Classical) Frenectomy
◦ Teknik klasik diperkenalkan oleh Archer (1961) dan Kruger (1964).
◦ Teknik ini adalah jenis eksisi frenektomi yang meliputi jaringan
interdental dan papila palatina bersama dengan frenulum.
◦ Armamentium: Haemostat, scalpel blade no.15, spons kasa
(gauze sponge), benang (silk suture 4-0), needle, gunting, dan
periodontal dressing (Coe-pak).
◦ Prosedur
1. Anestesi lokal dengan 2% lidocaine 1:80000 adrenalin di
daerah vestibulum lateral kanan dan kiri, daerah
palatinal pada daerah foramen insisivus.
2. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian
terdalam vestibulum.
3. Lakukan insisi dibawah dan dibagian ujung permukaan
hemostat sepanjang frenulum.
4. Tepi insisi yang berbentuk diamond dijahit dengan silk
suture 4-0.
5. Tutup dengan periodontal pack.
6. Periondontal pack dan jahitan dilepas setelah 1
minggu post operative.
7. Follow up selama 1 bulan.
Miller’s technique
◦ Teknik miller diperkenalkan oleh Miller PD (1985)
◦ Teknik ini digunakan pada kasus diastema post orthodontic.
◦ Armamentarium: Haemostat, scalpel blade no.15, spons kasa
(gauze sponges), benang (silk sutures 5-0), needle, gunting, dan
periodontal
dressing (Coe-pak).
◦ Prosedur
1. Anestesi lokal dengan 2% lidocaine 1:80000 adrenalin di
daerah vestibulum lateral kanan dan kiri, daerah palatinal
pada daerah foramen insisivus.
2. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam
vestibulum.
3. Lakukan insisi horizontal untuk memisahkan frenulum dari
papila interdental.
4. Lateral pedicle graft didapatkan (dari split thickness atau
bagian mukosa) dan dijahitkan ke arah midline.
5. Tutup dengan periodontal pack.
6. Periondontal pack dan jahitan dilepas setelah 1 minggu
post operative.
7. Follow up selama 1 bulan.
V-Y Plasty
◦ Teknik ini dapat digunakan untuk pemanjangan disekitar area
frenulum yang luas seperti di area premolar-molar.
◦ Armamentarium: Haemostat, scalpel blade no.15, spons kasa
(gauze sponges), benang (silk sutures 4-0), needle, scissors, dan a
periodontal dressing (Coe-pak)
◦ Prosedur
1. Anestesi lokal dengan 2% lidocaine 1:80000 adrenalin di
daerah vestibulum lateral kanan dan kiri, daerah palatinal
pada daerah foramen insisivus.
2. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam
vestibulum.
3. Lakukan insisi membentuk huruf V pada frenulum bagian
attachment (daerah gingiva) dan huruf Y pada bagian
labial.
4. Tepi insisi yang berbentuk V-Y dijahit dengan silk suture 4-0.
5. Tutup dengan periodontal pack.
6. Periondontal pack dan jahitan dilepas setelah 1 minggu
post operative.
7. Follow up selama 1 bulan.
Z Plasty
◦ Teknik ini dapat digunakan dimana terjadi hipertropi pada
frenulum, diastema insisivus, vestibulum yang rendah.
◦ Armamentarium: Hemostat, scalpel blade no.15, spons kasa
(gauze sponges), tissue forceps, benang (5-0 vicryl sutures),
needle, gunting, dan periodontal dressing (Coe-pak).
◦ Prosedur
1. Anestesi lokal dengan 2% lidocaine 1:80000 adrenalin di daerah
vestibulum lateral kanan dan kiri, daerah palatinal pada daerah
foramen insisivus.
2. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam
vestibulum.
3. Lakukan insisi membentuk Z dengan sudut 60⁰/30⁰/45⁰
4. Tepi insisi yang berbentuk Z dijahit dengan vicryl suture 5-0.
5. Tutup dengan periodontal pack.
6. Periondontal pack dan jahitan dilepas setelah 1 minggu post
operative.
7. Follow up selama 1 bulan.
Frenectomy which was done by
using electrocautery
◦ Teknik ini digunakan untuk pasien dengan bleeding disorder
yang jika menggunakan teknik konvensional akan beresiko
perdarahan.
◦ Armamentarium: hemostat, elektrocautery dengan loop
elektrode.
◦ Prosedur
1. Anestesi lokal dengan 2% lidocaine 1:80000
adrenalin di daerah vestibulum lateral kanan dan
kiri, daerah palatinal pada daerah foramen insisivus.
2. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian
terdalam vestibulum.
3. Eksisi dengan electrocautery dengan loop
elektrode.
4. Tanpa dilakukan penjahitan.
Incision Below The Clamp (IBC)