Anggota Penguji:
Ns. Wiyadi, S. Kep., M. Sc
Ns. Hesti Prawita Widiastuti, SST., M. Kes.
Meskipun terapi dan pencegahan telah mengalami kemajuan yang pesat, tetapi mortalitas dan mobiditas
tetap tinggi dan kualitas hidup penderita masih rendah (Ayu, 2020).
Rinawati (2013) di dalam penelitiannya mengatakan jika perawatan mandiri sangat dibutuhkan untuk
pasien gagal jantung. Seperti: manajemen obat, diet, aktifitas fisik, pembatasan cairan dan aktifitas
psikososial, jika manajemen perawatan diri kurang baik maka dapat mempengaruhi angka kekambuhan
gagal jantung dan Dukungan keluarga dalam pengobatan gagal jantung dilakukan agar penderita
merasa aman, nyaman dalam melakukan aktivitas fisik, serta meningkatkan harapan hidupnya.
Dukungan ini bisa berupa kehadiran yang mempengaruhi perilaku pasien gagal jantung dan
memberikan respon emosional yang positif.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Gertrudis Tutpai et al. (2021) menunjukan
bahwa ada hubungan antara pengendalian dukungan keluarga tekanan darah di
fasilitas kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul,
“Hubungan Antara Self Care dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.”
H0 :
Tidak ada hubungan antara self care dan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung
kongestif di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.
Ha :
Ada hubungan antara self care dan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung kongestif
di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo.
Populasi
Populasi adalah pasien dengan pasien dengan gagal jantung kongestif di RSD dr.
H. Soemarno Sosroatmodjo pada bulan September 2021 sampai bulan April tahun
2022 sebanyak 201 pasien.
Sampel
Sampel sebanyak 99 orang menggunakan rumus besar sampel
Lemeshow
Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 sampai dengan
November 2022
Tempat
2. Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah berupa Kuesioner 1. Nilai T < Median = Nominal
sikap, tindakan penerimaan Kurang Baik
keluarga terhadap anggota 2. Nilai T ≥ Median =
keluarganya yang sedang sakit. Baik
Dependen
3. Kualitas Hidup gagal Perubahan terhadap kondisi fisik Kuesioner MLHFQ 1. Nilai T < Median = Nominal
jantung dan emosional terhadap dengan rentang skor Rendah
kesehatannya diseb- abkan oleh 20-80 2. Nilai T ≥ Median =
penyakit gagal jantung. Tinggi
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner self care yang digunakan dari Self-Care of Heart Failure
Index (SCHFI). Kuesioner ini terdiri dari 3 dimensi, yaitu : Self care
maintenance, Self care management, Self care confidence.
Kuesioner dukungan keluarga Nursalam (2015), dengan 4 indikator
Alat dan yaitu dukungan informasional, dukungan motivasi, dukungan
bahan emosional. Menggunakan 15 pernyataan yang diajukan dengan
jawaban “Tidak Pernah = 1, Jarang = 2, Sering = 3, Selalu = 4”.
Kuesioner kualitas hidup yang digunakan adalah skor yang diperoleh
dari kuesioner Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire
(MLHFQ). Menggunakan 20 dengan penilaian menggunakan skala
Likert yaitu 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = sering dan 4 = selalu.
Kuesioner sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti
sebelumnya.
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Studi
pendahuluan, Identifikasi responden,
Mengurus ethical Informed consent,
clearance. Meminta responden
mengisi kuesioner self
care, dukungan keluarga Tahap Akhir
dan kualitas hidup
Pengolahan data.