Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit
mematikan di dunia, penyakit ini masih menjadi masalah besar di dunia.
Keadaan penyakit jantung Koroner dimulai dari adanya kelainan pada
aterosklerosis, dimana keadaan arterosklorosis ini merupakan penyakit
dengan penebalan serta menghilangnya sifat eleastisitas dinding pembuluh
darah yang disebabkan karena penumpukan plak kekuningan yang disebut
atheroma yang mengandung kolesterol. Penyakit jantung koroner di
sebabkan karena adanya penyempitan dinding arteri koroner yang di
sebabkan adanya tumpukan kolestrol dan lemak sehingga menjadikan
suplai oksigen dan darah menuju jantung menjadi terganggu atau
tersumbat (Azhar., 2020).
Pembentukan plak ini akan memperlambat bahkan bisa
menghentikan aliran darah sehingga jaringan yang disuplai oleh arteri akan
mengalami arteroskorosis, dimana jaringan tersebut akan kekurangan
oksigen dan nutrisi, maka dari itu berdasarakan tempat blokodenya
aterosklorosis ini dapat menyababkan penyumbatan di berbagai anatomis
tubuh termasuk penyumbatan yang terjadi di jantung lalu terjadilah
penyakit jantung coroner, stroke (sumbatan di arteri otak), dan arteri
perifer yang dicirikan oleh nyeri kaki saat berjalan (Rosenblum, 2011)
Dalam data World Health Organization tahun 2008 menyatakan bahwa
ada 17 juta kematian diseluruh dunia per tahunnya. Keadaan ini sejalan dengan
laporan WHO di tahun 2015 yang melaporkan adanya peningkatan jumlah
kematian hingga 20 juta jiwa (Riset Kesehatan Dasar, 2018), sedangkan di
Indonesia dalam laporan Riskesdas 2018 memaparkan prevalensi penyakit
jantung korener berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5% dengan
provinsi Kalimantan utara 2,2% sebagai peringkat prevalensi tertinggi, lalu
disusul Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Gorontalo sebesar 2%. Selanjtutnya
ada 8 provinsi lagi, yaitu Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta
sebesar 1,9%, dan untuk Sulawesi Utara 1,8%, lalu terakhir ada Aceh, Sumatera
Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sebesar 1,6% (Riset Kesehatan Dasar, 2018).
Untuk provinsi Sumatera Selatan sendiri berdasarkan data yang
didapat dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Pelembang
sampai bulan Oktober 2012 jumlah total prevalensi penderita penyakit jantung
coroner sebanyak 8.921 orang menderita penyakit kardiovaskuler, dan 2.135
orang diantaranya menderita Penyakit Jantung Korener. Hal ini juga didukung
dengan adanya data penderita Penyakit Jantung Korener di RS Islam Siti
Khadijah Palembang pada tahun 2014 berjumlah 473, lalu pada tahun 2015
berjumlah 354 orang, selanjutnya di tahun 2016 berjumlah 247 orang dan mulai
dri januari 2017 sampai dengan Maret 2017 penderita PJK di RS Islam Siti
Khadijah berjumlah 135 orang.
Sampai dengan saat ini Penyakit Jantung Koroner yang masih memegang
predikat penyakit dengan prevalensi kematian yang cukup besar maka, Pasien
dengan Penyakit Jantung Koroner memiliki kualitas hidup (Quality of Life)
secara umum terdiri dari sejumlah besar domain yang meliputi fungsi fisik,
psikologis (emosional), sosial dan lingkungan (Deiwi dan Julian Komala, 2015).
Persepsi individu terhadap peran mereka dalam hidup pada kontek sistem
nilai dan budaya dimana mereka tinggal dan membina hubungan untuk
mencapai tujuan, harapan dan standar hidup (WHO, 2008). Kualitas hidup pada
pasien Penyakit Jantung Koroner rata-rata mengalami penurunan umumnya
pada kesehatan fisik dan kesehatan mentalnya, beberapa penelitian menyatakan
bahwa sugesti yang baik terhadap apa yang terjadi pada dirinya secara positif
dan memiliki harapan yang positif terhadap masa depannya (Shaw, Leslee J., et
al. 2008).
Beberapa pasien Penyakit Jantung Koroner memiliki comorbid
oelh beberapa penyakit lain didalam penelitian yang dilakukan oleh
Nindara Citra Aquarista (2017) menyatakan bahwa komplikasi
Makrovaskular penyakit Diabetes Mellitus adalah salah satunya Penyakit
Jantung Koroner. Hal ini didukung dengan angkka kejadian Penyakit
Jantung Koroner pada Diabetes Melitus berkisar 45-70%. Bahkan sampai
dengan bulan Mei 2012 angka kejadian Penyakit Jantung Koroner pada
pasien Diabetes Melitus masih tinggi, dalam American Heart Association
mengungkapkan 65% penderita Diabetes Mellitus meninggal akibat
Penyakit Jantung Koroner dan Stroke (Nindara Citra Aquarista , 2017).
Selanjutnya hubungan penderita Penyakit Jantung Koroner
dengan Hipertensi ialah penderita akan mengalami Hipertensi 2,25 kali
dibanding dengan yang bukan penderita Penyakit Jantung Koroner
(Diana Zahrawardani et al. 2012). Berbagai penelitian epidemiologi
menunjukkan adanya keadaan-keadaan sifat dan kelainan yang dapat
mempercepat terjadinya Penyakit Jantung Koroner. Memiliki faktor
risiko lebih dari satu seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, dan
Obesitas, maka akan mempunyai 2 atau 3 kali berpeluang terkena
Penyakit Jantung Koroner dibandingkan 70 orang yang tidak (Diana
Zahrawardani et al. 2012). Maka pasien dengan Penyakit Jantung Koroner
memiliki hubungan dengan comorbid terjadinya Diabetes Melitus dan
Hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
kualitas hidup pasien dengan Penyakit Jantung Koroner dengan comorbid
Diabetes Melitus dan Hipertensi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu “Manakah yang memiliki kualitas
lebih baik, apakah pasien Penyakit Jantung Koroner dengan comorbid
Diabetes Melitus? Atau Pasien Penyakit Jantung Koroner dengan
comorbid Hipertensi?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya perbandingan kualitas hidup pasien
Penyakit Jantung Koroner dengan comorbid Diabetes Melitus dan
Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kualitas hidup pasien Penyakit Jantung
Koroner dengan comorbid Diabetes Melitus
b. Untuk mengetahui kualitas kualitas hidup pasien Penyakit
Jantung Koroner dengan comorbid Hupertensi.

D. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian diruang lingkup Keperawatan
Medikal Bedah, yang bertujuan untuk mengetahui adanya perbandingan
kualitas hidup pasien Penyakit Jantung Koroner dengan comorbid
Diabetes Melitus dan Hipertensi. Penelitian ini termsuk ke dalam jenis
penelitian Kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian
observasional analitik yang akan mencari hubungan perbandingan antara
2 variabel, yaitu variable independen (pasien Penyakit Jantung Koroner
dengan comorbid Diabetes Melitus dan Hipertensi) dan variabel dependen
(kualitas hidup pasien Penyakit Jantung Koroner).

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi jembatan atau sarana
bagi mahasiswa untuk membangun pengetahuan dan memfasilitasi
pembelajaran yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuannya, dan
juga dapat menjadi dasar dari para peneliti yang nantinya akan
melanjutkan atau akan melakukan penelitian yang sejenis di ruang
lingkup dan dibidang yang sama.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan serta
pengalaman nyata dalam melaakukan penelitian tentang
perbandingan kualitas hidup pasien Penyakit Jantung
Koroner dengan comorbid Diabetes Melitus dan Hipertensi.
b. Bagi Pasien Penyakit Jantung Koroner
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang memahami
informasi mengenai faktor yang berpengaruh dalam
perubahan kualitas hidup pasien itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Yunus, M., & Botutihe, F. (2020). HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN


PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICU RUMAH SAKIT TK. II
PELAMONIA MAKASSAR. JHNMSA ADPERTISI JOURNAL, 1(1), 10-19.

Desky, R., & Susanto, B. (2021). HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN


ANGKA KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI PUSKESMAS
KOTA KUTACANE KECAMATAN BABUSALAM KABUPATEN ACEH
TENGGARA TAHUN 2020. Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi
Medik), 4(2), 83-89.

