DI SUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Tingkat pengetahuan pola
yang di hangatkan kembali dan makanan cepat saji atau fastfood di pengaruhi
tidak tahu ilmu dan tidak menyadari bahwa mengonsumsi makanan yang di
dan mereka juga tidak menghiraukan sakit yang mereka rasakan seperti
biasa tanpa ada kecurigaan yang lain sehingga masyarakat tidak cepat-cepat ke
rumah sakit atau layanan kesehatan setempat jadi masyarakat hanya membeli
obat yang ada di toko dan memilih obat tradisional yaitu teh yang relative
lebih aman dari pada obat modern . Dan ketika kesemutan bertambah parah
medis saja dan masyarakat juga beranggapan jika kadar hiperkolesterol dalam
masyarakat tidak berolaraga ,tidak melakukan diet dan tidak mengontrol pola
makan yang tinggi lemak .Sehingga sangat perlu upaya untuk penatalaksanaan
yang berorientasi pada perubahan perilaku yang ada di masyarakat. Salah satu
diperkirakan menyebabkan 2,6 juta kematian (4,5% dari total )dan 29,7 juta
dan stroke. Pada tahun 2011 peningkatan kolesterol total pada orang dewasa (
1
≥5,0 mmol/L) sebesar 39% (37% un tuk laki-laki dan 405 untuk perempuan
besar dari pada pedasaan ,penduduk di kota sebesar 38,5% dan penduduk
(RISKESDAS,2018).
Prevelensi data yang ada di Desa Klantingsari RT.21 RW.06 Hiperkolesterol
yang tinggi lemak , tidak pernah olaraga dan tidak pernah melakukan aktivitas
akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi
lebih buruk (Suiraoka, 2012). Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi akan
dkk, 2012).
pola makan yang bergizi seimbang ,berolaraga serta melakukan aktivitas fisik
teratur dan benar sesuai anjuran dokter ,upaya rehabilitatif dengan cara
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pada masalah
Lansia Pada Ny.T Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis
b. Tujuan Khusus
D. Manfaat
a. Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
2. Bagi Peneliti
Hasil peneliti ini dapat menjadi salah satu rujukam bagi peneliti
berikutnya,yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan
lansia pada Ny.T dengan masalah keperawatan nyeri akut pada
diagnosa medis hiperkolesterol di desa klantingsari tarik sidoarjo
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit
dan asuhan keperawatan pada lansia dengan hiperkolesterol. Konsep penyakit ini
akan diuraikan definisi, etiologi, dan cara penanganan secara medis. Asuhan
Konsep Medis
Definisi
meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi batas
ke dalam jaringan-jaringan tubuh. Bila kadar kolesterol (LDL) tinggi maka akan
Klasifikasi
berdensitas rendah pada permukaan membran sel tubuh. Bila reseptor ini
terhadap inhibisi umpan balik dari jumlah kolesterol plasma yang terlalu
sampai 1000 mg/dl, yaitu empat sampai enam kali nilai normal. Banyak pasien
seperti ini yang meninggal sebelum usia 20, karena infark miokardium atau gejala
2018).
Etiologi
Pola Diet
makanan yang berasal dari produk olahan hewani seperti sapi, babi, susu, telur,
Berat Badan
Tingkat Aktivitas
jahat serta menurunkan kadar HDL atau kelosterol baik. Kolesterol LDL adalah
kolesterol jahat karena melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan
Jantung Koroner (PJK). Serta seseorang dengan penyakit tertentu seperti Diabetes
Merokok
tidak hanya perokok aktif saja perokok pasifpun dapat mengalami hal yang sama
(Sari, 2014).
Alkohol
koleterol total dan trigliserida. Serta alkohol dapat memperberat kerja hati dalam
yang lebih rendah dibandingkan pria dengan usia yang sama. Namun setelah
Stress
sama sekali. Bahkan seseorang yang kadar kolesterolnya 3-4 kali lipat dari kadar
normal tidak merasakan keluhan apapun. Kadar kolesterol yang tinggi ini akan
ketika dirinya sudah terserang stroke atau Penyakit Jantung Koroner (PJK).
darah sehingga aliran oksigen dalam darah menjadi terhambat dan dan ditandai
dengan rasa pusing, mual, dan mata seperti enggan dibuka (Mumpuni
&Ari,2011).