Torawoba, O. R., Nelwan, J. E., & Asrifuddin, A. (2021). DIABETES MELITUS


DAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT. KESMAS, 10(4).

Minata, F., & Irawanza, M. (2019). HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DAN


KADAR KOLESTEROL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
DI RSUD BESEMAH PAGAR ALAM. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA
(JKSP), 2(2), 214-219.

Marniati, M., Notoatmodjo, S., Kasiman, S., & Rochadi, R. K. (2019). Gaya
hidup penderita penyakit jantung koroner di rumah sakit zainoel abidin banda
aceh. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 5(2), 193-203.

Marleni, L., & Alhabib, A. (2017). Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di
RSI SITI Khadijah Palembang. Jurnal Kesehatan, 8(3), 478-483.

Adnyani, D. W., & Juniartha, M. G. (2020). Efektivitas Latihan Yoga dalam


Mengatasi Penyakit Jantung Koroner (PJK). Jurnal Yoga Dan Kesehatan, 3(2),
129-141.
Santosa, W. N., & Baharuddin, B. (2020). Penyakit Jantung Koroner dan
Antioksidan. KELUWIH: Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 1(2), 98-103.

Wicaturatmashudi, S. (2021). DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG


KORONER DENGAN PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM DI RT 04
RW 01, KELURAHAN 5 ILIR, KECAMATAN IT II KOTA PALEMBANG.
Martabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 590-595.

Rachmawati, C., Martini, S., & Artanti, K. D. (2021). ANALISIS FAKTOR


RISIKO MODIFIKASI PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSU HAJI
SURABAYA TAHUN 2019. Media Gizi Kesmas, 10(1), 47-55.

Utama, F. W., Herawati, S., & Wande, I. N. GAMBARAN RASIO PROFIL


LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP
SANGLAH PERIODE JANUARI-JUNI 2018.

Setyaji, D. Y., Prabandari, Y. S., & Gunawan, I. M. A. (2018). Aktivitas fisik


dengan penyakit jantung koroner di Indonesia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
14(3), 115-121.

Kabo, P. (2014). Penyakit jantung koroner.

Yulsam, P. Y., Oenzil, F., & Efrida, E. (2015). Insidens Riwayat Hipertensi dan
Diabetes Melitus pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RS. Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2).

Aquarista, N. C. (2017). Perbedaan Karakteristik Penderita Diabetes Melitus Tipe


2 Dengan dan Tanpa Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Berkala Epidemiologi,
5(1), 37-47.

Monica, R. F., Adiputro, D. L., & Marisa, D. (2019). Hubungan Hipertensi


dengan Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Ulin
Banjarmasin. Homeostasis, 2(1), 121-124.

Zahrawardani, D., Herlambang, K. S., & Anggraheny, H. D. (2012). Analisis


faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 1(3).
Novriyanti, I. D., Usnizar, F., & Irwan, I. (2014). Pengaruh Lama Hipertensi
Terhadap Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr.
Mohammad Hoesin Palembang 2012. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan:
Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 1(1), 55-60.

Amisi, W. G., Nelwan, J. E., & Kolibu, F. K. (2018). Hubungan antara Hipertensi
dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Pasien yang Berobat di Rumah
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. RD Kandou Manado. KESMAS, 7(4).

Ghani, L., Susilawati, M. D., & Novriani, H. (2016). Faktor risiko dominan
penyakit jantung koroner di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 44(3), 153-
164.

Amarullah, M., & Rosyid, F. N. (2021). Gambaran Kualitas Hidup pada Pasien
Jantung Koroner. Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2021 (Profesi Ners XXIII Angkatan 2).

Nuraeni, A., Mirwanti, R., Anna, A., & Prawesti, A. (2016). Faktor yang
Memengaruhi Kualitas Hidup Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 4(2).

Rochmayanti, R. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas


Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Pelni Jakarta 2011.
Jurnal Ilmiah Widya, 4(3).

Purnama, A. (2020). Edukasi Dapat Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien yang


Terdiagnosa Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Kesehatan Indonesia, 10(2), 66-71.

Karyatin, K. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit


Jantung Koroner. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11(1), 37-43.

Satoto, H. H. (2014). Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner Coronary Heart


Disease Pathophysiology. Jurnal Anestesiologi Indonesia, VI (3), 209-223.

Anda mungkin juga menyukai