Patofisiologi
makanan, karena dalam jumlah cukup telah disintesis oleh tubuh. Kolesterol
terdapat dalam makanan dan tubuh terutama sebagai kolesterol bebas atau
sebagai ester dengan asam lemak. Kolesterol yang dibutuhkan secara normal
diproduksi sendiri dalam jumlah yang tepat. Namun kolesterol juga dapat
meningkat jika sering mengonsumsi makanan dengan kadar lemak hewan tinggi
(otak sapi, daging merah, seafood, kuning telur, keju, dll) atau makanan cepat
kelamaan kolesterol ini bersama bahan lain menumpuk di pembuluh darah dan
Hiperkolesterol dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal usia dan tidak
mengenal perbedaan berat badan. Selain pola makan yang tidak sehat, kolesterol
tinggi juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kelebihan berat badan,
mellitus, penyakit ginjal, penyakit liver, dan underactive thyroid gland yang
jika setelah dinyatakan menderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke.
dinding sel, garam empedu, hormon, dan vitamin serta sebagai penghasil energi
Komplikasi
Stroke, Hipertensi, Jantung coroner, Angina (Anies ,2015)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu
merubahan pola dan gaya hidup sehat, untuk menghindari makanan yang
Penatalaksaan
dengan menjaga kadar kolesterol total agar tetap berada di bawah angka 200
mg/dL, baik kadar kolesterol LDL tidak melebihi angka 100 mg/dL.
Non Farmakologi
(Evania, 2018).
2) Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat menaikkan kadar HDL, mengurangi kadar LDL dan
Contoh aktivitas fisik intensitas baik yaitu jalan cepat selama 30-40 menit
1) Pengaturan Makanan
menjadi dua tahap dengan prinsip pembatasan asupan lemak khususnya lemak
jenuh dan kolesterol dari makanan. Selain itu, dalam pengaturan makanan
dengan kadar kolesterol, lipoprotein serta ada tidaknya penyakit penyerta lain
2) Berhenti Merokok
penyakit arteri perifer, penyakit arteri coroner, stroke dan penyubatan pada
Farmakologi
bekerja dengan cara mengikat asam empedu didalam lumen usus dan
mencegah reabsorbsi.
2) Kelompok Klofibrat
3) Statin
5) Omega 3
Minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega 3, bermanfaat dalam
Pengertian
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya dan akan terjadi proses anging
Klasifikasi Lansia
Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan
masalah kesehatan
Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,sehingga
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
tetapi ada juga lansia yang memilikimotivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan
terhadap lansiadan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia
menjadi negatif, tetapiada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada
orang lain sehingga sikap sosialmasyarakat menjadi positif.
perilaku yang buruk.Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk pula.Contoh: lansia yang tinggal bersama keluarga
diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
yang tidak jelas, sulitdimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
2) Sistem Integumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
3) Sistem Muskuloskeletal
teratur.
fraktur.
(4) Sendi : Pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon,
4) Sistem Kardiovaskuler
5) Sistem Respirasi
berkurang.
7) Perkemihan
8) Sistem Saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi
9) Sistem Reproduksi
ovary danuterus. Terjadi atropi payudara. Pada lakilaki testis masih dapat
angsur.
Kognitif
2) IQ (Intelleegent Quotient)
7) Kebijakan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi (Motivation )
Perubahan Psikososial
1) Kesepian
terutama pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
3) Depresi
4) Gangguan Cemas
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia
6) Sindrome Diogenes
Pengertian
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
Penyebab
Subjektif
1) Mengeluh nyeri
Objektif
1) Tampak meringis
3) Gelisah
5) Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Tidak tersedia
Objektif
5) Menarik diri
7) Diaphoresis (sdki,2016)
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas klien
wanita. Namun pada wanita kadar kolesterol meroket pada menopause usia
40-65 tahun .Gaya hidup serta tekanan pekerjaan di suatu tempat bisa
yaitu nyeri di tangan dan kaki dan terkadang pusing, nyeri terasa saat
(Nurhasanah,2013)
Riwayat keluarga
dengan riwayat keluarga yang cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi
mempunyai bakat untuk mengalami hal yang sama. Resiko adanya sesuatu
pekerjaan yang tidak terlalu banyak melakukan aktivitas, dimana hanya duduk
dibelakang meja saja (Marunung, 2014). Kondisi stress akan meningkatkan kadar
Obat-obatan
resin penukar anion, kelompok klofibrat, statin, kelompok asam nikotinat, omega
Nutrisi
Tinjauan sistem
1) Umum
2) Integumen
(Rahmayani,2016)
3) Hemopoietik
4) Kepala
berwarna putih ,rambut bersih, dan tidak bau, tidak ada lesi,
5) Mata
yaitu adanya rasa tidak enak seperti terdapat benda asing atau
seperti ada pasir. Mata terasa lelah dan kabur . Perubahan pada
(Firdaus ,2017)
6) Telinga
(1) Inspeksi : hidung simetris antara kanan dan kiri, keaadan hidung
bersih
(wartonah ,2014)
(Sanjaya, 2016)
9) Leher
(2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan (wartonah
,2014)
10) Payudara
tidak ada lesi, bersih, tidak ada perubahan pada putting susu
(2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan pada
(Tamtomo, 2016).
11) Pernafasan
(Wartonah,2014)
12) Kardiovaskuler
tambahan (wartonah,2014)
13) Gastrointestinal
(Kemenkes,2016)
14) Perkemihan
17) Muskuluskeletal
(Kemenkes ,2016)
Analisa Data
asuhan keperawatan klien, buat hubungan sebab akibat antara data dengan
Intervensi Keperawatan
menjelaskan
nonfarmakologis music
menarik nafas
dalam)
pemijatan bersifat
mandiri untuk
melakukan
teknik
pemijatan
nyeri.
Hambatan mobiltas fisik berhubungan dengan nyeri
kriteria hasil :
1. Klien mampu
melakukan aktivitas
ROM melakukan
meningkat aktivitas
lakukan
pendinginan n penyerapan
latihan fisik
mandiri
Defisiensi tingkat pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Hasil
Implementasi
kunjungan seperti:
5) Memberikan umpan balik yang positif atas pencapaian yang diraih klien
Evaluasi
45
BAB III
TINJAUAN KASUS
penulis amatmulai tanggal 21 Februari 2021 sampai 05 maret 2021 dengan data
Pengakajian
Identitas Klien
usia 60 tahun yang beragama islam dan tidak bekerja. Klien tinggal di desa
Klien mengatakan nyeri pada persendihan kaki kanan dan kiri , nyeri yang
Kembali
45
Riwayat Keluarga
Genogram
HT
K H
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
Riwayat Pekerjaan
jumlah orang yang tinggal dirumah 3 orang ,klien punya kamar sendiri,
tersedia jamban duduk , tidak tersedia handrail pada kamar mandi ,
tersedia sandal antislip pada lansia ,tersedia keset antislip di depan kamar
Riwayat Rekreasi
tidak pernah berobat ke rumah sakit karena takut , dan klien jarang ke
Obat-obatan
Nutrisi
badan yang bulan lalu berat badan 53kg berat badan saat ini 53kg, makan
3x sehari (makan sendiri) dengan lauk , nasi , dan sayur , hampir setiap
mempengaruhi makan
Tinjauan Sistem
Umum
Klien tidak terlihat kelelahan, berat badan klien 1 bulan yang lalu
adalah 53kg dan berat badan klien sekarang 53kg , klien tidak mengalami
perubahan nafsu makan, tidak mengalami demam, tidak mengalami
keringat malam, tidak mengalami kesulitan tidur, dan tidak sering pilek
Integumen
2) Palpasi : Perubahan tekstur kulit klien yaitu kendur, keriput dan tidak
elastis
Hemopoietik
darah
Kepala
merasakan sakit kepala dan tidak terjadi trauma yang berarti dimasa lalu
Mata
terjadi air mata berlebihan, tidak terjadi gatal diarea mata, tidak
mata 3.1.11.6.Telinga
Pada pemeriksaan telinga tidak terjadi perubahan pendengaran,
bud
Leher
gerak
Payudara
1) Inspeksi : Pada payudara tidak ada cairan yang keluar dari puting
terdapat benjolan
Pernafasan
terdapat sputum, tidak terjadi mengi dan tidak mengalami asma / alergi
pernafasan.
Kardiovaskuler
tidak nyaman), tidak terjadi perubahan warna pada kaki, tidak terjadi
Palpasi : Pada sistem kardiovaskuler tidak terjadi nyeri pada dada, tidak
mengalami edema
Gastrointestinal
nafsu makan, tidak mengalami nyeri, tidak ada benjolan/ massa, tidak
tidak terjadi poliuria, tidak terjadi Oliguria, tidak terjadi Nokturia, tidak
Pada sistem genito reproduksi Wanita tidak terjadi lesi, tidak ada
Muskuluskeletal
tidak mengalami kelemahan otot , tidak ada maslah pada saat berjalan ,
sekali olahraga
masalah memori
Sistem Endokrin